Share

Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku
Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku
Penulis: Masrie Napitupulu

Diselingkuhi Suami

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-09 09:48:46

Rencananya ini terbilang nekat. Jika suaminya, Arhan Purba, 32 tahun, tahu keberadaannya di sana, ia tahu rumah tangganya pasti akan hancur.

Atau, kalaupun terselamatkan, tapi Arhan kemungkinan tidak akan mau pulang ke rumah mereka. Tetapi dia akan pergi bersama wanita selingkuhannya itu.

Ranty Louise, 27 tahun, hanya diam terpaku di tempatnya berdiri dengan raut wajahnya yang menegang.

"Apa ibu Ranty yakin tidak mau menggerebek Pak Arhan bersama selingkuhannya? Saya juga penasaran siapa wanita selingkuhan pak Arhan."

Disahuti gelengan kepala lemah dan kaku.

Sudah lama mendengar berita perselingkuhan Arhan dari asisten pribadi Arhan. Namun, Ranty tidak mempercayainya, karena tidak ada yang berubah dari sikap Arhan selama ini.

Baru setelah mendengar Arhan sedang check-in di hotel bersama selingkuhannya, Ranty datang untuk menggerebek langsung.

Pastilah ia juga ingin tahu siapa wanita yang berani merebut Arhan darinya. Namun, bukan berita yang enak didengar, jika esok hari topik berita wartawan tentang; 'istri presdir menggerebek presdir di hotel bersama selingkuhannya'.

Itu tentu mencoreng nama baik Arhan sebagai presdir di salah satu perusahaan besar di kota itu. Atau, bisa saja dia dipecat karena skandal perselingkuhannya. Dan, pernikahan mereka selama lima tahun ini akan kandas.

"Kita pulang sekarang!" Ranty meninggalkan hotel.

Isi di dalam otaknya lebih menakutkannya, ketimbang menggerebek Arhan bersama selingkuhannya.

***

Di rumah, ia duduk menunggu Arhan di dalam kamar di atas ranjang mereka. Sengaja merias sempurna kulit wajah pucatnya, dan mengenakan lingerie tipis berwarna merah menyala untuk menarik perhatian Arhan.

Tentu saja ia tidak mau rumah tangganya hancur karena wanita lain. Ia masih membutuhkan Arhan untuk menyelamatkan hidup adiknya yang terkena kanker darah stadium akhir.

Kira-kira setengah jam kemudian, bunyi bel terdengar tanda kepulangan Arhan. Ranty menyambutnya tanpa emosi, seolah-olah tidak mengetahui perselingkuhan Arhan.

Arhan memang pintar menyembunyikan perselingkuhannya selama ini darinya. Selalu bersikap biasa saat bersamanya, sampai Ranty sangat mempercayai suaminya itu setia.

"Kamu cantik sekali, Dik "

Seperti biasa Arhan selalu memujinya dan mengecup bibirnya dengan lembut. Kemudian tangannya bergerilya menyentuh tiap inci tubuhnya, hingga akhirnya keduanya bercumbu dengan panas sepanjang malam.

Tetapi, malam ini Arhan seperti tidak bergairah lagi menyentuhnya. Kemungkinan dia sudah menghabiskan semua tenaganya bersama wanita itu tadi di hotel.

"Kenapa berhenti, Mas?" Ranty bertanya dengan raut wajah setengah memelas menatapnya.

"Mas minta maaf, ya. Hari ini Mas kecapekan kerja. Jadi, kita istirahat saja ya, Dik."

"Mas, tapi aku menginginkanmu."

"Besok saja ya, Dik. Mas benar-benar lelah hari ini."

Lantas Arhan menjatuhkan tubuhnya yang lelah ke samping. Dia tidak perduli Ranty yang kecewa. Hitungan detik Arhan sudah tertidur pulas.

