I'm done
"Fi, kamu beneran mau pergi?" tanya Cassie, "kamu nggak mau dengar dulu penjelasan Matty?"
"Aku merasa sudah cukup melihat, dan kelihatannya aku juga nggak cukup siap ada disamping Matty, Cass." Fio menatap ke langit-langit kamarnya sambil menahan nafasnya, merasakan sakit didadanya yang entah sejak kapan muncul kembali. Memperjuangkan cintanya dengan Matty sama dengan menyakiti dirinya sendiri.
“Fi, please, jangan pergi dalam keadaan seperti ini. Setidaknya coba bicarakan baik-baik dengan Matty.”
"I think this is the right time to say enough for this relationship (Aku rasa ini adalah waktu yang tepat untuk berkata cukup untuk hubungan ini)."
"Fi, tapi kalia
Inikah akhir cerita cinta mereka? Akankah Matty menyerah begitu saja? Ikuti terus kelanjutan ceritanya. Jangan lupa komen, vote, dan rating cerita ini.. Love you kesayangan Mommy...
Hati yang Dingin Siapa bilang move on itu mudah? Sudah lebih dari 2 bulan ini Fio bertahan dalam diam, menyimpan segala lukanya seorang diri. Menjelma menjadi pribadi berhati dingin yang jarang tersenyum seperti biasanya. Citra Fio yang cantik, lembut, dan berkarisma mendadak lenyap menjadi Fio yang tempramental, ketus, dan sedingin kutub utara. Dia tak mengijinkan siapapun untuk menyentuhnya sekalipun itu para sahabatnya. Fio terlalu sakit untuk membuka dirinya saat ini dan sumber rasa sakitnya berasal dari akumulasi antara cinta dan lukanya pada Matty serta pengalaman traumatiknya bersama Bram di masa lalu. Sulit bagi Fio untuk bisa menerima segala bentuk alasan saat ini, dia berusaha untuk mengabaikan rasa sakitnya namun yang terjadi justru tanpa disadari, dia melukai dirinya sendiri serta orang-orang di sekitarnya.
Simposium Setelah semalaman Fio berpikir, mencerna setiap kata-kata Ijul, dia mulai menyadari bahwa dia membutuhkan kedua sahabatnya untuk mendampinginya menghadapi situasi yang kini dialaminya. Akhirnya Fio memutuskan untuk menghampiri kedua sahabat baiknya, dan kebetulan keduanya sedang duduk santai di kantin rumah sakit, saat ini. "Hai, Wak," Sapa Fio "Hai, Wak, sini-sini duduk," ucap Ipeh langsung menarik kursi yang ada di sampingnya. "Ngapain lo?" ujar Ijul ketus. "Ijul!!" Seru Ipeh langsung menendang tulang kering Ijul. “Auu… Sakit, Peh,” seru Ijul sambil mengelus tulang keringnya yang terasa beg
Pusat Rasa Sakit Matty belum mau menyerah untuk mendapatkan maaf dan kesempatan agar dia dapat menjelaskan semuanya pada Fio. Matty terlalu cinta Fio, dia tak mau kehilangan kesempatannya kali ini untuk mengejar Fio. Dia sadar usahanya selama 3 bulan ini untuk membuat Fio agar mau menerimanya kembali belum membuahkan hasil. Tapi tidak saat ini, bagaimanapun caranya dia akan mendapatkan maaf dan kesempatan itu dari Fio. "Minnie," panggil Matty begitu melihat Fio keluar dari Ballroom tempat simposium dilaksanakan, namun Fio memilih untuk mengacuhkannya. "Aku perlu ngomong sama kamu, please, kasih aku satu kali kesempatan, sebentar aja" pinta Matty terus mengejar Fio. Semua orang yang mulai mengenali mereka menatap kearah Fio dan Matty. Fio yang terlihat jengah dengan pandangan banyak or
Surfing Day Hari ini merupakan hari terakhir dari seluruh rangkaian kegiatan simposium yang di tutup dengan kegiatan di luar ruangan. Sebenarnya Fio tidak cukup mood setelah menjalani beberapa hari ini. Dia harus terus-terusan berhadapan dengan Matty, belum lagi dia harus menerima pandangan menilai dari banyak orang yang terus mengamatinya karena Matty belum mau menyerah untuk mengejarnya. Jadwal tetaplah jadwal, Fio juga tak bisa kabur dari jadwal yang sudah ditetapkan panitia. Dengan enggan Fio berjalan menuju pantai tempat akan diadakan surfing day. Para dokter mencoba untuk ikut merasakan berselancar diatas ombak pantai nusa dua. Fio lebih memilih untuk duduk di tepian pantai, menjauhi hiruk pikuk orang-orang yang terjun ke laut merasakan sensasi water sport di nusa dua. "Fio."
