Share

Dibuat Tidak Nyaman

last update Last Updated: 2025-01-09 10:08:18

Kaget dan syok melihat Renata ada di depannya dengan raut wajah yang ceria.

Di detik kesekian ia disadarkan ingatannya, Arhan yang sering membawa Renata ke hotel. Namun, bagaimanapun Arhan membicarakan ini lebih dulu dengannya, bukan seenaknya mengambil keputusan sendiri.

Karena tidak mau membuat Renata merasa tidak enak hati, Ranty menarik tangan Arhan menjauh darinya.

"Kenapa kamu membawa Rena kemari, Mas?" tanyanya pelan.

"Kamu ini bicara apa, Dik? Jadi, Renata mau ke mana lagi? Kita berdua, kan keluarganya di sini!"

Tidak biasanya Arhan meninggikan suaranya, hal itu juga membuatnya kaget sampai merasa tersudut. Sebenarnya bukan itu yang ia maksud. Tapi, agaknya mereka berdua sudah merencanakan ini diam-diam.

"Renata itu adik kamu, Dik. Sudah seharusnya kamu yang bertanggungjawab selama dia di sini. Karena Mas suamimu, jadi Mas juga punya tanggungjawab untuk Renata."

Bohong! Rasanya ingin berteriak, 'kamu sudah kehabisan modal check-in ke hotel maka membawanya kemari!'

Tapi, Ranty segera tersadar ucapannya barusan. Bagaimanapun Renata itu adik kandungnya. Dirinya dan Arhan lah keluarga Renata sekarang, sejak ibunya meninggal .

"Maksudku bukan begitu, Mas. Renata masih belum sembuh dan masih harus dirawat intensif di rumah sakit. Jadi, lebih baik dia di rumah sakit dulu seperti yang selama ini. Sampai dia benar-benar sehat," ucap Ranty membuat-buat alasan.

"Mas juga bilang begitu, Dik, tapi katanya Renata sudah jenuh dan kurang nyaman di sana. Mas jadi tidak tega melihatnya merasa tersiksa di sana."

Ranty menenggak liur membayangkan seperti yang selama ini. Arhan beralasan ke rumah sakit dan mereka berujung pergi ke hotel.

Seperti tidak diberi opsi menolak, Ranty pasrah menuruti keinginan Arhan.

"Maafkan Rena, Mbak. Tapi, Rena sudah tidak betah di rumah sakit terus," ucap Renata sudah berdiri di dekat mereka. Sepertinya sudah mendengar percakapan mereka tadi.

"Jangan marah ke mas Arhan, Mbak. Rena yang memaksa mas Arhan membawa Rena pulang kemari."

"Bukan begitu, Dik. Tapi, Mas yang membawa Rena kemari," ujar Arhan.

Ranty menangis dalam hati melihat drama di depan matanya. Giginya mengerat setiap mengingat keduanya menghabiskan waktu di kamar hotel selama ini.

Namun, ia tetap dengan pilihannya akan mempertahankan pernikahannya dengan Arhan.

"Mbak nggak marah kamu di sini, Ren. Mbak cuma berpikir, kamu masih harus menjalani perawatan di rumah sakit. Jadi, sudah lebih---"

"Aduh sakit." Tiba-tiba Renata meringis sambil memegangi kepalanya.

"Kamu kenapa, Ren?" tanya Arhan, terlihat dia sangat mengkhawatirkan keadaan Renata.

Ranty terdiam dengan rasa sakit yang terus menusuk di hati. Hatinya sangat panas karena rasa cemburunya. Tangannya meraih kasar cangkir dari atas meja, meremasnya sebelum meneguk isinya yang masih panas.

"Dik, tolong kamu bawa Renata ke dalam kamarnya ya," suruh Arhan seolah tidak bisa menghargainya yang tengah menikmati minumnya.

"Aku belum merapikan kamar tamu, Mas." Dingin Ranty menjawab.

"Kamu rebahan di sofa dulu, Ren. Sebentar lagi mbak rapikan kamarmu."

"Mas, sudah merapikan kamarnya tadi, Dik."

