Share

Perkenalan Pertama

Penulis: Jihei Nanco
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

***

Hari itu cukup melelahkan bagi Arumi. Arumi selalu bekerja di shift 3 yaitu saat sore menjelang malam. Ditambah dengan malam ini adalah malam minggu. Cukup banyak pelanggan yang datang ke kafe tempat Arumi bekerja. Tapi meskipun begitu, Arumi senang karena itu artinya dia juga akan mendapatkan bonus karena sudah melebihi target penjualannya.

Arumi melihat jam tangan yang terpasang di tangan kirinya.

“Sudah jam 11 malam,” gumamnya, lalu menghela nafas berat.

“Minum dulu!” sela Ranti sambil menyimpan segelas air minum di depan Arumi.

Jam sebelas malam, saatnya kafe tersebut tutup. Arumi duduk di bangku pelanggan dengan nafas yang sedikit terengah-engah karena kelelahan.

“Terima kasih,” ucap Arumi, lalu meneguk air putih yang ada di depannya.

“Jadi…” ucapan Ranti terhenti kala ia akan duduk di samping Arumi, “Apa kau benar-benar akan berhenti bekerja disini?” lanjutnya.

Wajah Arumi berubah serius. Senyum tipis terpancar di bibirnya. Dia tahu, tidak mudah meninggalkan pekerjaan yang sudah menemaninya saat dia masih tidak memiliki apa-apa. Ditambah dengan karyawan-karyawan yang selalu baik pada Arumi, tentu sangat berat untuk Arumi mengucapkan selamat tinggal.

Tapi apa boleh buat, hidup Arumi harus terus maju. Jika dia terus berada di jalan yang sama, tidak akan ada kemajuan dihidupnya, begitulah yang dipikirkan Arumi saat ini.

“Sepertinya begitu. Aku harus mencari pekerjaan yang bisa menunjang kehidupanku. Tapi aku juga tidak akan langsung berhenti dari kafe ini. Aku tahu kalian harus mendapatkan penggantiku sebelum aku keluar, jadi sambil menunggu panggilan kerja, aku akan membantu orang baru tersebut agar dia tidak menyusahkan kalian disini,” jelas Arumi sambil tersenyum.

“Kita tidak tau apakah kita akan mendapatkan orang lain yang sama bagusnya denganmu,” ujar Ranti jujur.

“Hey! Kau tidak boleh bicara seperti itu. Dulu waktu aku pertama kali masuk juga kan tidak langsung akrab dengan kalian. Aku juga sering melakukan kesalahan, jadi wajar saja jika nanti penggantiku akan melakukan hal yang sama. Tapi siapa tau, dia bisa lebih baik dari aku. Benar kan?” Arumi mencoba untuk menenangkan Ranti yang khawatir dengan kondisi kafe setelah Arumi pergi.

“Kau benar. Sebenarnya, aku malas sekali beradaptasi dengan orang lain, tapi aku kira itu memang jalan terbaik untukmu. Kau harus menemukan pekerjaan yang lebih baik,” ucap Ranti mencoba untuk berpikir positif.

Arumi hanya mengangguk sambil tersenyum. Saat ia akan bicara, ponselnya berbunyi. Arumi cukup bingung karena jarang sekali ada yang menelponnya. Ia mengambil ponselnya dan melihat nomor tidak dikenal. Arumi cukup ragu untuk mengangkat panggilan tersebut, tapi karena takut ada hal yang penting, Arumi memutuskan untuk mengangkatnya.

“Halo?” jawab Arumi ragu.

“Halo? Apa ini benar dengan Arumi Saira Valerie?” tanya seseorang dari balik telpon.

Arumi cukup takut karena suara laki-laki yang ia dengar terdengar cukup berat dan sedikit tegas. Ditambah dengan dia yang mengucapkan nama lengkap Arumi.

“Iya betul, saya sendiri. Ada masalah apa ya?” tanya Arumi ragu dengan wajah gugup. Ranti yang ada di sampingnya juga menunggu Arumi untuk menjelaskan siapa yang menelponnya.

