Setelah sampai tepat didepan rumah itu, Rafif menendang pintu dengan keras, lalu seketika pintu itu terbuka.Dan ternyata rumah itu kosong, tidak ada benda apapun apalagi keberadaan manusia.Rafif bersama dengan Azfar mencoba menelusuri rumah itu lebih dalam, namun mereka tidak menemukan apapun di setiap ruangan yang ada.Kesabaran Rafif mulai hilang, hatinya dipenuhi dengan ketakutan dan emosinya mulai menguasai dirinya.“Br*ngsek!” umpat Rafif.“Tenanglah! Ayo kembali dulu,” ajak Azfar.Saat melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu, ponsel Rafif kembali berdering.“Hahaha! Apa kau menemukan sesuatu disana? Sayang sekali kau tidak berhasil menemukan keberadaan kami!” ucap pria itu.“Kau br*ngsek! Tunggu saja aku benar-benar akan memb*nuhmu!” umpat Rafif di telepon.Setelah menutup telepon itu Rafif meminta Wira memastikan apakah mobil sewaan milik Dino masih ada ditempatnya. Lalu meminta melacak keberadaan Dino melalui nomor telepon yang baru saja menghubunginya.Benar saja ternyat
“Aku tak merebutnya darimu! Aku memang terlahir sebagai jodoh Rafif, jadi kau tidak perlu repot-repot melakukan apapun untuk menghancurkan kami. Karena hanya akan sia-sia!” ucap Alea pelan namun menusuk ke hati Yesi.Kalimat Alea benar-benar menohok di hati Yesi. Dia semakin merasa geram dan seketika ingin menyakiti Alea dengan tangannya sendiri.“Kurang ajar kau! Tunggu saja apa yang akan ku perbuat pada kalian!” bentak Yesi di telepon.Setelahnya, Alea mengabaikan perkataan Yesi lalu hendak mengembalikan ponsel pada pria itu.Namun saat Alea berbalik, tiba-tiba saja…‘brug!’ suara pintu dibanting dengan keras dan seketika itu Alea melihat kedatangan Rafif di ambang pintu.“Mas!” Alea langsung terduduk karena senang akhirnya Rafif menemukannya.Pria yang bernama Dino itu terkejut karena ternyata Rafif bergerak sangat cepat sehingga menemukan mereka dengan mudah.Karena merasa terancam, Dino mengeluarkan sebuah belati dari saku bajunya dan menyandera tubuh Alea dengan pisau tepat dide
“Alea, sebaiknya kamu pulang bersama kakak ya?” usul Rafif pada Alea.“Iya, kamu terlalu kelelahan. Kasihan bayi kamu,” ujar Azfar.Alea menimbang perkataan suaminya dan kakaknya.“Zayn juga pasti sedang menunggumu. Pulanglah ke rumah mama dan minta kak Cindy untuk memeriksa bayi kita,” ujar Rafif lagi sambil mengelus lembut perut Alea.“Segeralah pulang jika sudah selesai, aku akan menunggumu,” ucap Alea.“Istirahatlah lebih dulu, tidak perlu menungguku. Aku akan pulang jika semuanya benar-benar selesai,” jawab Rafif.“Kamu hati-hati ya!” ujar Alea.“Iya sayang,” jawab Rafif lalu memeluk Alea sekilas dan mencium keningnya.Alea merasakan tatapan Rafif berbeda dari sebelumnya, banyak sekali kekhawatiran di mata Rafif. Dia juga terlihat sangat kelelahan.Jam 9 malam, Alea tiba di rumah dengan disambut mama.“Sayang, kamu kenapa?” mama menjerit tatkala melihat penampilan Alea yang berantakan. Ada bekas luka di leher dan pipi, rambutnya acak-acakan dan bajunya kotor.“Ceritanya panjang m
Rafif tiba di rumah sekitar pukul 02.00 pagi, setelah menyelesaikan laporan di kantor polisi dan memberikan banyak bukti terkait penculikan Alea yang dilakukan oleh Yesi.Dia disambut Azfar yang memang sedang menunggunya untuk kembali.“Bagaimana? Apakah sudah selesai?” tanya Azfar.“Aku sudah membuat laporan dan menyerahkan semua bukti, kita tunggu sampai penyelidikan selesai,” jawab Rafif.“Aku minta polisi untuk menghukumnya seberat-beratnya, aku tidak akan menerima banding apapun,” sambung Rafif.“Syukurlah, semua sudah ditangani pihak kepolisian,” ujar Azfar sambil menepuk pundak adik iparnya.“Sayang, badan Alea panas banget!” ujar Cindy berlari menuruni tangga menghampiri Azfar. Dia tidak tahu kalau Rafif sudah tiba di rumah.Mendengar itu Rafif langsung berlari menuju kamarnya.Sesampainya di kamar, Rafif memeriksa keadaan Alea, dia mulai menyentuh keningnya. Alea sedang tertidur, namun suhu badannya naik sampai 39 derajat.“Panas sekali,” gumam Rafif.“Biar ku pasangkan infus
