Share

Bab 71

Author: Helena Ayu
"Minta maaf!" ujar Henry dengan suara rendah sambil menyentuh wajahnya yang terkena tamparan.

Sebenarnya, dia ingin menghukum Miana dengan keras.

Namun, keinginannya itu menghilang ketika dia melihat raut wajah Miana begitu sedih.

Dalam alam bawah sadarnya, dia tidak ingin membuat Miana sedih.

Miana menggigit bibirnya.

Padahal dia tidak bersalah, mengapa harus minta maaf! Dia sungguh enggan melakukannya!

"Minta maaf! Jangan sampai aku ulangi lagi!" ujar Henry dengan penuh penekanan.

Yang Henry inginkan bukan sekadar kata maaf, tetapi kepatuhan dari Miana.

Sherry segera menarik Miana menjauh, lalu membungkuk kepada Henry. "Aku minta maaf atas nama Mia. Maafkan aku!"

Entah Henry akan memaafkan Mia atau nggak.'

Tindakan Sherry itu membuat Miana terharu hingga matanya berkaca-kaca.

Dia tahu bahwa Sherry takut Henry akan mempersulitnya, jadi menggantikan dirinya untuk meminta maaf.

Namun, dia cukup mengenal sifat Henry. Jika Henry ingin mempersulit Sherry, Sherry mungkin tidak bisa melepask
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Pipit Vidia
bagus ceritanya tida berbelit belit
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 72

    Bagaimanapun, Miana masih membutuhkan obat khusus dari Henry.Jika membuat Henry marah, dia pasti tidak akan bisa mendapatkan obat itu dan neneknya hanya akan terus menderita. Memikirkan hal tersebut membuat hatinya sakit."Ya, ayo pergi," ujar Henry dan berbalik pergi.Janice menatap tajam Miana sebelum buru-buru mengikuti Henry berjalan pergi.Miana menatap punggung dua orang itu, hatinya seperti tercekik.Henry sungguh memanjakan Janice!Sherry segera menarik Miana ke meja makan. Setelah duduk, dia berkata dengan ekspresi misterius, "Mia, aku punya kejutan untukmu nanti."Miana menenangkan pikirannya, menuangkan dua cangkir teh dan memberikan satu cangkir kepada Sherry, lalu bertanya, "Kejutan apa?"Sejak menikah dengan Henry, hidupnya bagaikan air laut yang tenang, tidak pernah ada ombak.Oleh karena itu, dia tidak pernah menantikan adanya sebuah kejutan.Sherry masih sengaja merahasiakannya. "Coba tebak!"Setelah menyesap teh, Miana menggeleng dan berkata, "Aku nggak tahu harus me

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 73

    Miana tertegun sejenak sebelum merespons. Dia bertanya sambil menunjuk dirinya sendiri, "Untukku?"Giyan mengangguk dan berkata, "Ulang tahunmu beberapa hari lagi, aku besok harus keluar kota untuk perjalanan bisnis, pasti nggak sempat kembali untuk merayakan ulang tahunmu, jadi aku memberikan hadiahnya lebih awal."Miana tersenyum tipis dan berkata, "Terima kasih masih ingat hari ulang tahunku. Aku terima niat baikmu, tapi aku nggak bisa menerima hadiah ini."Celine menyukai Giyan, jadi dia harus menjaga jarak dengannya, jika tidak, Celine pasti akan mencari masalah dengannya.Selain itu, dia sekarang adalah istri Henry. Meskipun tidak dipublikasikan, dia sangat sadar akan statusnya dan tidak memiliki hubungan yang ambigu dengan siapa pun.Mendengar ucapan itu, Giyan merasa hatinya seperti tertusuk pisau tajam, sangat sakit. Meskipun begitu, dia tidak mengekspresikannya. "Hanya barang yang kubuat sendiri, bukan hadiah mahal, terimalah."Dia mendesain dan membuatnya sendiri.Selama ber

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 74

    Sherry melirik Henry yang duduk tidak jauh dari mereka dan merasa agak kesal.Dia tadi melihat dengan jelas, mata Miana berbinar-binar.Miana menyukai hadiah anting-anting itu, tetapi tidak berani menerimanya karena ada Henry.Henry si berengsek ini sungguh menjengkelkan!Setelah masalah hadiah ini berlalu, ketiganya mulai makan.Suasana di antara mereka terasa sedikit sunyi.Miana makan sambil memikirkan sesuatu.Tak lama kemudian, dia mendadak merasa mual.Dia segera meletakkan sendoknya, menutup mulutnya sambil berkata, "Aku ke toilet sebentar!" Miana segera bangkit dan pergi dengan tergesa-gesa.Giyan menatap punggung Miana dengan ekspresi lembut, tetapi juga ada sedikit kesedihan.Sherry diam-diam melirik punggung Miana yang menjauh.Dia tentu tahu mengapa Miana bisa mual seperti itu.Dia ingin pergi mengecek kondisi Miana, tetapi takut Giyan akan curiga.Setelah berpikir-pikir, Sherry memutuskan untuk tidak pergi melihat Miana.Dia ingat bahwa Miana tidak ingin ada orang lain yan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 75