Ranti sampai berjengit, ia kaget setengah mati, sampai-sampai tersedak oleh minumannya sendiri dan terbatuk-batuk. Sejak kapan Arhan mau memegang sapu, alih-alih membersihkan kamar tamu yang sudah lama tidak dibersihkan?

"Makanya pelan-pelan minumnya, Dik." Arhan mendekat dan menepuk-nepuk punggungnya sampai Ranty terlihat tenang.

Seolah sadar keadaan di sana, Renata berhenti merengek meminta perhatian Arhan.

"Aku bisa ke kamar sendiri, kok, Mbak," ucapnya melengos pergi.

"Tunggu, Renata! Biar Ranti yang membawa barang-barangmu ke kamar. Tubuhmu belum cukup kuat mengangkatnya,"

"Dik, Mas minta tolong bantu Renata ke kamarnya ya. Kasihan Renata," sungguh Arhan.

"Mas ... tapi aku masih---"

"Mas harap jangan membuat Renata merasa tidak nyaman di sini ya, Dik," potong Arhan penuh ancaman.

Kemudian Arhan mengecup puncak kepalanya sebelum beranjak pergi ke kamar mereka.

Hahk! Yang tidak nyaman itu aku, Mas! Kedua mata Ranty mulai berembun. Harusnya Arhan lebih menjaga perasaannya sebagai istrinya.

Tapi ...

"Kamu naik saja ke kamarmu, Ren. Nanti Mbak antar barang-barang kamu ya," ujar Ranty meremas sendok di genggamannya.

"Kalau bisa sekarang ya, Mbak. Aku mau langsung mandi, tubuhku berkeringat dan terasa gerah."

Apa katanya, berkeringat? Mana mungkin cuma dari rumah sakit ke rumah langsung berkeringat! Ini juga masih pagi.

Ranty berjalan mengekori Renata menaiki tangga. Sampai tiba di kamarnya, ia masih penasaran dengan tubuh Renata yang katanya berkeringat.

"Terimakasih ya, Mbak," ujar Renata berdiri di pintu kamar seolah-olah menunggu Ranty segera keluar dari sana.

"Iya. Kamu tidak serapan dulu, Ren?" Basa-basi Ranty bertanya.

Namun, ekspresi wajah Renata mengagetkannya.

"Ini sudah sore, Mbak. Lagian tadi sudah makan sore juga dengan Mas Arhan sebelum kemari."

"Sudah sore?" Ranty menggeser pandangannya ke jam dinding. "Pukul lima."

Ingat ada janji dengan Hendra, Ranty urung memaksa Renata mengaku dari mana dia dan Arhan seharian ini.

"Oh begitu. Sekarang kamu istirahat saja dulu. Mbak ada urusan keluar sampai malam nanti, jika ada apa-apa Mas Arhan ada di rumah, kok," ujar Ranty seolah memberi ruang untuk keduanya bisa memadu kasih.

Ranty kembali ke kamarnya dan melihat Arhan tertidur. Ranty tidak akan membangunkannya sekadar berpamitan. Ia berkemas diri cepat-cepat, kemudian tergesa-gesa meninggalkan kamar.

"Kamu mau ke mana, Dik?"

Ranty berhenti bertepatan hendak akan menutup pintu kamar. Kemudian menoleh ke belakang dengan senyum yang dibuat-buat ceria.

"Jam enam nanti aku ada janji ketemu sama teman arisan, Mas."

"Mas antar saja ya, Dik?" Arhan langsung bangkit dari rebahannya.

"Tidak perlu, Mas. Aku bawa mobil sendiri saja. Lagian, Mas juga lelah dan butuh istirahat setelah menjaga Renata dari semalam."

Ranty tidak lagi memperdulikan wajah Arhan yang berubah warna. Meski ia sempat memergokinya tergugu.

Ia mempercepat jalannya, dan kemudian meninggalkan rumah menuju tempat Hendra menunggunya.

"Ini saja yang kamu dapatkan?" tanyanya. Ia tidak bergairah untuk melihat satu persatu foto-foto yang diberikan Hendra.

Jelas saja karena ia sudah mengenal siapa wanita selingkuhan suaminya. Sekarang ia bertemu dengan Hendra untuk mengakhiri kerjasama mereka.

