Share

77. Negosiasi

Author: Reyn
last update Last Updated: 2025-01-04 19:31:19

“Aku tak merebutnya darimu! Aku memang terlahir sebagai jodoh Rafif, jadi kau tidak perlu repot-repot melakukan apapun untuk menghancurkan kami. Karena hanya akan sia-sia!” ucap Alea pelan namun menusuk ke hati Yesi.

Kalimat Alea benar-benar menohok di hati Yesi. Dia semakin merasa geram dan seketika ingin menyakiti Alea dengan tangannya sendiri.

“Kurang ajar kau! Tunggu saja apa yang akan ku perbuat pada kalian!” bentak Yesi di telepon.

Setelahnya, Alea mengabaikan perkataan Yesi lalu hendak mengembalikan ponsel pada pria itu.

Namun saat Alea berbalik, tiba-tiba saja…

‘brug!’ suara pintu dibanting dengan keras dan seketika itu Alea melihat kedatangan Rafif di ambang pintu.

“Mas!” Alea langsung terduduk karena senang akhirnya Rafif menemukannya.

Pria yang bernama Dino itu terkejut karena ternyata Rafif bergerak sangat cepat sehingga menemukan mereka dengan mudah.

Karena merasa terancam, Dino mengeluarkan sebuah belati dari saku bajunya dan menyandera tubuh Alea dengan pisau tepat dide
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Jodoh di Tangan Kakek   78. Siasat

    “Alea, sebaiknya kamu pulang bersama kakak ya?” usul Rafif pada Alea.“Iya, kamu terlalu kelelahan. Kasihan bayi kamu,” ujar Azfar.Alea menimbang perkataan suaminya dan kakaknya.“Zayn juga pasti sedang menunggumu. Pulanglah ke rumah mama dan minta kak Cindy untuk memeriksa bayi kita,” ujar Rafif lagi sambil mengelus lembut perut Alea.“Segeralah pulang jika sudah selesai, aku akan menunggumu,” ucap Alea.“Istirahatlah lebih dulu, tidak perlu menungguku. Aku akan pulang jika semuanya benar-benar selesai,” jawab Rafif.“Kamu hati-hati ya!” ujar Alea.“Iya sayang,” jawab Rafif lalu memeluk Alea sekilas dan mencium keningnya.Alea merasakan tatapan Rafif berbeda dari sebelumnya, banyak sekali kekhawatiran di mata Rafif. Dia juga terlihat sangat kelelahan.Jam 9 malam, Alea tiba di rumah dengan disambut mama.“Sayang, kamu kenapa?” mama menjerit tatkala melihat penampilan Alea yang berantakan. Ada bekas luka di leher dan pipi, rambutnya acak-acakan dan bajunya kotor.“Ceritanya panjang m

    Last Updated : 2025-01-04
  • Jodoh di Tangan Kakek   79. Tabur Tuai

    Rafif tiba di rumah sekitar pukul 02.00 pagi, setelah menyelesaikan laporan di kantor polisi dan memberikan banyak bukti terkait penculikan Alea yang dilakukan oleh Yesi.Dia disambut Azfar yang memang sedang menunggunya untuk kembali.“Bagaimana? Apakah sudah selesai?” tanya Azfar.“Aku sudah membuat laporan dan menyerahkan semua bukti, kita tunggu sampai penyelidikan selesai,” jawab Rafif.“Aku minta polisi untuk menghukumnya seberat-beratnya, aku tidak akan menerima banding apapun,” sambung Rafif.“Syukurlah, semua sudah ditangani pihak kepolisian,” ujar Azfar sambil menepuk pundak adik iparnya.“Sayang, badan Alea panas banget!” ujar Cindy berlari menuruni tangga menghampiri Azfar. Dia tidak tahu kalau Rafif sudah tiba di rumah.Mendengar itu Rafif langsung berlari menuju kamarnya.Sesampainya di kamar, Rafif memeriksa keadaan Alea, dia mulai menyentuh keningnya. Alea sedang tertidur, namun suhu badannya naik sampai 39 derajat.“Panas sekali,” gumam Rafif.“Biar ku pasangkan infus

