Share

Bab 4. Menarik

Penulis: Atiek S
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-10 20:59:33

“Pfft!” Rayana tak elak tertawa tertahan mendengar ucapan Zain.

Hal itu membuat Celine mendelik. “Kamu–!” Wanita itu tampak kehabisan kata-kata.

Sungguh, Rayana tidak menyangka Zain adalah pria yang pintar bersilat lidah, terutama melihat ekspresinya yang selalu datar dan tenang itu.

Tujuan Zain sangat jelas adalah untuk menjebak Celine. Kalau adik tiri Rayana itu menyanggah ucapan Zain dan mengatakan dia tidak hamil, maka dia mengakui kalau dirinya cenderung buncit. Di sisi lain, kalau tidak menyanggah, berarti Celine membenarkan ucapan Zain bahwa dirinya hamil!

Dua-duanya sama-sama memalukan!

“Hmph!” Celine pun berdiri dari sofa. “Berbicara dengan kalian seperti berbicara dengan orang tidak berpendidikan! Lihat saja nanti kamu, Mbak. Kamu pasti akan menyesal menikah dengan pria seperti ini!” Lalu, dia pun meninggalkan ruang tamu.

“Celine!” Citra yang menyadari Celine kesal, langsung ikut beranjak dari sofa. Dia mendelik ke arah Zain dan Rayana. ‘Awas saja kalian!’ batinnya, sebelum kemudian lanjut mengejar Celine.

Dengan kepergian dua orang menyebalkan itu, perbincangan perihal pernikahan Rayana dan Zain pun berjalan mulus. Di tengah gempuran pertanyaan dan orang tua Rayana, Zain menyatakan kalau pernikahan mereka hanya akan disahkan di kantor catatan sipil tanpa ada pesta terlebih dahulu, semua karena kesibukannya di tempat kerja sekaligus keinginannya untuk sesegera mungkin memenuhi permintaan sang ayah yang sedang sakit. 

Walau sempat keberatan dan dipenuhi kecurigaan, tapi kemahiran Zain dalam menjawab membuat Ratri dan Burhan berakhir hanya bisa menyetujui.

“Karena Rayana juga sudah setuju, aku … tidak akan berkata banyak,” ucap Ratri di akhir pembicaraan.

Zain bisa melihat bagaimana wanita paruh baya itu tampak tidak tenang melepas putri tunggalnya begitu saja. Alhasil, dia kembali angkat bicara, “Tante, aku berjanji akan menjaga Rayana. Jika memang suatu hari nanti Rayana kembali ke kediaman ini dalam keadaan terluka, aku rela menerima hukuman apa pun darimu.”

Mendengar ini, Burhan tertawa. “Bagus! Pegang janji ini!” ucapnya sembari menepuk pundak Zain.

Rayana terbengong melihat perkembangan adegan di depan mata. Apa ini perasaannya atau Zain sangat ahli dalam meyakinkan seseorang? Bahkan ayah tiri dan ibunya yang begitu keras kepala bisa dengan begitu mudah dia yakinkan, seorang pria yang baru mereka temui hari ini!

Namun, Rayana menepis segala pikiran aneh. Toh, dia juga diuntungkan dalam pernikahan dengan pria ini. Jikalau Zain memiliki niat buruk, Rayana juga memiliki banyak cara untuk melindungi dirinya sendiri.

Di saat Zain pamit untuk pulang usai menuntaskan segalanya, dia diantar Rayana ke teras kediaman.

“Minggu depan, aku akan menjemputmu di sini. Jangan lupa persiapkan semua dokumen yang diperlukan,” tegas Zain.

“Oke.” Rayana menganggukkan kepala. 

“Kalau begitu, aku pergi dulu,” ucap pria tersebut.

“Tunggu.”

Langkah kaki Zain berhenti, dia berbalik dan menatap Rayana yang menahan lengan bajunya. 

Melihat Zain menatap ke arah pegangannya pada lengan baju pria tersebut, Rayana langsung menarik diri dan berkata, “Maaf, aku tidak sopan.”