    Miana tertegun sejenak baru tersadar. Wajahnya sedikit memerah dan terasa panas. "Aku nggak sengaja menggigit bibirku tadi."Namun, sebenarnya yang dia gigit itu bibirnya Henry."Nih, laplah." Sherry memberikan tisu kepadanya.Sepasang mata hitam Giyan tidak memancarkan emosi apa pun, sulit menebak apa yang sedang dia pikirkan.Miana mengambil tisu itu dan menyeka bibirnya. Dia agak kesal saat teringat perilaku Henry di luar toilet tadi.Henry menganggapnya sebagai apa?Wanita yang bisa dicium sesuka hatinya?Tanpa memedulikan orang lain akan menghinanya?Jika wanita itu Janice, Henry pasti tidak akan bertindak seperti ini!"Oh ya, Mia, Giyan mengenalkan proyek besar padaku, kalau kamu ada waktu, bantu aku, ya! Aku sedikit kewalahan kalau sendirian," ujar Sherry dengan penuh semangat.Miana meletakkan tisu, mengangguk kepada Sherry. "Oke, kebetulan aku beberapa hari ke depan agak santai."Janice sekarang bekerja di Firma Hukum Astera, pasti akan merebut kasus-kasus yang ditanganinya.D

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 76

    Giyan diam-diam mempekerjakan guru khusus untuk mengajari Miana.Miana belajar banyak hal, mulai dari seni musik, catur, kaligrafi, hingga seni bela diri.Di mata Giyan, Miana selalu luar biasa.Jika bukan karena pertemuannya dengan Henry tahun itu, Miana pasti sudah menjadi Nyonya Ferno sekarang.Sayang sekali, ....Sherry tahu tentang masa kecil Miana, jadi dia tidak terkejut mendengar Miana berterima kasih kepada Giyan.Terkadang, dia benar-benar bersyukur Miana bertemu dengan Giyan, sehingga Miana tumbuh tanpa kekurangan cinta, tanpa kekurangan persahabatan.Kemudian dia juga bersyukur bisa bertemu dengan Miana, yang membuatnya bisa bertahan hidup."Aku nggak punya bakat apa-apa, hanya saja, kamu sudah mengeluarkan uang untuk. Aku nggak bisa mengecewakanmu, dan aku nggak ingin menyia-nyiakan uangmu, jadi aku belajar dengan keras." Mengenang masa lalu, satu-satunya momen bahagia Miana pada saat itu adalah saat bersama Giyan.Jika dia tidak bertemu dengan Henry pada tahun itu dan jat

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 77

    Ucapan Henry seketika membuat Miana tersipu malu.Sherry memiringkan kepalanya dan menatap Miana dengan ekspresi menggoda. "Oh, ternyata darah di bibirmu tadi itu karena kamu menggigitnya."Sekarang dia mengerti mengapa wajah Miana begitu merah saat dia bertanya sebelumnya.Mendengar itu, Janice diam-diam menggertakkan giginya karena sangat marah.Sebelumnya, dia hanya menduga-duga apa yang dilakukan mereka di toilet dan masih bisa menghibur dirinya sendiri bahwa mungkin itu hanya sekadar pemikirannya. Sekarang, mendengar Henry mengatakannya sendiri, dia sangat cemburu.'Miana, wanita jalang ini!''Dia benar-benar menggoda Henry di toilet!'Nggak tahu malu!'Henry menekan sudut bibirnya dengan jari-jari panjangnya, menatap Miana sambil sedikit tersenyum dan berkata, "Kenapa diam? Nggak mau bertanggung jawab?"Miana menggertakkan giginya, lalu berkata kepada Sherry, "Kamu kembali ke studio dulu, kirimkan semua data proyek kerja samanya ke emailku. Setelah kubaca, aku akan meneleponmu da