    Last Updated : 2025-01-05
  • Jodoh di Tangan Kakek   80. Kemenangan

    Beberapa hari berlalu, kasus penculikan yang dilakukan oleh Yesi akhirnya selesai melalui putusan sidang. Yesi di jatuhi hukuman 4 tahun penjara dan denda sebesar 100 juta rupiah.Selain itu, fakta lain dari kejahatan Yesi adalah dia mengidap penyakit mental dan menggunakan obat-obatan terlarang sehingga mengakibatkan hukumannya ditambah 2 tahun untuk proses rehabilitasi. Sehingga total waktu hukuman yang di terima Yesi menjadi 6 tahun.Sementara Dino yang bertindak sebagai kaki tangan Yesi hanya diberikan hukuman selama 1 tahun penjara karena dia telah membantu proses penyelidikan dan dengan jujur mengakui kejahatannya.Tante Indri, yang ikut hadir dalam persidangan berteriak histeris saat hakim mengetuk palu setelah menyebutkan hukuman Yesi.Rafif cukup puas atas hasil dari persidangan ini, 6 tahun waktu yang sangat pantas untuk Yesi terima.Rafif menegaskan tidak akan ada banding atau menerima permohonan damai dari Yesi. Sebab Rafif telah benci dengan sikap Yesi karena berulang kal

    Last Updated : 2025-01-06
  • Jodoh di Tangan Kakek   81. Firasat

    Setelah keadaan kembali tenang, Rafif dan Alea menjalani hari-hari seperti biasanya.Kehamilan keduanya membuat Alea lebih lemah dari sebelumnya, keadaan yang jauh berbeda saat Alea mengandung Zayn dulu.Terlebih, Alea mengalami kejadian yang cukup membuatnya trauma di trimester akhir kehamilannya.Semenjak hari penculikan, keadaan Alea semakin memburuk setiap harinya, dia seperti kehilangan tenaganya, lemah tak berdaya.Sejauh apapun Alea berusaha untuk kuat, dia selalu merasa limbung dan lelah. Akhirnya selama sisa waktu penantiannya menuju kelahiran putra keduanya, Alea habiskan hanya di atas ranjang.“Mas, maaf ya aku merepotkan kamu terus,” ujar Alea setelah Rafif menyuapinya makan. Meskipun sulit untuk mencernanya, Rafif tetap memaksa Alea untuk makan sebab jika tidak, Alea akan benar-benar kehabisan tenaga.“Repot apanya sayang, ini sudah jadi kewajibanku untuk menjaga dan merawatmu,” jawab Rafif.“Tapi kali ini aku benar-benar tidak bisa apa-apa, rasanya tenagaku habis dan ak

    Last Updated : 2025-01-06
  • Jodoh di Tangan Kakek   82. Duka Rafif

    Rafif memasuki rumah dengan langkah gontai, dia seperti telah kehilangan separuh nyawanya.Rafif tidak menyangka akan kehilangan orang tercintanya secepat ini. Hal yang sangat dia takuti sejak terakhir kali.Dia duduk di ruang tamu dengan mata sembab sehabis menangis. Pakaiannya yang serba hitam lusuh terkena guguran tanah kuburan.Rumah mertuanya kini dipadati oleh orang-orang yang turut berbela sungkawa.Banyak rekan dan keluarga jauh yang datang, mereka menyalami dan menguatkan Rafif satu per satu.“Turut berduka cita, kak Rafif! Semoga kamu diberikan ketabahan,” ujar Najwa dekat Alea. Mata Najwa juga sembab sehabis menangis.“Terima kasih,” jawab Rafif.Rafif masih berusaha tegar saat para tamu mendatanginya mengucapkan duka. Tetapi tatapan mata Rafif kosong karena dipenuhi dengan kabut duka yang mendalam.Bunda duduk bersamanya di sampingnya, sambil terus memegangi punggungnya mencoba memberikan kekuatan.“Istirahatlah, kamu sangat kelelahan. Kamu bahkan tidak tidur selama beberap

