Share

BAB 5 : Keributan di Pagi Hari

Author: Namaku Malaja
last update Last Updated: 2023-06-14 18:32:28

Keesokan paginya, Yesha bangun dengan wajah yang sangat kuyu dan sedikit memiliki mata panda di bawah matanya. Yesha mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja ketika Hanna bertanya dengan nada khawatir.

Malam tadi dirinya membaca informasi yang diberikan Zaidan hingga larut malam. Belum lagi foto dan nama Vania Septhana terus menghantui pikirannya, membuatnya sulit untuk tidur.

Yesha benar-benar tidak menyangka jika wanita yang sudah berselingkuh dengan kekasihnya di kehidupan sebelumnya adalah adik tiri dari pemilik tubuh. Ia memang pernah melihat wajah wanita itu, tetapi hanya sekilas. Saat itu ia sedang emosi dan langsung pergi ketika memergoki kekasihnya berpelukan dan berciuman dengan wanita lain. Selain itu, ingatan pemilik tubuh sangat kuat terhadap suami, ketiga anak tirinya, Raefal, Febrina dan Hanna. Sehingga ingatan mengenai Vania tidak terlalu kuat dalam ingatan pemilik tubuh.

Tidak ada orang di dapur selain dirinya dan Hanna. Pasalnya malam tadi Yesha sudah berpesan kepada Hanna untuk tidak membiarkan pelayan yang lain membantu di dapur saat dirinya memasak kecuali Hanna. Dengan cekatan, Yesha memasak dengan cepat.

“Hanna, tolong letakkan ini semua di meja makan,” perintah Yesha yang baru saja menyelesaikan masakan terakhirnya. Ia melepaskan celemeknya. “Aku akan membangunkan anak-anak dulu.”

“Baik, Nyonya.”

Dengan langkah lebar Yesha menuju ke kamar Raka dan Revan yang tidur di kamar yang sama. Berdasarkan ingatan pemilik tubuh, kedua anak kembarnya ini sangat sulit untuk dibangunkan. Bahkan para pelayan di rumahnya sering memasang wajah tertekan setiap keluar dari kamar si kembar. Karena itulah ia akan membangunkan si kembar lebih dulu.

Kamar Raka dan Revan dua kali lipat lebih besar dibandingkan dengan kamar Ravindra.

Di kamar si kembar, berbagai macam jenis mainan dimiliki oleh mereka. Dari yang ukuran paling kecil hingga yang paling besar ada di kamar si kembar. Semuanya tersusun rapi seperti di toko. Sangat berbeda dengan kamar Ravindra yang tidak terlihat satu pun mainan kecuali boneka usang yang menjadi teman tidur anak itu.

Yesha tidak habis pikir bagaimana Rezvan, sebagai seorang ayah, bisa memperlakukan anak-anaknya dengan sangat berbeda. Apalagi Ravindra masih sangat kecil untuk menerima perlakuan Rezvan yang sangat pilih kasih.

“Raka Sayang, ayo bangun!” Yesha duduk di tepi tempat tidur Raka.

Raka dan Revan kembar identik, tetapi entah kenapa Yesha dapat membedakan mereka. Mungkin karena pemilik asli sudah lama sering melihat mereka dan memperhatikan mereka sehingga ia bisa dengan mudah membedakan Raka dan Revan.

Secara fisik, Raka memiliki tinggi tubuh lebih rendah dua sentimeter dibandingkan Revan dan ia memiliki warna mata yang hitam pekat, berbeda dengan Revan yang memiliki warna mata cokelat gelap. Sementara sifatnya, Raka anak yang mudah sekali marah dan juga sedikit cerewet, ia juga gengsi dan sulit untuk dibujuk. Sementara Revan jauh lebih pendiam daripada Raka, ia juga tidak gengsi dan sangat mudah untuk dibujuk.

“Sayang, ayo bangun! Sekarang sudah pagi.” Yesha mengelus kepala Raka penuh kasih sayang, sambil sesekali ia mencium kening Raka.