“Tidak ada, tadi aku mengirimkan pesan padamu lewat aplikasi dating online, tapi kamu hanya membaca pesanku. Kebetulan kamu mencantumkan nomor ponselmu, jadi aku memutuskan untuk menelponmu,” jawab laki-laki tersebut dengan suara yang cukup tenang namun masih terdengar tegas.

Arumi baru ingat kalau dia baru membuka satu pesan, dan itu adalah dari Bima. Arumi tidak langsung bicara. Dia melihat kembali profil milik Bima, sampai akhirnya dia kembali menempelkan ponselnya di telinganya.

“Kau Ardana Bima Cakra kan?” tanya Arumi ragu-ragu.

“Iya benar, itu aku,” jawab Bima.

“Oh, maaf ya tadi aku sedang bekerja. Waktu mau membalas pesanmu, aku sudah di panggil temanku tadi,” ucap Arumi sedikit gugup.

“Oh begitu. Baiklah,” jawab Bima singkat.

Hening, dan percakapan mereka tidak berlanjut. Baik Bima ataupun Arumi, mereka sama-sama diam dan tidak bicara, tapi panggilan tersebut masih terhubung.

“Jadi…” Arumi dan Bima bicara bersamaan.

Arumi dan Bima tertawa serentak. Mereka merasa lucu sendiri dengan sikap gugup mereka yang baru pertama kali berbicara lewat telpon. Bagi Arumi, Bima adalah laki-laki pertama yang membuatnya gugup seperti itu. Rasanya Arumi tidak pernah segugup itu. Jantungnya merasa berdebar 2 kali lebih cepat dari biasanya. Sementara itu, Ranti hanya bingung melihat tingkah Arumi yang mulai tidak menganggap keberadaannya.

“Kau duluan,” ucap Bima memotong tawa mereka.

“Aku baru selesai bekerja, jadi apa kita bisa lanjut nanti? Aku harus membereskan tempat kerjaku dulu,” jelas Arumi. Sebenarnya dia tidak ingin mengakhiri panggilan tersebut, tapi karena pekerjaannya belum selesai, Arumi terpaksa untuk menutup panggilan tersebut.

“Baiklah, lagipula aku akan pergi meeting bersama teman kerjaku. Aku tutup dulu telponnya ya,” ujar Bima, lalu panggilanpun terputus.

Arumi langsung menatap ponselnya sambil tersenyum. Itu adalah pertama kalinya dia mendapatkan panggilan dari seorang laki-laki.

“Meeting? Mungkin dia seorang pekerja kantoran yang sibuk,” gumam Arumi sambil tersenyum-senyum sendiri.

“Astaga! Kenapa kau jadi gila begini setelah mendapatkan panggilan itu? Hey! Arumi! Sadarlah!” ujar Ranti, lalu menggoyang-goyangkan badan Arumi.

Arumi tidak langsung sadar. Wajahnya masih tetap berseri dengan senyuman terpancar di bibirnya. Dia beranjak dari duduknya dan mulai merapikan kafe yang akan tutup.

“Astaga! Orang yang sedang dilanda asmara memang suka sekali mengabaikan orang lain,” ujar Ranti kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya karena bingung dengan tingkah Arumi.

***

Sementara itu di Jepang, seorang laki-laki dengan perawakan yang tinggi dengan badannya yang tegap dan terlihat gagah. Dia sedang berdiri di luar restoran dan sedang memandang ponsel miliknya sambil tersenyum. Wajahnya yang tampan, terlihat dari hidungnya yang mancung di tambah dengan tulang rahangnya yang tegas, menambah kesan gagah pada dirinya. Sorot matanya yang tajam, membuat siapapun yang melihatnya akan merasa terintimidasi karena tatapannya yang menusuk.

Dia adalah Ardana Bima Cakra, laki-laki berusia 28 tahun yang saat itu sedang berada di Jepang untuk mengurus urusan pekerjaannya.

“Bim, ayo masuk! Kliennya sudah datang,” ujar seorang laki-laki yang menjabat sebagai sekertasis Bima. Dia bernama Gyan Indrayana.

Gyan sendiri tidak kalah tampan dari Bima. Kepribadian mereka berdua juga tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama dingin dan acuh pada sekitar. Keduanya sering sekali diejek sebagai jomblo tampan, karena memang keduanya belum pernah berhubungan dengan perempuan manapun.

Saat Gyan memanggil Bima untuk masuk, Bima tidak terganggu sedikitpun. Dia masih memandangi foto gadis yang baru saja dia telpon.

“Arumi,” gumam Bima sambil tersenyum.

“Hey! Ayo masuk!” ucap Gyan dengan nada bicaranya yang sedikit ditinggikan.

Bima langsung tersentak dan dengan cepat menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya. Dia takut kalau Gyan akan melihat gadis yang sedang dia dekati.

“Iya, iya, kau ini bawel banget sih!” ucap Bima dengan wajah kesal.

Gyan tidak peduli. Meskipun Bima adalah atasannya, sudah menjadi tugasnya sebagai sekertaris untuk mengingatkan bosnya sendiri.

“Klien sudah menunggu, mau sampai kapan kau berada di luar memandangi foto gadis tidak jelas itu?” ucap Gyan dengan cueknya.

“Apa maksudmu? Dia adalah gadis impianku, lebih baik kau diam dan urus pekerjaanmu dengan baik,” jawab Bima dengan wajah kesalnya.

Gyan tidak menanggapi sama sekali. Dia langsung pergi ke dalam restoran dan meninggalkan Bima di luar restoran. Bima yang masih kesal, kembali merogoh saku jasnya dan mengambil ponselnya. Dia kembali melihat gambar Arumi di ponselnya.

“Tunggu aku, Arumi! Setelah pulang ke Indonesia, kita akan bertemu! Kita harus menikah!” gumam Bima sambil tersenyum.

Bab terkait

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   PANGGILAN DI MALAM HARI

    ***Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya, Arumi langsung pulang ke rumahnya dan langsung membersihkan badannya yang banjir akan keringat. Arumi berbaring di ranjangnya dengan ponsel ditangannya. Dia tidak sabar untuk menunggu panggilan dari Bima, laki-laki yang berkenalan dengannya lewat aplikasi dating online.“Aku penasaran sedang apa ya dia? Apa dia sudah selesai dengan pekerjaannya? Aku bahkan lebih penasaran dengan wajahnya yang pasti terlihat lebih tampan dari fotonya,” gumam Arumi sambil memandangi foto Bima.Dia langsung tersenyum dengan cerahnya saat melihat foto Bima yang terlihat sangat gagah. Arumi dengan mudahnya jatuh cinta pada laki-laki yang baru saja menelponnya. Padahal sudah sangat jelas kalau Julia sudah pernah mengingatkannya untuk berhati-hati, tapi Arumi seolah-olah lupa dengan nasihat Julia dan terus memikirkan Bima yang menurutnya sangat cocok dengan laki-laki impiannya selama ini.Sudah hampir jam 1 malam, tapi Arumi tetap menunggu panggilan dari Bima

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   TAKDIR YANG ANEH

    ***Mentari pagi menusuk masuk ke jendela kamar Arumi. Pagi ini Arumi tidak memiliki jadwal apapun, jadi dia memutuskan untuk bangun lebih siang dari biasanya. Dia ingin menikmati pagi hari yang tenang, sebelum akhirnya Arumi akan mencari pekerjaan untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik.Dia kembali menghidupkan ponselnya yang semalaman dia matikan karena tidak ingin menerima panggilan dari Bima. Dia bisa melihat beberapa pesan di aplikasi berwarna hijau yang saat ini sangat ramai di gandrungi banyak orang untuk saling bertukar pesan.Arumi membaca beberapa pesan yang salah satunya dari nomor yang tidak dia kenal. Dia melihat isi pesan tersebut yang ternyata berasal dari Bima.“Arumi maafkan aku. Maaf aku tidak mengerti tentang perasaanmu. Ini adalah pengalaman pertama untukku. Aku harap kau bisa selalu mengingatkanku jika aku melakukan kesalahan atau mungkin menyakiti perasaanmu.”“Arumi, apa kau sudah bangun? Pagi ini aku ada meeting dengan klien. Aku akan menghubungimu lagi nant

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   RUMOR SI BOS

    ***Setelah melewati beberapa tahap interview, akhirnya Arumi lolos dan sudah mulai bekerja. Sudah 2 bulan lamanya Arumi bekerja di perusahaan tersebut sebagai pegawai magang, sebelum akhirnya nanti ia akan ditetapkan menjadi pegawai kontrak.“Arumi, bisa kau kesini sebentar?” teriak seorang perempuan berwajah cantik namun terlihat sangat sinis. Dia adalah Vanessa Zahara. Vanessa merupakan mentor yang membimbing Arumi selama dia magang di anak perusahaan di bawah naungan Cakra Group. Arumi terbilang beruntung karena dia magang di kantor pusat dari perusahaan tersebut, dimana presiden dari Cakra Group juga bekerja disana.Tapi setahu Arumi, bos nya tersebut sedang berada di Jepang untuk mengurus anak perusahaan dari Cakra Group yang dia kembangkan di Jepang. Arumi cukup kagum pada bosnya tersebut karena di usianya yang masih muda, dia sudah bisa mengelola perusahaan sebesar itu.“Arumi!!” teriak Vanessa lagi.Arumi langsung tersentak dan langsung menghampiri Vanessa sebelum ia mengamu

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   PERTEMUAN PERTAMA

    “Kak– Kak Bima?” ucap Arumi dengan terbata-bata.Arumi kaget bukan main. Badannya melemah, tangannya gemetar dan jantungnya berdetak tak karuan. Bahkan berkas yang Arumi pegangpun langsung tercecer di lantai. Dia tidak sadar dengan keadaan yang ada di sekelilingnya. Fokusnya saat ini adalah pada Bima yang selama tiga bulan terakhir ini selalu mengisi hari – harinya dengan pesan singkat yang membuatnya nyaman.Tak hanya Arumi, Bima yang sedang berdiri di hadapannya pun hanya bisa tersenyum melihat Arumi. Dia bersyukur karena Arumi yang selama ini selalu bertukar pesan dengannya ternyata gadis yang benar-benar cantik dan bukan seorang penipu.“Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu secepat ini,” ucap Bima memecah keheningan di antara keduanya.Arumi langsung tersadar dari lamunannya. Dia langsung merapikan berkas yang berceceran di lantai lalu kembali memegangnya dengan erat. Bima hanya tersenyum melihat sikap salah tingkah dari Arumi.“Aku ingin mengobrol sebentar denganmu, Arumi,”

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   MAKAN MALAM BERSAMA

    ***Setelah melalui hari yang melelahkan, akhirnya Arumi bisa menikmati makan siangnya. Dia memang selalu membawa bekal agar bisa mengirit uang makan yang selalu di jatahkan oleh perusahaan. Dengan begitu, dia bisa menabung lebih banyak uang yang ia hasilkan selama bekerja.Arumi terbiasa makan di ruangannya karena tidak ada larangan untuk makan di ruang kerja. Vanessa yang melihat Arumi sedang sendiri lalu berjalan ke arahnya dan berdiri di samping meja kerja Arumi.“Bagaimana waktu pertama kali bertemu dengan Pak Bima?” tanya Vanessa dengan berbisik.Arumi yang tak tahu kalau Vanessa ada di sampingnya langsung tersedak karena kaget. Vanessa yang juga kaget karena Arumi tiba-tiba tersedak, langsung memberikan air minum yang saat itu ada di atas meja Arumi dan langsung memberikannya pada Arumi.Arumi memukul dadanya pelan agar makanannya bisa tertelan dengan baik sebelum dia berkata, “Tidak ada yang istimewa, mbak,” jawab Arumi sambil mengusap air minumnya yang tersisa di sudut bibirn