    Last Updated : 2025-01-07
  • Jodoh di Tangan Kakek   83. Kehilanganmu adalah Mimpi Buruk

    Bayi mungil berjenis kelamin laki-laki dengan berat 2,3 kilogram telah diselamatkan dari maut yang mengancam.Cindy lantas memberikan bayi itu kepada Alea dan Rafif. Mereka berdua lalu menatapnya lekat, “dia mirip sekali dengan Zayn,” ujar Rafif sambil tersenyum.“Kamu berikan dia nama mas,” ujar Alea.Rafif sama sekali tidak pernah terpikirkan tentang nama bayi mereka selama ini, karena terlalu banyak cobaan yang mereka lalui di kehamilan kedua Alea.“Zayd Haris Hadiwinata,” ucap Rafif spontan.“Kenapa Zayd?” tanya Alea.“Tidak apa, hanya saja mirip dengan Zayn jadi kita lebih mudah mengucapkannya,” jawab Rafif.Alea mengangguk menyetujui Rafif.Setelah melalui operasi yang cukup panjang, kini Alea telah di pindahkan ke ruang rawat inap.Jam sudah menunjukan pukul 03.00 pagi, Rafif belum terpejam sama sekali. Begitu juga Alea.“Mas, sepertinya aku mengantuk sekali,” ujar Alea.“Tidurlah sayang, aku akan berjaga disini,” sahut Rafif.Alea mengangguk lalu setelah itu terlelap sangat pu

    Last Updated : 2025-01-07
  • Jodoh di Tangan Kakek   84. Berdamai dengan Duka

    Zayd Haris Hadiwinata, putra kedua Rafif dan Alea dinyatakan meninggal dunia pada pukul 09.00 pagi. Dia hanya bertahan hidup selama 9 jam setelah dilahirkan.Kabar itu tentu saja menimbulkan duka yang mendalam di hati Rafif dan Alea. Bukan hanya mereka berdua, kesedihan juga meliputi hati orang-orang terdekat mereka.Kepergian Zayd menyisakan luka yang begitu mendalam di hati Rafif dan Alea. Bayi yang Alea kandung selama 9 bulan, di jaga dan disayangi sepenuh hati sejak di dalam kandungan.Duka mereka semakin bertambah dikala mereka menyadari bahwa mereka belum puas memandangi wajah tampan Zayd, belum sempat menggendongnya dan kesempatan itu tidak akan pernah mereka miliki.Jenazah mungil Zayd langsung Rafif kebumikan hari itu juga. Setelah dia membawa pulang Zayd ke rumah sebentar, Rafif menggendong Zayd dalam pelukannya dan membawanya ke tempat pemakaman umum setempat.Setelah proses pemakaman selesai, Rafif pulang ke rumah dan baru tahu jika banyak sekali orang yang turut berbela s

    Last Updated : 2025-01-08
  • Jodoh di Tangan Kakek   85. Lembaran Baru

    Butuh waktu satu tahun untuk Alea dan Rafif benar-benar bisa berdamai dengan duka mereka.Kini usia Zayn sudah hampir menginjak 3 tahun, dia sudah pintar berlari, banyak tingkah dan pandai sekali bicara. Membuat Alea dan Rafif semakin mencintainya.Hanya beberapa hari saja Zayn akan berulang tahun, Alea berniat untuk mengadakan pesta kecil dan mengundang keluarga dekat dan sahabatnya untuk datang ke rumah mereka dan merayakan pertambahan usia Zayn.Kabar pesta ulang tahun Zayn tentu disambut hangat oleh seluruh keluarganya.Berbagai persiapan mulai Alea lakukan, mulai dari mempersiapkan tema, hampers dan pengisi acara.“Zayn, kalau ulang tahun kamu ingin tema apa?” tanya Alea.“Superhero ma! Spider man!” jawab Zayn ceria.“Super hero kok sukanya nangis!” ujar Rafif mengejek saat dia baru saja pulang dari kantor.“Papa!” ucap Zayn senang, dia berlari menghampiri Rafif dan melompat ke arahnya.“Halo sayangku!” Rafif langsung mengangkat tubuh mungil putranya dan menciumi pipinya gemas.A