“Tidak apa-apa, ada apa?”

“Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih.”

Zain agak memiringkan kepalanya, bingung. “Untuk?”

“Kamu sudah membelaku di depan Nenek dan Celine,” jawab Rayana. “Itu memberikanku sedikit keberanian.”

Mendengar itu, Zain hanya menjawab datar, “Aku hanya mengatakan kebenaran. Jangan terlalu dipikirkan.” Pria itu terdiam sesaat sebelum lanjut berkata, “Dan kamu… sebaiknya belajar untuk melindungi dirimu sendiri. Aku tidak ingin memiliki istri yang tidak bisa berdiri sendiri dan diinjak-injak harga dirinya oleh orang lain.”

Rayana tampak agak terkejut, lalu dia menundukkan kepalanya.

Zain memperhatikan wanita itu, berpikir kalau sepertinya kalimat yang dia ucapkan telah menyakiti hati Rayana. Namun, apa yang Zain katakan adalah kebenaran, jadi dia tidak akan menarik kembali ucapannya. 

Kalau Rayana tidak bisa menerima, itu berarti wanita tersebut lemah.

Namun, detik berikutnya, Zain melihat Rayana mengangkat kepalanya dan tersenyum dengan begitu cerah.

“Terima kasih. Aku akan mengingat kalimatmu.”

Senyuman manis yang begitu cantik dan indah di wajah Rayana membuat Zain mematung. Pria itu seakan terhipnotis. Hanya untuk beberapa saat, karena detik berikutnya pria itu berdeham.

“Hmm,” balas Zain cepat. “Kalau begitu, aku pergi dulu.”

Rayana memperhatikan Zain yang berjalan meninggalkan kediamannya dengan agak tergesa-gesa, masuk ke dalam taksi, lalu menghilang dari tempat tersebut.

Tertawa kecil lantaran bingung kenapa ketenangan pria itu sedikit goyah, Rayana pun membatin dalam hati, ‘Pria itu … menarik.’

***

“Bos!” seruan lantang terdengar oleh Zain saat dirinya turun dari taksi, tidak jauh dari perumahan Rayana.

Zain pun menoleh, mendapati seorang pria berjas tengah mencuatkan kepala dari jendela kursi belakang mobil hitam mewah yang cukup menarik perhatian orang sekitar.

Menyadari perhatian yang sekarang terarah padanya dari orang-orang di sana, Zain langsung melangkah cepat dan masuk ke dalam mobil.

“Jalan,” perintahnya, membuat sang sopir di kursi depan menginjak gas meninggalkan area tersebut.

Kemudian, Zain beralih kepada sang pria berjas yang tadi memanggilnya ‘bos’. Pria yang tidak lain adalah asisten pribadinya, Haris.

“Tidak bisakah kamu memilih tempat yang lebih baik untuk bertemu?” tegur Zain dengan alis tertaut erat. 

Haris hanya tersenyum tak berdaya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Hehe, maaf. Tapi kupikir tempat ini sudah cukup jauh dari kediaman Nona Rayana.” Cepat, ekspresi bersalah itu berganti menjadi wajah penasaran. “Jadi, bagaimana lamarannya? Kulihat Tuan keluar dari butik bersama Nona Rayana dan langsung dibawa ke kediaman untuk bertemu orang tuanya! Pasti semua berjalan lancar, ‘kan!?” celoteh Haris dengan wajah bersemangat.

Zain menyandarkan punggung ke sandaran kursi mobil dan menatap ke depan. Kedua tangannya terlipat di depan dada seiring dia menjawab, “Lumayan.”

Mata Haris berbinar. Akhirnya, tuannya yang dingin dan sering dirumorkan tidak menyukai wanita ini akan menjalin hubungan normal!

“Jadi, kapan kalian berencana menikah?” tanya Haris lagi.

“Minggu depan.”

“Hah!?” Haris melotot. “Secepat itu!? Kenapa?!”

Zain menutup mata. “Karena dia menginginkannya, dan aku tidak keberatan.” Pria itu menambahkan, “Lebih cepat menikah berarti lebih cepat juga menutup mulut dua pria tua di rumah itu.” Dia jelas merujuk kepada ayah dan kakeknya.

