Pada saat ini, Miana sedikit menantikan malam tiba."Oke!" jawab Henry sambil mengetuk ujung hidung Miana dengan buku jarinya. "Kamu temanilah Nenek dulu, aku akan kembali ke perusahaan."Miana sangat ingin memberi tahu Henry bahwa neneknya sudah beberapa kali menanyakan kapan dia bisa melihat Henry ketika sadar beberapa hari lalu.Setelah tiga tahun menikah, neneknya belum pernah bertemu dengan Henry sekali pun.Miana akhirnya memberanikan diri untuk berkata setelah ragu-ragu untuk sesaat, "Henry, apa kamu bisa ...."Ucapannya terpotong suara dering ponsel.Henry mengeluarkan ponselnya, Miana dengan jelas nama Janice tertera di layar ponsel.Sekejap, semua ekspektasi di dalam hatinya hancur berkeping-keping.Cinta segitiga seperti ini tak akan pernah bisa membawa kebahagiaan yang sempurna."Kamu berbaring dan istirahat dulu, aku akan segera ke sana!" Suara cemas Henry mencapai telinga Miana. Miana pun tersadar kembali. Sepasang mata indahnya memancarkan kesedihan yang samar.Di tengah
Miana sudah mengenal dokter itu selama tiga tahun. Biasanya, mereka selalu membicarakan kondisi neneknya. Meskipun mereka akrab, hubungan mereka belum sampai pada tahap mereka bisa berbicara tentang masalah pribadi. Oleh karena itu, Miana segera mengalihkan topik, "Aku sudah bicara dengan Pak Henry tentang obat khusus baru itu. Seharusnya besok sudah bisa didapatkan. Kalau nenek sudah mulai menggunakan obat tersebut, apa kondisinya akan membaik?"Miana berharap neneknya segera sembuh, lalu dia bisa membawanya jalan-jalan keluar.Menyadari Miana tidak ingin membicarakan hubungannya dengan Henry, meskipun merasa prihatin, si dokter tidak menyinggung lebih jauh. "Kita baru bisa tahu hasilnya setelah menggunakan obat itu untuk beberapa saat. Sekarang, aku nggak bisa menjamin apa pun."Kondisi pasien bisa memburuk kapan saja, jadi dia tidak bisa memberikan jaminan.Miana merasa sedikit kecewa, tetapi mengangguk dan berkata, "Aku mengerti. Kalau begitu, aku pergi menemui nenekku dulu.""Ya."
Henry mengernyit dan berkata, "Ini nggak ada hubungannya dengan Miana, ini tentang kesehatanmu, kamu perlu istirahat! Bekerja akan membuat kamu lelah, kalau terjadi sesuatu dengan bayi di dalam perutmu, itu akan menjadi masalah besar!"Mendengar itu, Janice merasa senang dan tersenyum malu-malu. "Henry, terima kasih sudah begitu memikirkanku, tapi kalau aku nggak bekerja dan hanya tinggal di rumah setiap hari, itu akan membosankan. Bagaimana kalau aku menjadi depresi?""Kamu bisa mengajak teman-temanmu pergi berbelanja, minum teh sore, melakukan perawatan kecantikan. Kalau ada yang menemani, kamu pasti nggak akan bosan," ujar Henry dengan begitu perhatian kepada Janice."Kamu tahu, setelah Zeno meninggal, ibu mertuaku hanya memberikan sebuah rumah, sebuah mobil, dan uang dua miliar. Sebelumnya, aku punya penghasilan tinggi dari grup tari, jadi aku nggak perlu khawatir kehabisan uang. Tapi sekarang aku hamil dan kehilangan pekerjaan di grup tari. Kalau aku nggak bekerja, aku nggak bisa
"Henry, kenapa Miana mengabaikanku? Apakah dia marah?" tanya Janice dengan raut wajah penuh bersalah. "Bagaimana kalau kamu pergi membujuknya?"Di luar dia bersikap seperti itu, tetapi di dalam hatinya dia mengutuk Miana habis-habisan.Dia merasa kesal karena Miana malah datang dan pada saat suasana antara dia dan Henry sedang harmonis.Bahkan curiga bahwa Miana sudah bersembunyi di luar pintu, menunggu momen yang tepat untuk masuk!Dasar wanita jalang!'Henry mengerutkan keningnya, meletakkan sendoknya, menoleh ke Miana, dan dengan suara rendah memanggil, "Miana, cepat kemari!"Wanita ini sengaja datang untuk membuatku marah, tapi masih ingin aku pergi membujuknya?'Sungguh kekanak-kanakan!'Miana terus berjalan, kedua tangannya di sisi tubuhnya mengepal erat.Mereka sungguh nggak tahu malu!'"Henry, bagaimana kalau aku meminta maaf kepada Miana?" ujar Janice sambil berdiri dan berjalan menuju Miana.Dia berencana memanfaatkan kesempatan ini untuk menjebak Miana.Meskipun sekarang tid
Miana menarik Sherry ke belakangnya, tatapannya begitu tajam saat dia berbicara, "Henry, kamu seorang pengusaha yang cerdas, pikirkan dulu ada buktinya atau nggak sebelum menuduh orang! Selain itu, kuingatkan, restoran ini ada kamera pengawas. Kalau menurutmu Sherry mendorongnya, periksa dulu rekaman CCTV-nya baru kamu datangi Sherry kalau memang dia yang melakukannya!"Miana masih menjaga setiap ucapannya.Jika bukan karena takut Henry langsung marah, dia pasti sudah memakinya keluar rumah tanpa membawa otak.Janice menarik-narik baju Henry dan buru-buru berkata, "Henry, aku benaran terjatuh sendiri, bukan salah siapa-siapa!"Dia memang sengaja terjatuh sendiri.Henry menunduk menatapnya dan berkata, "Jangan takut, aku akan mendukungmu, jadi katakan yang sebenarnya."Melihat betapa perhatian Henry kepada Janice, Miana merasa sakit hati dan wajahnya pun memucat.Padahal, dialah yang merupakan istri Henry, dialah yang melakukan hal paling intim di ranjang sama setiap hari dengan Henry.
"Nggak perlu periksa rekaman CCTV, aku sudah merekam akting Kakak Ipar yang luar biasa dengan ini!" Miana sengaja menekankan kata "kakak ipar".Janice langsung panik.Dia tidak menyangka Miana merekam video.Wanita jalang!'Sungguh licik!'Situasi sekarang tidak menguntungkan Janice.Apa yang harus kulakukan?''Pura-pura pingsan?'Berbohong perutku sakit?''Semua itu sudah pernah kulakukan.'Kalau kulakukan lagi, bisa ketahuan aku sebenarnya berbohong.''Risikonya terlalu besar!'Pada akhirnya, Janice memutuskan untuk menghadapi situasi ini. Lagi pula, dia tidak pernah menuduh siapa pun mendorongnya.Dia selalu mengatakan bahwa dia terjatuh sendiri!Sherry mengacungkan jempol kepada Miana. "Kerja bagus, Mia!"Sekarang, Wanita licik ini nggak bisa memfitnahku lagi!'Henry menatap ponsel yang dipegang Miana, lalu menyipitkan matanya dan sekujur tubuhnya mengeluarkan aura yang sangat dingin.Janice dapat merasakan aura dingin itu dan merasa ketakutan.Jika Henry marah dan tidak peduli pad
"Minta maaf!" ujar Henry dengan suara rendah sambil menyentuh wajahnya yang terkena tamparan.Sebenarnya, dia ingin menghukum Miana dengan keras.Namun, keinginannya itu menghilang ketika dia melihat raut wajah Miana begitu sedih.Dalam alam bawah sadarnya, dia tidak ingin membuat Miana sedih.Miana menggigit bibirnya.Padahal dia tidak bersalah, mengapa harus minta maaf! Dia sungguh enggan melakukannya!"Minta maaf! Jangan sampai aku ulangi lagi!" ujar Henry dengan penuh penekanan.Yang Henry inginkan bukan sekadar kata maaf, tetapi kepatuhan dari Miana.Sherry segera menarik Miana menjauh, lalu membungkuk kepada Henry. "Aku minta maaf atas nama Mia. Maafkan aku!"Entah Henry akan memaafkan Mia atau nggak.'Tindakan Sherry itu membuat Miana terharu hingga matanya berkaca-kaca.Dia tahu bahwa Sherry takut Henry akan mempersulitnya, jadi menggantikan dirinya untuk meminta maaf.Namun, dia cukup mengenal sifat Henry. Jika Henry ingin mempersulit Sherry, Sherry mungkin tidak bisa melepask
Bagaimanapun, Miana masih membutuhkan obat khusus dari Henry.Jika membuat Henry marah, dia pasti tidak akan bisa mendapatkan obat itu dan neneknya hanya akan terus menderita. Memikirkan hal tersebut membuat hatinya sakit."Ya, ayo pergi," ujar Henry dan berbalik pergi.Janice menatap tajam Miana sebelum buru-buru mengikuti Henry berjalan pergi.Miana menatap punggung dua orang itu, hatinya seperti tercekik.Henry sungguh memanjakan Janice!Sherry segera menarik Miana ke meja makan. Setelah duduk, dia berkata dengan ekspresi misterius, "Mia, aku punya kejutan untukmu nanti."Miana menenangkan pikirannya, menuangkan dua cangkir teh dan memberikan satu cangkir kepada Sherry, lalu bertanya, "Kejutan apa?"Sejak menikah dengan Henry, hidupnya bagaikan air laut yang tenang, tidak pernah ada ombak.Oleh karena itu, dia tidak pernah menantikan adanya sebuah kejutan.Sherry masih sengaja merahasiakannya. "Coba tebak!"Setelah menyesap teh, Miana menggeleng dan berkata, "Aku nggak tahu harus me
Pupil mata Miana langsung menyempit dan dia berseru, "Baik, aku akan segera ke sana!"Dia bahkan tidak berani bertanya apa yang sebenarnya terjadi!Menyadari perubahan ekspresi Miana, Sherry segera bertanya, "Mia, ada apa?"Miana menggenggam ponselnya erat-erat, tubuhnya sedikit gemetar.Entah mengapa dia merasakan firasat buruk.Kondisi neneknya mungkin .... tidak bisa diselamatkan."Mia, bicaralah, jangan menakutiku!" seru Sherry yang tanpa sadar meninggikan suaranya sambil mengguncang pelan wajah Miana.Miana perlahan tersadar, menatap Sherry dan berkata, "Nenek masuk UGD, aku harus segera ke sana!""Aku akan menemanimu!" Sherry bahkan tidak mencuci piring. Dia menahan rasa tidak nyaman di tubuhnya dan membantu Miana berjalan keluar.Khawatir terjadi sesuatu pada Miana, dia memanggil taksi online.Setelah masuk ke taksi, Miana bersandar pada Sherry, sekujur tubuhnya terasa lemas.Seolah-olah semua tenaganya telah terkuras habis.Melihat kondisi Miana seperti itu, Sherry sangat khawa
Sherry meletakkan gelas araknya, berjalan mendekat ke Miana dan menyentuh perutnya, lalu bertanya dengan suara pelan, "Apa kata dokter? Apakah ada yang perlu diperhatikan untuk kehamilan anak kembar?"Dia benar-benar tidak bisa membayangkan ada dua bayi di dalam perut itu.Betapa menyenangkan saat mereka lahir nanti!"Dokter sangat menekankan untuk nggak berhubungan intim." Setelah mengatakan ini, Miana pun berpikir bahwa dia tidak akan bisa menghindari hal itu jika tetap tinggal bersama Henry. Terlebih lagi, dia kekuatannya tidak sebanding dengan Henry, jadi sama sekali sulit untuk menolak.Dalam hal tersebut, Henry sangat dominan."Kalau kamu pulang, apakah Henry bisa menahan diri untuk nggak melakukannya denganmu? Kalau kamu menolaknya, alasan apa yang akan kamu gunakan?" Sherry mengernyit, lalu lanjut berkata, "Bagaimana kalau kamu pindah ke sini ? Tempatku begitu besar, kamu tinggal di sini bersamaku saja!"Miana menggelengkan kepalanya dan menolak, "Aku nggak bisa pindah ke sini
Miana berharap dia bisa segera bercerai dengan Henry!Dia juga berharap bayi dalam perutnya bisa lahir dengan selamat dan bertemu dengannya.Setelah membuat permohonan, dia meniup lilin dengan satu tarikan napas.Sherry mengambil lilin tersebut dan membuangnya ke tempat sampah. Dia kemudian memberikan sendok kepada Miana sambil berkata, "Karena sudah larut, hanya terbeli kue mangkuk ini, makanlah seadanya."Miana menerima sendok itu, menyendok kue itu dan menyuapkannya ke mulut Sherry. "Suapan pertama untukmu."Sherry ingin menolak, tetapi ketika dia melihat Miana menatapnya dengan penuh berharap, dia menjadi tidak tega dan membuka mulutnya untuk memakan kue itu."Air sudah mendidih, aku pergi masak mi dulu. Kamu habiskanlah kue ini, mi akan segera siap!"Setelah mengatakan itu, Sherry pun berbalik pergi.Miana mengalihkan pandangannya, dia menoleh ke kue mangkuk di depannya, air matanya berlinang.Di dunia ini, selain neneknya, hanya Sherry yang selalu tulus padanya.Selesai masak mi
Miana terpaksa tidak memedulikan kesehatan Kakek ketika dia berpura-pura pingsan."Mia, jangan khawatir, kondisi Kakek baik-baik saja. Bagaimana denganmu? Sudah pergi periksa di rumah sakit? Kamu nggak apa-apa, 'kan?" tanya Eddy dengan nada lembut.Seakan-akan, dia takut akan mengejutkan Miana yang berada di ujung telepon."Kondisiku juga baik-baik saja, jadi nggak perlu pergi memeriksa, dan nggak perlu membuang-buang uang." Miana tertawa kecil sebelum melanjutkan ucapannya, "Aku menyimpan uang itu untuk membeli makanan enak untuk Kakek!"Eddy tertawa gembira dan membalas, "Kamu memang anak yang berbakti!"Miana selalu begitu pengertian dan baik hati.Dia tahu bahwa Miana selalu hanya memberitahunya kabar baik dan menutupi kabar buruk."Kakek, terima kasih atas persiapan pesta ulang tahun hari ini, meskipun hasil akhirnya nggak bagus, aku tetap ingin berterima kasih! Terima kasih Kakek sudah begitu baik padaku!" Jika bukan karena Henry dan Janice, pesta ulang tahun yang hangat ini past
Henry mengernyit, tampak tidak senang dan bertanya, "Apa maksud Kakek bertanya seperti itu?"Bercerai dengan Miana?Bagaimana mungkin dia ingin bercerai dengan Miana!Mengenai menikahi Janice, itu lebih tidak mungkin lagi!Dia dan Janice sama sekali tidak memiliki hubungan seperti itu!Eddy menatap Henry dan berseru, "Jawab aku dulu!"Terakhir kali dia berbicara dengan Miana, Miana mengatakan akan memberi Henry kesempatan.Namun, tindakan Henry hari ini sudah sangat keterlaluan.Dia tidak yakin apakah Miana sudah memutuskan untuk bercerai dengan Henry atau belum."Aku nggak pernah berpikir untuk bercerai dengan Miana!" Dia tidak akan melakukan hal yang bodoh seperti itu.Terlebih lagi, dia hanya tertarik melakukan hubungan intim dengan Miana.Jika bercerai dengan Miana, dia harus mengandalkan dirinya sendiri.Melakukan hal itu sendiri dalam jangka waktu lama, kemungkinan akan membuat dirinya sendiri mengalami masalah mental.Singkat kata, dia tidak akan bercerai dengan Miana!"Tapi, ti
Henry mengira dia akan hidup sendiri untuk selamanya dan tidak menyangka dia akan menikahi Miana.Eddy menatap Henry, mendesah berat, lalu berkata, "Aku mengenal Mia selama belasan tahun, dan dia pernah menyelamatkan nyawaku, jadi aku tahu sifatnya seperti apa. Selama tiga tahun ini, sekalipun dia menjalani kehidupan pernikahan yang sulit, dia nggak pernah mengeluh di depanku, bahkan nggak pernah mengucapkan sepatah kata buruk tentangmu!"Henry mengerutkan kening.Jika Miana tidak mengadukan hal-hal yang terjadi antara mereka ke Kakek, bagaimana Kakek bisa tahu?Tidak mungkin Kakek punya kemampuan meramal, bukan?"Jangan berpikir bahwa Mia mengadu padaku! Ada orang yang kupekerjakan di rumahmu di Kompleks Gaillardia. Apa yang terjadi di antara kalian, aku tahu semuanya! Aku pernah bertanya secara nggak langsung kepada Mia, apakah dia akan bercerai denganmu. Dia nggak mengiakan, juga nggak menyangkal, tapi aku tahu kalau dia sudah memiliki niat untuk bercerai denganmu!" Eddy merasa sang
Henry buru-buru mengulurkan tangan untuk menarik Miana.Karena kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh, Miana tidak berani berpura-pura pingsan lagi, segera membuka matanya, dan meraih sandaran kursi. Namun, yang terpegang adalah tangan Henry.Setelah ragu sejenak, Miana menggunakan kekuatan Henry untuk duduk tegak.Emily terkejut dan ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat. Setelah melihat Miana baik-baik saja, dia baru merasa lega, segera maju dan berkata, "Maaf, tadi aku nggak sengaja."Dia takut Miana akan menyalahkannya. Karena sangat gugup, urat-urat di punggung kedua tangannya yang sedang membuat gerakan minta maaf terlihat jelas.Miana melepaskan tangannya dari tangan Henry, berbalik perlahan, menatap dan berkata dengan suara lembut, "Nyonya Emily sudah menyelamatkanku, seharusnya aku yang berterima kasih. Terima kasih, Nyonya Emily!"Miana selalu bersikap sopan kepada anggota keluarga Jirgan.Emily tahu bahwa Eddy sangat menyayangi Miana, jadi dia tidak berani menerima puj
'Si tua bangka itu sungguh kejam! Sakit sekali!''Pasti akan kubalas dendam ini!'Melihat Janice bangkit duduk, Felica tetap terlihat tenang. Dia menyalakan mesin mobil, lalu mengemudikan mobil keluar dari pintu gerbang. "Janice, jawab aku dengan jujur, siapa sebenarnya ayah dari bayi di perutmu?"Janice terkejut, suaranya sedikit menajam ketika menjawabnya, "Bu, bukankah sudah kuberi tahu kalau ini adalah anak Zeno? Apa maksud Ibu bertanya seperti ini? Apakah Ibu meragukanku?"Dengan tatapan dingin, Felica melirik kaca spion dan berseru, "Semoga itu memang anak Zeno!"Jika bukan, dia tidak akan membiarkan Janice hidup tenang!Janice seketika merinding. Kedua tangannya memeluk diri sendiri erat-erat. Di dalam hatinya, dia telah memutuskan bahwa dia harus segera membuat Henry menikahinya!Dengan begitu, dia bisa mendapatkan perlindungan dari Henry.Tidak hanya Felica tidak bisa menyerangnya, tetapi Eddy juga tidak akan berani menyerangnya!"Karena Kakek marah padamu, kamu tinggal di rum
Emily buru-buru memberi isyarat dengan matanya dan berkata kepada suaminya, "Ayah menyuruh menelepon siapa, kamu telepon siapa!"Eddy pada dasarnya sudah sangat marah, ditambah Miana pingsan. Jika setiap orang terus keras kepala seperti ini, bisa-bisa Eddy ikut pingsan! Selain itu, jika terjadi sesuatu pada Miana, siapa yang akan bertanggung jawab?Emily segera menyuruh Paula, istri dari anak ketiga keluarga Jirgan, untuk mengambil tas Miana dan mengeluarkan ponselnya.Saat Paula mengeluarkan ponsel Miana, dia tanpa sengaja menjatuhkan tisu yang membungkus sesuatu. Ketika tisu itu jatuh ke lantai, ada pil putih bergulir keluar dari dalamnya.Paula takut dimarahi, buru-buru meminta maaf, "Ayah, aku nggak sengaja! Setelah menelepon, aku akan mengambil pilnya!" Lalu dia segera menghubungi nomor Sherry.Eddy menatap pil yang tergeletak di lantai, lalu bertanya kepada Henry, "Mia sedang sakit?"Henry tertegun sebelum menjawab, "Nggak tahu."Dia benar-benar tidak tahu tentang Miana.Ekspresi