Home / Rumah Tangga / Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku / Dikhianati Suami Dan Adik Kandung

Share

Dikhianati Suami Dan Adik Kandung

last update Last Updated: 2025-01-09 09:58:16

"R-Renata!"

Apa ini, bagaimana bisa orang sekarat yang dirawat di rumah sakit ada di sini?

Selama hampir sepuluh detik ia mengamati, baru benar-benar menyadari itu adalah Renata. Dia berjalan dengan riangnya, senyumnya begitu ceria.

Airmata Ranty merembes. Dirinya tidak menduga Arhan tega berselingkuh dengan Renata, adik kandungnya.

Ranty merasakan tubuhnya panas dan menggigil, seolah-olah mendadak terserang demam. Pastilah pemandangan di depan matanya bukan sekadar hanya membuatnya menangis karena kecewa, tetapi rumah tangganya sudah hancur.

Kedua lutut kakinya turut bergetar.

"Ibu tidak apa-apa?" Hendra bertanya, lelaki muda ini sangat mengkhawatirkannya.

Ranty mengembuskan nafas panjangnya.

"Saya tidak apa-apa."

Ranty memutuskan pergi dari sana. Ia belum akan kembali ke rumah sekadar memastikan Arhan sudah pulang.

Lalu, seketika bayangan Arhan bermesraan dengan Renata di kamar hotel kembali muncul. Kembali menghancurkan hati Ranty.

Ranty tidak berdaya, memutuskan pergi ke rumah sakit saja. Dan, akan pulang besok pagi ke rumah setelah hatinya sudah lebih baik dari sekarang.

Renata berbaring lemas di bednya. Dia masih mengenakan pakaian yang sama saat di hotel bersama Arhan tadi.

Ranty heran dengan perubahan Renata. Tadi dia sangat ceria seperti bukan orang yang sakit, tapi melihatnya sekarang lemas seolah-olah tidak berdaya.

Perhatiannya teralih ke leher jenjang Renata yang dipenuhi cap merah-merah, tentu itu ulah Arhan yang menikmati bebas tubuh Renata. Ranty sangat cemburu sampai ingin muntah.

"Kamu dari mana tadi, Ren?" tanya Ranty tanpa emosi. Seakan-akan tidak mengetahui sepak terjang Renata dan Arhan beberapa menit lalu.

"Mbak Ranty yang ke mana? Sedari tadi Rena menunggu mbak di sini."

Ranty mulai mencium sandiwara sekarang.

"Tadi aku kemari, tapi kamu tidak ada di sini, Ren."

"Apa mbak Ranty lupa kalau hari ini Rena jadwal kemo?" Tenang Renata menjawab. Kemudian, mengangkat tangannya lemah, dia kesulitan mengambil gelas dari atas meja di sampingnya. Sementara tangan kirinya memegang sisi selimut yang menutupi bagian lehernya.

"Mbak Ranty bisa bantu ambilkan gelasnya? Rena mau minum obat."

Ranty merasa kasihan kepada Renata, tetapi dia tidak mau menolongnya. Adiknya itu sudah menjadi duri dalam pernikahannya dengan Arhan. Renata juga sudah sangat jahat merebut kehangatan tubuh Arhan darinya.

Ia sendiri merasakan sakit dengan pengkhianatan Arhan, dan berusaha menyembunyikan lukanya demi keselamatan rumah tangganya. Jika dulu ia mempertahankan Arhan demi kesembuhan Renata, sekarang ia mempertahankan pernikahan mereka.

"Dik Ranty, kenapa kamu tidak mau membantu Renata?"

Ranty yang merenung, kaget tiba-tiba mendengar suara Arhan. Lebih-lebih melihatnya langsung sigap membantu Renata meminum obatnya. Padahal Renata juga bisa melakukannya sendiri.

"Mas?"

Ranty meneguk liurnya. Hatinya sangat terluka dengan pemandangan di depan matanya. Mungkin tidak akan sesakit ini kalau ia tidak mengetahui perselingkuhan keduanya. Atau, mungkin kalau selingkuhannya itu bukan Renata.

"Mas, kenapa Mas di sini?" tanya Ranty tidak seharusnya kaget. Ia harusnya tahu setelah dari hotel tadi keduanya langsung ke rumah sakit.

"Lho, tapi kamu yang bilang Renata tidak ada di kamarnya tadi, Dik. Jadi, Mas datang ke sini untuk mencarinya. Tapi malah kamu yang tidak ada di sini Mas lihat."