    Last Updated : 2025-01-08

Latest chapter

  • Jodoh di Tangan Kakek   104. Program

    Setelah mempertimbangkan banyak hal, Azfar dan Cindy akhirnya memutuskan untuk memulai kembali perjuangan mereka untuk mendapatkan buah hati.Butuh kesiapan mental, fisik dan materi untuk memulai perjalanan panjang ini.Mereka mulai dengan kembali memeriksakan kesehatan organ mereka ke dokter kandungan, yang bernama Leo. Dia adalah teman seperjuangan Cindy dan bekerja di rumah sakit yang sama dengan mereka.“Akhirnya kalian kembali!” ujar Leo.Sebelumnya, Cindy dan Azfar juga sempat memeriksakan kondisi mereka satu tahun lalu. Namun karena kesibukan Cindy dan Azfar, mereka memutuskan untuk menunda dulu program hamil yang harus dilakukan.“Apa kalian udah siap sekarang?” tanya Leo.“Untuk saat ini, aku jauh lebih siap!” ujar Cindy.“Oke, kita mulai lagi dari awal ya?” Leo kemudian kembali menjelaskan prosedur untuk melakukan program Hamill.Cindy tentu sangat memahami langkah demi langkah untuk melakukan program hamil, tapi bagaimanapun dia tetap butuh dokter lain untuk membantunya mem

  • Jodoh di Tangan Kakek   103. Keresahan Hati

    Selama perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta, Cindy lebih banyak terdiam dan merenung.Dia memikirkan semua nasehat nenek padanya, hal yang ketika diucapkan sangat bisa membuatnya tenang. Namun ketika dia kembali pada kenyataan, rasanya sulit sekali untuk menemukan kebahagiaan.Rumah tangga tanpa anak, memang bukan satu-satunya sumber kebahagiaan. Namun, akan lebih sempurna kebahagiaan itu ketika hadir seorang malaikat kecil di antara mereka.Hal inilah yang sampai saat ini masih diusahakan Cindy dan Azfar selama dua tahun lebih pernikahannya.“Kamu kenapa?” tanya Azfar yang melihat Cindy hanya melamun dan menatap ke arah luar jendela.“Gak apa-apa!” jawab Cindy singkat.Mereka, bukan tidak berusaha. Mengingat mereka lebih paham tentang situasi mereka karena profesinya sebagai dokter. Namun, apapun yang mereka usahakan akan tetap sia-sia ketika Tuhan belum mengizinkan.”Apa selama di Bandung, ada hal yang menyinggungmu?” tanya Azfar pelan.“Hmm gak ada kok!” jawab Cindy.“Teru

  • Jodoh di Tangan Kakek   102. Kemah

    Hari ini, Alea dan Rafif berencana untuk menghabiskan waktu bersama keluarga di Bandung, sebelum mereka kembali ke Jakarta.Selama sehari penuh mereka semua berkumpul di rumah nenek, makan masakan nenek, bermain bersama para sepupu dan bercerita tentang masa lalu.Semua terlihat sangat menikmati momen kebersamaan itu.Papa sebetulnya hanya anak tunggal, tetapi semasa kakek Abdul hidup, beliau sempat mengadopsi anak perempuan dari keluarga nenek yang mereka beri nama Ayu.Saat ini, tante Ayu lah yang tinggal bersama nenek di rumah ini, sehingga nenek tidak pernah kesepian.Beberapa kali papa juga mengajak nenek untuk tinggal bersama di Jakarta, namun nenek bersikeras untuk tetap tinggal di Bandung.Katanya, rumah ini penuh dengan kenangan semasa hidup bersama kakek Abdul. Dan hanya saat tinggal disini, nenek merasa kakek Abdul masih ada bersama mereka.“Kak, kenapa bengong?” tanya Alea pada Cindy yang terlihat sedang memandang kosong ke arah Zayn dan Nizam putra bungsu tante Ayu yang s

  • Jodoh di Tangan Kakek   101. Kota Kenangan

    Alea dan Rafif duduk di ujung tempat tidur sambil menikmati pemandangan malam kota Bandung dari kaca jendela besar kamar mereka yang berada di lantai 22.Tubuh mereka masih sama-sama polos setelah selesai saling memanjakan.Tangan Rafif merangkul bahu Alea dengan kepala yang saling menopang. Mereka mulai mengenang masa lalu mereka tentang kota ini.Bandung, merupakan kota kelahiran dua anak manusia yang sekarang saling mencintai ini. Mereka di takdirkan bertemu karena pertemanan kakek mereka yang berlangsung begitu lama.Kelahiran Rafif di keluarga Hadiwinata adalah hal yang membahagiakan, sebab ayah dan bunda terbilang cukup lama menanti kehadiran buah hati.Empat tahun berselang, Alea lahir di keluarga Haris.Kelahiran Alea disambut bahagia oleh dua keluarga, sebab kakek Hadiwinata dan kakek Abdul Haris telah berniat untuk menjodohkan cucu mereka kelak agar persahabatan mereka tidak terputus dan berlanjut sampai anak keturunannya.“Kalau dipikir-pikir, ternyata aku sudah jatuh cinta

  • Jodoh di Tangan Kakek   100. Bandung Lautan Cinta

    Setelah acara kisah sukses alumni selesai, Alea bersama dengan Rafif, diikuti oleh Azfar bergegas turun dari panggung.Acara dilanjutkan dengan ramah-tamah dan ngobrol santai sesama alumni sambil mencicipi makanan yang telah disediakan.Alea hendak pergi meninggalkan Rafif untuk kembali menemui teman-temannya yang belum sempat dia sapa.“Mau kemana?” tanya Rafif menarik tangan Alea yang hendak menjauhinya.“Mau nyapa teman-temanku mas!” jawab Alea.“Ikut aku dulu!” ajak Rafif.Alea tidak membantah, dia mengikuti kemana Rafif pergi dengan tangannya yang digenggam erat oleh Rafif.Ternyata, Rafif mengajaknya menemui teman-teman Rafif dan Azfar semasa bersekolah. Semua orang tampak ramah dan menyambut baik kedatangan Alea.Tidak sedikit yang memuji tentang penampilan dan keserasian mereka, tidak lupa kisah sukses mereka yang menginspirasi membuat teman-teman mereka kagum.Meskipun banyak juga tatapan iri yang menghampiri mereka.Setelah menyapa beberapa teman Rafif, berganti Alea yang me

  • Jodoh di Tangan Kakek   99. Reuni 2

    “Alea..?!”“Kamu datang sendirian?” tanya pria yang sangat tidak ingin ditemui Alea disini, sekarang.Alea mengangguk sambil tersenyum tipis.“Hai Elang!” Desi langsung merapat pada Elang dan mengalungkan tangannya disana.Elang menepis tangan Desi dan menghampiri Alea. Ini adalah kesempatan baginya untuk mendekati Alea, paling tidak dia bisa mencoba untuk mengakrabkan dirinya kembali.“Ih Elang!” pekik Desi lalu kembali mengikuti langkah Elang.“Kalian selesaikan dulu urusan kalian! Aku mau menyapa yang lain,” ujar Alea sambil tertawa ringan.Alea lalu beranjak meninggalkan mereka bersama Manda dan Lusi.“Ih ganggu aja kamu tuh!” keluh Elang pada Desi.“Elang, ngapain masih cari Alea sih? Orang kampungan itu! Padahal aku lebih segalanya dari dia,” ujar Desi.“Asal kamu tahu Des! Pakaian Alea dari atas sampai bawah kalo di uangkan bisa beli mobil! Aku butuh salah satunya aja biar bisa hidup!” bentak Elang marah karena Desi menghilangkan kesempatannya untuk mendekati Alea.“Hah? Masa s