Forgive me "Jadi kamu sakit apa, Bee?" Tanya Fio lagi saat Matty telah dipindahkan ke ruang perawatan. "Ehm… Sebelum aku jelasin semuanya aku mau minta maaf dulu. Pertama maaf karena aku sudah nggak jujur ke kamu tentang kondisiku belakangan. Dan yang kedua maaf karena sudah membuat kamu berprasangka yang nggak-nggak selama ini. Sorry, Minnie," ujar Matty sambil menggenggam erat tangan Fio. "Okay, aku terima maafnya, tapi sekarang kamu berhutang penjelasan. Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dari aku selama ini, Bee?" Tanya Fio sambil menatap wajah Matty yang begitu sesungguhnya sangat dirindukannya belakangan ini. "Jadi kondisi ini berawal 8 bulan lalu, sekitar 3 minggu sebelum kamu operasi aku," kata Matty.
Lingerie Sejak kepulangannya dari Bali hubungan Fio dan Matty semakin hari semakin panas. Selain itu Matty juga jadi rajin ke kantor. Kedua sahabatnya merasa begitu terheran-heran dengan perubahan Matty yang begitu luar biasa drastis. "Fi," panggil Zia yang memang sedang janjian makan siang dengan Fio. "Hemm..."gumam Fio sambil mengunyah nasi padang di hadapannya. "Gue mau nanya boleh?" Tanya Zia. "Boleh, mau nanya apa?" jawab Fio santai. "Kamu ke dukun, yah?" Tuduh Zia sambil memicingkan matanya. "Hah? Ngapain ke dukun?" ujar Fio langsung mengern
Transfer Permen Hari ini Matty datang ke rumah sakit, dengan agenda medical check up. Dia langsung disambut Dokter Agung yang akan mendampinginya selama menjalani medical check up seharian ini. Dia sengaja datang tanpa memberi tahu Fio karena tahu kekasihnya itu sedang persiapan OP yang cukup penting sejak pagi. Namun kedatangan Matty ke unit medical check up jelas membuat geger para dokter muda yang terpesona pada aura model yang dipancarkan Matty. "Heh, ternyata, Matheo Aderald itu aslinya keren banget," ujar seorang Koas yang sedang berkumpul di kantin. "Masa, sih? Bukannya biasa aja, ya? Kalau lihat di TV biasa aja, ah," timpal seorang koas berbaju biru bernama Yuni. "Ih, ini baru pertama kalinya gue lihat dia dari deket, sih
Ini Rumah Sakit "Ehem," gumam Jacob berdeham. "Papa," "Dokter Jacob," ujar Matty dan Fio bersamaan. Sontak Fio langsung mendorong tubuh Matty menjauh tapi Matty malah mengetatkan pelukannya. “Bee, lepasin dulu,” pinta Fio masih berusaha melepaskan diri dari pelukan Matty. “Nope.” “Keruangan saya, SEKARANG!” tegas Jacob dengan mata menyala-nyala lalu berbalik dan kembali ke ruangannya. Langkah Fio mendadak gontai, dia tahu ini bisa jadi akhir dari karir dokternya di PUH. Matty melirik Fio lalu menggenggam tangannya erat kemudian mereka berjalan berdampingan mengekor di belakang Jacob Prince. Saat mereka masuk
RenjanakuSore ini Fio dapat duduk bersantai di balkon kamar sambil menikmati sunset yang terlihat lebih indah dari sebelumnya. Sejak semalam Matty terus menempel Fio sudah seperti materai 10.000 pada surat perjanjian. Matty tak membiarkan Fio jauh darinya hingga mereka melewatkan sesi sarapan pagi juga makan siang. Fio terbangun di kala matahari sudah mulai turun kearah barat dengan posisi Matty yang masih tergeletak di atas tubuhnya. Dia menuntut time out pada Matty karena entah sudah berapa kali mereka menjalani sesi bercinta, yang pasti tubuhnya kini terasa nyeri dan ngilu. Rasanya sangat lelah, bahkan untuk pergi ke kamar mandi pun dia tak mampu berjalan sendiri. Namun semua terasa setimpal dengan perasaa bahagia yang sekarang ini dirasakannya. Lamunannya terbang kembali pada kejadian semalam. Bercinta dengan Matty sungguh di luar ekspektasinya selama ini. Dia tak menyangka pengalaman bercinta dengan Matty terasa begitu lembut dan panas di waktu yang sama. Suaminya itu juga bers