Beberapa menit berlalu, tetapi Raka masih sulit untuk dibangunkan. Yesha beralih ke tempat tidur Revan. Meski kembar, tetapi mereka tidur di tempat tidur yang berbeda.

“Revan Sayang, ayo bangun!” Yesha mengelus kepala dan mencium kening Revan seperti apa yang telah ia lakukan kepada Raka sebelumnya.

Setelah beberapa saat, Revan sedikit menggeliat dengan apa yang dilakukan Yesha. Sebelum akhirnya secara perlahan membuka mata.

“Kenapa kau masuk ke kamarku!” teriak Revan dengan mata melotot, terkejut mendapati Yesha duduk di tempat tidurnya dengan tersenyum lebar.

“Tentu saja untuk membangunkan kalian,” ucap Yesha masih dengan mempertahankan senyum lebarnya.

“Keluar!” teriak Revan, ia bangkit dari tidurnya dan menggenggam tangan Yesha, mencoba menyeretnya keluar dari kamar mereka. Namun karena perbedaan tenaga, ia bahkan tidak bisa menarik Yesha yang bersikeras tetap duduk di tepi tempat tidur.

“Raka, bangun!” Revan kembali berteriak dan menatap Raka yang masih tertidur pulas, mencoba meminta bantuan saudara kembarnya untuk membantunya mengusir Yesha dari kamar mereka. “Raka, cepat bangun!”

Raka yang merasa tidurnya terganggu mulai membuka matanya secara perlahan. Untuk sesaat Raka yang masih belum sadar dengan apa yang terjadi hanya berdiam diri melihat Revan menarik Yesha, sebelum akhirnya ia langsung bangkit berdiri dan memandang Yesha dengan mata melotot.

“Apa yang kau lakukan di kamar kami?!” teriak Raka sembari menunjuk ke arah Yesha.

“Bantu aku menyeret wanita ini dari kamar kita,” ujar Revan cepat sebelum Yesha membuka suara.

Raka segera memegang tangan Yesha yang lain dan menariknya untuk menyeret Yesha agar meninggalkan kamar mereka.

Yesha menggeleng pelan melihat kemarahan kedua anak tirinya. Ia benar-benar tidak menyangka jika kedua anak tirinya sangat membenci dirinya. Biarpun begitu, entah kenapa sikap keduanya justru terlihat lucu di matanya.

“Baiklah, baiklah.” Yesha mengalah dan bangkit dari duduknya. ”Bunda aka akan keluar. Dan kalian berdua, cepat pergi mandi.”

Raka dan Revan melepaskan tangan mereka dari tangan Yesha. Mereka mendengus kasar dan memalingkan muka dari Yesha.

Yesha meninggalkan kamar si kembar dan mengetuk pintu kamar Ravindra sebelum masuk dan menghampiri tempat tidur Ravindra. Senyum kecil menghiasi wajahnya ketika melihat Ravindra yang tidur sangat rapi sekali, berbeda dengan si kembar.

“Sayang, ayo bangun!” Yesha mengelus rambut hitam pekat Ravindra dan mencium keningnya. “Sudah siang, Sayang. Ayo bangun!”

Tidak memerlukan waktu lama bagi Yesha untuk membangunkan Ravindra. Hanya dengan dua kali panggilan, Ravindra segera bangun. Sorot terkejut jelas terlihat di mata anak itu, ia hanya diam saja dan segera bangkit dari tidurnya menuju ke kamar mandi.

“Mau bunda bantu mandi?” Yesha mengikuti Ravindra ke kamar mandi.

“Tidak perlu.” Ravindra menutup pintu kamar mandi.

“Baiklah. Kalau begitu bunda tunggu di ruang makan.”

Yesha meninggalkan kamar Ravindra dan pergi ke kamarnya untuk mandi. Dan setengah jam kemudian Yesha menuju meja makan. Di meja makan, Rezvan sudah duduk di kursinya dengan tablet di tangannya.

Rezvan mengangkat kepala ketika Yesha datang sembari menyapa. Ia menatap Yesha sesaat sebelum akhirnya kembali fokus pada tabletnya.

