Share

Ancaman yang Mengintai

Penulis: THANISA
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-09 22:40:40
Mobil-mobil melaju dengan kecepatan tinggi di bawah langit malam yang gelap. Elera duduk di dalam SUV lapis baja, diapit oleh Kai dan Diego di kedua sisinya. Meskipun tubuhnya aman, pikirannya masih berputar pada sosok Leon, yang kini dalam kondisi belum sepenuhnya pulih.

"Dia keras kepala." Elera bergumam sambil menggigit bibirnya, tatapannya terpaku ke luar jendela.

Diego, yang duduk di seberangnya, menyilangkan tangan. "Bukan hanya keras kepala. Santiago itu seperti anjing liar yang tidak mau tunduk, bahkan ketika nyawanya di ujung tanduk."

Kai terkekeh lelah. "Kau berbicara seolah kau tidak mengenal tipe seperti dia, Diego."

Diego hanya menghela napas, lalu matanya mengarah pada Elera. "Bagaimana denganmu? Apa kau akan terus berada di sampingnya?"

Elera terdiam sesaat. Semua kejadian ini terasa begitu cepat—pernikahan yang dipaksakan, pertarungan yang tak ada habisnya, dan kini serangan yang hampir merenggut nyawa mereka.

Akhirnya, dia menjawab, "Aku berjanji akan tinggal sampai se
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Pertunangan

    Keadaan akhirnya berangsur tenang setelah serangan yang membuat mereka harus melarikan diri. Leon memutuskan untuk memindahkan mereka ke tempat yang lebih aman—sebuah rumah baru di tengah kota, lebih modern, lebih canggih, dan yang paling penting, dijaga oleh orang-orang yang jauh lebih bisa dipercaya.Rumah ini bukan sekadar mansion biasa. Dengan teknologi keamanan tingkat tinggi, sensor gerak, pengawasan ketat, dan akses terbatas bagi orang luar, tempat ini lebih seperti benteng pribadi. Bahkan Kai, yang sudah terbiasa dengan tempat-tempat mewah, menghela napas kagum begitu melihat interiornya.Elera tidak terlalu peduli dengan semua itu. Baginya, yang terpenting adalah bisa kembali bekerja tanpa harus merasa seperti tahanan. Tapi, tentu saja, Leon punya rencana lain.“Kita akan menggelar pesta pertunangan,” kata Leon tiba-tiba saat mereka sedang sarapan.Elera berhenti mengaduk kopinya dan menatapnya dengan mata menyipit. “Maaf, apa?”Leon meletakkan garpunya dan menatap Elera denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Pernyataan Sang Santiago

    Malam itu, pesta pertunangan Leon Santiago dan Elera diselenggarakan dengan kemewahan yang hanya bisa dibayangkan dalam dongeng modern. Ballroom yang luas dihiasi dengan kristal dan lampu gantung yang berkilauan, menciptakan nuansa elegan yang memukau setiap tamu yang datang. Musik orkestra mengalun lembut, sementara pelayan berlalu-lalang membawa nampan berisi sampanye terbaik dan hidangan istimewa.Para tamu yang hadir bukanlah orang biasa—politisi, pebisnis, konglomerat, bahkan bangsawan dari berbagai negara—semuanya berkumpul untuk menyaksikan perayaan pertunangan Leon Santiago, pria yang dikenal sebagai pengusaha brilian dengan jaringan yang luas. Tidak ada yang tahu bahwa di balik layar, dia lebih dari sekadar seorang pengusaha.Di tengah pesta, Elera berdiri dengan anggun dalam gaun malam berwarna merah tua, pilihan yang sangat berani, tetapi juga mencerminkan posisinya saat ini—sebagai wanita yang kini berdiri di sisi Leon Santiago. Gaun itu membentuk siluet tubuhnya dengan sem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Milik Leon Santiago

    Elera membelalak, jantungnya masih berdegup kencang setelah ciuman yang baru saja terjadi di hadapan ratusan pasang mata.Seluruh ballroom hening, hanya suara dentingan gelas dan bisik-bisik tamu yang mulai berdengung.Mantan kekasihnya menatap Leon dengan tajam, rahangnya mengeras. Sorot matanya jelas menunjukkan ketidakpuasan."Berani sekali kau, Santiago." Suaranya rendah, penuh dengan tantangan.Leon tersenyum miring, mengunci Elera dalam lengannya dengan lebih erat. "Kenapa tidak? Aku hanya menegaskan fakta."Elera ingin menginjak kakinya. Pria ini benar-benar...!Maya yang berdiri tidak jauh dari mereka sudah kehilangan akal sehatnya. Dia menutupi mulutnya dengan kedua tangan, bergetar antara ingin tertawa atau menjerit kegirangan."Astaga, aku bisa menulis novel dari ini!" katanya dalam suara tertahan.Dante menggelengkan kepala, meskipun senyuman kecil muncul di bibirnya. Kai hanya bersiul pelan.Namun sebelum ada yang bisa berkata lebih jauh—BRAK!Pintu ballroom terbuka keras

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Di Balik Dindind Keheningan

    SUV mereka akhirnya berhenti di sebuah rumah bertingkat bergaya modern di pinggiran kota—bukan mansion megah, tapi aman, tersembunyi, dan dilengkapi teknologi keamanan mutakhir. Gerbang terbuka otomatis, kamera tersembunyi bergerak mengikuti setiap langkah mereka, dan para penjaga berpakaian sipil tapi bersenjata lengkap segera mengambil alih perimeter.Elera melangkah keluar lebih dulu, diam dan dingin. Bajunya masih elegan dari pesta, tapi tatapannya sudah berubah menjadi seorang pejuang—bukan tunangan seorang pengusaha.Leon turun tepat di belakangnya, dan meski luka di dada yang sempat dijahit oleh Elera beberapa hari lalu masih terasa, dia tetap tegap. Satu hal tidak berubah: tangannya tetap menggenggam jemari Elera.Dante dan Kai turun lebih dulu dari SUV belakang, langsung berkoordinasi dengan tim pengamanan baru yang sudah menunggu di dalam.Maya melangkah lebih lambat, menatap rumah itu sambil berkomentar, “Rumah ini... seperti bunker digital dengan sentuhan desain skandinavia

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Sebelum Fajar Menyingsing

    Elera tertidur dalam pelukan Leon, napasnya mulai teratur, tenang. Wajahnya yang tadi diliputi tangis kini terlihat damai, meski ada sisa-sisa kelelahan yang masih terlihat jelas di sudut matanya. Rambutnya tergerai di bahu Leon, dan untuk pertama kalinya malam itu, suasana terasa begitu… tenang.Leon menatap wajah wanita itu beberapa saat, seolah ingin mengabadikan ketenangan langka yang jarang ia lihat dari sosok sekuat Elera.Perlahan, sangat hati-hati, ia meletakkan Elera di atas ranjang, menyelimutinya, lalu menyentuh pipi lembut itu sekali lagi sebelum beranjak. Suara derit pelan dari lantai kayu nyaris tak terdengar saat ia melangkah ke luar kamar.Di ruang tengah safe house, Dante dan Kai sudah menunggu. Peta digital dan data keamanan terpampang di layar besar di dinding. Aura ketegangan kembali mengisi udara.Leon berdiri di tengah ruangan, menghela napas pendek. "Dia sudah tidur. Lelah sekali."Kai hanya mengangguk sambil menyilangkan tangan. "Wajar. Dia manusia, meski ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Perempuan yang Menolak Tunduk

    Pagi itu terasa berbeda. Hangat, tenang, tapi juga menyimpan desiran ketegangan yang tak terlihat. Rumah aman tempat mereka bersembunyi kini perlahan terasa seperti tempat nyata—rumah, bukan sekadar pelarian.Setelah sarapan penuh godaan, candaan, dan sindiran halus yang hanya bisa dilakukan oleh Leon Santiago tanpa membuat Elera kabur dengan pisau bedah di tangan, suasana berubah perlahan. Leon memanggil beberapa orang ke ruang tengah, dan Elera mengikuti dari belakang, penasaran.Di sana, sudah ada Dante, Kai, dan beberapa wajah baru—orang-orang Sergio. Elera bisa langsung mengenali pola tubuh dan gerak mereka. Orang-orang militer. Orang-orang yang terlatih.Dan di tengah mereka, Diego, sang ayah Maya, yang kini berdiri dengan map di tangan dan tatapan yang tak bisa ditawar."Ada informasi terbaru," ujar Diego dengan tenang namun tegas. "Pihak yang menyerang kita sebelumnya belum berhenti. Mereka bergerak… lebih cepat dari yang kita duga."Leon menyilangkan tangan, rahangnya mengeras

