Share

Bab 59

Author: Helena Ayu
Miana sengaja menunjukkan kekuatannya, tetapi Henry malah mendukungnya!

Hal ini tentu membuat Janice merasa sangat malu.

Melihat Janice yang marah dan hampir terjatuh, ekspresi Henry menjadi masam. "Aku berjanji padanya banyak hal, tapi nggak semuanya bisa kutepati! Kamu sekarang sedang hamil, jaga emosimu, jangan terlalu sering berubah-ubah, itu nggak baik untuk bayi di dalam perutmu!"

Setelah Janice mendengar ini, dia menarik kembali air matanya dan segera menjawab sambil tersenyum, "Ya, aku mengerti, aku akan menjaga suasana hatiku agar tetap baik!"

Suasana hatinya sepenuhnya bergantung pada sikap Henry padanya, tetapi apakah dia berani mengungkapkannya?

"Kamu kembali ke firma hukum dulu, ada beberapa hal yang perlu kubicarakan dengan Miana."

"Kamu sungguh nggak ingin mampir dulu? Ayolah, kita pergi bersama!" Janice menatapnya dengan penuh harap.

Dia tahu bahwa Henry jarang menolaknya.

Kedua mata indah Miana menyipit.

Biarkan Henry membuat pilihan, dia pasti akan memilih Janice.'

Sa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Dita Harianja
aaaaaa kapan cerainya anjing memang bikin emosiii
goodnovel comment avatar
Cinra wati
kok ada ya seorang pengacara handal dungu,berarti gak harus cerdas jadi seorang pengacara cerit gk masuk logika
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 60

    "Nona Miana, apa kamu mendengarku?"Miana tersadar dari lamunannya dan segera merespons.Setelah menutup telepon, dia segera mengambil tasnya dan keluar dari ruangan dengan tergesa-gesa.Saat keluar, dia berpas-pasan dengan Henry dan Janice yang baru masuk.Dia berpura-pura tidak melihat mereka dan berjalan melewati mereka."Miana, kamu mau pergi ke mana lagi?" tanya Janice. Miana tidak ingin memprovokasi mereka, tetapi Janice tidak membiarkannya pergi begitu saja.Miana berhenti, berbalik dengan perlahan, menatap Janice dan berkata dengan tenang, "Aku mau ke rumah sakit."Setelah berpikir berkali-kali, dia tetap tidak ingin meminta obat khusus baru itu dari Henry.Dia masih berusaha mencari cara lain.Jika semua cara sudah dicoba dan tidak berhasil, dia baru akan mencari Henry.Jika hal seperti ini terjadi dulu, Henry pasti orang pertama yang terpikirkan olehnya untuk meminta bantuan.Namun, ada banyak hal sudah berubah.Henry mengernyit, teringat kembali dengan ucapan Wiley sebelumny

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 61

    Mendengar kata-kata itu, air mata yang ditahan Miana akhirnya mengalir tak terkendali. "Aku sudah bilang aku ada urusan mendesak, tapi dia masih mencegahku pergi. Nenekku sekarang sedang dalam penanganan darurat di ICU, tapi kamu malah menyuruhku untuk kooperatif dengannya! Henry, kalau kamu begitu khawatir dia akan ditindas orang lain, jangan biarkan dia bekerja, toh, kamu mampu menafkahinya!"Ekspresi Henry seketika menjadi kaku.Dia sungguh tidak menyangka neneknya Miana sedang dalam kondisi darurat."Pak Henry, aku sudah boleh pergi, 'kan? Aku takut nggak akan bisa melihat nenekku untuk terakhir kalinya kalau terlambat!" Miana menyeka air matanya, mendorong Henry menjauh, membuka pintu dan berjalan keluar.Janice sebelumnya berdiri di depan pintu, merasa ragu apakah harus mengetuk pintu atau tidak. Kemudian, dia kaget hingga tertegun ketika Miana tiba-tiba membuka pintu. Saat dia tersadar kembali, Miana sudah berjalan jauh. Dia hendak memanggil Miana, tetapi Henry sudah keluar.Mel

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 62

    "Pak Wiley nggak perlu membelanya! Aku tahu betul bagaimana dia memperlakukanku!" Nada bicara Miana sangat marah.Jika Henry sungguh meminta Wiley untuk menanyakan kondisi nenek, Henry seharusnya tahu bahwa neneknya sering pingsan.Namun, Henry tidak pernah mengambil inisiatif untuk membicarakan obat khusus jenis baru itu.Oleh karena itu, Miana merasa Wiley sedang berbohong untuk membela Henry.Selain itu, hubungan Pak Henry dengan Nona Janice ...." Saat Wiley ingin menjelaskan masalah ini, terdengar suara Henry berteriak, "Aku suruh kamu pergi mengemudi, kenapa bicaramu banyak sekali! Suruh Miana cepat kemari!"Wiley seketika terdiam.Kelihatannya, dia tidak bisa membantu Henry lagi.Melihat wajah muram Wiley, Miana tersenyum dan berkata, "Bukan hanya aku yang tahu hubungan antara Henry dan Janice, seluruh orang di kota Jirya sudah tahu hubungan mereka! Kamu nggak perlu bersusah payah membersihkan reputasi Henry, nggak ada gunanya!"Saat ini, Henry sudah duduk di kursi pengemudi dan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 63