Haris terdiam, lalu berpikir keras. Aneh! Ini terlalu aneh! Zain tadinya sangat menentang ide sang ayah untuk menikah dengan putri mendiang teman pria tersebut, lalu … sekarang dia setuju???

Mungkinkah ….

“Apa … Nona Rayana secantik itu sampai Tuan begitu cepat setuju menikahinya minggu depan!?” gumam Haris dengan sangat penasaran.

Zain yang mendengar gumaman itu terdiam sesaat, lalu bayangan Rayana yang tersenyum dan berterima kasih padanya terbersit di pikiran. 

Memang, wanita itu menarik.

Bab terkait

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 5. Menikah

    Setelah pembicaraan dengan Zain, Rayana langsung kembali ke butik untuk bekerja. Dia hanya kembali ke rumah ketika malam tiba.Saat dirinya sudah selesai membereskan ruang makan dan masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, mendadak Ratri ikut masuk dan menutup pintunya.“Ibu?” panggil Rayana bingung dan sedikit kaget. “Ada apa, Bu?” tanyanya, merasa sang ibu tampak ingin berbicara berdua dengannya.“Rayana, katakan kepada Ibu dengan jujur. Kamu ingin menikah karena memang cinta kepada Zain … atau terpaksa karena sindiran Celine dan Nenek Citra?”Pertanyaan sang ibunda membuat Rayana sempat kaget. Memang insting seorang ibu begitu kuat, bahkan hal seperti ini saja bisa dia ketahui.Namun, dengan cepat wanita itu membalas tenang, “Ibu kenapa berpikiran begitu?”Ratri terdiam, menatap netra sang putri lurus sebelum menjawab, “Bertahun-tahun Ibu membesarkan kamu, Ibu tahu sifatmu. Pun semenjak menikah dengan Ayah Burhan, Ibu kurang memerhatikan pergaulanmu, tapi Ibu yakin kalau kamu tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 6. Pegawai Biasa, Apartemen Mewah?

    Sekarang, Rayana tengah berdiri tepat di depan gedung apartemen yang begitu mewah. Dia tertegun melihat betapa megah dan menakjubkan area tempat ini, termasuk fasilitas-fasilitas yang disediakan.“Mari Nyonya, kita akan ke lantai 18,” kata Pak Yono sambil membawa koper-koper miliknya.Walau bertanya-tanya bagaimana seorang pegawai biasa bisa membeli apartemen di tempat mewah seperti ini, tapi Rayana hanya diam dan mengikuti Pak Yono di belakang. Agaknya bertanya tentang latar belakang Zain kepada orang lain bukanlah hal yang pantas.Tiba di lantai 18, Rayana kembali dibuat terkejut dengan interior ruangan yang menurutnya bukan sekadar mewah, tapi elegan dan eksklusif. Bukan bermaksud membandingkan, tapi … bahkan rumah ayah tirinya yang cukup berada sangat jauh dengan apartemen ini.“Nyonya, ada dua kamar di lantai ini, silahkan mau pakai yang mana. Sesuai pesan Tuan Zain, kamar atas tidak bisa diganggu,” ucap Pak Yono dengan sopan.Rayana mengangguk. Dia sudah dengar kalau Zain adala

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 7. Melawan Nenek Citra

    Di Tiffancy Apparel, terlihat sosok Celine dan Citra yang sedang menatap tas pesanan Rayana.“Pokoknya kamu harus beli tas itu, Celine. Jangan mau kalah sama Rayana. Jangan sampai dia terlihat cantik dengan tas ini, huh tidak pantas sama sekali. Kamu yang lebih pantas!”Kalimat Citra membuat Celine tidak nyaman. “Tapi, Nek. Tas itu mahal. Mana mampu aku membelinya? Dua puluh juta loh!”“Alaaah kan bisa minta si Arya tunangan kamu itu.”“Nek, aku dan Arya baru bertunangan, belum menikah! Mana berani aku?!”Saat ini, Celine dan Citra sedang berbelanja di pusat perbelanjaan ternama kota. Citra yang tadi beralasan tidak enak badan tampak sehat, terbukti berbohong dan hanya malas melihat Rayana menikah.Di tengah berjalan-jalan, Celine tampak tertarik dengan salah satu tas yang ada di konter khusus toko dan langsung menanyakan apakah dia bisa membelinya. Siapa yang menyangka tas itu khusus dibuat atas pesanan seseorang, dan ketika dipastikan siapa pemesannya, itu ternyata adalah Rayana!Me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 8. Aku Suamimu