Ranty memeluk dirinya sendiri. Rasa sakit membayangkan tubuh wanita lain berada di pelukan Arhan. Mereka menikmati kemesraan sepanjang hari. Pantas saja Arhan kelelahan dan tak bergairah lagi menyentuhnya.

Di detik kesekian, denting notif pesan masuk terdengar dari ponsel di dalam kantong celana Arhan, itu menarik atensi Ranty yang duduk merenung.

[Mas di mana? Jadi datang malam ini, kan?]

Pesan masuk dari Renata.

'Pesan dari Renata?' Sedikit bingung Ranty bergumam.

Kemudian ia memeriksa semua pesan masuk namun tidak ada pesan yang mencemaskannya. Renata Laurence adalah adik Ranty yang tengah di rawat di rumah sakit karena kanker darah.

Tapi, tidak biasanya Renata langsung menghubungi Arhan. Adiknya itu selalu menghubunginya lebih dulu. Ranty mengambil ponselnya untuk memeriksa pesan masuk namun tidak ada pesan dari Renata.

Memang selama ini, sesekali ia bergantian dengan Arhan menjaga Renata di rumah sakit, jika Arhan tidak terlalu capek sepulang kerja. Pun Arhan sudah menganggap Renata seperti adiknya.

Malam ini, memang giliran Arhan yang menjaga Renata di rumah sakit seperti yang dijanjikannya. Mungkin karena itulah Renata mengirimkan pesan kepadanya.

Tapi, melihat Arhan tertidur pulas, Ranty berinisiatif yang menjaga Renata malam ini di rumah sakit. Seenggaknya untuk menghilangkan rasa kecewanya atas pengkhianatan Arhan.

Ranty pergi ke rumah sakit. Untungnya sekarang kamar rawat Renata sudah pindah ke kelas VIP. Jadi, selalu ada perawat yang membantu menjaganya. Itu juga karena Arhan, katanya agar Renata bisa mendapatkan perawatan intensif.

Di kamar rumah sakit, ia tidak melihat Renata ada di bednya. Di sana hanya ada suster yang terkantuk-kantuk duduk di kursinya.

"Mana Renata?" Panik Ranty bertanya seraya mengguncang punggung suster.

Suster terbangun, seketika ikut panik. Karena ketiduran, dia jadi tidak tahu ke mana pergi Renata.

Ranty mencoba tetap tenang. Mungkin Renata sedang keluar mencari udara segar. Ia pun pergi keluar mencari-cari Renata namun sang adik tidak ada di sana.

Ranty mencoba menghubungi nomor Renata namun tidak aktif. Ia semakin panik, takut terjadi hal buruk dengan Renata. Mau tak mau Ranty tepaksa menelepon Arhan.

"Iya, ada apa, Dik?"

Tidak biasanya Arhan langsung terbangun mendengar dering ponselnya, suaranya juga terdengar segar. Biasanya, suaminya itu sangat susah dibangunkan kalau sudah tertidur pulas.

Ia mengabaikannya, mungkin Arhan terbangun karena mau buang air kecil.

"Mas, Renata tidak ada di kamarnya." Panik Ranty berkata sambil terisak-isak.

"Kamu tenang saja, Dik. Mungkin Renata keluar untuk mencari udara segar. Kamu tidak perlu terlalu khawatir. Nanti juga dia pasti balik lagi."

Entah apa yang ada di pikiran Ranty sekarang. Mendengarnya, ia pun setuju dengan Arhan.

Udara malam di luaran sangat dingin, Ranty memutuskan kembali ke dalam dan menunggu Renata di sana.

Namun, denting notif pesan dari ponselnya menghentikan langkahnya. Cepat-cepat Ranty membukanya, berharap dari Renata yang memberitahu keberadaannya.

[Ibu Ranty, datanglah ke hotel tadi. Pak Arhan baru saja check-in dengan wanita itu]

Pesan dari asisten Arhan.