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Di Antara Mawar dan Ancaman

    Meski hatinya masih dipenuhi keraguan dan sisa amarah yang tak sepenuhnya padam, Elera akhirnya mengangguk juga. “Baiklah… kita percepat pernikahannya.”Leon tak langsung menjawab saat itu, hanya menatap wajahnya dengan ekspresi yang sulit ditebak. Tapi ia tersenyum—senyum kecil yang seperti kemenangan… atau kelegaan.Kini, dua hari setelah pernyataan itu, Elera berjalan berdampingan dengan Maya di tengah deretan butik elegan di mall paling mewah di kota. Tangannya memegang beberapa contoh undangan yang ia petik dari rak-rak cantik yang berhiaskan bunga kertas dan ukiran emas.“Kau yakin mau yang ini?” tanya Maya sambil mengangkat salah satu undangan dengan desain minimalis tapi elegan. “Menurutku sih, ini terlalu ‘tenang’ untuk pernikahan dua orang keras kepala.”Elera menghela napas. “Kau tahu aku nggak suka yang terlalu rame, May.”Maya meringis. “Tapi kau menikahi Leon Santiago. Aku rasa dunia berharap kalian terbang dengan helikopter yang menjatuhkan undangan dari langit dan bari

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Cincin, Kanebo, dan Tragedi Bernama Maya

    Sepuluh menit kemudian, pintu butik terbuka dengan bunyi lonceng lembut.Seseorang masuk. Langkah kakinya mantap, jasnya berpotongan sempurna, dan tatapannya langsung tertuju pada satu titik—Elera.Leon Santiago telah tiba.Elera yang tadinya duduk santai langsung menegakkan punggung. Sementara Maya? Maya menoleh, dan ekspresinya seketika berubah seperti anak kecil yang baru saja melihat mainan mahal... yang juga musuh bebuyutannya.“Oh tidak,” gumam Maya dengan nada dramatis. “Kanebo datang.”Leon berhenti di depan mereka, matanya masih fokus pada Elera. Tapi sebelum dia bisa bicara, Maya sudah menyeberang lantai butik dengan senyum maut dan tangan yang terlipat.“Santiago. Kita bertemu lagi. Dunia belum kiamat, tapi kau datang juga.”Leon mengangkat alis. “Maya.”“Biasanya lelaki datang pilih cincin karena cinta. Kau datang karena Elera menyeretmu.”Leon tersenyum kecil, menoleh ke arah Elera sejenak. “Aku datang karena dia memintaku.”Maya mendecakkan lidah. “Romantis sekali. Aku n

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Cucian Basah Bernama Leon Santiago

    Malam itu mansion terasa lebih hidup dari biasanya. Tawa dari ruang makan menyebar hingga ke ruang tengah, tempat Kai dan Dante kini duduk santai sambil menikmati kopi, sementara Leon dan Elera masih di dapur kecil, bergurau sambil membereskan makanan sisa.Dante menyandarkan tubuhnya di sofa, satu tangan menopang kepala, sedangkan Kai duduk di samping dengan ekspresi penuh observasi.“Pernah membayangkan bos kita yang dingin dan penuh aura mafia itu... sekarang jadi budak cinta di dapur?” gumam Kai, menyesap kopinya.Dante menyeringai. “Dulu dia lebih banyak menatap layar komputer dan laporan bisnis daripada menatap wanita. Sekarang? Satu kerutan di kening Elera saja bisa bikin dia tegang setengah mati.”Kai mengangguk pelan, lalu memutar tubuhnya sedikit saat melihat Elera tertawa kecil saat Leon menyeka saus di sudut bibirnya dengan tisu. Pemandangan yang dulu tampaknya mustahil, sekarang jadi kebiasaan baru.Leon Santiago. Dulu dikenal sebagai pria paling rasional dan kanebo kerin

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Malam romantis

    Suara gemericik air mengalun lembut dari balik pintu kamar mandi, sementara uap hangat mulai menyelimuti ruangan. Elera berdiri di bawah shower, membiarkan air mengalir menenangkan tubuhnya yang lelah setelah hari panjang. Rambutnya basah, dan sabun perlahan turun mengikuti lekuk punggungnya.Ia mengembuskan napas perlahan. Akhirnya, sedikit waktu untuk dirinya sendiri.Atau… setidaknya itu yang ia pikirkan.Klik.Elera menoleh cepat ke arah pintu yang tidak terkunci—kesalahan fatal yang terlalu sering dia lakukan akhir-akhir ini, terutama saat berbagi rumah dengan seseorang seperti Leon Santiago.Dan benar saja, sosok tinggi itu masuk tanpa beban, hanya mengenakan celana pendek tidur dan ekspresi paling tidak berdosa yang pernah Elera lihat.“Leon!” serunya, menutupi dada dengan satu tangan sementara tangan satunya mencari handuk. “Keluar! Ini kamar mandi, bukan ruang rapat!”Leon hanya mengangkat alis, lalu dengan tenang menarik kausnya dan melemparkannya ke gantungan. “Dan itu memb