Ini kebohongan! Apa yang sudah disembunyikan Arhan darinya selama ini? Ranty hampir saja membongkar semuanya sekalian. Namun, entah mengapa ia seolah-olah tidak mampu melakukannya.

"Kamu dari mana saja, Dik? Kamu tidak apa-apa, kan?" Arhan menghampiri dan merangkul hangat pundaknya. Seolah sedang mengkhawatirkan keselamatannya.

Seketika Ranty merasa jijik dengan sikap munafik Arhan, apalagi melihat Renata lantas memalingkan wajah, ia menangkap ada kecemburuan di wajah adiknya itu.

"Aku ada urusan tadi, Mas," jawabnya menggigit bibir bawahnya. Menekan rasa sakit dan terus berpura-pura.

"Harusnya kamu bilang ke Mas. Agar Mas tidak menghawatirkan kamu, Dik."

Dalam hati Ranty tertawa kecil. Mungkin maksudnya, agar bisa lebih leluasa menghabiskan waktu dengan Renata.

"Mbak Ranty lupa hari ini kalau Rena ada jadwal kemo, Mas," kata Renata sedikit meringis memegangi tangannya.

"Setiap selesai kemo tulang-tulang ku rasanya seperti mau patah, Mas," keluh Renata terang-terangan ingin merebut perhatian Arhan dari Ranty.

"Biar mbak yang pijitin," ucap Ranty tidak mau memberi ruang untuk Renata mendapat perhatian Arhan.

"Mas, kamu pulanglah. Biar aku yang menjaga Renata di sini," ujarnya mengusir Arhan secara halus.

Ranty sempat memergoki perubahan di wajah Renata, tetapi ia tidak perduli. Ia harus bisa menjauhkan Arhan dari Renata.

"Kamu saja yang pulang, Dik. Kebetulan besok Mas tidak masuk kerja, jadi biar Mas saja yang menjaga Renata di sini," ujar Arhan merangkul pundak Ranty seakan-akan meyakinkannya.

"Mas tahu kamu sangat menghawatirkan kesehatan Renata. Tapi, kamu juga harus istirahat, Dik. Besok pagi Mas pulang ya."

"Tapi, Mas---"

"Tidak perlu khawatir, Dik. Kan bukan sekali ini saja Mas menjaga Renata di sini? Renata sudah seperti adik Mas juga."

GLEKK

Ranty meneguk liurnya. Artinya hubungan Arhan dan Renata sudah terjadi sejak lama.

"Mas, tolong bantu ambilkan obatku yang satu lagi," pinta Renata dengan suaranya yang dibuat-buat lemas.

"Dik, kamu pulang sekarang ya. Mas mau bantu Renata minum obat dulu," ujar Arhan tidak peka dengan ekspresi wajah Ranti.

Ranty sudah tidak sanggup menahan rasa sakit hatinya. Ia hanya berpura-pura tenang namun hatinya sudah remuk hancur.

Tak mau menjadi gila, Ranty menurut saja pergi dari sana.

Di rumah ia belum benar-benar bisa melupakan kejadian tadi. Kadang ia mengutuk dirinya yang tak langsung menggerebek Arhan dan Renata tadi. Kadang ia menangis, merenung, marah-marah sendiri, begitulah sampai tertidur.

Ranty terbangun sesaat setelah seseorang menyentuh wajahnya. Antara percaya tak percaya melihat Arhan sudah berdiri di sampingnya.

"Kenapa kamu tidur di sofa ini, Dik?" tanya Arhan langsung menggendongnya ke dalam kamar.

"Mas Arhan kenapa kemari?" Ranty malah balik bertanya. Melirik jam di pergelangan tangan Arhan, pukul tiga subuh.

"Mas mau menepati janji Mas kemarin padamu, Dik."

Antara masih mengantuk dan kebingungan, tapi Arhan sudah melucuti pakaiannya sendiri. Disusul gantian Arhan melucuti pakaian Ranty.

"Jangan, Mas." Ranty menolak disentuh Arhan dengan menutup bagian tubuh sensitifnya dengan kedua telapak tangannya.

"Kenapa, Dik?" Heran Arhan bertanya. Tidak biasanya Ranty menolak sampai menutupi bagian tubuhnya.

"Aku masih kecapekan Mas."