    Citra yang sudah kembali berdiri, mendelik ke arah Zain. Dia ingat terakhir kali bertemu pria tersebut, Zain terlihat sangat biasa. Akan tetapi, hari ini bertemu lagi, kenapa pria itu mengeluarkan aura berkuasa yang begitu pekat?! Arya, tunangan Celine yang direktur saja, kalah jauh darinya!Karena tidak ada yang menjawabnya, Zain pun beralih pada Miss Eka, yang terlihat jelas adalah penanggung jawab di tempat tersebut. “Kamu, jelaskan.”Miss Eka yang terintimidasi pandangan Zain langsung bergidik ketakutan. “Itu … Tuan, tadi–”“Jangan berlagak seperti bos besar kamu, Zain!” potong Citra sebelum Miss Eka sempat menjawab, membuat semua orang terkejut menatap ke arah wanita tua tersebut. “Istrimu itu yang cari gara-gara! Sudah tahu suaminya hanya pegawai rendahan, pakai mau beli tas dengan harga mahal. Banyak gaya sekali!”Zain memicingkan mata. Dia melirik Rayana sekilas, tampak wanita itu menggelengkan kepala singkat. Pria itu pun mengalihkan pandangan pada Miss Eka. “Benar begitu?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 1. Utang? Bukan. Lamaran

    “Jadi, kapan Rayana akan menikah? Masa udah 30 tahun mau numpang di rumah ini terus?” Suara itu terdengar nyaring dari ruang makan, membuat Rayana yang hendak keluar dari dapur usai memasak sejumlah hidangan pun langsung menghentikan langkah. Hari itu adalah hari keluarga besar kediaman berkumpul untuk makan siang bersama dan membahas pertunangan adik tiri Rayana, Celline. Di ruang makan, selain ayah tiri, nenek dari pihak sang ayah tiri, juga dua saudara tirinya, terlihat ibu kandung Rayana, Ratri, tengah menyajikan hidangan yang Rayana masak untuk keluarga dari pernikahan keduanya itu. Awalnya, semua tampak baik-baik saja. Akan tetapi, entah apa yang terjadi di tengah percakapan, tapi mendadak dirinya menjadi topik utama pembicaraan sang nenek, Citra. “Bukan niat Rayana mau terus menumpang, Bu. Hanya saja belum bertemu jodohnya. Tidak bisa dipaksakan.” Ratri, Ibu Rayana, terlihat berusaha membela anak gadisnya. “Eh Ratri, jodoh kalau gak dicari, ya gak bakalan ketemu. Anakmu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 2. Pekerjaanmu?

    “Apa? Menikahiku?” tanya Rayana dengan mulut sedikit ternganga, terkejut dengan perkataan pemuda di depannya.“Ayahmu dan ayahku dulu bersahabat. Ini buktinya.” Zain menunjuk pada foto yang tadi ia keluarkan. Rayana mengamati sebentar foto yang disodorkan Zain. Memang benar, itu adalah foto ayahnya. Berarti lelaki di hadapan ini sedang tidak berbohong.Pandangan Rayana beralih kepada Zain, saat ini banyak sekali pertanyaan berputar di kepalanya. Bagaimana bisa kebetulan begini? Saat Rayana membutuhkan sebuah pernikahan sebagai jalan keluar dari rumah ayah tirinya, ada seorang pria yang datang menawarkan pernikahan akibat janji lama?Apakah ini cara Tuhan memberi jalan untuk permasalahannya? Namun, walau begitu, Rayana masih bimbang. Bagaimana pun menikah bukanlah hal yang bisa dijadikan permainan. Bagaimana bisa menikah kalau tidak saling cinta? Jangankan cinta, bertemu pun baru kali ini.“Bagaimana, Rayana?” Zain bertanya saat dilihanya Rayana hanya diam memandangnya.Rayana agak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 3. Direndahkan Dan Dibela