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Menyerah dalam Dekapan Singa

    Elera tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Leon.Pria itu terlihat begitu santai, begitu percaya diri—tetapi ada sesuatu dalam tatapannya yang lebih berbahaya dari biasanya.Seolah-olah dia tahu persis apa yang sedang terjadi dalam kepala Elera.Seolah-olah dia menikmati bagaimana pertahanannya perlahan runtuh.Dan sialnya, dia benar.Elera meneguk anggur merahnya dengan gugup, tetapi bahkan itu tidak bisa menenangkan degup jantungnya."Kau terlalu diam," suara Leon rendah, penuh nada menggoda.Elera menghela napas panjang. "Kau terlalu menyebalkan."Leon menyeringai. "Tapi kau tetap di sini."Sial.Dia benar lagi.Elera meletakkan gelasnya dengan hati-hati di meja, lalu menatap Leon dengan ekspresi serius."Jadi, bagaimana ini akan berakhir?" katanya pelan.Leon mencondongkan tubuhnya, membiarkan wajahnya semakin dekat dengan Elera."Sayang…" bisiknya, "ini tidak akan berakhir. Ini baru saja dimulai."Elera kehilangan kata-kata.Karena dalam detik berikutnya, Leon sudah berdiri d

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Tatapan Berbahaya

    Pagi di mansion Santiago dimulai seperti biasa—dengan suara gaduh dan aroma kopi yang menyengat. Elera turun dengan rambut acak-acakan dan ekspresi setengah sadar, sementara Leon sudah duduk rapi di meja makan dengan laptop terbuka dan ekspresi serius.“Kenapa kau sudah seperti pebisnis sejati jam segini?” gerutu Elera sambil duduk di seberang Leon.Leon menoleh, menyunggingkan senyum menggoda. “Karena istriku tidak memberiku pilihan lain selain bekerja keras demi membelikan semua perlengkapan dapur barunya.”Elera menyipitkan mata. “Kau yang bilang ingin rumah tangga normal.”“Kau yang bilang ingin rumah tangga penuh cinta, bukan daftar belanja,” balas Leon dengan nada santai.Kai, yang muncul entah dari mana, langsung ikut menyela sambil menggigit sepotong roti. “Kalau pagi kalian gak berantem, rasanya bukan pasangan pengantin baru ya.”Maya muncul dari belakang Kai dengan gaya dramatis. “Berantem? Itu bukan berantem, itu flirty fight. Beda tipis dengan foreplay.”Elera melempar bant

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Bahagia yang Tidak Lama

    Malam telah turun dengan lembut, memeluk kota dalam semilir angin yang membawa aroma bunga musim semi. Setelah sambutan heboh dan pesta kecil di mansion Santiago bersama para sahabat mereka, Elera akhirnya bisa menghela napas lega. Ia duduk di balkon kamarnya, mengenakan gaun santai tipis dan secangkir teh hangat di tangannya. Cahaya lembut dari lampu taman menyinari wajahnya yang tampak tenang—setidaknya untuk malam ini.Dari dalam kamar, langkah kaki Leon terdengar mendekat. Ia baru saja selesai mengganti pakaian, mengenakan kaus hitam dan celana santai. Sejenak ia berdiri di ambang pintu balkon, memandangi istrinya yang kini terlihat jauh lebih damai dibandingkan saat pertama kali ia menculik—eh, menyelamatkan—gadis itu.“Kau tidak lelah?” Leon bertanya pelan, duduk di kursi seberang Elera.Elera menoleh, tersenyum tipis. “Bersama kalian semua? Lelah mental iya, fisik… belum tentu.”Leon tertawa kecil. “Kau bisa minta aku mengurut kakimu kalau mau.”“Terima kasih, tapi aku masih tak

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Pagi yang "CERIA"