Beberapa hari berlalu, kasus penculikan yang dilakukan oleh Yesi akhirnya selesai melalui putusan sidang. Yesi di jatuhi hukuman 4 tahun penjara dan denda sebesar 100 juta rupiah.Selain itu, fakta lain dari kejahatan Yesi adalah dia mengidap penyakit mental dan menggunakan obat-obatan terlarang sehingga mengakibatkan hukumannya ditambah 2 tahun untuk proses rehabilitasi. Sehingga total waktu hukuman yang di terima Yesi menjadi 6 tahun.Sementara Dino yang bertindak sebagai kaki tangan Yesi hanya diberikan hukuman selama 1 tahun penjara karena dia telah membantu proses penyelidikan dan dengan jujur mengakui kejahatannya.Tante Indri, yang ikut hadir dalam persidangan berteriak histeris saat hakim mengetuk palu setelah menyebutkan hukuman Yesi.Rafif cukup puas atas hasil dari persidangan ini, 6 tahun waktu yang sangat pantas untuk Yesi terima.Rafif menegaskan tidak akan ada banding atau menerima permohonan damai dari Yesi. Sebab Rafif telah benci dengan sikap Yesi karena berulang kal
Setelah keadaan kembali tenang, Rafif dan Alea menjalani hari-hari seperti biasanya.Kehamilan keduanya membuat Alea lebih lemah dari sebelumnya, keadaan yang jauh berbeda saat Alea mengandung Zayn dulu.Terlebih, Alea mengalami kejadian yang cukup membuatnya trauma di trimester akhir kehamilannya.Semenjak hari penculikan, keadaan Alea semakin memburuk setiap harinya, dia seperti kehilangan tenaganya, lemah tak berdaya.Sejauh apapun Alea berusaha untuk kuat, dia selalu merasa limbung dan lelah. Akhirnya selama sisa waktu penantiannya menuju kelahiran putra keduanya, Alea habiskan hanya di atas ranjang.“Mas, maaf ya aku merepotkan kamu terus,” ujar Alea setelah Rafif menyuapinya makan. Meskipun sulit untuk mencernanya, Rafif tetap memaksa Alea untuk makan sebab jika tidak, Alea akan benar-benar kehabisan tenaga.“Repot apanya sayang, ini sudah jadi kewajibanku untuk menjaga dan merawatmu,” jawab Rafif.“Tapi kali ini aku benar-benar tidak bisa apa-apa, rasanya tenagaku habis dan ak
Rafif memasuki rumah dengan langkah gontai, dia seperti telah kehilangan separuh nyawanya.Rafif tidak menyangka akan kehilangan orang tercintanya secepat ini. Hal yang sangat dia takuti sejak terakhir kali.Dia duduk di ruang tamu dengan mata sembab sehabis menangis. Pakaiannya yang serba hitam lusuh terkena guguran tanah kuburan.Rumah mertuanya kini dipadati oleh orang-orang yang turut berbela sungkawa.Banyak rekan dan keluarga jauh yang datang, mereka menyalami dan menguatkan Rafif satu per satu.“Turut berduka cita, kak Rafif! Semoga kamu diberikan ketabahan,” ujar Najwa dekat Alea. Mata Najwa juga sembab sehabis menangis.“Terima kasih,” jawab Rafif.Rafif masih berusaha tegar saat para tamu mendatanginya mengucapkan duka. Tetapi tatapan mata Rafif kosong karena dipenuhi dengan kabut duka yang mendalam.Bunda duduk bersamanya di sampingnya, sambil terus memegangi punggungnya mencoba memberikan kekuatan.“Istirahatlah, kamu sangat kelelahan. Kamu bahkan tidak tidur selama beberap
Bayi mungil berjenis kelamin laki-laki dengan berat 2,3 kilogram telah diselamatkan dari maut yang mengancam.Cindy lantas memberikan bayi itu kepada Alea dan Rafif. Mereka berdua lalu menatapnya lekat, “dia mirip sekali dengan Zayn,” ujar Rafif sambil tersenyum.“Kamu berikan dia nama mas,” ujar Alea.Rafif sama sekali tidak pernah terpikirkan tentang nama bayi mereka selama ini, karena terlalu banyak cobaan yang mereka lalui di kehamilan kedua Alea.“Zayd Haris Hadiwinata,” ucap Rafif spontan.“Kenapa Zayd?” tanya Alea.“Tidak apa, hanya saja mirip dengan Zayn jadi kita lebih mudah mengucapkannya,” jawab Rafif.Alea mengangguk menyetujui Rafif.Setelah melalui operasi yang cukup panjang, kini Alea telah di pindahkan ke ruang rawat inap.Jam sudah menunjukan pukul 03.00 pagi, Rafif belum terpejam sama sekali. Begitu juga Alea.“Mas, sepertinya aku mengantuk sekali,” ujar Alea.“Tidurlah sayang, aku akan berjaga disini,” sahut Rafif.Alea mengangguk lalu setelah itu terlelap sangat pu