    “Aku adalah–”“Alaaah, sudahlah! Tidak perlu dijawab! Kalau kamu jawab, nanti malah aku yang ditegur lagi!” potong Citra dengan kesal. “Lagi pula, kamu bisa kerja apa sih? Paling cuma pegawai rendahan, atau tukang bengkel. Lihat saja pakaiannya nggak etis untuk datang melamar,” tuding wanita tua itu dengan keji.Rayana bisa melihat Zain mengerjapkan matanya, agak terkejut. Pria itu menatap pakaiannya, tampak mempertanyakan apa yang bermasalah dari penampilannya?Rayana sendiri juga hanya bisa menggigit bibirnya. Walau Zain memang terlihat sedikit santai, tapi dia berpakaian rapi! Kenapa sang nenek harus menghina pria tersebut seperti itu?“Lihat anakmu itu Ratri, bahkan memilih suami pun nggak becus. Mau dikasih makan apa kalau hanya seorang pegawai biasa?!” tanya Citra. “Lihat dong Celine! Tunangannya punya jabatan Direktur di perusahaan. Direktur loh, Ratri! Gajinya besar, bisa beli rumah, mobil, dan perhiasan mahal. Kalau pegawai? Hahaha bisa beli apa?!”Rayana mulai tidak nyaman l

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10

Bab terbaru

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 8. Aku Suamimu

    Citra yang sudah kembali berdiri, mendelik ke arah Zain. Dia ingat terakhir kali bertemu pria tersebut, Zain terlihat sangat biasa. Akan tetapi, hari ini bertemu lagi, kenapa pria itu mengeluarkan aura berkuasa yang begitu pekat?! Arya, tunangan Celine yang direktur saja, kalah jauh darinya!Karena tidak ada yang menjawabnya, Zain pun beralih pada Miss Eka, yang terlihat jelas adalah penanggung jawab di tempat tersebut. “Kamu, jelaskan.”Miss Eka yang terintimidasi pandangan Zain langsung bergidik ketakutan. “Itu … Tuan, tadi–”“Jangan berlagak seperti bos besar kamu, Zain!” potong Citra sebelum Miss Eka sempat menjawab, membuat semua orang terkejut menatap ke arah wanita tua tersebut. “Istrimu itu yang cari gara-gara! Sudah tahu suaminya hanya pegawai rendahan, pakai mau beli tas dengan harga mahal. Banyak gaya sekali!”Zain memicingkan mata. Dia melirik Rayana sekilas, tampak wanita itu menggelengkan kepala singkat. Pria itu pun mengalihkan pandangan pada Miss Eka. “Benar begitu?”

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 7. Melawan Nenek Citra

    Di Tiffancy Apparel, terlihat sosok Celine dan Citra yang sedang menatap tas pesanan Rayana.“Pokoknya kamu harus beli tas itu, Celine. Jangan mau kalah sama Rayana. Jangan sampai dia terlihat cantik dengan tas ini, huh tidak pantas sama sekali. Kamu yang lebih pantas!”Kalimat Citra membuat Celine tidak nyaman. “Tapi, Nek. Tas itu mahal. Mana mampu aku membelinya? Dua puluh juta loh!”“Alaaah kan bisa minta si Arya tunangan kamu itu.”“Nek, aku dan Arya baru bertunangan, belum menikah! Mana berani aku?!”Saat ini, Celine dan Citra sedang berbelanja di pusat perbelanjaan ternama kota. Citra yang tadi beralasan tidak enak badan tampak sehat, terbukti berbohong dan hanya malas melihat Rayana menikah.Di tengah berjalan-jalan, Celine tampak tertarik dengan salah satu tas yang ada di konter khusus toko dan langsung menanyakan apakah dia bisa membelinya. Siapa yang menyangka tas itu khusus dibuat atas pesanan seseorang, dan ketika dipastikan siapa pemesannya, itu ternyata adalah Rayana!Me

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 6. Pegawai Biasa, Apartemen Mewah?