Seketika segala sesuatu di sekitarnya seolah-olah runtuh menimpa dirinya. Ranty mencengkeram erat tiang lampu taman guna menahan tubuhnya. Kedua lututnya seolah-olah lumpuh tidak lagi bisa digerakkan. Dadanya terasa sesak sekarang.

"Mas ..." rintihnya bersama airmata yang berdesakan hendak menumpah.

Banyak pesan yang masuk namun Ranty tidak berani membukanya. Hatinya masih bimbang, antara menunggu Renata di sini, atau ke hotel mengintai Arhan dengan selingkuhannya.

Dan ... dari rumah sakit ia pergi ke hotel dimana Arhan bersama selingkuhannya. Ia sudah tidak memperdulikan berita apa yang dimuat media wartawan esok hari. Ia tak lagi memikirkan kehancuran karier Arhan bila skandal perselingkuhannya terbongkar.

"Di mana mas Arhan?"

"Pak Arhan ada di kamar yang itu, Bu," tunjuk Hendra, asisten Arhan.

Ranty berjalan mendekati kamar tersebut. Matanya memang menatap pintu kamar berwarna coklat muda di depan mukanya. Namun, pikirannya entah di mana.

Ranty hanya berdiri beberapa menit lamanya, sebelum mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu. Namun, gagal setelah mendengar suara pintu yang dibuka dari dalam.

Karena panik, Ranty langsung bersembunyi. Dari persembunyiannya, ia mengintip ke arah pintu kamar yang mulai terbuka. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya, menunggu sosok wanita yang bersama Arhan keluar.

GLEKK

Bak di sambar petir di siang bolong. Ranty hampir saja kejang-kejang, melihat siapa wanita yang tengah bermanja-manja di bahu Arhan.

Sementara Arhan begitu mesra memeluk pinggang rampingnya.

***

Bab terkait

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Dikhianati Suami Dan Adik Kandung

    "R-Renata!" Apa ini, bagaimana bisa orang sekarat yang dirawat di rumah sakit ada di sini?Selama hampir sepuluh detik ia mengamati, baru benar-benar menyadari itu adalah Renata. Dia berjalan dengan riangnya, senyumnya begitu ceria. Airmata Ranty merembes. Dirinya tidak menduga Arhan tega berselingkuh dengan Renata, adik kandungnya. Ranty merasakan tubuhnya panas dan menggigil, seolah-olah mendadak terserang demam. Pastilah pemandangan di depan matanya bukan sekadar hanya membuatnya menangis karena kecewa, tetapi rumah tangganya sudah hancur.Kedua lutut kakinya turut bergetar."Ibu tidak apa-apa?" Hendra bertanya, lelaki muda ini sangat mengkhawatirkannya.Ranty mengembuskan nafas panjangnya. "Saya tidak apa-apa."Ranty memutuskan pergi dari sana. Ia belum akan kembali ke rumah sekadar memastikan Arhan sudah pulang. Lalu, seketika bayangan Arhan bermesraan dengan Renata di kamar hotel kembali muncul. Kembali menghancurkan hati Ranty.Ranty tidak berdaya, memutuskan pergi ke rum

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Dibuat Tidak Nyaman

    Kaget dan syok melihat Renata ada di depannya dengan raut wajah yang ceria.Di detik kesekian ia disadarkan ingatannya, Arhan yang sering membawa Renata ke hotel. Namun, bagaimanapun Arhan membicarakan ini lebih dulu dengannya, bukan seenaknya mengambil keputusan sendiri. Karena tidak mau membuat Renata merasa tidak enak hati, Ranty menarik tangan Arhan menjauh darinya."Kenapa kamu membawa Rena kemari, Mas?" tanyanya pelan. "Kamu ini bicara apa, Dik? Jadi, Renata mau ke mana lagi? Kita berdua, kan keluarganya di sini!"Tidak biasanya Arhan meninggikan suaranya, hal itu juga membuatnya kaget sampai merasa tersudut. Sebenarnya bukan itu yang ia maksud. Tapi, agaknya mereka berdua sudah merencanakan ini diam-diam. "Renata itu adik kamu, Dik. Sudah seharusnya kamu yang bertanggungjawab selama dia di sini. Karena Mas suamimu, jadi Mas juga punya tanggungjawab untuk Renata."Bohong! Rasanya ingin berteriak, 'kamu sudah kehabisan modal check-in ke hotel maka membawanya kemari!' Tapi, R