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 78

    Sebelumnya menyuruhnya masuk ke mobil, sekarang menyuruhnya keluar dari mobil. Apa sih maunya!Henry mengatupkan bibirnya, membungkuk dan menggendong Miana keluar. Kemudian, dia berkata kepada Wiley, "Kamu antar Janice kembali ke kantornya."Mendengar itu, Miana langsung mengerti maksud Henry.Janice bilang takut kedinginan karena angin di luar kencang, jadi Henry menyuruh Wiley mengantar Janice.Haruskah Miana memuji Henry karena begitu perhatian?Menyadari raut wajah Miana yang terlihat pucat, Wiley ingin mengatakan sesuatu, tetapi ragu-ragu.Apa Pak Henry nggak tahu, melakukan ini akan membuat istrinya sedih?'Wiley selalu merasa Henry makin mendekati kehancuran."Henry, kamu nggak pergi bersamaku?" Janice sangat cemburu melihat Miana digendong Henry.Dia lebih suka kedinginan di luar bersama Henry daripada naik mobil dan pergi sendirian!Mendengar Janice berbicara, Miana meliriknya dan matanya bertemu dengan tatapan yang seperti ingin membunuhnya. Miana menaikkan sedikit sudut bibi

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 79

    Miana tidak ingin membahas Giyan dengan Henry.Henry tidak akan pernah memahaminya meskipun dia sudah menjelaskan.Jadi, apa yang perlu dibicarakan!"Sebelumnya, kamu bilang aku sengaja merekam kamu bersama Janice agar bisa segera bercerai, 'kan? Kemudian, kamu bilang aku buru-buru mencari pasangan baru. Henry, apa kamu begitu nggak ada kerjaan hingga suka menuduh orang lain!"Miana hampir ingin mengumpat Henry tidak punya otak.Namun, dia tahu betul itu akan membuat Henry sangat marah."Miana, kuberi tahu saja, selama aku nggak setuju, kamu nggak akan bisa bercerai denganku! Bahkan melalui sidang pun, aku punya tim hukum dari Grup Eskaria, sedangkan kamu hanya sendiri! Kamu pikir bisa melawanku! Pada akhirnya, kamu yang akan menderita!" ujar Henry lalu mendengus dingin sambil mengangkat dagu Miana ke atas, menatapnya dengan tatapan penuh ejekan.Wanita ini pikir tim hukum di perusahaanku hanya pajangan?'Henry hanya ingin memberi tahu Miana jangan pernah berpikir bisa menang melawanny

Latest chapter

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 550

    Amanda tidak pernah meragukan Miana.Dia hanya meragukan dirinya sendiri."Duduklah, kita diskusikan lagi," ujar Miana dengan suara lembut, sambil mengangkat cangkir kopinya dan mengaduknya perlahan."Oke!" Amanda menarik kursi dan duduk di depannya, kemudian mereka mulai berdiskusi.Diskusi mereka selesai tepat sebelum waktu yang ditentukan.Amanda segera mengemas dokumen-dokumen dengan rapi, lalu dia dan Miana meninggalkan kantor bersama-sama.Kendati sudah empat tahun meninggalkan Kota Jirya, Miana tetap menjadi sosok yang dihormati dan diingat.Setibanya di pengadilan, banyak wajah akrab yang menyapanya dengan antusias.Pemandangan itu membuat Amanda teringat pertama kali dia berada di pengadilan.Saat itu, tubuhnya gemetar karena gugup, tetapi Miana segera membantunya duduk dan menenangkan dirinya.Setelah beberapa saat, sidang hari ini pun dimulai.Sidang berlangsung penuh ketegangan, kedua belah pihak saling beradu argumentasi dalam perdebatan sengit, masing-masing mengupayakan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 549

    Menurut Miana, reaksi Ariz terasa sedikit berlebihan.Sepertinya Ariz juga menyadari hal itu, lalu mencoba untuk tenang sebelum bertanya, "Apa yang terjadi dengan Bu Sherry? Kenapa dia dirawat di rumah sakit?"Dalam beberapa hari terakhir, dia menganggap Sherry sedang dalam perjalanan bisnis karena tidak bisa dihubungi.Namun, dia tidak pernah menduga bahwa Sherry sebenarnya berada di rumah sakit.Miana memandangnya, mempertimbangkan ucapan sebelum mengungkapkan berita berat itu. Dengan suara pelan, dia berkata, "Dia mengalami kecelakaan mobil, kehilangan salah satu kakinya, dan kini dirawat di rumah sakit."Wajah Ariz memucat, seolah sulit mencerna informasi itu, sebelum akhirnya bertanya, "Bagaimana ... keadaannya sekarang?'"'Kehilangan salah satu kaki, dia pasti sangat terpukul.''Aku bahkan sama sekali nggak menyadari apa yang sebenarnya terjadi.'"Dia memang terlihat biasa saja, tapi aku yakin hatinya nggak sepenuhnya tenang," ujar Miana, sorot matanya tajam memperhatikan Ariz, m

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 548

    Selesai berbicara dengan kepala sekolah, Miana menuju tempat parkir dan sebuah mobil Maybach sengaja menghalangi mobilnya.Dia berjalan mendekat dan mengetuk kaca mobil ituBegitu kaca jendela mobil diturunkan, wajah dingin Henry terlihat."Tolong pindahkan mobilmu," ujar Miana yang masih dengan nada sopan."Masuklah, aku akan mengantarmu," ujar Henry dengan nada tegas.Miana mengernyit dan nada bicaranya berubah ketus, "Aku bawa mobil sendiri, nggak perlu kamu antar. Kalau ada yang ingin kamu bicarakan, langsung saja!"Dia pikir, setelah kejadian semalam, Henry tidak akan mengusiknya untuk sementara waktu.Dia sungguh tidak menyangka, pagi ini, Henry muncul lagi.Benar-benar pria tidak tahu malu!"Kapan kamu akan membawa putra kita dan tinggal bersamaku?" Henry memandang wajah Miana yang begitu dekat, dan perasaan yang lama terpendam dalam dirinya mengalir kembali dengan kuat.Dia mencintai Miana.Namun, Miana tidak mencintainya lagi."Henry, bisakah kamu bertindak normal?" Miana mera

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 547

    Sherry dan Miana bertukar pandang, lalu dia melambaikan tangan kepada Nevan sambil berkata, "Baiklah, kamu pergilah ke taman kanak-kanak. Jangan lupa dengarkan gurumu dengan baik, ya. Ibu angkat pasti akan merindukanmu!"Miana tertawa mendengar perkataan Sherry.Nevan menggembungkan pipinya, memberungut marah. Matanya memerah menahan amarah, lalu dia mengentakkan kakinya beberapa kali dengan keras sebelum bergegas keluar."Dia benaran marah?" tanya Sherry kepada Miana.Miana tersenyum sambil menjawab, "Tentu saja dia marah. Baginya, Kamu itu adalah harapannya, dan ternyata kamu membuatnya kecewa. Jangan khawatir, dia anak yang mudah dibujuk. Sebentar lagi dia akan kembali ceria.""Baguslah kalau begitu. Jangan buang waktu lagi, kamu cepat pergi bujuk dia." Sherry akhirnya merasa lega."Setelah selesai sarapan, kamu kembali istirahat saja. Nanti aku akan mengirim Ariz ke sini," ujar Miana sambil melambaikan tangan kepada Sherry, sebelum dia berbalik dan pergi.Di pos suster, Nevan sedan

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 546

    Pada hari itu, Sherry keluar dari kantor dekan dengan tergesa-gesa, lalu tertabrak sepeda Ariz dan terjatuh ke tanah.Ariz segera memarkir sepedanya dengan baik, lalu mengendong Sherry ke klinik kampus.Setelah itu, Ariz tetap bersikeras mengantar Sherry kembali ke perusahaan, meskipun Sherry terus meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja.Hari pertama Ariz bergabung di perusahaan, barulah Sherry sadar bahwa Ariz adalah orang yang menabraknya waktu itu.Sejak saat itu, Ariz tetap berada di sisinya hingga kini.Dalam beberapa tahun kebersamaan mereka, Sherry merasa sangat bersyukur atas keputusan yang dia buat pada hari itu."Kalau begitu, minta Ariz ke Universitas Jirya dan carikan orang berbakat seperti dirinya untuk membantu perkembangan perusahaan kita ke depannya." Miana sangat puas dengan kemampuan Ariz. Dia percaya, dengan Ariz bertanggung jawab atas perekrutan, hasilnya akan sangat memuaskan. Selain itu, dia memang sudah berencana merekrut orang baru untuk belajar darinya."Baikl