"Iya, Buk. Tapi, kalau bu Ranty mau, saya bisa mencari tahu siapa wanita selingkuhan pak Arhan."

"Tidak perlu. Saya kemari untuk meminta kamu menutup rahasia besar ini di perusahaan atau dari siapapun."

"Tapi---"

Ranty mendengus, bersamaan dengan itu ia mengangkat tangannya dengan tatapan mata mengisyaratkan 'jangan lanjutkan'.

Ranty menyerahkan sejumlah uang sebagai upah Hendra sebelum meninggalkannya.

Dari sana Ranty pergi ke suatu tempat yang membuatnya nyaman. Namun, tidak ada tujuan yang benar-benar membuatnya merasa nyaman selain rumah. Namun, sekarang rumahnya sendiri sangat menakutkan baginya.

***

Related chapters

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku Ā Ā Ā Desahan Dari Kamar Mandi

    Di pasca perselingkuhan Arhan dengan Renata, dan sekarang Renata sudah tinggal di rumahnya. Ada rasa ketakutan pulang ke rumahnya sendiri. Betapa ia akan tersiksa rasa cemburu, mendapati tubuh seksi Renata berada pelukan Arhan. Berujung keduanya melakukan persenggamaan yang panas. Sekian lama Ranty berhenti di bahu jalan. Ia cukup lama merenung dalam keheningannya. Ia baru tersadar mendengar seseorang mengetuk kaca mobilnya. Bersamaan pria muda dan tampan, Hendra, juga menghentikan sepeda motornya di bahu jalan yang sama, bersisian dengan mobilnya.Dengan malas Ranty menurunkan separuh kaca mobilnya. Ia tahu lelaki muda itu ingin mengobrol dengannya, atau mungkin menawarkan diri untuk menghiburnya.Ranty menunggunya yang memulai percakapan, ia sendiri sedang tidak ingin bicara dengan siapapun."Bu Ranty, baru saja aku mendapatkan bukti lain, wanita selingkuhan pak Arhan itu bernama Renata Laurence. Usianya 29 tahun, setahun lebih muda dari ibu Ranty."Sikap Ranty yang dingin sama

    Last Updated : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku Ā Ā Ā Mengetahui Rencana Licik Arhan

    Ketika Ranty tersadar, pintu kamar mandi sudah menutup rapat. Sayup-sayup terdengar suara manja Renata dari dalam kamar mandi. Arhan menyahutinya dengan erangan kenikmatan. Ranty menggigit bibirnya kuat-kuat. Darah segar sudah memenuhi bibirnya yang terluka. Kemudian menetes dan terjatuh ke lantai yang dingin di samping kakinya. Siapa yang tidak perih hatinya melihat suaminya bercumbu dengan adiknya?Dadanya menyesak bersamaan dengan isak tangis yang sulit ia kendalikan. Ia tidak sanggup membayangkan tubuh semampai Renata bergelayut manja di dada kekar Arhan. Atau, keduanya bersenggama panas di dalam bathtub miliknya. Arghh! Apa yang ia dengar ini cukup menakutkan baginya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat. Ini kesempatannya membongkar semua, tapi, ia pun sudah tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerebek keduanya di dalam kamar mandi.Ranty berlari ke kamar.Namun, karena terburu-buru atau karena tidak memperhatikan jalannya, ia menubruk rak buku di depan kamarnya. Suara yang c

    Last Updated : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku Ā Ā Ā Diselingkuhi Suami

    Rencananya ini terbilang nekat. Jika suaminya, Arhan Purba, 32 tahun, tahu keberadaannya di sana, ia tahu rumah tangganya pasti akan hancur. Atau, kalaupun terselamatkan, tapi Arhan kemungkinan tidak akan mau pulang ke rumah mereka. Tetapi dia akan pergi bersama wanita selingkuhannya itu. Ranty Louise, 27 tahun, hanya diam terpaku di tempatnya berdiri dengan raut wajahnya yang menegang. "Apa ibu Ranty yakin tidak mau menggerebek Pak Arhan bersama selingkuhannya? Saya juga penasaran siapa wanita selingkuhan pak Arhan." Disahuti gelengan kepala lemah dan kaku. Sudah lama mendengar berita perselingkuhan Arhan dari asisten pribadi Arhan. Namun, Ranty tidak mempercayainya, karena tidak ada yang berubah dari sikap Arhan selama ini. Baru setelah mendengar Arhan sedang check-in di hotel bersama selingkuhannya, Ranty datang untuk menggerebek langsung. Pastilah ia juga ingin tahu siapa wanita yang berani merebut Arhan darinya. Namun, bukan berita yang enak didengar, jika esok ha