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Desahan Dari Kamar Mandi

    Di pasca perselingkuhan Arhan dengan Renata, dan sekarang Renata sudah tinggal di rumahnya. Ada rasa ketakutan pulang ke rumahnya sendiri. Betapa ia akan tersiksa rasa cemburu, mendapati tubuh seksi Renata berada pelukan Arhan. Berujung keduanya melakukan persenggamaan yang panas. Sekian lama Ranty berhenti di bahu jalan. Ia cukup lama merenung dalam keheningannya. Ia baru tersadar mendengar seseorang mengetuk kaca mobilnya. Bersamaan pria muda dan tampan, Hendra, juga menghentikan sepeda motornya di bahu jalan yang sama, bersisian dengan mobilnya. Dengan malas Ranty menurunkan separuh kaca mobilnya. Ia tahu lelaki muda itu ingin mengobrol dengannya, atau mungkin menawarkan diri untuk menghiburnya. Ranty menunggunya yang memulai percakapan, ia sendiri sedang tidak ingin bicara dengan siapapun. "Bu Ranty, baru saja aku mendapatkan bukti lain, wanita selingkuhan pak Arhan itu bernama Renata Laurence. Usianya 26 tahun, setahun lebih muda dari ibu Ranty." Sikap Ranty yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Mengetahui Rencana Licik Arhan

    Ketika Ranty tersadar, pintu kamar mandi sudah menutup rapat. Sayup-sayup terdengar suara manja Renata dari dalam kamar mandi. Arhan menyahutinya dengan erangan kenikmatan. Ranty menggigit bibirnya kuat-kuat. Darah segar sudah memenuhi bibirnya yang terluka. Kemudian menetes dan terjatuh ke lantai yang dingin di samping kakinya. Siapa yang tidak perih hatinya melihat suaminya bercumbu dengan adiknya? Dadanya menyesak bersamaan dengan isak tangis yang sulit ia kendalikan. Ia tidak sanggup membayangkan tubuh semampai Renata bergelayut manja di dada kekar Arhan. Atau, keduanya bersenggama panas di dalam bathtub miliknya. Arghh! Apa yang ia dengar ini cukup menakutkan baginya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat. Ini kesempatannya membongkar semua, tapi, ia pun sudah tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerebek keduanya di dalam kamar mandi. Ranty berlari ke kamar. Namun, karena terburu-buru atau karena tidak memperhatikan jalannya, ia menubruk rak buku di depan kamarnya.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Difitnah

    Sekilas Ranty mengedarkan pandangan ke sekitar. Ia tengah berbaring di ranjang di dalam kamarnya. Entah kapan ia tiba di rumah. Seingatnya ia dan Hendra ada di kafe tadi.Dokumen itu!Suasana dalam kamar mereka sekarang ini juga membuatnya sedikit heran. Karena tidak biasanya Arhan yang selalu cuek keadaan rumah itu, mengobrak-abrik isi kamar mereka."Mana lemari pakaianku, Mas?" tanyanya tidak melihatnya ada di sana.Tatapannya kembali ke Arhan, suaminya itu juga tengah menatapnya dingin, kemudian pandangannya bergeser ke Renata.Ranty menampakkan raut wajah tidak senang melihat Renata ada di dalam kamarnya. Adiknya itu sudah terlalu berani masuk ke kamarnya. "Renata, kenapa kamu ada di sini?" tanyanya datar."Seharusnya kamu berterimakasih kepada Renata, Dik! Kalau bukan karena Renata, mungkin kamu sudah tidak pernah ada di sini lagi!" Dingin Arhan menjawab.Hahk! Apa maksudnya berkata seperti itu? Ranty benar-benar tersinggung, jelas-jelas ia melihat pembelaan Arhan kepada Renat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Kamu Puas Sekarang, Mas?