    Sekarang, Rayana tengah berdiri tepat di depan gedung apartemen yang begitu mewah. Dia tertegun melihat betapa megah dan menakjubkan area tempat ini, termasuk fasilitas-fasilitas yang disediakan.“Mari Nyonya, kita akan ke lantai 18,” kata Pak Yono sambil membawa koper-koper miliknya.Walau bertanya-tanya bagaimana seorang pegawai biasa bisa membeli apartemen di tempat mewah seperti ini, tapi Rayana hanya diam dan mengikuti Pak Yono di belakang. Agaknya bertanya tentang latar belakang Zain kepada orang lain bukanlah hal yang pantas.Tiba di lantai 18, Rayana kembali dibuat terkejut dengan interior ruangan yang menurutnya bukan sekadar mewah, tapi elegan dan eksklusif. Bukan bermaksud membandingkan, tapi … bahkan rumah ayah tirinya yang cukup berada sangat jauh dengan apartemen ini.“Nyonya, ada dua kamar di lantai ini, silahkan mau pakai yang mana. Sesuai pesan Tuan Zain, kamar atas tidak bisa diganggu,” ucap Pak Yono dengan sopan.Rayana mengangguk. Dia sudah dengar kalau Zain adala

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 5. Menikah

    Setelah pembicaraan dengan Zain, Rayana langsung kembali ke butik untuk bekerja. Dia hanya kembali ke rumah ketika malam tiba.Saat dirinya sudah selesai membereskan ruang makan dan masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, mendadak Ratri ikut masuk dan menutup pintunya.“Ibu?” panggil Rayana bingung dan sedikit kaget. “Ada apa, Bu?” tanyanya, merasa sang ibu tampak ingin berbicara berdua dengannya.“Rayana, katakan kepada Ibu dengan jujur. Kamu ingin menikah karena memang cinta kepada Zain … atau terpaksa karena sindiran Celine dan Nenek Citra?”Pertanyaan sang ibunda membuat Rayana sempat kaget. Memang insting seorang ibu begitu kuat, bahkan hal seperti ini saja bisa dia ketahui.Namun, dengan cepat wanita itu membalas tenang, “Ibu kenapa berpikiran begitu?”Ratri terdiam, menatap netra sang putri lurus sebelum menjawab, “Bertahun-tahun Ibu membesarkan kamu, Ibu tahu sifatmu. Pun semenjak menikah dengan Ayah Burhan, Ibu kurang memerhatikan pergaulanmu, tapi Ibu yakin kalau kamu tidak

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 4. Menarik

    “Pfft!” Rayana tak elak tertawa tertahan mendengar ucapan Zain.Hal itu membuat Celine mendelik. “Kamu–!” Wanita itu tampak kehabisan kata-kata.Sungguh, Rayana tidak menyangka Zain adalah pria yang pintar bersilat lidah, terutama melihat ekspresinya yang selalu datar dan tenang itu.Tujuan Zain sangat jelas adalah untuk menjebak Celine. Kalau adik tiri Rayana itu menyanggah ucapan Zain dan mengatakan dia tidak hamil, maka dia mengakui kalau dirinya cenderung buncit. Di sisi lain, kalau tidak menyanggah, berarti Celine membenarkan ucapan Zain bahwa dirinya hamil!Dua-duanya sama-sama memalukan!“Hmph!” Celine pun berdiri dari sofa. “Berbicara dengan kalian seperti berbicara dengan orang tidak berpendidikan! Lihat saja nanti kamu, Mbak. Kamu pasti akan menyesal menikah dengan pria seperti ini!” Lalu, dia pun meninggalkan ruang tamu.“Celine!” Citra yang menyadari Celine kesal, langsung ikut beranjak dari sofa. Dia mendelik ke arah Zain dan Rayana. ‘Awas saja kalian!’ batinnya, sebelum