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 545

    "Begitu aku bangun pagi ini, aku langsung menyadari kalau informasi lokasi adikmu nggak lagi dapat dilacak. Aku mencoba beberapa cara untuk menemukannya, tetapi hasilnya nihil. Akhirnya, aku meretas ponselnya dan memeriksa riwayat panggilan. Panggilan terakhirnya adalah kepada Nyonya Besar keluarga Jirgan."Miana menyipitkan matanya, sementara otaknya bekerja keras menyusun setiap petunjuk yang telah dia dapatkan.'Untuk apa Celine mencari Felica?''Hubungan mereka sangat dekat?'"Bos, apa masih perlu mencari keberadaannya?""Tetap cari!" Miana merasa ada sesuatu yang tidak beres.'Ke mana Celine pergi?'"Oke, aku akan segera mencarinya! Lalu, bagaimana dengan penyelidikan kecelakaan Sherry?""Begitu urusanku selesai, aku akan langsung mengecek ulang informasi tentang orang itu untuk memastikan identitas aslinya.""Baiklah."Setelah menutup telepon, Miana bersandar di dinding. Kekhawatiran membanjiri pikirannya.Tiba-tiba, terdengar suara Nevan dari kamar perawatan. "Ibu, cepat masuk!"

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 544

    Perawat sibuk bekerja, menyeka tangan Sherry dengan lembut.Ketika Nevan masuk ke kamar perawatan, suaranya yang ceria memecah keheningan."Ibu angkat, aku datang!" serunya sambil berlari kecil menuju ranjang.Mendengar suara ceria Nevan, senyum langsung menghiasi wajah Sherry. Dia menoleh kepada perawat dan berkata dengan lembut, "Kamu siapkan sarapan dulu."Perawat mengangguk dan berjalan keluar ruangan.Dengan langkah-langkah kecil yang penuh semangat, Nevan tiba di sisi ranjang. Sepasang mata jernihnya menatap Sherry yang sedang berbaring, dan dia bertanya dengan suara manis, "Apakah Ibu merindukan?"Sherry merasa hatinya terisi kebahagiaan, dia tertawa sambil meraih tangan Nevan. "Tentu saja sangat merindukanmu!"Nevan berjinjit, berusaha memanjat ke ranjang, tetapi tinggi tubuhnya membuatnya kesulitan. Dengan senyum kecil, dia menundukkan kepala dan memberikan ciuman hangat di punggung tangan Sherry. "Aku juga merindukan Ibu angkat!"Miana menyaksikan interaksi hangat antara Neva

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 543

    Miana tertegun.Dia pernah memikirkan kemungkinan menikah dengan Giyan suatu hari nanti.Namun, tidak terlintas dalam benaknya bahwa Giyan akan menyatakannya pada waktu seperti sekarang.Ekspresi tertegun Miana membuat Giyan merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mempertahankan senyumnya. "Aku hanya bercanda! Aku nggak bermaksud memaksamu untuk menikah! Sore nanti, kalau kamu punya waktu, aku bisa membawamu melihat rumah itu. Kalau kamu merasa cocok, kita bisa langsung pindah besok, bagaimana?"Dia tidak yakin apakah Henry masih memiliki tempat di hati Miana, tetapi dia sangat menyadari bahwa perasaan Miana terhadapnya belum cukup kuat untuk membangun masa depan bersama.Tentu saja, ini membuat hatinya terasa perih.Namun, dia tahu bahwa memaksakan sesuatu bukanlah jawabannya.Yang bisa dia lakukan hanyalah menunggu Miana siap."Giyan ...." Miana menyadari bahwa senyum di wajah Giyan terlihat dipaksakan, membuat hatinya diliputi rasa bersalah. Namun, dia tahu bahwa dia harus jujur. "M

  • Terjerat dalam Kecanduan Cinta   Bab 542

    Miana dengan penuh hati-hati menggeser Nevan ke samping dan bangkit dari ranjang.Setelah mencuci muka dan bersiap-siap, dia turun ke lantai bawah.Giyan sudah menyiapkan sarapan dan sedang membersihkan ruang tamu."Kenapa bangun sepagi ini? Tidur lagi saja sebentar," ujar Giyan, sembari menghentikan penyedot debu. Tatapan lembutnya tertuju pada Miana, dan suaranya tetap penuh kehangatan."Nggak deh, terlalu banyak yang harus aku kerjakan hari ini," ujar Miana dengan lembut, sambil mendekat dan merangkul pinggang Giyan."Kalau begitu, kamu sarapan dulu. Aku akan pergi membangunkan Nevan," ujar Giyan dengan suara yang agak serak, lalu mencium kening Miana."Oke, kamu pergi bangunkan dia," ujar Miana sambil menyandarkan wajahnya ke dada Giyan.Dengan Giyan di sisinya, semuanya tampak begitu damai dan hangat.Hidup dalam momen ini terasa begitu menyenangkan."Kamu makanlah, aku naik ke atas sekarang." Giyan mencubit pipi Miana dengan lembut.Miana menyadari telinga Giyan yang agak merah,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status