    Ranty tidak bisa menahan airmata yang berdesakan hendak menumpah. Berulang kali menengadahkan wajahnya ke atas untuk mencegah airmatanya menumpah. Namun, rasa sakit dan sesak membuatnya kewalahan menahan-nahannya. Alhasil airmatanya menumpah tanpa bisa ditahan lagi. "Kamu yang berubah, Mas," jawab Ranty menangis sejadi-jadinya. Ranty menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, dan menutupi tubuh sampai wajahnya dengan selimut. Ia menumpahkan semua tangisannya di dalam selimut. Menyadari ucapannya yang sudah membuat Ranty menangis, Arhan mendekatinya dan duduk di sisi ranjang. Perlahan mengelus pundak Ranty seolah-olah ingin menenangkannya yang masih terdengar menangis sesenggukan. "Maafkan Mas, ya. Mas sangat takut kehilanganmu, Dik," ujarnya sangat lembut. "Mas hanya tidak suka kamu dekat-dekat dengan Hendra, Dik. Karena Mas sudah sangat mengenalnya, dia itu pria buruk yang suka menggoda wanita dengan parasnya yang tampan. Dia tak segan-segan membawa wanita yang dia rayu itu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Titip Rena Ya

    Sejenak terjadi keheningan di dalam kamar. Ranty meneguk liur kesulitan menahan rasa yang sulit ia jelaskan. Sebenarnya baru kali inilah mereka berdebat selama lima tahun menikah.Namun, hati siapa yang tidak sakit difitnah oleh suami dan adik sendiri? Semuanya terasa tiba-tiba, seolah-olah takdir dengan mudahnya memutar balikkan kebahagiaannya."Mas bilang Renata yang membawaku dari bar dengan keadaan mabuk."Segera disahuti anggukan kecil dari Arhan."Apa Mas lebih percaya Renata daripada istrimu sendiri?" Ranty mengangkat sedikit dagunya, tatapannya tegas di wajah Arhan, suaminya itu terlihat mulai gelisah. Hatinya semakin teriris mengingat kalau Renata juga istri Arhan. Tapi, mau tak mau ia tetap harus menyangkalnya, demi rasa cintanya yang besar kepada Arhan."Mas sudah mengenal dan menganggap Renata seperti adik Mas, Dik. Mana mungkin dia berboho---""Yah, 'sudah seperti adik, Mas', itu benar, Mas. Sampai Mas lupa sebenarnya alkohollah yang membuat orang mabuk bukan fitnah!"R

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Dibohongi Sang Suami

    Sekilas tampak ketegangan di raut wajah Ranty. Matanya yang melotot tidak lepas dari wajah Hendra, seolah-olah tidak sabar menunggu jawaban dari bibir pria muda di depannya.Baru setelah Hendra menganggukkan kepala, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih tenang. Bagaimanapun ia tidak mau Arhan sampai tahu, apa yang sudah ia lakukan selama ini. Disamping ia takut kehilangan Arhan, ia sangat tahu apa yang akan terjadi kalau sang suami tahu ia sudah memata-matainya. Perceraian!"Saya bilang kebetulan saja bertemu dengan Ibu Ranty di sana."Gantian Ranty yang menghela nafas lega dan mengangguk-angguk kecil."Apa pak Arhan mengatakan sesuatu yang buruk tentang saya kepada anda, Buk Ranty?" Hendra bertanya karena sempat memergokinya perubahan diraut wajah Ranty."Ng ... b-bukan, aku cuma khawatir aja Mas Arhan sampai tahu rencana kita selama ini," bohong Ranty tergugu. "Yang aku takutkan sebenarnya Mas Arhan sudah pasti memecat kamu."Ranty membuang wajahnya yang memanas. Harusnya ia juj