Yesha tidak ambil pusing dengan sikap Rezvan. Ia duduk di kursi bagian kanan dari Rezvan. Untuk beberapa saat suasana terasa sunyi senyap hingga beberapa menit kemudian ketiga anak-anak itu memasuki ruang makan.

“Selamat pagi, Anak-Anak!” sapa Yesha dengan tersenyum lebar.

Raka dan Revan mengabaikan sapaan Yesha dan duduk di tempat mereka masing-masing.

“Pagi!” Ravindra membalas sapaan Yesha dengan singkat dan juga datar.

Yesha terenyum lebar mendapatkan jawaban dari Ravindra. Meski pendiam, tetapi Yesha dapat merasakan jika sebenarnya Ravindra itu adalah anak yang periang. Hanya keadaan yang membuat anak itu menjadi seorang yang pendiam dan tertutup. Yesha yakin jika dirinya terus mengajak Ravindra berbicara, anak itu pasti akan kembali ceria dan bersikap seperti mana anak seusianya.

“Mari kita makan,” ujar Yesha tersenyum. “Bunda memasakan makan kesukaan kalian semua.” Yesha menatap suami dan ketiga anak tirinya. “Mulai hari ini dan selamanya, bunda yang akan memasak untuk kalian semua.”

Raka meletakkan kembali sendok di tangannya dengan keras, lalu mendorong piring di hadapannya menjauh. Dengan bersedekap dada ia menatap Yesha tajam dan berkata, “Aku tidak suka makananmu.” Raka menatap Rezvan, lalu beralih menatap Rezvan. “Papa, Raka mau makanan yang lain.”

“Revan juga, Pa.” Revan tidak mau kalah.

Sementara Ravindra menyantap makanannya tanpa mengatakan apapun. Baginya, siapa pun yang memasak bukan masalah selama perutnya bisa terisi. Lagi pula selama ini tidak ada yang pernah memperhatikan dirinya. Bahkan ayahnya sendiri mengabaikan keberadaannya. Di mata ayahnya hanya ada Raka dan Revan.

“Baiklah. Hanna, siapkan sarapan baru!” perintah Rezvan kepada Hanna yang berdiri tidak jauh dari mereka.

“Tunggu dulu!” cegah Yesha cepat sebelum Hanna bergerak dari tempatnya. Ia menatap Hanna yang bingung harus melaksanakan perintah Rezvan atau Yesha. “Kamu tidak perlu memasak makanan baru. Biarkan saja mereka makan apa yang ada di meja makan.”

Rezvan menatap Yesha tajam dan sengit. “Apa hakmu melarang Hanna untuk memasak?” suaranya tajam dan dingin.

***

Related chapters

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 6 : Kedatangan Ibu Mertua

    Tanpa rasa takut, Yesha menatap Rezvan tepat di mata pria itu. “Aku istrimu. Itu berarti aku adalah nyonya rumah di rumah ini. Jadi aku punya hak untuk melarang mereka. Bahkan aku juga punya hak untuk melakukan apa saja kepada mereka.” Kening Rezvan berkerut dalam dengan alis sedikit terangkat. Ia tidak menyangka Yesha akan menjawab ucapannya dengan begitu lantang. Namun jika ia mengingat kembali, wanita itu memang berubah sejak selamat dari percobaan bunuh dirinya. Akan tetapi ia masih tidak percaya wanita itu akan berubah begitu drastis. Yesha menatap Rezvan dengan senyum lebar. “Lebih baik sekarang kalian makan. Nanti kalian bisa terlambat pergi ke sekolah.” “Papa, Raka tidak mau makan.” Raka bersikeras tidak mau memakan masakan yang dibuat oleh Yesha. “Revan juga.” Revan menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Yesha tidak memedulikan protesan mereka. Ia memperhatikan Ravindra yang makan dengan tenang. Ia tersenyum dan berkata. “Ravindra Sayang, bagaimana masakan bunda? Ena

    Last Updated : 2023-07-21
  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 7 : Melawan Balik