"Sini Mas pijitin."

Belum sempat mengelakkan diri, sekejap tubuhnya yang mungil sudah berada di pelukan Arhan.

Subuh ini, Arhan cukup kuat merangsang gairahnya. Hingga tanpa ia sadari sudah terhanyut dalam permainan panas Arhan.

Saat terbangun entah sudah pukul berapa. Tubuhnya terasa pegal-pegal dan kepalanya terasa sangat berat. Sejenak melihat ke samping namun Arhan sudah tidak ada.

Ranty memutuskan bangun untuk mengisi perutnya yang sudah berbunyi nyaring. Ia ke dapur untuk menyiapkan apa saja yang bisa mengisi perutnya. Karena ia juga tidak selalu menyimpan persediaan makanan di kulkas atau di lemari.

"Mas Arhan! Mas mau sarapan apa?" panggilnya sambil sibuk mengaduk teh di cangkir keramik kecil. Kemudian mengeluarkan lembaran kue dari plastik dan mengolesinya dengan selai kacang.

Sambil memegang cangkir dan di tangannya yang lain memegang piring ceper berisi kue selai. Ranty bergerak ke sana kemari mencari Arhan sambil terus memanggil. "Mas."

Ranty baru berhenti mencari Arhan setelah mendengar suara bel pintu. Ia meletakkan cangkir dan piring di tangannya ke atas meja. Lalu, berjalan ke pintu untuk melihat tamu yang datang pagi-pagi.

"Mas Arhan?" Ranty kaget melihat suaminya lah yang datang. "Kamu dari mana, Mas?"

Belum hilang rasa kagetnya, Renata sudah muncul di depan mukanya.

***

Related chapters

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Dibuat Tidak Nyaman

    Kaget dan syok melihat Renata ada di depannya dengan raut wajah yang ceria.Di detik kesekian ia disadarkan ingatannya, Arhan yang sering membawa Renata ke hotel. Namun, bagaimanapun Arhan membicarakan ini lebih dulu dengannya, bukan seenaknya mengambil keputusan sendiri. Karena tidak mau membuat Renata merasa tidak enak hati, Ranty menarik tangan Arhan menjauh darinya."Kenapa kamu membawa Rena kemari, Mas?" tanyanya pelan. "Kamu ini bicara apa, Dik? Jadi, Renata mau ke mana lagi? Kita berdua, kan keluarganya di sini!"Tidak biasanya Arhan meninggikan suaranya, hal itu juga membuatnya kaget sampai merasa tersudut. Sebenarnya bukan itu yang ia maksud. Tapi, agaknya mereka berdua sudah merencanakan ini diam-diam. "Renata itu adik kamu, Dik. Sudah seharusnya kamu yang bertanggungjawab selama dia di sini. Karena Mas suamimu, jadi Mas juga punya tanggungjawab untuk Renata."Bohong! Rasanya ingin berteriak, 'kamu sudah kehabisan modal check-in ke hotel maka membawanya kemari!' Tapi, R

    Last Updated : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Desahan Dari Kamar Mandi

    Di pasca perselingkuhan Arhan dengan Renata, dan sekarang Renata sudah tinggal di rumahnya. Ada rasa ketakutan pulang ke rumahnya sendiri. Betapa ia akan tersiksa rasa cemburu, mendapati tubuh seksi Renata berada pelukan Arhan. Berujung keduanya melakukan persenggamaan yang panas. Sekian lama Ranty berhenti di bahu jalan. Ia cukup lama merenung dalam keheningannya. Ia baru tersadar mendengar seseorang mengetuk kaca mobilnya. Bersamaan pria muda dan tampan, Hendra, juga menghentikan sepeda motornya di bahu jalan yang sama, bersisian dengan mobilnya.Dengan malas Ranty menurunkan separuh kaca mobilnya. Ia tahu lelaki muda itu ingin mengobrol dengannya, atau mungkin menawarkan diri untuk menghiburnya.Ranty menunggunya yang memulai percakapan, ia sendiri sedang tidak ingin bicara dengan siapapun."Bu Ranty, baru saja aku mendapatkan bukti lain, wanita selingkuhan pak Arhan itu bernama Renata Laurence. Usianya 29 tahun, setahun lebih muda dari ibu Ranty."Sikap Ranty yang dingin sama

    Last Updated : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Mengetahui Rencana Licik Arhan