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Lakukan Untukku Mas

    "Please, hentikan kegilaanmu ini, Mas," desisnya semakin terbakar api cemburu. Giginya mengerat, ingin rasanya ia ke sana untuk menghentikan kegilaan keduanya. Namun, ia merasakan seolah-olah kedua lututnya gemetar dan tidak berdaya berjalan. Seperti biasa Ranty cuma bisa mematung dalam membisu, membiarkan rasa sakit bersarang di sudut hatinya. Entah sampai kapan ia sanggup bertahan melihat pemandangan yang terus-terus menyakitkan hatinya. "Mas, jawab aku! Apa kamu takut meninggalkan Ranty?" Renata merapat dirinya ke dada bidang Arhan. Hingga tampak seperti tidak ada jarak diantara keduanya. Ranty mendengus kasar. Nafasnya memburu. Jelas ia tidak rela tempatnya bermanja-manja dipakai orang lain. Sampai kapanpun ia tidak akan mau mengakui Renata sebagai istri pertama Arhan! "Iya, Sayang. Mas juga sudah tidak sabar bisa berduaan saja dengan istri tercinta Mas ini. Tapi, kita tidak boleh terburu-buru dan malah membuat Ranty curiga nanti." Arhan menjawab seraya meletakkan puntung

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Menguping Pembicaraan Sang Suami

    Beberapa menit kemudian, Ranty mulai merasakan ada yang aneh dengan dirinya. Tiba-tiba saja ia merasa sangat mengantuk, sebabnya beberapa kali mulutnya terbuka lebar. "Kamu mengantuk, ya, Dik?" tanya Arhan menariknya bahunya. Ranty membiarkan kepalanya jatuh di bahu Arhan. "Iya. Entah, tiba-tiba saja mataku terasa sangat berat dan mengantuk, Mas. Mungkin karena udaranya dingin kali, ya." Ranty memaksakan matanya tetap terbuka, sembari merapatkan tubuhnya ke tubuh sang suami. Membiarkan tubuhnya yang menggigil menyerap kehangatan dari dalam tubuh Arhan. "Jadi gimana, Dik? Kita pulang ke rumah saja atau masih mencari makan untuk kamu?" tanya Arhan mulai merapat ke jalur sisi jalan dan memperlambat laju mobil. Perutnya terasa sangat lapar sekarang, jadi ia harus mengisi perutnya sebelum istirahat nanti. Ia tidak mau di tengah malam nanti terbangun dan mengacak-acak isi lemari dapur. "Kita cari makan saja, Mas, aku sangat lapar. Tadi ... cuma ... makan sedikit ... saja." Ia

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Mas, Nakal!

    Ranty tahu semua itu cuma alasan Arhan. Untuk apa membeli obat untuk Renata, jelas adiknya itu tidak sakit! "Mbak, maafin aku, ya. Aku yang meminta Mas Arhan mengantar aku ke klinik tadi," ucap Renata dengan suara yang parau. "Rena baru sadar stok obat Rena sudah habis," lanjutnya seakan-akan ingin meluruskan kesalahpahaman di antara mereka. "Hmm, tidak apa-apa, Rena. Bukankah bagi Mas Arhan kamu itu sudah seperti adiknya? Jadi, tidak perlu merasa tidak enakan begitu," kata Ranty dengan raut wajahnya yang dibuat-buat senang. Meski tidak melihat Arhan di balik punggungnya, Ranty bisa menebak perubahan sikap dan warna wajah sang suami. "Bukankah begitu, Mas?" tanya Ranty memutar kepalanya melihat Arhan. "I-iya, Dik. I-itu benar, Renata. Jadi tidak perlu merasa tidak enakan, ya," kata Arhan tampak gugup seperti seseorang yang kepergok mencuri. "Iya, terimakasih Mbak Ranty, Mas Arhan. Rena ke kamar dulu, ya," ujar Renata menggenggam erat tas kecil di tangannya Tas tangan ke

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Ranty Mandul Dan Renata Hamil?