    Yesha menyandarkan diri pada sandaran sofa. “Mama tidak bisa menyalahkanku. Jika ingin disalahkan, maka mama harus menyalahkan anak kesayangan mama. Karena dialah yang selalu menemuiku lebih dulu.” Masih jelas dalam ingatan pemilik tubuh, Febrina berulang kali memintanya untuk menjauhi Raefal. Bahkan wanita itu mengancam tidak akan segan-segan mencelakai pemilik tubuh supaya ia meninggalkan putranya. Sayangnya pemilik tubuh mengabaikan ancaman Febrina dan masih sering menemui Raefal. Hingga akhirnya pemilik tubuh dengan perlahan mulai menghindari Raefal setelah Febrina benar-benar mewujudkan ancamannya. Sudah sering kali pemilik tubuh hampir kehilangan nyawanya. Bukannya mengjauhi pemilik tubuh, Raefal justru semakin sering menemui pemilik tubuh setelah mengetahui semua perbuatan ibunya kepada pemilik tubuh. Untuk sesaat ekspresi Febrina berubah mendengar ucapan Yesha. Tidak menyangka kini Yesha berani menyahuti ucapannya. Namun dengan cepat Febrina memasang ekspresi normal kembali.

    Last Updated : 2023-07-21
  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 8 : Wali Murid

    Hanna menatap Yesha, ada keraguan di matanya untuk memberitahu wanita itu apa yang telah terjadi. Namun ketika melihat sorot mata penuh khawatir milik Yesha, akhirnya Hanna memberitahu bahwa yang baru saja menelepon adalah pihak sekolah Revan. Kening Yesha berkerut dalam. “Untuk apa pihak sekolah menelepon?” “Pihak sekolah meminta wali Tuan Muda Revan untuk datang ke sekolah.” Masih sedikit ragu untuk memberitahu apa yang telah terjadi. Namun Hanna kembali melanjutkan ucapannya kala Yesha terus menatapnya. “Sesuatu terjadi dengan Tuan Muda Revan. Pihak seko—” “Cepat siapkan mobil!” perintah Yesha memotong ucapan Hanna. Ia hilang akal hanya karena mendengar bahwa sesuatu telah terjadi kepada Revan. Untuk sesaat Hanna terkejut sebelum bergegas pergi meminta Andi untuk menyiapkan mobil. Selama di perjalanan, Yesha duduk dengan gelisah. Jantungnya berrdetak kencang. Rasa khawatir dan takut menjadi satu menghantui dirinya. Pikirannya penuh dengan sosok Revan. Tidak henti-hentinya ia ra

    Last Updated : 2023-07-21
  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 9 : Tergerak

    Revan hanya diam dan tidak mengatakan apapun, walau hanya sekedar bergumam. Ia merasa tidak nyaman dengan sikap Yesha yang tiba-tiba perhatian kepadanya. Selama ini, jangankan para pelayan, ayahnya sendiri tidak pernah menanyakan apapun yang telah ia dan Raka lakukan. Meski begitu ia dan Raka tidak pernah menuntut lebih. Yang ia tahu adalah bahwa ayahnya sangat menyayangi mereka. Itu saja sudah lebih dari cukup. “Bunda tahu Revan tidak akan memulai perkelahian lebih dulu.” Yesha melanjutkan ucapannya karena Revan yang tidak kunjung membuka suara. Ia kembali memeluk, tangannya tidak pernah berhenti mengelus kepala Revan. “Bunda yakin Revan bukanlah anak nakal seperti yang ibu guru katakan. Revan adalah anak bunda yang paling baik.” “Tentu saja!” sahut Revan dengan suara serak. “Danu yang lebih dulu menyebutku anak pembawa sial dan tidak memiliki ibu. Dia memukulku lebih dulu karena aku mengabaikan dia saat dia menyebutku anak sial dan tidak memiliki ibu, jadi aku balas memukul dan men

    Last Updated : 2023-07-22
  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 10 : Menahan Emosi