    Kemarahan yang dirasakannya di firma hukum sebelumnya, perlahan-lahan menghilang karena tindakan Henry tadi.Terkadang, dia berpikir bahwa dirinya adalah orang yang mudah puas.Asalkan Henry mau menunjukkan sedikit ketulusan padanya, itu sudah cukup baginya.Sayangnya, Henry bahkan tidak memiliki perasaan untuknya, apalagi ketulusan.Melihat Miana begitu tenang, Henry sesekali menoleh untuk melihatnya.Setiap kali dia melihat pantulan wajah mungil Miana di kaca jendela mobil, Henry merasa tenang tanpa tahu alasannya.Dia yakin bahwa dirinya tidak menyukai Miana, tetapi menyukai perasaan tenang saat dia bersama Miana.Meskipun baru menikah tiga tahun, dia merasa mereka seperti sudah sepuluh tahun menjadi pasangan suami istri.Henry tahu Miana sangat cemas, jadi dia mengemudikan mobilnya secepat mungkin. Mereka pun tiba di rumah sakit dalam waktu yang singkat.Begitu mobil berhenti, Miana berpamitan dan segera keluar dari mobil.Setelah memarkir mobil di tempat parkir, Henry naik ke atas

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 64

    Miana mengalihkan pandangannya karena merasa malu. "Bukan ...."Tanpa dirayu pun, dirinya akan "disiksa" Henry hingga susah untuk bangun dari tempat tidur. Jika dia merayu ... kemungkinan dirinya tidak akan bisa bangun dari tempat tidur selama beberapa hari.Dokter itu refleks melihat pria di samping Miana.Pak Henry! CEO Grup Eskaria! Dia barusan memanggil Nona Miana dengan sebutan Nyonya Jirgan!'Ternyata Nona Miana punya latar belakang seperti ini, untuk apa aku repot-repot mengkhawatirkannya!'Setelah berpikir sejenak, dokter itu berkata kepada Miana dengan tulus, "Aku permisi dulu. Nona Miana, berusahalah sedikit untuk mendapatkan obat khusus baru itu secepat mungkin. Dengan begitu, kondisi nenekmu bisa juah lebih baik."Memikirkan usia Reni yang sudah lanjut dan kondisi kesehatan yang buruk, jika terus-menerus masuk ICU seperti ini, hidupnya tidak akan bisa bertahan lama. Namun, jika ada obat khusus itu, penderitaan yang dirasakan Reni akan berkurang."Baik, aku mengerti, terima

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 65

    Pada saat ini, Miana sedikit menantikan malam tiba."Oke!" jawab Henry sambil mengetuk ujung hidung Miana dengan buku jarinya. "Kamu temanilah Nenek dulu, aku akan kembali ke perusahaan."Miana sangat ingin memberi tahu Henry bahwa neneknya sudah beberapa kali menanyakan kapan dia bisa melihat Henry ketika sadar beberapa hari lalu.Setelah tiga tahun menikah, neneknya belum pernah bertemu dengan Henry sekali pun.Miana akhirnya memberanikan diri untuk berkata setelah ragu-ragu untuk sesaat, "Henry, apa kamu bisa ...."Ucapannya terpotong suara dering ponsel.Henry mengeluarkan ponselnya, Miana dengan jelas nama Janice tertera di layar ponsel.Sekejap, semua ekspektasi di dalam hatinya hancur berkeping-keping.Cinta segitiga seperti ini tak akan pernah bisa membawa kebahagiaan yang sempurna."Kamu berbaring dan istirahat dulu, aku akan segera ke sana!" Suara cemas Henry mencapai telinga Miana. Miana pun tersadar kembali. Sepasang mata indahnya memancarkan kesedihan yang samar.Di tengah

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 66

    Miana sudah mengenal dokter itu selama tiga tahun. Biasanya, mereka selalu membicarakan kondisi neneknya. Meskipun mereka akrab, hubungan mereka belum sampai pada tahap mereka bisa berbicara tentang masalah pribadi. Oleh karena itu, Miana segera mengalihkan topik, "Aku sudah bicara dengan Pak Henry tentang obat khusus baru itu. Seharusnya besok sudah bisa didapatkan. Kalau nenek sudah mulai menggunakan obat tersebut, apa kondisinya akan membaik?"Miana berharap neneknya segera sembuh, lalu dia bisa membawanya jalan-jalan keluar.Menyadari Miana tidak ingin membicarakan hubungannya dengan Henry, meskipun merasa prihatin, si dokter tidak menyinggung lebih jauh. "Kita baru bisa tahu hasilnya setelah menggunakan obat itu untuk beberapa saat. Sekarang, aku nggak bisa menjamin apa pun."Kondisi pasien bisa memburuk kapan saja, jadi dia tidak bisa memberikan jaminan.Miana merasa sedikit kecewa, tetapi mengangguk dan berkata, "Aku mengerti. Kalau begitu, aku pergi menemui nenekku dulu.""Ya."

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 67

    Henry mengernyit dan berkata, "Ini nggak ada hubungannya dengan Miana, ini tentang kesehatanmu, kamu perlu istirahat! Bekerja akan membuat kamu lelah, kalau terjadi sesuatu dengan bayi di dalam perutmu, itu akan menjadi masalah besar!"Mendengar itu, Janice merasa senang dan tersenyum malu-malu. "Henry, terima kasih sudah begitu memikirkanku, tapi kalau aku nggak bekerja dan hanya tinggal di rumah setiap hari, itu akan membosankan. Bagaimana kalau aku menjadi depresi?""Kamu bisa mengajak teman-temanmu pergi berbelanja, minum teh sore, melakukan perawatan kecantikan. Kalau ada yang menemani, kamu pasti nggak akan bosan," ujar Henry dengan begitu perhatian kepada Janice."Kamu tahu, setelah Zeno meninggal, ibu mertuaku hanya memberikan sebuah rumah, sebuah mobil, dan uang dua miliar. Sebelumnya, aku punya penghasilan tinggi dari grup tari, jadi aku nggak perlu khawatir kehabisan uang. Tapi sekarang aku hamil dan kehilangan pekerjaan di grup tari. Kalau aku nggak bekerja, aku nggak bisa

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status