    Malas, Ranty mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Pikirnya palingan panggilan dari Arhan. Seperti biasanya, sang suami selalu menanyakan keberadaannya, agar Arhan bisa mengatur waktunya memadu kasih dengan Renata. Namun ... "Hendra, kenapa lagi dia?" Kaget Ranty bergumam. Padahal ia sudah memperingatkan pria muda itu agar tidak sembarang meneleponnya. Mau tak mau Ranty terpaksa mengangkat teleponnya. Sekaligus untuk mengingatkan pria muda itu dengan aturan yang sudah ia buat. "Lain kali jangan pernah mene---" "Buk Ranty, apa anda sudah di rumah sekarang?" Dari tempat lain dengan lancang Hendra memotong ucapannya. Sialan! Ini tidak bisa dibiarkan! Urusannya apa, aku di mana? Lama-lama dia semakin lancang dan tidak tahu aturan! Ranty mendengus kesal. "Aku sudah memperingatkan kamu agar jangan meneleponku sembarang!" Ketus Ranty menjawab. "Untung ini aku masih di jalan, bagaimana kalau sudah di rumah? Kamu mau membuat Mas Arhan menuduhku yang macam-macam lagi?"

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Dibohongi Sang Suami

    Sekilas tampak ketegangan di raut wajah Ranty. Matanya yang melotot tidak lepas dari wajah Hendra, seolah-olah tidak sabar menunggu jawaban dari bibir pria muda di depannya.Baru setelah Hendra menganggukkan kepala, ekspresi wajahnya berubah menjadi lebih tenang. Bagaimanapun ia tidak mau Arhan sampai tahu, apa yang sudah ia lakukan selama ini. Disamping ia takut kehilangan Arhan, ia sangat tahu apa yang akan terjadi kalau sang suami tahu ia sudah memata-matainya. Perceraian!"Saya bilang kebetulan saja bertemu dengan Ibu Ranty di sana."Gantian Ranty yang menghela nafas lega dan mengangguk-angguk kecil."Apa pak Arhan mengatakan sesuatu yang buruk tentang saya kepada anda, Buk Ranty?" Hendra bertanya karena sempat memergokinya perubahan diraut wajah Ranty."Ng ... b-bukan, aku cuma khawatir aja Mas Arhan sampai tahu rencana kita selama ini," bohong Ranty tergugu. "Yang aku takutkan sebenarnya Mas Arhan sudah pasti memecat kamu."Ranty membuang wajahnya yang memanas. Harusnya ia juj

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Titip Rena Ya

    Sejenak terjadi keheningan di dalam kamar. Ranty meneguk liur kesulitan menahan rasa yang sulit ia jelaskan. Sebenarnya baru kali inilah mereka berdebat selama lima tahun menikah.Namun, hati siapa yang tidak sakit difitnah oleh suami dan adik sendiri? Semuanya terasa tiba-tiba, seolah-olah takdir dengan mudahnya memutar balikkan kebahagiaannya."Mas bilang Renata yang membawaku dari bar dengan keadaan mabuk."Segera disahuti anggukan kecil dari Arhan."Apa Mas lebih percaya Renata daripada istrimu sendiri?" Ranty mengangkat sedikit dagunya, tatapannya tegas di wajah Arhan, suaminya itu terlihat mulai gelisah. Hatinya semakin teriris mengingat kalau Renata juga istri Arhan. Tapi, mau tak mau ia tetap harus menyangkalnya, demi rasa cintanya yang besar kepada Arhan."Mas sudah mengenal dan menganggap Renata seperti adik Mas, Dik. Mana mungkin dia berboho---""Yah, 'sudah seperti adik, Mas', itu benar, Mas. Sampai Mas lupa sebenarnya alkohollah yang membuat orang mabuk bukan fitnah!"R

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Kamu Puas Sekarang, Mas?