    Ketika Ranty tersadar, pintu kamar mandi sudah menutup rapat. Sayup-sayup terdengar suara manja Renata dari dalam kamar mandi. Arhan menyahutinya dengan erangan kenikmatan. Ranty menggigit bibirnya kuat-kuat. Darah segar sudah memenuhi bibirnya yang terluka. Kemudian menetes dan terjatuh ke lantai yang dingin di samping kakinya. Siapa yang tidak perih hatinya melihat suaminya bercumbu dengan adiknya?Dadanya menyesak bersamaan dengan isak tangis yang sulit ia kendalikan. Ia tidak sanggup membayangkan tubuh semampai Renata bergelayut manja di dada kekar Arhan. Atau, keduanya bersenggama panas di dalam bathtub miliknya. Arghh! Apa yang ia dengar ini cukup menakutkan baginya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat. Ini kesempatannya membongkar semua, tapi, ia pun sudah tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerebek keduanya di dalam kamar mandi.Ranty berlari ke kamar.Namun, karena terburu-buru atau karena tidak memperhatikan jalannya, ia menubruk rak buku di depan kamarnya. Suara yang c

    Last Updated : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Diselingkuhi Suami

    Rencananya ini terbilang nekat. Jika suaminya, Arhan Purba, 32 tahun, tahu keberadaannya di sana, ia tahu rumah tangganya pasti akan hancur. Atau, kalaupun terselamatkan, tapi Arhan kemungkinan tidak akan mau pulang ke rumah mereka. Tetapi dia akan pergi bersama wanita selingkuhannya itu. Ranty Louise, 27 tahun, hanya diam terpaku di tempatnya berdiri dengan raut wajahnya yang menegang. "Apa ibu Ranty yakin tidak mau menggerebek Pak Arhan bersama selingkuhannya? Saya juga penasaran siapa wanita selingkuhan pak Arhan." Disahuti gelengan kepala lemah dan kaku. Sudah lama mendengar berita perselingkuhan Arhan dari asisten pribadi Arhan. Namun, Ranty tidak mempercayainya, karena tidak ada yang berubah dari sikap Arhan selama ini. Baru setelah mendengar Arhan sedang check-in di hotel bersama selingkuhannya, Ranty datang untuk menggerebek langsung. Pastilah ia juga ingin tahu siapa wanita yang berani merebut Arhan darinya. Namun, bukan berita yang enak didengar, jika esok ha

    Last Updated : 2025-01-09

Latest chapter

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Mengetahui Rencana Licik Arhan

    Ketika Ranty tersadar, pintu kamar mandi sudah menutup rapat. Sayup-sayup terdengar suara manja Renata dari dalam kamar mandi. Arhan menyahutinya dengan erangan kenikmatan. Ranty menggigit bibirnya kuat-kuat. Darah segar sudah memenuhi bibirnya yang terluka. Kemudian menetes dan terjatuh ke lantai yang dingin di samping kakinya. Siapa yang tidak perih hatinya melihat suaminya bercumbu dengan adiknya?Dadanya menyesak bersamaan dengan isak tangis yang sulit ia kendalikan. Ia tidak sanggup membayangkan tubuh semampai Renata bergelayut manja di dada kekar Arhan. Atau, keduanya bersenggama panas di dalam bathtub miliknya. Arghh! Apa yang ia dengar ini cukup menakutkan baginya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat. Ini kesempatannya membongkar semua, tapi, ia pun sudah tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerebek keduanya di dalam kamar mandi.Ranty berlari ke kamar.Namun, karena terburu-buru atau karena tidak memperhatikan jalannya, ia menubruk rak buku di depan kamarnya. Suara yang c

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Desahan Dari Kamar Mandi

    Di pasca perselingkuhan Arhan dengan Renata, dan sekarang Renata sudah tinggal di rumahnya. Ada rasa ketakutan pulang ke rumahnya sendiri. Betapa ia akan tersiksa rasa cemburu, mendapati tubuh seksi Renata berada pelukan Arhan. Berujung keduanya melakukan persenggamaan yang panas. Sekian lama Ranty berhenti di bahu jalan. Ia cukup lama merenung dalam keheningannya. Ia baru tersadar mendengar seseorang mengetuk kaca mobilnya. Bersamaan pria muda dan tampan, Hendra, juga menghentikan sepeda motornya di bahu jalan yang sama, bersisian dengan mobilnya.Dengan malas Ranty menurunkan separuh kaca mobilnya. Ia tahu lelaki muda itu ingin mengobrol dengannya, atau mungkin menawarkan diri untuk menghiburnya.Ranty menunggunya yang memulai percakapan, ia sendiri sedang tidak ingin bicara dengan siapapun."Bu Ranty, baru saja aku mendapatkan bukti lain, wanita selingkuhan pak Arhan itu bernama Renata Laurence. Usianya 29 tahun, setahun lebih muda dari ibu Ranty."Sikap Ranty yang dingin sama