    Dadanya sakit, tetapi sebisa mungkin Yesha tidak menunjukkan emosi apapun pada raut wajahnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa tubuhnya bergetar karena menahan emosi. Walau ia tidak sudi untuk berbicara dan mendengar suara laki-laki itu, tetapi saat ini ia tidak memiliki pilihan lain selain meladeni pria di hadapannya. Bagaimanapun saat ini ia bukan berada di tubuhnya sendiri, melainkan di tubuh orang lain. “Ya, kebetulan sekali,” ucapnya dengan senyum kecil menghiasi wajahnya, tetapi di dalam hati merutuki kesialannya hari ini karena bertemu dengan Arian. Ya, pria di hadapannya ini adalah Arian Rahandika, kekasihnya di kehidupan sebelumnya. Pria berengsek yang telah mengkhianatinya. “Kak Yesha, bisakah kita mengobrol sebentar?” ajak Arian penuh harap. “Maaf, Arian, aku tidak bisa.” Yesha menolak cepat. “Hanya sebentar saja, Kak.” “Maaf, Arian, tetapi sebentar lagi Raka pulang sekolah dan aku harus menjemput Raka.” “Kak, tolong bantu aku berbaikan dengan Vania. Sudah empat har

    Last Updated : 2023-07-22
  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 11 : Berbicara Empat Mata

    Yesha duduk di sofa tunggal yang ada di hadapan Rezvan. “Ini tentang Revan,” ucapnya langsung ke inti pembicaraan. “Ada apa dengan Revan?” tanya Rezvan cepat, ia akan selalu hilang kendali setiap kali menyangkut tentang anak kembarnya. “Tidak ada hal buruk yang terjadi dengan Revan.” Mendengar itu, Rezvan menghela napas lega di dalam hati. Ia menyandarkan tubuhnya kembali ke sandaran sofa. “Lalu apa masalahnya?” Yesha menatap Rezvan tepat di mata pria itu. “Tadi pagi pihak sekolah menelepon dan meminta wali dari Revan untuk datang ke sekolahan. Hanna memberitahuku jika selama ini kepala pelayan yang selalu datang sebagai wali dari anak-anak.” “Apa masalahnya kalau Dival yang datang ke sekolah sebagai wali dari Raka dan Revan? Aku sangat sibuk dan tidak ada waktu untuk berurusan dengan hal sepele seperti itu.” Rezvan berkata acuh tak acuh. Rezvan pikir Yesha akan mengatakan hal penting apa tentang anak-anaknya, tidak menyangka bahwa ia hanya mempertanyakan wali dari anak-anaknya.

    Last Updated : 2023-07-22
  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 12 : Keras Kepala

    Yesha menatap gedung dengan dua puluh lantai di hadapannya untuk sesaat sebelum melangkahkan kaki memasuki gedung. Selama menikah, pemilik tubuh tidak pernah sekalipun menginjakkan kaki di perusahaan Rezvan. Tidak heran jika para karyawan terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba ini. Mengabaikan tatapan terkejut para karyawan, Yesha berjalan menuju meja resepsionis dan langsung pergi ke ruang kerja Rezvan yang berada di lantai delapan belas seperti yang dikatakan oleh resepsionis itu. Sayangnya Rezvan tidak ada di ruang kerjanya ketika ia datang. “Permisi, ke mana Pak Rezvan?” tanya Yesha saat keluar dari ruang kerja Rezvan dan berpapasan dengan seorang wanita yang merupakan sekretaris Rezvan. Sama seperti para karyawan di lantai bawah, wanita itu pun terkejut dengan kedatangan Yesha. Namun secepat mungkin ia memasang senyum ramah dan berkata, “Pak Rezvan sedang ada rapat. Ada yang bisa saya bantu, Bu?” “Tidak. Kira-kira kapan dia akan kembali?” “Kurang lebih tiga puluh menit

    Last Updated : 2023-07-23
  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 13 : Menggoda