    Ranty tidak bisa menahan airmata yang berdesakan hendak menumpah. Berulang kali menengadahkan wajahnya ke atas untuk mencegah airmatanya menumpah. Namun, rasa sakit dan sesak membuatnya kewalahan menahan-nahannya. Alhasil airmatanya menumpah tanpa bisa ditahan lagi. "Kamu yang berubah, Mas," jawab Ranty menangis sejadi-jadinya. Ranty menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang, dan menutupi tubuh sampai wajahnya dengan selimut. Ia menumpahkan semua tangisannya di dalam selimut. Menyadari ucapannya yang sudah membuat Ranty menangis, Arhan mendekatinya dan duduk di sisi ranjang. Perlahan mengelus pundak Ranty seolah-olah ingin menenangkannya yang masih terdengar menangis sesenggukan. "Maafkan Mas, ya. Mas sangat takut kehilanganmu, Dik," ujarnya sangat lembut. "Mas hanya tidak suka kamu dekat-dekat dengan Hendra, Dik. Karena Mas sudah sangat mengenalnya, dia itu pria buruk yang suka menggoda wanita dengan parasnya yang tampan. Dia tak segan-segan membawa wanita yang dia rayu itu

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Difitnah

    Sekilas Ranty mengedarkan pandangan ke sekitar. Ia tengah berbaring di ranjang di dalam kamarnya. Entah kapan ia tiba di rumah. Seingatnya ia dan Hendra ada di kafe tadi.Dokumen itu!Suasana dalam kamar mereka sekarang ini juga membuatnya sedikit heran. Karena tidak biasanya Arhan yang selalu cuek keadaan rumah itu, mengobrak-abrik isi kamar mereka."Mana lemari pakaianku, Mas?" tanyanya tidak melihatnya ada di sana.Tatapannya kembali ke Arhan, suaminya itu juga tengah menatapnya dingin, kemudian pandangannya bergeser ke Renata.Ranty menampakkan raut wajah tidak senang melihat Renata ada di dalam kamarnya. Adiknya itu sudah terlalu berani masuk ke kamarnya. "Renata, kenapa kamu ada di sini?" tanyanya datar."Seharusnya kamu berterimakasih kepada Renata, Dik! Kalau bukan karena Renata, mungkin kamu sudah tidak pernah ada di sini lagi!" Dingin Arhan menjawab.Hahk! Apa maksudnya berkata seperti itu? Ranty benar-benar tersinggung, jelas-jelas ia melihat pembelaan Arhan kepada Renat

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Mengetahui Rencana Licik Arhan

    Ketika Ranty tersadar, pintu kamar mandi sudah menutup rapat. Sayup-sayup terdengar suara manja Renata dari dalam kamar mandi. Arhan menyahutinya dengan erangan kenikmatan. Ranty menggigit bibirnya kuat-kuat. Darah segar sudah memenuhi bibirnya yang terluka. Kemudian menetes dan terjatuh ke lantai yang dingin di samping kakinya. Siapa yang tidak perih hatinya melihat suaminya bercumbu dengan adiknya? Dadanya menyesak bersamaan dengan isak tangis yang sulit ia kendalikan. Ia tidak sanggup membayangkan tubuh semampai Renata bergelayut manja di dada kekar Arhan. Atau, keduanya bersenggama panas di dalam bathtub miliknya. Arghh! Apa yang ia dengar ini cukup menakutkan baginya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat. Ini kesempatannya membongkar semua, tapi, ia pun sudah tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerebek keduanya di dalam kamar mandi. Ranty berlari ke kamar. Namun, karena terburu-buru atau karena tidak memperhatikan jalannya, ia menubruk rak buku di depan kamarnya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status