Raungan PanjangMengandung adegan 21+Matty menahan kedua pergelangan tangan Fio diatas kepalanya hingga membuat Fio tak berkutik. Dia menelusupkan kepalanya pada ceruk leher Fio meninggalkan jejak kepemilikannya disana. Fio menggigit bibir bawahnya berusaha menahan desahan keluar dari mulutnya. Namun usahanya sia-sia, karena tangan terampil Matty bergerilya menyentuh tiap jengkal permukaan kulit mulusnya. Tiap sentuhan lembut Matty seolah mengirimkan jutaan sengatan listrik keseluruh neuron di otaknya. Nafasnya tersengal-sengal dan tubuhnya menggeliat bak busur panah merasakan sensasi geli dari ujung rambut hingga kakinya. Desahan pelan akhirnya mulai berloncatan keluar dari mulut Fio. Dalam pandangan Matty, waktu seolah berjalan begitu lambat. Setiap liukan tubuh Fio tampak berkali lipat lebih erotis. Pikirannya hanya mengagumi makhluk paling indah di hadapannya. “You look so sexy tonight,” bisik Matty tepat di telinga Fio. Fio hanya bisa meresponinya dengan sebuah senyum simpul.
Malam Pertama Warning 18+ Malam sudah semakin larut, saat Matty kembali ke kamarnya seusai after party. Matty mengendap masuk kedalam kamar sambil mencari keberadaan Fio. Akhirnya dia mendapati Fio berdiri didepan meja rias sedang mengaplikasikan sejumlah produk perawatan kulit diwajahnya. Perlahan Matty mendekati Fio lalu memeluk pinggangnya dari belakang seraya mengecup puncak kelapanya. “Kamu memang beneran cantik, Amour,” bisik Matty tepat di telinga Fio. “Kalau nggak cantik, kamu nggak bakal mau nikah sama aku juga, kan?” ucap Fio melepas seutas senyum sambil menatap Matty dari pantulan cermin. “Hei, meski kamu nggak nggak cantik, aku akan tetap memilihmu,” ujar Matty seraya menelusupkan wajahnya di leher Fio. Fio segera berbalik badan menatap wajah Matty yang agak kemerahan, ada sedikit bau alkohol tapi masih bisa di toleransi. “Aduh.. duh.. Nggak tahan aku sama gombalannya.” “Eh, tapi itu nggak bener, sih. Soalnya kamu itu udah cantik dari sananya, bawaan orok kalau ka
Queen of My HeartHari yang dinantikan pun tiba. Pernikahan fenomenal antara Matty dan Fio jelas menjadi sorotan publik. Matty seorang model sekaligus pengusaha yang sekarang juga menjabat sebagai direktur rumah sakit Prince University Hospital menikahi seorang dokter bedah cantik. Sejak awal pemberitaan pernikahan Matty dan Fio jagad dunia maya mulai semakin intens membicarakan kisah cinta mereka yang seperti dalam adegan drama korea. Bahkan beredar pula foto-foto kedekatan Matty dan Fio dalam berbagai situasi hasil jepretan kamera paparazi maupun sejumlah orang yang mengenali mereka berdua. Tak ayal, pernikahan Matty dan Fio menyedot perhatian banyak orang dan kehidupan pribadi mereka pada akhirnya menjadi konsumsi publik. Matty dan Fio akhirnya memilih untuk mengadakan pernikahan secara tertutup dan hanya mengundang saudara dan teman dekat. Oleh karena itu juga membuat banyak orang semakin penasaran dan menantikan beritanya. Kini Matty sudah berdiri di depan altar dengan wajah be
Butterfly EffectFio baru saja selesai menangani pasien di IGD. Hari ini memang hari terakhirnya praktek sebelum memulai masa cutinya panjangnya. Setelah menikah nanti, mereka berdua juga memutuskan untuk melakukan honeymoon. Kebetulan Matty akan pergi ke beberapa negara Eropa untuk mengurus bisnis dan juga memeriksakan kesehatannya. Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Fio untuk mengambil cuti sabatikalnya. "Wah, dokter Fio udah sore masih cerah aja," ujar suster Indah, kepala perawat di IGD."Biasa aja, ah," ucap Fio sambil mengisi rekam medis pasien di pos perawat. Sejujurnya dia tak dapat menyembunyikan senyum bahagianya."Iyalah kelihatan cerah, soalnya 3 hari lagi udah resmi jadi Nyonya Matheo Aderald Prince," sahut suster Asri yang sedari tadi berdiri di samping Fio."Huss, rumpi aja kalian ini. Oya, Dokter Julian kemana kok sampai harus panggil saya?" tanya Fio berusaha mengalihkan obrolan mereka."Tadi sempat datang, Dok, tapi agak siang mendadak ijin setelah terima telepon,
Jatuh Cinta LagiJam sudah menunjukkan pukul 10 malam saat Fio keluar dari kamar mandi usai membersihkan dirinya. Sejak sore tadi, dia terlalu sibuk membujuk dan merawat Matty yang sedang terbakar cemburu hingga tak sempat merawat dirinya yang juga penat dan lelah setelah seharian bekerja di rumah sakit.Malam ini, Fio memutuskan untuk menginap di apartemen Matty lagi. Selain untuk memastikan calon suaminya itu tak kembali merajuk, juga karena tubuhnya sudah terlalu lelah jika harus mengemudi untuk pulang ke tempat tinggalnya. Dari arah walking closet Fio dapat melihat Matty yang sedang berbaring di sofa besar dengan selimut tebal yang sudah menutupi setengah tubuhnya sambil menatap keluar jendela."Bee," panggil Fio mendekati Matty."Hemm," jawab Matty singkat."Kenapa belum tidur?""Aku menunggumu," kata Matty menatap Fio yang begitu seksi dalam balutan kemeja putih longgar miliknya."Menungguku?" tanya Fio memastikan."Ya, sini. Aku ingin tidur sambil memelukmu," ujar Matty menarik
Cemburu Tak BerakhlakMatty bangun dengan senyum merekah, mengingat kebersamaannya dengan Fio semalam. Sayang itu tak bertahan lama karena saat matanya terbuka sepenuhnya dia tak mendapati Fio ada disampingnya. Otaknya bekerja dengan cepat mengingat kemana perginya Fio, hingga dia menatap ponselnya dan mendapati sebuah pesan singkat dari Fio“Morning Bee, sorry aku tinggalin kamu pagi-pagi. Aku ada jadwal OP pagi ini dan aku udah siapin breakfast buat kamu. See you at office Bee. Love you,” tulis Fio dalam pesan Chatnya sambil membubuhkan banyak emoticon hati.Matty kembali tersenyum lebar, 2 minggu menjelang hari pernikahannya menjadi waktu-waktu yang mendebarkan sekaligus membahagiakan untuknya. Akhirnya tak akan lama lagi dia akan memiliki Fio seutuhnya dan hanya untukn
Salah PahamKata Orang persiapan pernikahan selalu menjadi suatu fase yang menyenangkan sekaligus menegangkan, berkesan tapi juga menyebalkan. Pasangan menjadi lebih sensitif dari hari kehari. Kadang permasalahan kecil bisa saja berubah menjadi Bom nuklir yang siap menghancurkan segala pertalian.Banyak pasangan diuji pada masa pra pernikahan. Bimbingan konseling dianggap menjadi salah satu solusi pra nikah untuk menghindari konflik dan membantu para pasangan untuk dapat semakin memahami satu dengan yang lain. Tak jarang juga masalah muncul dalam hal rasa percaya, bahkan munculnya sosok dari masa lalu yang membuat riak kecil dalam hubungan calon pengantin.Tinggal 2 minggu lagi menjelang hari pernikahan Fio dan Matty tapi Fio masih saja disibukkan dengan banyaknya daftar operasi yang harus dilaku
Hari BersejarahFio duduk menatap kagum ke arah Matty yang sedang menyampaikan pidato resminya sebagai presiden direktur Prince university hospital. Matty terlihat sempurna, elegan, dan berkelas dalam balutan setelan jas Brioni yang harganya selangit. Dia tau bahwa mengemban tugas sebagai presdir rumah sakit ini akan jadi tugas yang begitu berat, kredibilitas dan nama baik Matty jelas dipertaruhkan. Terlepas dari semua skandalnya dimasa lalu, hingga sejauh ini Matty dapat membuktikan profesionalitasnya dalam bekerja.Ingatan Fio kembali pada hari pertama ketika dia bertemu Matty di IGD. Saat itu di matanya Matty hanyalah pria arogan yang menyebalkan dengan ketampanan diatas rata-rata. Dia tak menyangka bahwa pria itu kini sudah menjadi calon suaminya sekaligus bos besarnya di ru