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 3. Direndahkan Dan Dibela

    “Aku adalah–”“Alaaah, sudahlah! Tidak perlu dijawab! Kalau kamu jawab, nanti malah aku yang ditegur lagi!” potong Citra dengan kesal. “Lagi pula, kamu bisa kerja apa sih? Paling cuma pegawai rendahan, atau tukang bengkel. Lihat saja pakaiannya nggak etis untuk datang melamar,” tuding wanita tua itu dengan keji.Rayana bisa melihat Zain mengerjapkan matanya, agak terkejut. Pria itu menatap pakaiannya, tampak mempertanyakan apa yang bermasalah dari penampilannya?Rayana sendiri juga hanya bisa menggigit bibirnya. Walau Zain memang terlihat sedikit santai, tapi dia berpakaian rapi! Kenapa sang nenek harus menghina pria tersebut seperti itu?“Lihat anakmu itu Ratri, bahkan memilih suami pun nggak becus. Mau dikasih makan apa kalau hanya seorang pegawai biasa?!” tanya Citra. “Lihat dong Celine! Tunangannya punya jabatan Direktur di perusahaan. Direktur loh, Ratri! Gajinya besar, bisa beli rumah, mobil, dan perhiasan mahal. Kalau pegawai? Hahaha bisa beli apa?!”Rayana mulai tidak nyaman l

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 2. Pekerjaanmu?

    “Apa? Menikahiku?” tanya Rayana dengan mulut sedikit ternganga, terkejut dengan perkataan pemuda di depannya.“Ayahmu dan ayahku dulu bersahabat. Ini buktinya.” Zain menunjuk pada foto yang tadi ia keluarkan. Rayana mengamati sebentar foto yang disodorkan Zain. Memang benar, itu adalah foto ayahnya. Berarti lelaki di hadapan ini sedang tidak berbohong.Pandangan Rayana beralih kepada Zain, saat ini banyak sekali pertanyaan berputar di kepalanya. Bagaimana bisa kebetulan begini? Saat Rayana membutuhkan sebuah pernikahan sebagai jalan keluar dari rumah ayah tirinya, ada seorang pria yang datang menawarkan pernikahan akibat janji lama?Apakah ini cara Tuhan memberi jalan untuk permasalahannya? Namun, walau begitu, Rayana masih bimbang. Bagaimana pun menikah bukanlah hal yang bisa dijadikan permainan. Bagaimana bisa menikah kalau tidak saling cinta? Jangankan cinta, bertemu pun baru kali ini.“Bagaimana, Rayana?” Zain bertanya saat dilihanya Rayana hanya diam memandangnya.Rayana agak

  • Ternyata Suami Dadakanku CEO   Bab 1. Utang? Bukan. Lamaran

    “Jadi, kapan Rayana akan menikah? Masa udah 30 tahun mau numpang di rumah ini terus?” Suara itu terdengar nyaring dari ruang makan, membuat Rayana yang hendak keluar dari dapur usai memasak sejumlah hidangan pun langsung menghentikan langkah. Hari itu adalah hari keluarga besar kediaman berkumpul untuk makan siang bersama dan membahas pertunangan adik tiri Rayana, Celline. Di ruang makan, selain ayah tiri, nenek dari pihak sang ayah tiri, juga dua saudara tirinya, terlihat ibu kandung Rayana, Ratri, tengah menyajikan hidangan yang Rayana masak untuk keluarga dari pernikahan keduanya itu. Awalnya, semua tampak baik-baik saja. Akan tetapi, entah apa yang terjadi di tengah percakapan, tapi mendadak dirinya menjadi topik utama pembicaraan sang nenek, Citra. “Bukan niat Rayana mau terus menumpang, Bu. Hanya saja belum bertemu jodohnya. Tidak bisa dipaksakan.” Ratri, Ibu Rayana, terlihat berusaha membela anak gadisnya. “Eh Ratri, jodoh kalau gak dicari, ya gak bakalan ketemu. Anakmu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status