“Alea…” panggil Rafif begitu tiba di kamar hotel.“Kakak Zayn ayo mandi, habis ini kita pulang!” ujar Alea pada Zayn tanpa menghiraukan panggilan Rafif.“Alea!” suara Rafif mulai meninggi.“Hhhh..” Alea menghela napas berat.“Nanti aja. Aku mau mandikan Zayn!” ujarnya kemudian.Rafif terdiam di ujung tempat tidur hotel. Pikirannya tak tentu arah. Dia tahu dia telah bersalah pada Alea semalam. Sebetulnya mudah saja bagi Rafif untuk berkata jujur. Namun entah kenapa satu sisi hatinya masih terasa berat.Terlebih lagi, semalam dia terlanjur berbohong pada Alea bahwa yang ditemuinya adalah Mario bukan Melissa.Rafif juga bingung sebab mood Alea selalu berubah drastis setiap dia mengandung. Jadi jika dia tidak berhati-hati, bisa dipastikan keributan akan terjadi di antara mereka.Di sisi lain, Alea juga menunggu apakah Rafif akan menjelaskannya lebih dulu? Atau dia akan tetap diam sampai Alea mulai bertanya?Jika Rafif berani mengatakannya lebih dulu maka Alea akan segera memaafkannya, nam
Jam 23.30 malam..Alea menunggu kedatangan Rafif di kamarnya. Sudah satu setengah jam sejak acara selesai, namun suaminya belum juga tiba di kamar.Alea mencoba menghubunginya berkali-kali namun tidak ada jawaban.“Kemana sih, sudah selarut ini belum juga sampai di kamar?” gumam Alea menatap layar ponselnya.Karena tidak ada jawaban, Alea pun memutuskan untuk menghubungi Azfar dan menanyakan keberadaan Rafif.“Halo kak, kalian masih di ballroom kah?” tanya Alea saat Azfar menjawab teleponnya.“Aku sudah kembali, kenapa?” tanya Azfar.“Mas Rafif kok belum datang?” tanya Alea lagi.“Bukannya Rafif sudah kembali lebih dulu? Tadi aku tidak melihatnya di ballroom.” Jawab Azfar.“Sampai sekarang dia belum kembali kak,” ujar Alea.“Oh! Tadi aku lihat dia ngobrol sama cewek sih. Aku kira habis itu dia kembali,” ujar Azfar polos.“Cewek?” tanya alea dengan nada meninggi karena sedikit terkejut.“Mungkin jurnalis, Al! Jangan terburu-buru menyimpulkan,” sahut Azfar yang merasa bersalah mengataka
“Kenapa kamu disini?” tanya Rafif dengan suara sedikit bergetar.Dadanya tiba-tiba bergemuruh dan seketika melupakan keadaan sekitar, pandangan dan pikirannya terfokus pada sosok wanita cantik di depan matanya.Dia adalah Melissa. Kepingan puzzle milik Rafif yang telah menghilang lama.Meskipun kini Rafif telah menikah dengan cinta pertamanya, Alea. Bukan berarti masa lalu Rafif tanpa wanita. Apalagi Rafif juga pria normal, dia tetap tumbuh layaknya remaja menuju dewasa seperti orang lain.Ya, bukan Yesika melainkan Melissa. Seseorang yang pernah mengisi hati Rafif saat berkuliah di London.***Saat itu Rafif pertama kali bertemu Melissa di kelas yang sama, karena sama-sama berasal dari Indonesia, mereka cukup cepat mengakrabkan diri.Satu tahun berteman, hubungan Rafif dan Melissa sangat dekat. Mereka akhirnya memutuskan untuk memulai hubungan asmara.Kala itu Rafif sedang bersiap untuk menyusun skripsi, dia sudah melupakan sosok Alea yang dia anggap sebagai adik.Karena jauh dari ke