    Last Updated : 2025-01-09
  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku Ā Ā Ā Dikhianati Suami Dan Adik Kandung

    "R-Renata!" Apa ini, bagaimana bisa orang sekarat yang dirawat di rumah sakit ada di sini?Selama hampir sepuluh detik ia mengamati, baru benar-benar menyadari itu adalah Renata. Dia berjalan dengan riangnya, senyumnya begitu ceria. Airmata Ranty merembes. Dirinya tidak menduga Arhan tega berselingkuh dengan Renata, adik kandungnya. Ranty merasakan tubuhnya panas dan menggigil, seolah-olah mendadak terserang demam. Pastilah pemandangan di depan matanya bukan sekadar hanya membuatnya menangis karena kecewa, tetapi rumah tangganya sudah hancur.Kedua lutut kakinya turut bergetar."Ibu tidak apa-apa?" Hendra bertanya, lelaki muda ini sangat mengkhawatirkannya.Ranty mengembuskan nafas panjangnya. "Saya tidak apa-apa."Ranty memutuskan pergi dari sana. Ia belum akan kembali ke rumah sekadar memastikan Arhan sudah pulang. Lalu, seketika bayangan Arhan bermesraan dengan Renata di kamar hotel kembali muncul. Kembali menghancurkan hati Ranty.Ranty tidak berdaya, memutuskan pergi ke rum

    Last Updated : 2025-01-09

Latest chapter

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku Ā Ā Ā Mengetahui Rencana Licik Arhan

    Ketika Ranty tersadar, pintu kamar mandi sudah menutup rapat. Sayup-sayup terdengar suara manja Renata dari dalam kamar mandi. Arhan menyahutinya dengan erangan kenikmatan. Ranty menggigit bibirnya kuat-kuat. Darah segar sudah memenuhi bibirnya yang terluka. Kemudian menetes dan terjatuh ke lantai yang dingin di samping kakinya. Siapa yang tidak perih hatinya melihat suaminya bercumbu dengan adiknya?Dadanya menyesak bersamaan dengan isak tangis yang sulit ia kendalikan. Ia tidak sanggup membayangkan tubuh semampai Renata bergelayut manja di dada kekar Arhan. Atau, keduanya bersenggama panas di dalam bathtub miliknya. Arghh! Apa yang ia dengar ini cukup menakutkan baginya. Seluruh tubuhnya menggigil hebat. Ini kesempatannya membongkar semua, tapi, ia pun sudah tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerebek keduanya di dalam kamar mandi.Ranty berlari ke kamar.Namun, karena terburu-buru atau karena tidak memperhatikan jalannya, ia menubruk rak buku di depan kamarnya. Suara yang c

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku Ā Ā Ā Desahan Dari Kamar Mandi

    Di pasca perselingkuhan Arhan dengan Renata, dan sekarang Renata sudah tinggal di rumahnya. Ada rasa ketakutan pulang ke rumahnya sendiri. Betapa ia akan tersiksa rasa cemburu, mendapati tubuh seksi Renata berada pelukan Arhan. Berujung keduanya melakukan persenggamaan yang panas. Sekian lama Ranty berhenti di bahu jalan. Ia cukup lama merenung dalam keheningannya. Ia baru tersadar mendengar seseorang mengetuk kaca mobilnya. Bersamaan pria muda dan tampan, Hendra, juga menghentikan sepeda motornya di bahu jalan yang sama, bersisian dengan mobilnya.Dengan malas Ranty menurunkan separuh kaca mobilnya. Ia tahu lelaki muda itu ingin mengobrol dengannya, atau mungkin menawarkan diri untuk menghiburnya.Ranty menunggunya yang memulai percakapan, ia sendiri sedang tidak ingin bicara dengan siapapun."Bu Ranty, baru saja aku mendapatkan bukti lain, wanita selingkuhan pak Arhan itu bernama Renata Laurence. Usianya 29 tahun, setahun lebih muda dari ibu Ranty."Sikap Ranty yang dingin sama

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku Ā Ā Ā Dibuat Tidak Nyaman

    Kaget dan syok melihat Renata ada di depannya dengan raut wajah yang ceria.Di detik kesekian ia disadarkan ingatannya, Arhan yang sering membawa Renata ke hotel. Namun, bagaimanapun Arhan membicarakan ini lebih dulu dengannya, bukan seenaknya mengambil keputusan sendiri. Karena tidak mau membuat Renata merasa tidak enak hati, Ranty menarik tangan Arhan menjauh darinya."Kenapa kamu membawa Rena kemari, Mas?" tanyanya pelan. "Kamu ini bicara apa, Dik? Jadi, Renata mau ke mana lagi? Kita berdua, kan keluarganya di sini!"Tidak biasanya Arhan meninggikan suaranya, hal itu juga membuatnya kaget sampai merasa tersudut. Sebenarnya bukan itu yang ia maksud. Tapi, agaknya mereka berdua sudah merencanakan ini diam-diam. "Renata itu adik kamu, Dik. Sudah seharusnya kamu yang bertanggungjawab selama dia di sini. Karena Mas suamimu, jadi Mas juga punya tanggungjawab untuk Renata."Bohong! Rasanya ingin berteriak, 'kamu sudah kehabisan modal check-in ke hotel maka membawanya kemari!' Tapi, R

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku Ā Ā Ā Dikhianati Suami Dan Adik Kandung

    "R-Renata!" Apa ini, bagaimana bisa orang sekarat yang dirawat di rumah sakit ada di sini?Selama hampir sepuluh detik ia mengamati, baru benar-benar menyadari itu adalah Renata. Dia berjalan dengan riangnya, senyumnya begitu ceria. Airmata Ranty merembes. Dirinya tidak menduga Arhan tega berselingkuh dengan Renata, adik kandungnya. Ranty merasakan tubuhnya panas dan menggigil, seolah-olah mendadak terserang demam. Pastilah pemandangan di depan matanya bukan sekadar hanya membuatnya menangis karena kecewa, tetapi rumah tangganya sudah hancur.Kedua lutut kakinya turut bergetar."Ibu tidak apa-apa?" Hendra bertanya, lelaki muda ini sangat mengkhawatirkannya.Ranty mengembuskan nafas panjangnya. "Saya tidak apa-apa."Ranty memutuskan pergi dari sana. Ia belum akan kembali ke rumah sekadar memastikan Arhan sudah pulang. Lalu, seketika bayangan Arhan bermesraan dengan Renata di kamar hotel kembali muncul. Kembali menghancurkan hati Ranty.Ranty tidak berdaya, memutuskan pergi ke rum

  • Ternyata Aku Istri Kedua Suamiku Ā Ā Ā Diselingkuhi Suami

    Rencananya ini terbilang nekat. Jika suaminya, Arhan Purba, 32 tahun, tahu keberadaannya di sana, ia tahu rumah tangganya pasti akan hancur. Atau, kalaupun terselamatkan, tapi Arhan kemungkinan tidak akan mau pulang ke rumah mereka. Tetapi dia akan pergi bersama wanita selingkuhannya itu. Ranty Louise, 27 tahun, hanya diam terpaku di tempatnya berdiri dengan raut wajahnya yang menegang. "Apa ibu Ranty yakin tidak mau menggerebek Pak Arhan bersama selingkuhannya? Saya juga penasaran siapa wanita selingkuhan pak Arhan." Disahuti gelengan kepala lemah dan kaku. Sudah lama mendengar berita perselingkuhan Arhan dari asisten pribadi Arhan. Namun, Ranty tidak mempercayainya, karena tidak ada yang berubah dari sikap Arhan selama ini. Baru setelah mendengar Arhan sedang check-in di hotel bersama selingkuhannya, Ranty datang untuk menggerebek langsung. Pastilah ia juga ingin tahu siapa wanita yang berani merebut Arhan darinya. Namun, bukan berita yang enak didengar, jika esok ha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status