    Uap hangat mulai memenuhi ruangan saat air pancuran menyala, mengalir lembut di dalam kamar mandi hotel yang luas dan elegan. Elera berdiri di depan wastafel, baru saja melepas jubah tidurnya, ketika suara langkah kaki yang terlalu familiar membuatnya menegang.Ia menoleh pelan, dan seperti yang ia duga—Leon sudah berdiri di ambang pintu, hanya mengenakan handuk putih melingkar di pinggangnya, rambutnya masih sedikit berantakan, wajahnya menyimpan senyum nakal yang terlalu berbahaya di pagi hari.“Apa kau tahu arti dari ‘privasi’, Tuan Santiago?” tanya Elera dengan alis terangkat.Leon mengangkat bahu sambil berjalan santai ke arahnya. “Aku tahu. Tapi kau istriku. Dan kamar mandi ini luas… dan airnya cukup untuk dua orang.”Elera memutar mata. “Kalau aku menendangmu keluar sekarang, itu termasuk kekerasan dalam rumah tangga, kan?”Leon tertawa pelan, lalu mendekat dan menyentuh pinggang Elera dengan satu tangan, menariknya sedikit lebih dekat. “Sayang, aku cuma ingin membantu. Kau tadi

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Hari Keenam

    Suara hujan yang mengetuk lembut jendela kaca hotel mereka menjadi latar sempurna malam itu. Cahaya dari layar televisi memantul pelan di permukaan kulit Elera dan Leon yang duduk berdampingan di atas ranjang king-size, dibalut selimut tipis dan kenyamanan hangat kamar hotel mereka yang mewah.Film yang mereka tonton awalnya terasa biasa saja, drama romantis berlatar kota tua yang cantik. Tapi perlahan, adegan-adegan di layar mulai bergeser ke arah yang lebih intim—kecupan lembut, sentuhan hangat, napas yang tercekat di udara tipis… Semuanya tertata indah, begitu nyata, dan entah bagaimana… membakar suasana.Elera menggigit bibirnya perlahan, duduk bersandar dengan tangan terlipat di dada. Tapi posisinya justru memperlihatkan kelembutan garis leher dan bahunya. Leon melirik dari samping, tidak berkata apa-apa, tetapi senyumnya perlahan terangkat.“Kenapa film ini seperti... panas ya?” gumam Elera, suaranya serak tertahan.Leon tidak langsung menjawab. Ia hanya mencondongkan tubuh, satu

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Pagi yang Cerah

    Pagi itu terasa berbeda.Matahari Swedia menyapa perlahan dari balik tirai tipis, menyebarkan cahaya hangat ke seluruh ruangan yang masih sepi. Elera terbangun lebih dulu, matanya mengerjap perlahan saat menyadari tempat tidurnya terasa… terlalu nyaman.Lengan hangat Leon masih melingkar di pinggangnya, nafas pria itu teratur dan lembut, membelai tengkuknya seperti irama yang menenangkan. Ia tidak tahu kapan tepatnya Leon menariknya mendekat semalam. Yang pasti, tidak ada keraguan, tidak ada rasa canggung. Hanya ada kedekatan yang mendalam… dan menenangkan.Elera menatap wajah pria itu dalam diam. Garis rahangnya yang tegas, alis yang sedikit berkerut bahkan saat tidur, dan bibir yang semalam disentuhnya dengan penuh keberanian. Ia mengingat lagi ciuman itu. Lembut. Nyaman. Hangat.Ia, Elera Vasquez, benar-benar mencium Leon Santiago.Bukan karena tantangan. Bukan karena gertakan.Tapi karena perasaan yang perlahan, diam-diam… dan tak tertolak."Aku tahu kau menatapku," suara berat Leo

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Tempat Baru, Rasa yang Sama

    Pagi yang seharusnya tenang berubah menjadi langkah-langkah cepat dan bisikan singkat di antara Leon dan tim keamanannya. Elera berdiri di balik dinding kamar hotel, mengenakan mantel tipis di atas gaun santainya, menatap Leon yang kini tengah berbicara melalui earphone kecil di telinganya dengan nada rendah namun tegas.Ia tahu, saat Leon berubah menjadi sosok itu—dingin, penuh perhitungan—maka ada sesuatu yang tidak baik sedang terjadi.“Leon,” panggilnya pelan saat pria itu selesai berbicara.Leon menoleh, matanya langsung melunak saat melihatnya. Dalam sekejap, ia berjalan mendekat dan menggenggam tangan Elera.“Kita harus pindah,” katanya tanpa basa-basi.Elera mengernyit. “Pindah? Ke mana?”“Hotel ini tidak lagi aman. Ada aktivitas mencurigakan di sekitar perimeter,” jawabnya, lalu meraih koper kecil milik Elera dan menariknya dengan satu tangan. “Kita akan pindah ke lokasi yang lebih aman, dan setelah itu, aku janji akan mengajakmu berkeliling. Seharian penuh. Tidak ada gangguan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status