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   RULES

    *** Keduanya sudah sampai di restoran dan hendak makan malam bersama. Arumi cukup canggung dan tidak tahu harus melakukan apa di hadapan Bima. Tapi berbeda dengan Bima yang dengan santai memesan makanan, bahkan dia sangat ingat makanan yang disukai oleh Arumi dan berinisiatif untuk memesankan makanan untuk Arumi. “Hari ini dietnya tunda dulu ya, aku tahu kau pasti lapar karena kelelahan,” ucap Bima lalu menatap Arumi setelah selesai memesan makanan pada pelayan yang datang ke meja mereka. Arumi baru sadar kalau seminggu sebelumnya dia mengatakan kalau dia sedang diet. Dia menyampaikan pesan itu pada Bima yang saat itu masih berada di Jepang. Arumi tidak mengira kalau Bima akan ingat dengan pesan yang dia kirimkan. “Bagaimana kau bisa ingat? Itu sudah seminggu yang lalu,” ucap Arumi dengan wajah bingung. “Tentu saja, aku akan selalu ingat dengan pesan yang dikirimkan orang yang aku cintai,” ucap Bima dengan santai sambil menangkup dagunya. “Sedari tadi kau selalu mengatakan hal i

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   Aplikasi Dating Online

    "Arumi, jangan ganggu aku terus dong! Aku lagi chat-an nih sama pacar aku!" pekik Julia, sahabat dari Arumi si gadis yang banyak di juluki jomblo abadi."Dasar! Giliran ada butuh aja sama aku." Arumi berhenti menggoda sahabatnya dan mulai memasang wajah kesal dengan tangannya di lipat di atas dadanya.Julia menghela nafas pasrah. Dia menyimpan ponsel yang sedang dia mainkan pada tas miliknya.Saat itu, Julia dan Arumi sedang berada di kafetaria kampus. Julia dan Arumi sama-sama baru menyelesaikan tugas akhirnya. Mereka ingin merayakannya dengan berlibur, maka dari itu Julia mengajak Arumi bertemu di Kafetaria untuk membahas hal tersebut."Ada apa? Kenapa kau menggangguku?" tanya Julia dengan tangannya yang mengambil kentang goreng di depannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya.Wajah Arumi mendadak berubah. Tangannya yang sedari tadi di lipat, langsung di lepas dan dia simpan di pahanya. Dia meremas pelan gaun pendek yang sedang dia pakai."Kau kenapa? Apa kau sedang ada masalah?" ta

Bab terbaru

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   RULES

    *** Keduanya sudah sampai di restoran dan hendak makan malam bersama. Arumi cukup canggung dan tidak tahu harus melakukan apa di hadapan Bima. Tapi berbeda dengan Bima yang dengan santai memesan makanan, bahkan dia sangat ingat makanan yang disukai oleh Arumi dan berinisiatif untuk memesankan makanan untuk Arumi. “Hari ini dietnya tunda dulu ya, aku tahu kau pasti lapar karena kelelahan,” ucap Bima lalu menatap Arumi setelah selesai memesan makanan pada pelayan yang datang ke meja mereka. Arumi baru sadar kalau seminggu sebelumnya dia mengatakan kalau dia sedang diet. Dia menyampaikan pesan itu pada Bima yang saat itu masih berada di Jepang. Arumi tidak mengira kalau Bima akan ingat dengan pesan yang dia kirimkan. “Bagaimana kau bisa ingat? Itu sudah seminggu yang lalu,” ucap Arumi dengan wajah bingung. “Tentu saja, aku akan selalu ingat dengan pesan yang dikirimkan orang yang aku cintai,” ucap Bima dengan santai sambil menangkup dagunya. “Sedari tadi kau selalu mengatakan hal i

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   MAKAN MALAM BERSAMA

    ***Setelah melalui hari yang melelahkan, akhirnya Arumi bisa menikmati makan siangnya. Dia memang selalu membawa bekal agar bisa mengirit uang makan yang selalu di jatahkan oleh perusahaan. Dengan begitu, dia bisa menabung lebih banyak uang yang ia hasilkan selama bekerja.Arumi terbiasa makan di ruangannya karena tidak ada larangan untuk makan di ruang kerja. Vanessa yang melihat Arumi sedang sendiri lalu berjalan ke arahnya dan berdiri di samping meja kerja Arumi.“Bagaimana waktu pertama kali bertemu dengan Pak Bima?” tanya Vanessa dengan berbisik.Arumi yang tak tahu kalau Vanessa ada di sampingnya langsung tersedak karena kaget. Vanessa yang juga kaget karena Arumi tiba-tiba tersedak, langsung memberikan air minum yang saat itu ada di atas meja Arumi dan langsung memberikannya pada Arumi.Arumi memukul dadanya pelan agar makanannya bisa tertelan dengan baik sebelum dia berkata, “Tidak ada yang istimewa, mbak,” jawab Arumi sambil mengusap air minumnya yang tersisa di sudut bibirn