  • Jodoh di Tangan Kakek   98. Reuni 1

    “Mas, besok kita ke Bandung ya!” ajak Alea sembari merapikan kamar tidurnya.“Acara reuniku lusa, aku pengen nginep di rumah nenek dulu semalam. Sekalian bawa Zayn,” jawab Alea.“Tapi besok aku harus ke Lampung, buat meninjau bisnis disana,” ujar Rafif.“Yah! Kan kita udah sepakat dari bulan lalu kalau besok kita ke Bandung,” ujar Alea kecewa.“Kamu ajak mama aja, mau gak?” usul Rafif.Dia ingat kalau dia sudah janji akan mengantar Alea ke Bandung untuk mengikuti acara reuni SMA, tetapi mendadak dia harus ke luar kota untuk urusan bisnisnya.“Emang boleh?” tanya Alea ragu.“Boleh sayang, nanti kalau sempat aku susul kalian ke Bandung, tapi kalau enggak kamu bisa kan pergi ke acara reuni sendiri?” tanya Rafif.“Kamu gak apa-apa kalau aku pergi sendiri?” tanya Alea lagi, mengingat Rafif begitu pencemburu.“Yaa, gak apa-apa. Tapi kamu gak boleh macam-macam disana!” ujar Rafif.“Aku? Mana berani!” sahut Alea.***Keesokan paginya Rafif mengantar Alea, Zayn dan mama ke stasiun kereta. Mere

  • Jodoh di Tangan Kakek   97. Bertemu Teman Lama

    “Mama!” suara Zayn terdengar memasuki kamar mereka.Rafif buru-buru melepaskan tautan diri mereka dan mempersilakan Alea untuk membasuh tubuhnya lebih dulu.“Ma!” panggil Zayn lagi.“Mama mandi sayang, sebentar ya!” sahut Alea dari dalam kamar mandi.Klek! Terdengar Zayn berusaha membuka pintu kamar mandi.Alea dan Rafif saling pandang, mereka lupa apakah tadi sudah menguncinya atau belum.Buru-buru Rafif berlari ke arah pintu dan menahan pintunya dari dalam. dia bersandar di pintu dengan gemuruh di dadanya, takut sekali perbuatannya di ketahui oleh putra sulungnya.“Ma, cepat!” teriak Zayn dari luar pintu sambil terus menggedor-gedornya.“Iya sayang! Zayn tunggu dikamar ya, sebentar lagi mama keluar,” jawab Alea sambil berteriak.Zayn menurut lalu beranjak pergi meninggalkan kamar Alea.“Fiuh!” Alea dan Rafif kembali bernapas lega.“Kamu sih! Aku bilang juga apa, Zayn masih bangun, dia pasti nyari aku!” ujar Alea.“Hehe, habisnya kamu menggoda!” jawab Rafif mendekat dan kembali merai

  • Jodoh di Tangan Kakek   96. Surat Undangan

    Suatu siang, Rafif tengah datang ke kantor Alee’s.co, yang mana itu merupakan perusahaan Alea yang saat ini berada dibawah naungan Rafif.“Permisi pak,” ujar Nadia, resepsionis di kator Alea.“Ya,” jawab Rafif.“Ini ada surat yang ditujukan untuk bu Alea,” ujar Nadia.“Oke. Terima kasih,” sahut Rafif.Setelah Nadia pamit, Rafif buru-buru melihat surat itu.Ternyata surat itu berlogokan sekolah lama Alea di Bandung. Karena terlalu penasaran, Rafif buru-buru membukanya.“Reuni? Jadi apa yang di ucapkan Elang tempo hari bukan sebuah alasan?” gumam Rafif.Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan penting, Rafif segera pulang ke rumah untuk memberitahukan pada Alea perihal undangan reuni yang diterima.“Sayang, ada surat buat kamu!” teriak Rafif dari ruang keluarga. Sementara Alea masih berada di lantai dua rumahnya.“Surat apa?” tanya Alea dari atas, dia hanya menunjukan kepalanya saja.“Sini turun!” ujar Rafif.Alea lalu bergegas menuruni tangga dengan setengah berlari.“Gak usah lari! Ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status