    “Harus berapa kali kukatakan untuk tidak menemui Raefal di hadapanku?” bukannya menjawab, Rezvan justru bertanya balik kepada Yesha. “Aku tidak mempermasalahkan kau bertemu Raefal, berpelukan atau berciuman dengan dia. Hanya saja jangan pernah di depan rumahku, apalagi di depan gedung perusahaanku.” Rezvan menekankan kata terakhirnya. “Apa kau ingin merusak citraku dan membuat rumor yang mengakibatkan saham perusahaanku turun?” Saat kembali ke ruang kerjanya, Rezvan mendapat laporan dari sekretarisnya bahwa Yesha datang ke perusahaan dan mencari dirinya. Selain itu ia juga mendapatkan laporan dari asisten pribadinya bahwa Yesha bertemu dengan Raefal di depan gedung perusahaan. Tentu saja hal itu membuatnya geram bukan main. Sudah berulang kali ia memperingatkan Yesha untuk tidak bertemu pria lain di sekitar rumahnya, atau di mana tempat dirinya berada, apalagi di depan gedung perusahaannya. Namun sepertinya wanita itu sengaja mengabaikan peringatannya dan mencoba untuk mengejek dirin

    Last Updated : 2023-07-23

Latest chapter

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 109 : Berkumpul Kembali

    Yesha membuka mata secara perlahan ketika indra pendengarannya menangkap banyak suara di ruang rawat inapnya. Untuk sesaat pandangannya pudar sebelum berubah menjadi jelas. Betapa terkejutnya ia ketika netranya menatap sosok keluarga Altezza tengah mengelilingi boks di mana putrinya berada. “Papa! Mama!” pekik Yesha dengan suara parau. Dengan sedikit kesulitan Yesha mencoba untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Mereka semua mengalihkan perhatian dari boks ke arah Yesha. Trisa dengan tanggap menghampiri Yesha dan membantunya untuk duduk. “Pelan-pelan.” “Mama.” Yesha menggenggam lengan Trisa dengan kuat, takut bahwa apa yang dilihatnya saat ini hanyalah halusinasinya saja karena dirinya yang sangat merindukan mereka. Trisa tersenyum lebar. Dibawanya Yesha ke dalam pelukan. “Iya, ini mama, Sayang.” Trisa mengelus lembut kepala putrinya yang hampir tiga bulan tidak bertemu. Yesha memeluk erat. Air mata mengalir membasahi wajahnya. “Jangan tinggalkan aku lagi, Ma.” “Kami tidak akan

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 108 : Kehancuran Dua Keluarga

    Rivania dan Gevarel tidak terbiasa menjalani kehidupan sederhana yang jauh dari kemewahan. Karena itulah mereka menyewa rumah yang lumayan bagus dengan biaya sewa lima belas juta pertahun. Untuk biaya hidup, Gevarel mencoba untuk melamar pekerjaan, tetapi karena pemberitaan mengenai keluarganya, membuat namanya pun ikut terseret. Beberapa artikel menulis tentang keburukannya selama ini. Hal itu benar-benar berdampak besar pada citranya, membuat Gevarel kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Pada akhirnya ia hanya bisa bekerja sebagai kasir di sebuah mini market kecil. Sementara Rivania sendiri mencoba menemui beberapa kenalan lamanya dulu, berharap mereka mau membantunya. Bagaimanapun dirinya sudah tidak memungkinkan untuk bekerja di perusahaan. Dan untuk pekerjaan kasar, dirinya belum pernah melakukannya. Kesempatan itu dimanfaatkan oleh Elivia. Wanita itu menyewa seseorang untuk membuntuti Rivania dan memotretnya, dan mengirimkannya kepada Dhimani. Tentu saja pria itu sangat marah

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 107 : Kehidupan Baru Arian

    Keesokan harinya, pukul delapan pagi di sebuah restoran, Yesha memesan ruang pribadi untuk mereka. Ia tidak ingin pembicaraan mereka dicuri dengar oleh orang lain. Pasalnya berita mengenai Tuan Rahandika yang menjual perusahaannya pun sudah berada di televisi dan juga media cetak. Mengalahkan pemberitaan mengenai Dhimani yang diketahui memalsukan surat-surat kepemilikan perusahaan. Bagaimanapun para wartawan itu masih sedikit meragukan alasan Tuan Rahandika menjual perusahaan. Mereka meyakini bahwa pasti ada alasan lain yang membuat Tuan Rahandika sampai harus menjual perusahaan. “Ya, aku yang melakukannya.” Alfan mengakui. “Anggap saja ini hadiah untuk ayah dan bunda.” “Jangan bilang kalau sejak awal kamu memang sudah menargetkan mereka.” “Untuk membeli perusahaan, aku tidak merencanakannya. Itu muncul ketika Tuan Rahandika mengumumkan akan menjual perusahannya. Tapi sebelumnya aku memang sudah menargetkan mereka, lebih tepatnya aku menargetkan Arian.” Alfan pun menceritakan semu

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 106 : Terjualnya Perusahaan Rahandika Group

    Elivia benar-benar tidak menyangka bahwa polisi akan menindak laporannya dengan cepat. Bahkan kasusnya langsung masuk ke pengadilan setelah satu minggu dilakukan penyelidikan. Karena pihak terdakwa tidak memiliki pengacara untuk membela, sidang itu berjalan dengan lancar dan hukuman untuk Dhimani diputuskan pada sidang kedua yang dilakukan tiga hari berikutnya. Walaupun ia ingin Dhimani dihukum lebih, tetapi melihat kondisi Dhimani yang lumpuh, dirinya cukup puas dengan putusan hakim. “Ini adalah saham yang sudah kita sepakati.” Elivia meletakkan map di hadapan Yesha. “Totalnya tiga puluh persen seperti yang kamu minta.” Dua minggu lalu, setelah sidang putusan kasus pemalsuan Dhimani dijatuhkan, Elivia segera pergi ke perusahaan dengan asisten pribadi yang sengaja Rezvan berikan kepada wanita itu untuk membantunya belajar mengelola bisnis. Para pemegang saham memang sempat dibuat terkejut dengan kedatangan Elivia. Namun karena perusahaan yang berada dalam masalah finansial yang ser

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 105 : Ingin Tinggal Bersama

    Arian menatap Yesha dengan sedikit kebencian di matanya. “Kakak tahu kalau perusahaan ini adalah satu-satunya untuk kami bertahan hidup. Jika kakak tidak ingin menghancurkan keluargaku, seharusnya kakak memilih ayahku untuk tetap menjadi presdir. Jika posisi ayahku digantikan orang lain, kami tidak bisa bekerja di tempat lain karena orang sudah menilai buruk reputasi keluarga kami. Apalagi setelah berita di internet mengenai kehamilan Vania di luar nikah. Tidak ada perusahaan yang mau menerimanya bekerja.” Di luar, keluarga Rahandika terlihat baik-baik saja. Namun pada kenyataannya, keluarga mereka saat ini sangat kacau. Mereka tidak memiliki apa-apa lagi selain perusahaan itu. Karena itulah Tuan Rahandika berusaha keras membujuk beberapa pemegang saham untuk tetap mempertahankan dirinya sebagai pemimpin perusahaan. “Dengar, Arian. Ini adalah dunia bisnis, seharusnya kamu tahu apa yang diinginkan oleh seorang pebisnis. Tidak ada orang yang ingin membuat perusahaannya semakin terpuru

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 104 : Merajuk

    “Ketika aku menemanimu check up dan kita bertemu dengan Rivania. Aku tidak sengaja melihatmu tersenyum kecil ketika melihat Dhimani terbaring di rumah sakit. Karena merasa sedikit aneh, jadi aku meminta Damar untuk menyelidikinya.” Awalnya ia tidak curiga ketika Rivania mengatakan bahwa Dhimani mengalami kecelakaan tunggal ketika pulang dari perjalanan bisnis ke luar kota. Namun ketika ia melihat ekspresi dan senyum Yesha yang penuh kepuasan, ia yakin istrinya pasti telah melakukan sesuatu di belakangnya. Karena itulah ia meminta Damar untuk menyelidikinya. Dan dugaannya terbukti benar, bahwa semua itu adalah ulah istrinya. Walau begitu Rezvan tidak mengatakan apa-apa. Apalagi Yesha sendiri pun tidak mengatakan apa-apa. Meski sedikit marah karena Yesha tidak memberitahunya, tetapi ia mencoba untuk menghargai privasi istrinya. Yesha menghela napas pelan. “Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikannya darimu.” Tampaknya memang sulit untuk menyembunyikan apa pun dari Rezvan. Padahal Yes

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 103 : Rahasia Kelam Rivania

    Dada Rivania berdetak sangat cepat. Tanpa sadar, tangannya terkepal erat. Bagaimana mungkin Yesha bisa tahu rahasia terdalamnya bahwa Gevarel adalah anak Dhimani dan bukan anak Ardhani? Yesha menatap Rivania penuh dengan senyum mencemooh. “Mama tidak perlu menyembunyikannya lagi.” “Omong kosong apa yang kamu katakan!” Apa pun yang terjadi, Rivania tidak akan mengakuinya. Tidak dapat ia bayangkan jika sampai rahasia ini terungkap ke publik. Tidak hanya dirinya, semua anggota keluarganya pasti akan mendapatkan hinaan dan celaan dari semua orang, terutama dari kalangan pengusaha. “Omong kosong?” Yesha tertawa pelan. “Aku yakin mama pasti lebih tahu dibandingkan aku. Atau, mama mau aku mengatakannya secara langsung?” “Dengar, Yesha. Kalau kamu memang tidak ingin meminjami mama uang, tidak apa-apa. Tidak perlu mengatakan omong kosong yang tidak masuk akal dan mengatakan hal-hal yang tidak ada buktinya.” “Kalau mama mau bukti, kita bisa melakukan tes DNA kepada mereka berdua.” “Kau! D

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 102 : Meminjam Uang

    Polisi benar-benar sigap menerima laporan yang diajukan oleh Elivia. Dalam dua hari setelah laporan masuk, polisi langsung menyelidiki Dhimani. Tentu saja hal itu membuat Rivania dan Gevarel terkejut ketika tiba-tiba ada beberapa polisi yang datang ke rumah mereka. Rivania semakin terkejut dengan keterangan polisi yang mengatakan bahwa ada yang menggugat Dhimani atas pemalsuan hak milik atas perusahaan milik mereka. Saat itu juga Rivania mencari pengacara untuk mendampingi Dhimani dalam manangani kasus ini. Rahasia yang selama ini terpendam erat pun akhirnya terkuak. Demi mempertahankan perusahaan yang sudah puluhan tahun, Rivania mengakui semuanya kepada kuasa hukumnya. Mengetahui bahwa pihak kliennya memang bersalah, sang kuasa hukum meminta bayaran lebih jika memang ingin memenangkan kasus ini. Sayangnya saat ini uang tabungan mereka sudah sangat menipis karena beberapa bulan terakhir ini pengeluaran mereka memang banyak. Namun pengeluaran mereka yang paling banyak adalah biaya un

  • Terlahir Kembali Sebagai Istri Duda Kaya Bucin   BAB 101 : Menolak

    Arian dan ayahnya sangat terkejut ketika melihat daftar pemegang saham terbaru mereka. Mereka tidak menyangka bahwa saat itu pemegang saham terbesar mereka adalah Yesha Altezza. Mereka berdua pun memutuskan untuk menemui Yesha sebelum rapat pemegang saham itu berlangsung. Meminta wanita itu untuk tidak setuju jika ada pemilihan pemimpin baru. Arian pun tidak menolak ketika ayahnya meminta dirinya menemui Yesha ketika wanita itu datang ke perusahaan untuk mengikuti rapat. Mereka memiliki kepercayaan dan keyakinan yang tinggi bahwa Yesha pasti akan setuju atas permintaan mereka, mengingat hubungan Arian dan Yesha saat ini adalah saudara ipar. Sementara untuk para pemegang saham yang memiliki jumlah saham sedikit, Arian dan ayahnya sudah mendatangi mereka dan meminta mereka untuk menolak usulan penggantian pemimpin perusahaan pada saat rapat. Tentu saja dengan imbalan masing-masing mendapatkan saham sebesar satu persen. “Jika memang ada sesuatu hal yang penting yang ingin kamu bicaraka

DMCA.com Protection Status