Beberapa bulan kemudian..Cindy sudah semakin terbiasa dengan kehamilannya, dia juga aktif kembali sebagai dokter spesialis kandungan. Selain memastikan kehamilannya aman, dia juga selalu memastikan kandungan setiap pasiennya aman.Begitu juga dengan Alea, di kehamilan ketiganya ini dia memilih untuk lebih banyak diam di rumah. Sekalipun keadaan memaksanya keluar rumah, dia akan menunggu sampai Rafif bisa menemaninya.Bukan apa, Alea masih cukup trauma atas kejadian beberapa tahun lalu saat hamil anak keduanya. Mengalami penculikan sampai harus merasakan kehilangan anak adalah hal yang sangat menyedihkan.Kali ini, dia tidak akan membiarkan sesuatu terjadi. Karenanya, dia memilih untuk menjalani keseharian di rumah. Jika merasa bosan, maka saatnya dia memanggil seluruh anggota keluarganya untuk datang.Sementara itu Rafif dan Azfar disibukan dengan pekerjaan mereka, kebetulan beberapa bulan terakhir Rafif berhasil mengembangkan kembali bisnis barunya yaitu sebuah aplikasi yang berhubu
“Apakah program mereka tidak berhasil?” gumam Alea.“Kenapa sayang?” tanya Rafif yang tiba-tiba berdiri disamping Alea.“Mas, menurut kamu kak Azfar dan kak Cindy kenapa ya?” tanya Alea.Rafif memperhatikan Azfar dan Cindy sejenak, “mereka lagi lelah aja paling?” ujar Rafif.Alea mengangkat bahu tak mengerti. Namun hatinya berharap semoga apa yang dia khawatirkan tidak terjadi.“Ayo semuanya mendekat!” ujar papa.Lalu semua orang mendekat mengelilingi mama dan papa yang berdiri di tempat yang telah disiapkan di halaman rumah.Disana terdapat sebuah kue tart besar dan beberapa kado. Halaman rumah di hias dengan tema warna putih, serasi dengan pakaian yang dikenakan mama dan papa serta semua yang hadir.Mama mengenakan gaun warna putih panjang lengkap dengan veil warna serupa, papa memakai satu set jas putih senada, mereka benar-benar seperti pengantin.Di belakang mama dan papa ada sebuah layar yang sengaja dipasang untuk menampilkan rangkuman foto-foto sejak mama dan papa pertama kali
Setelah mempertimbangkan banyak hal, Azfar dan Cindy akhirnya memutuskan untuk memulai kembali perjuangan mereka untuk mendapatkan buah hati.Butuh kesiapan mental, fisik dan materi untuk memulai perjalanan panjang ini.Mereka mulai dengan kembali memeriksakan kesehatan organ mereka ke dokter kandungan, yang bernama Leo. Dia adalah teman seperjuangan Cindy dan bekerja di rumah sakit yang sama dengan mereka.“Akhirnya kalian kembali!” ujar Leo.Sebelumnya, Cindy dan Azfar juga sempat memeriksakan kondisi mereka satu tahun lalu. Namun karena kesibukan Cindy dan Azfar, mereka memutuskan untuk menunda dulu program hamil yang harus dilakukan.“Apa kalian udah siap sekarang?” tanya Leo.“Untuk saat ini, aku jauh lebih siap!” ujar Cindy.“Oke, kita mulai lagi dari awal ya?” Leo kemudian kembali menjelaskan prosedur untuk melakukan program Hamill.Cindy tentu sangat memahami langkah demi langkah untuk melakukan program hamil, tapi bagaimanapun dia tetap butuh dokter lain untuk membantunya mem
Selama perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, Cindy lebih banyak terdiam dan merenung.Dia memikirkan semua nasehat nenek padanya, hal yang ketika diucapkan sangat bisa membuatnya tenang. Namun ketika dia kembali pada kenyataan, rasanya sulit sekali untuk menemukan kebahagiaan.Rumah tangga tanpa anak, memang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Namun, akan lebih sempurna kebahagiaan itu ketika hadir seorang malaikat kecil di antara mereka.Hal inilah yang sampai saat ini masih diusahakan Cindy dan Azfar selama dua tahun lebih pernikahannya.“Kamu kenapa?” tanya Azfar yang melihat Cindy hanya melamun dan menatap ke arah luar jendela.“Gak apa-apa!” jawab Cindy singkat.Mereka, bukan tidak berusaha. Mengingat mereka lebih paham tentang situasi mereka karena profesinya sebagai dokter. Namun, apapun yang mereka usahakan akan tetap sia-sia ketika Tuhan belum mengizinkan.”Apa selama di Bandung, ada hal yang menyinggungmu?” tanya Azfar pelan.“Hmm gak ada kok!” jawab Cindy.“Teru
Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s
Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta