Share

Bab 66

Author: Helena Ayu
Miana sudah mengenal dokter itu selama tiga tahun. Biasanya, mereka selalu membicarakan kondisi neneknya. Meskipun mereka akrab, hubungan mereka belum sampai pada tahap mereka bisa berbicara tentang masalah pribadi. Oleh karena itu, Miana segera mengalihkan topik, "Aku sudah bicara dengan Pak Henry tentang obat khusus baru itu. Seharusnya besok sudah bisa didapatkan. Kalau nenek sudah mulai menggunakan obat tersebut, apa kondisinya akan membaik?"

Miana berharap neneknya segera sembuh, lalu dia bisa membawanya jalan-jalan keluar.

Menyadari Miana tidak ingin membicarakan hubungannya dengan Henry, meskipun merasa prihatin, si dokter tidak menyinggung lebih jauh. "Kita baru bisa tahu hasilnya setelah menggunakan obat itu untuk beberapa saat. Sekarang, aku nggak bisa menjamin apa pun."

Kondisi pasien bisa memburuk kapan saja, jadi dia tidak bisa memberikan jaminan.

Miana merasa sedikit kecewa, tetapi mengangguk dan berkata, "Aku mengerti. Kalau begitu, aku pergi menemui nenekku dulu."

"Ya."
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 67

    Henry mengernyit dan berkata, "Ini nggak ada hubungannya dengan Miana, ini tentang kesehatanmu, kamu perlu istirahat! Bekerja akan membuat kamu lelah, kalau terjadi sesuatu dengan bayi di dalam perutmu, itu akan menjadi masalah besar!"Mendengar itu, Janice merasa senang dan tersenyum malu-malu. "Henry, terima kasih sudah begitu memikirkanku, tapi kalau aku nggak bekerja dan hanya tinggal di rumah setiap hari, itu akan membosankan. Bagaimana kalau aku menjadi depresi?""Kamu bisa mengajak teman-temanmu pergi berbelanja, minum teh sore, melakukan perawatan kecantikan. Kalau ada yang menemani, kamu pasti nggak akan bosan," ujar Henry dengan begitu perhatian kepada Janice."Kamu tahu, setelah Zeno meninggal, ibu mertuaku hanya memberikan sebuah rumah, sebuah mobil, dan uang dua miliar. Sebelumnya, aku punya penghasilan tinggi dari grup tari, jadi aku nggak perlu khawatir kehabisan uang. Tapi sekarang aku hamil dan kehilangan pekerjaan di grup tari. Kalau aku nggak bekerja, aku nggak bisa

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 68

    "Henry, kenapa Miana mengabaikanku? Apakah dia marah?" tanya Janice dengan raut wajah penuh bersalah. "Bagaimana kalau kamu pergi membujuknya?"Di luar dia bersikap seperti itu, tetapi di dalam hatinya dia mengutuk Miana habis-habisan.Dia merasa kesal karena Miana malah datang dan pada saat suasana antara dia dan Henry sedang harmonis.Bahkan curiga bahwa Miana sudah bersembunyi di luar pintu, menunggu momen yang tepat untuk masuk!Dasar wanita jalang!'Henry mengerutkan keningnya, meletakkan sendoknya, menoleh ke Miana, dan dengan suara rendah memanggil, "Miana, cepat kemari!"Wanita ini sengaja datang untuk membuatku marah, tapi masih ingin aku pergi membujuknya?'Sungguh kekanak-kanakan!'Miana terus berjalan, kedua tangannya di sisi tubuhnya mengepal erat.Mereka sungguh nggak tahu malu!'"Henry, bagaimana kalau aku meminta maaf kepada Miana?" ujar Janice sambil berdiri dan berjalan menuju Miana.Dia berencana memanfaatkan kesempatan ini untuk menjebak Miana.Meskipun sekarang tid

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 69

    Miana menarik Sherry ke belakangnya, tatapannya begitu tajam saat dia berbicara, "Henry, kamu seorang pengusaha yang cerdas, pikirkan dulu ada buktinya atau nggak sebelum menuduh orang! Selain itu, kuingatkan, restoran ini ada kamera pengawas. Kalau menurutmu Sherry mendorongnya, periksa dulu rekaman CCTV-nya baru kamu datangi Sherry kalau memang dia yang melakukannya!"Miana masih menjaga setiap ucapannya.Jika bukan karena takut Henry langsung marah, dia pasti sudah memakinya keluar rumah tanpa membawa otak.Janice menarik-narik baju Henry dan buru-buru berkata, "Henry, aku benaran terjatuh sendiri, bukan salah siapa-siapa!"Dia memang sengaja terjatuh sendiri.Henry menunduk menatapnya dan berkata, "Jangan takut, aku akan mendukungmu, jadi katakan yang sebenarnya."Melihat betapa perhatian Henry kepada Janice, Miana merasa sakit hati dan wajahnya pun memucat.Padahal, dialah yang merupakan istri Henry, dialah yang melakukan hal paling intim di ranjang sama setiap hari dengan Henry.

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 70

    "Nggak perlu periksa rekaman CCTV, aku sudah merekam akting Kakak Ipar yang luar biasa dengan ini!" Miana sengaja menekankan kata "kakak ipar".Janice langsung panik.Dia tidak menyangka Miana merekam video.Wanita jalang!'Sungguh licik!'Situasi sekarang tidak menguntungkan Janice.Apa yang harus kulakukan?''Pura-pura pingsan?'Berbohong perutku sakit?''Semua itu sudah pernah kulakukan.'Kalau kulakukan lagi, bisa ketahuan aku sebenarnya berbohong.''Risikonya terlalu besar!'Pada akhirnya, Janice memutuskan untuk menghadapi situasi ini. Lagi pula, dia tidak pernah menuduh siapa pun mendorongnya.Dia selalu mengatakan bahwa dia terjatuh sendiri!Sherry mengacungkan jempol kepada Miana. "Kerja bagus, Mia!"Sekarang, Wanita licik ini nggak bisa memfitnahku lagi!'Henry menatap ponsel yang dipegang Miana, lalu menyipitkan matanya dan sekujur tubuhnya mengeluarkan aura yang sangat dingin.Janice dapat merasakan aura dingin itu dan merasa ketakutan.Jika Henry marah dan tidak peduli pad

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 71

    "Minta maaf!" ujar Henry dengan suara rendah sambil menyentuh wajahnya yang terkena tamparan.Sebenarnya, dia ingin menghukum Miana dengan keras.Namun, keinginannya itu menghilang ketika dia melihat raut wajah Miana begitu sedih.Dalam alam bawah sadarnya, dia tidak ingin membuat Miana sedih.Miana menggigit bibirnya.Padahal dia tidak bersalah, mengapa harus minta maaf! Dia sungguh enggan melakukannya!"Minta maaf! Jangan sampai aku ulangi lagi!" ujar Henry dengan penuh penekanan.Yang Henry inginkan bukan sekadar kata maaf, tetapi kepatuhan dari Miana.Sherry segera menarik Miana menjauh, lalu membungkuk kepada Henry. "Aku minta maaf atas nama Mia. Maafkan aku!"Entah Henry akan memaafkan Mia atau nggak.'Tindakan Sherry itu membuat Miana terharu hingga matanya berkaca-kaca.Dia tahu bahwa Sherry takut Henry akan mempersulitnya, jadi menggantikan dirinya untuk meminta maaf.Namun, dia cukup mengenal sifat Henry. Jika Henry ingin mempersulit Sherry, Sherry mungkin tidak bisa melepask

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 72

    Bagaimanapun, Miana masih membutuhkan obat khusus dari Henry.Jika membuat Henry marah, dia pasti tidak akan bisa mendapatkan obat itu dan neneknya hanya akan terus menderita. Memikirkan hal tersebut membuat hatinya sakit."Ya, ayo pergi," ujar Henry dan berbalik pergi.Janice menatap tajam Miana sebelum buru-buru mengikuti Henry berjalan pergi.Miana menatap punggung dua orang itu, hatinya seperti tercekik.Henry sungguh memanjakan Janice!Sherry segera menarik Miana ke meja makan. Setelah duduk, dia berkata dengan ekspresi misterius, "Mia, aku punya kejutan untukmu nanti."Miana menenangkan pikirannya, menuangkan dua cangkir teh dan memberikan satu cangkir kepada Sherry, lalu bertanya, "Kejutan apa?"Sejak menikah dengan Henry, hidupnya bagaikan air laut yang tenang, tidak pernah ada ombak.Oleh karena itu, dia tidak pernah menantikan adanya sebuah kejutan.Sherry masih sengaja merahasiakannya. "Coba tebak!"Setelah menyesap teh, Miana menggeleng dan berkata, "Aku nggak tahu harus me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 73

    Miana tertegun sejenak sebelum merespons. Dia bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri, "Untukku?"Giyan mengangguk dan berkata, "Ulang tahunmu beberapa hari lagi, aku besok harus keluar kota untuk perjalanan bisnis, pasti nggak sempat kembali untuk merayakan ulang tahunmu, jadi aku memberikan hadiahnya lebih awal."Miana tersenyum tipis dan berkata, "Terima kasih masih ingat hari ulang tahunku. Aku terima niat baikmu, tapi aku nggak bisa menerima hadiah ini."Celine menyukai Giyan, jadi dia harus menjaga jarak dengannya, jika tidak, Celine pasti akan mencari masalah dengannya.Selain itu, dia sekarang adalah istri Henry. Meskipun tidak dipublikasikan, dia sangat sadar akan statusnya dan tidak memiliki hubungan yang ambigu dengan siapa pun.Mendengar ucapan itu, Giyan merasa hatinya seperti tertusuk pisau tajam, sangat sakit. Meskipun begitu, dia tidak mengekspresikannya. "Hanya barang yang kubuat sendiri, bukan hadiah mahal, terimalah."Dia mendesain dan membuatnya sendiri.Selama ber

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 74

    Sherry melirik Henry yang duduk tidak jauh dari mereka dan merasa agak kesal.Dia tadi melihat dengan jelas, mata Miana berbinar-binar.Miana menyukai hadiah anting-anting itu, tetapi tidak berani menerimanya karena ada Henry.Henry si berengsek ini sungguh menjengkelkan!Setelah masalah hadiah ini berlalu, ketiganya mulai makan.Suasana di antara mereka terasa sedikit sunyi.Miana makan sambil memikirkan sesuatu.Tak lama kemudian, dia mendadak merasa mual.Dia segera meletakkan sendoknya, menutup mulutnya sambil berkata, "Aku ke toilet sebentar!" Miana segera bangkit dan pergi dengan tergesa-gesa.Giyan menatap punggung Miana dengan ekspresi lembut, tetapi juga ada sedikit kesedihan.Sherry diam-diam melirik punggung Miana yang menjauh.Dia tentu tahu mengapa Miana bisa mual seperti itu.Dia ingin pergi mengecek kondisi Miana, tetapi takut Giyan akan curiga.Setelah berpikir-pikir, Sherry memutuskan untuk tidak pergi melihat Miana.Dia ingat bahwa Miana tidak ingin ada orang lain yan

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status