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Dibuat Tidak Nyaman

    Kaget dan syok melihat Renata ada di depannya dengan raut wajah yang ceria.Di detik kesekian ia disadarkan ingatannya, Arhan yang sering membawa Renata ke hotel. Namun, bagaimanapun Arhan membicarakan ini lebih dulu dengannya, bukan seenaknya mengambil keputusan sendiri. Karena tidak mau membuat Renata merasa tidak enak hati, Ranty menarik tangan Arhan menjauh darinya."Kenapa kamu membawa Rena kemari, Mas?" tanyanya pelan. "Kamu ini bicara apa, Dik? Jadi, Renata mau ke mana lagi? Kita berdua, kan keluarganya di sini!"Tidak biasanya Arhan meninggikan suaranya, hal itu juga membuatnya kaget sampai merasa tersudut. Sebenarnya bukan itu yang ia maksud. Tapi, agaknya mereka berdua sudah merencanakan ini diam-diam. "Renata itu adik kamu, Dik. Sudah seharusnya kamu yang bertanggungjawab selama dia di sini. Karena Mas suamimu, jadi Mas juga punya tanggungjawab untuk Renata."Bohong! Rasanya ingin berteriak, 'kamu sudah kehabisan modal check-in ke hotel maka membawanya kemari!' Tapi, R

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Dikhianati Suami Dan Adik Kandung

    "R-Renata!" Apa ini, bagaimana bisa orang sekarat yang dirawat di rumah sakit ada di sini?Selama hampir sepuluh detik ia mengamati, baru benar-benar menyadari itu adalah Renata. Dia berjalan dengan riangnya, senyumnya begitu ceria. Airmata Ranty merembes. Dirinya tidak menduga Arhan tega berselingkuh dengan Renata, adik kandungnya. Ranty merasakan tubuhnya panas dan menggigil, seolah-olah mendadak terserang demam. Pastilah pemandangan di depan matanya bukan sekadar hanya membuatnya menangis karena kecewa, tetapi rumah tangganya sudah hancur.Kedua lutut kakinya turut bergetar."Ibu tidak apa-apa?" Hendra bertanya, lelaki muda ini sangat mengkhawatirkannya.Ranty mengembuskan nafas panjangnya. "Saya tidak apa-apa."Ranty memutuskan pergi dari sana. Ia belum akan kembali ke rumah sekadar memastikan Arhan sudah pulang. Lalu, seketika bayangan Arhan bermesraan dengan Renata di kamar hotel kembali muncul. Kembali menghancurkan hati Ranty.Ranty tidak berdaya, memutuskan pergi ke rum

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku    Diselingkuhi Suami

    Rencananya ini terbilang nekat. Jika suaminya, Arhan Purba, 32 tahun, tahu keberadaannya di sana, ia tahu rumah tangganya pasti akan hancur. Atau, kalaupun terselamatkan, tapi Arhan kemungkinan tidak akan mau pulang ke rumah mereka. Tetapi dia akan pergi bersama wanita selingkuhannya itu. Ranty Louise, 27 tahun, hanya diam terpaku di tempatnya berdiri dengan raut wajahnya yang menegang. "Apa ibu Ranty yakin tidak mau menggerebek Pak Arhan bersama selingkuhannya? Saya juga penasaran siapa wanita selingkuhan pak Arhan." Disahuti gelengan kepala lemah dan kaku. Sudah lama mendengar berita perselingkuhan Arhan dari asisten pribadi Arhan. Namun, Ranty tidak mempercayainya, karena tidak ada yang berubah dari sikap Arhan selama ini. Baru setelah mendengar Arhan sedang check-in di hotel bersama selingkuhannya, Ranty datang untuk menggerebek langsung. Pastilah ia juga ingin tahu siapa wanita yang berani merebut Arhan darinya. Namun, bukan berita yang enak didengar, jika esok ha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status