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   PERTEMUAN PERTAMA

    “Kak– Kak Bima?” ucap Arumi dengan terbata-bata.Arumi kaget bukan main. Badannya melemah, tangannya gemetar dan jantungnya berdetak tak karuan. Bahkan berkas yang Arumi pegangpun langsung tercecer di lantai. Dia tidak sadar dengan keadaan yang ada di sekelilingnya. Fokusnya saat ini adalah pada Bima yang selama tiga bulan terakhir ini selalu mengisi hari – harinya dengan pesan singkat yang membuatnya nyaman.Tak hanya Arumi, Bima yang sedang berdiri di hadapannya pun hanya bisa tersenyum melihat Arumi. Dia bersyukur karena Arumi yang selama ini selalu bertukar pesan dengannya ternyata gadis yang benar-benar cantik dan bukan seorang penipu.“Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu secepat ini,” ucap Bima memecah keheningan di antara keduanya.Arumi langsung tersadar dari lamunannya. Dia langsung merapikan berkas yang berceceran di lantai lalu kembali memegangnya dengan erat. Bima hanya tersenyum melihat sikap salah tingkah dari Arumi.“Aku ingin mengobrol sebentar denganmu, Arumi,”

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   RUMOR SI BOS

    ***Setelah melewati beberapa tahap interview, akhirnya Arumi lolos dan sudah mulai bekerja. Sudah 2 bulan lamanya Arumi bekerja di perusahaan tersebut sebagai pegawai magang, sebelum akhirnya nanti ia akan ditetapkan menjadi pegawai kontrak.“Arumi, bisa kau kesini sebentar?” teriak seorang perempuan berwajah cantik namun terlihat sangat sinis. Dia adalah Vanessa Zahara. Vanessa merupakan mentor yang membimbing Arumi selama dia magang di anak perusahaan di bawah naungan Cakra Group. Arumi terbilang beruntung karena dia magang di kantor pusat dari perusahaan tersebut, dimana presiden dari Cakra Group juga bekerja disana.Tapi setahu Arumi, bos nya tersebut sedang berada di Jepang untuk mengurus anak perusahaan dari Cakra Group yang dia kembangkan di Jepang. Arumi cukup kagum pada bosnya tersebut karena di usianya yang masih muda, dia sudah bisa mengelola perusahaan sebesar itu.“Arumi!!” teriak Vanessa lagi.Arumi langsung tersentak dan langsung menghampiri Vanessa sebelum ia mengamu

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   TAKDIR YANG ANEH

    ***Mentari pagi menusuk masuk ke jendela kamar Arumi. Pagi ini Arumi tidak memiliki jadwal apapun, jadi dia memutuskan untuk bangun lebih siang dari biasanya. Dia ingin menikmati pagi hari yang tenang, sebelum akhirnya Arumi akan mencari pekerjaan untuk membuat hidupnya menjadi lebih baik.Dia kembali menghidupkan ponselnya yang semalaman dia matikan karena tidak ingin menerima panggilan dari Bima. Dia bisa melihat beberapa pesan di aplikasi berwarna hijau yang saat ini sangat ramai di gandrungi banyak orang untuk saling bertukar pesan.Arumi membaca beberapa pesan yang salah satunya dari nomor yang tidak dia kenal. Dia melihat isi pesan tersebut yang ternyata berasal dari Bima.“Arumi maafkan aku. Maaf aku tidak mengerti tentang perasaanmu. Ini adalah pengalaman pertama untukku. Aku harap kau bisa selalu mengingatkanku jika aku melakukan kesalahan atau mungkin menyakiti perasaanmu.”“Arumi, apa kau sudah bangun? Pagi ini aku ada meeting dengan klien. Aku akan menghubungimu lagi nant

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   PANGGILAN DI MALAM HARI

    ***Setelah menyelesaikan beberapa pekerjaannya, Arumi langsung pulang ke rumahnya dan langsung membersihkan badannya yang banjir akan keringat. Arumi berbaring di ranjangnya dengan ponsel ditangannya. Dia tidak sabar untuk menunggu panggilan dari Bima, laki-laki yang berkenalan dengannya lewat aplikasi dating online.“Aku penasaran sedang apa ya dia? Apa dia sudah selesai dengan pekerjaannya? Aku bahkan lebih penasaran dengan wajahnya yang pasti terlihat lebih tampan dari fotonya,” gumam Arumi sambil memandangi foto Bima.Dia langsung tersenyum dengan cerahnya saat melihat foto Bima yang terlihat sangat gagah. Arumi dengan mudahnya jatuh cinta pada laki-laki yang baru saja menelponnya. Padahal sudah sangat jelas kalau Julia sudah pernah mengingatkannya untuk berhati-hati, tapi Arumi seolah-olah lupa dengan nasihat Julia dan terus memikirkan Bima yang menurutnya sangat cocok dengan laki-laki impiannya selama ini.Sudah hampir jam 1 malam, tapi Arumi tetap menunggu panggilan dari Bima

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   Perkenalan Pertama

    ***Hari itu cukup melelahkan bagi Arumi. Arumi selalu bekerja di shift 3 yaitu saat sore menjelang malam. Ditambah dengan malam ini adalah malam minggu. Cukup banyak pelanggan yang datang ke kafe tempat Arumi bekerja. Tapi meskipun begitu, Arumi senang karena itu artinya dia juga akan mendapatkan bonus karena sudah melebihi target penjualannya.Arumi melihat jam tangan yang terpasang di tangan kirinya.“Sudah jam 11 malam,” gumamnya, lalu menghela nafas berat.“Minum dulu!” sela Ranti sambil menyimpan segelas air minum di depan Arumi.Jam sebelas malam, saatnya kafe tersebut tutup. Arumi duduk di bangku pelanggan dengan nafas yang sedikit terengah-engah karena kelelahan.“Terima kasih,” ucap Arumi, lalu meneguk air putih yang ada di depannya.“Jadi…” ucapan Ranti terhenti kala ia akan duduk di samping Arumi, “Apa kau benar-benar akan berhenti bekerja disini?” lanjutnya.Wajah Arumi berubah serius. Senyum tipis terpancar di bibirnya. Dia tahu, tidak mudah meninggalkan pekerjaan yang s

  • Terjerat Skandal dengan Bosku   Aplikasi Dating Online

    "Arumi, jangan ganggu aku terus dong! Aku lagi chat-an nih sama pacar aku!" pekik Julia, sahabat dari Arumi si gadis yang banyak di juluki jomblo abadi."Dasar! Giliran ada butuh aja sama aku." Arumi berhenti menggoda sahabatnya dan mulai memasang wajah kesal dengan tangannya di lipat di atas dadanya.Julia menghela nafas pasrah. Dia menyimpan ponsel yang sedang dia mainkan pada tas miliknya.Saat itu, Julia dan Arumi sedang berada di kafetaria kampus. Julia dan Arumi sama-sama baru menyelesaikan tugas akhirnya. Mereka ingin merayakannya dengan berlibur, maka dari itu Julia mengajak Arumi bertemu di Kafetaria untuk membahas hal tersebut."Ada apa? Kenapa kau menggangguku?" tanya Julia dengan tangannya yang mengambil kentang goreng di depannya dan memasukkannya ke dalam mulutnya.Wajah Arumi mendadak berubah. Tangannya yang sedari tadi di lipat, langsung di lepas dan dia simpan di pahanya. Dia meremas pelan gaun pendek yang sedang dia pakai."Kau kenapa? Apa kau sedang ada masalah?" ta

DMCA.com Protection Status