Home / Young Adult / Terjerat Pesona Kakak Tiriku / Chapter 4 (Siapa gadis itu?)

Share

Chapter 4 (Siapa gadis itu?)

Author: Scorpio_Girl
last update Last Updated: 2024-11-10 17:45:19

Karena suara Revan yang cukup keras, membuat semua orang yang berada di sekitar menatap kearah mereka berdua.

Dengan raut wajah yang terlihat tidak nyaman, akhirnya Adnessa menjelaskan bagaimana dirinya bisa menjadi putri di keluarga Hansel, "Ckkk, ibu ku menikah dengan om Jhonatan. Jadi, mau tidak mau, saya menjadi adik tiri Axel!" 

Revan mengangguk paham, "Ohhh, seperti itu. Sepertinya, nanti kita akan sering bertemu!"

Adnessa hanya mengedikkan bahunya, dan terus melangkahkan kaki mengelilingi tempat itu. Semakin lama, Adnessa merasa tempat ini lumayan nyaman dan matanya terpana ketika melihat sebuah area kolam dari kejauhan.

"Van!" 

Revan yang tengah bersemangat menemani Adnessa berkeliling harus menghentikan langkahnya, setelah mendengar suara seseorang memanggilnya.

"Woy, bro! Siapa ini?" tanya seorang pria yang sepertinya kenal dekat dengan Revan.

Seperti pria lain pada umunya ketika melihat gadis cantik yang belum pernah dijumpai. Pria itu menatap kearah Adnessa dengan pandangan menggoda, namun, Revan yang melihat itu segera menghalangi sahabatnya itu, "Jangan macam-macam, Dy! Lu mau babak belur?"

Aldy terkekeh, belum pernah melihat sahabatnya seposesif ini. Membuat Aldy penasaran siapa gadis cantik yang bersama sahabatnya itu, "Yaelah, Van. Bercanda, kali! Jangan serius-serius amat, posesif banget jadi cowok!"

'Posesif?' Revan sedikit heran, sepertinya sahabatnya ini salah faham dengannya dan Adnessa. Tapi biarkan saja, mungkin dengan begitu gadis kecil ini bisa lebih aman berada disini.

Melihat Revan sibuk berbincang dengan Aldy, akhirnya Adnessa memutuskan untuk berkeliling sendiri di tempat itu, hingga sampailah Adnessa di area kolam renang yang merupakan tempat paling ujung area itu. 

Adnessa tersenyum tipis, melihat keindahan malam itu. Kolam renang yang menyatu dengan view pantai di belakangnya, membuat Adnessa merasa ini adalah tempat yang paling indah diantara tempat-tempat lain di pesta ini yang kebanyakan hanya di penuhi dengan orang yang bermabuk-mabukan.

Namun, tiba-tiba saja netranya menangkap sosok kakak tirinya yang tengah bermain gila disana, "What the fuck? apa aku salah lihat?"

Adnessa mencoba untuk semakin menajamkan pengelihatannya, bahkan beberapa kali gadis itu terlihat mengusap matanya, namun yang dilihatnya tetap sama. Adnessa yang melihat adegan itu bergidik ngeri, bahkan rasanya ingin muntah, 'Sangat menjijikkan. Apakah semua kebaikan yang di agung-angungkan orang-orang itu hanya sebuah pecitraan?!'

Belum puas melihat apa yang tengah di lakukan oleh Axelio, suara notifikasi ponselnya membuat Adnessa harus mengalihkan pandangannya dari Axelio.

"What the fuck? Bisa-bisanya mereka melakukan ini? Dasar dua manusia menjijikkan." dengan kesal, Adnessa mengumpat dan segera mematikan ponselnya begitu saja. Apa yang di lihatnya tadi, lebih mengejutkan dan memuakkan daripada adegan panas kakak tirinya dengan seorang wanita di kolam. Bagaimana tidak, bisa-bisanya kekasihnya tiba-tiba saja mengirimkan sebuah pesan yang berisi sebuah foto kekasihnya dengan sahabatnya tengah bercumbu. Apakah mereka sengaja melakukan ini semua?

Adnessa yang kalut menghentikan seorang pelayan yang tengah membawa sebaki penuh berisi wine. Tanpa berfikir panjang, gadis itu mengambil segelas wine dan meneguknya hingga tandas dalam hitungan detik.

Axelio yang sedari tadi memperhatikan Adnessa dari kejauhan, mengernyitkan dahi melihaat apa yang dilakukan adik tirinya itu, 'Apa yang dia lakukan?'

"Xel?!" panggil seorang gadis berdiri tepat di depan Axelio, menyadari Axelio melepaskan pelukan itu dan terlihat seperti kehilangan fokus.

Tanpa menjawab, Axelio segera beranjak. Dengan langkah lebar, Axel menghampiri Adnessa sebelum gadis itu semakin mabuk dan mendapat masalah.

Merasakan hasrat yang telah memuncak, dan Axelio meninggalkan dirinya begitu saja. Tentu saja gadis yang tadi beradegan panas dengan Axelio itu marah. Dengan kesal, gadis itu melangkahkan kakinya mengikuti Axelio.

"Gadis kecil, apa yang kamu lakukan disini?" ucap Axelio seraya merebut gelas wine ke empat gadis itu.

"Kembalikan minuman ku!" ucap Adnessa setengah bergumam dan mencoba untuk merebut kembali gelas miliknya, namun Axelio enggan untuk memberikan gelas berisi wine itu.

Adnessa mengerucutkan bibirnya, gadis itu menghela nafas kesal sebelum berbalik badan seraya bergumam, "Hmm, kenapa repot-repot, tinggal ambil lagi!"

Baru beberapa langkah, Axelio tiba-tiba menarik tangannya Adnessa yang hendak mengambil segelas wine. Adnessa yang sudah berada dibawah pengaruh minuman membuat keseimbangannya menurun dan limbung di pelukan Axelio.

"Ckkk, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" kesal Adnessa seraya memukul dada Axelio.

Bukannya melepaskan, Axelio justru semakin mengeratkan pelukannya, "Pulang sekarang!"

"Tidak, aku ingin bersenang-senang disini!"

"Pulang, atau-"

"Xel?!" 

Belum sempat Axelio menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Gadis yang bersamanya tadi datang dan memotong kalimatnya.

'Erika? Untuk apa gadis ini mengikutiku?' Axelio berusaha untuk melepaskan tangan Erika darinya. Namun, entah apa maksud gadis itu justru sengaja menunjukkan hal yang seharusnya tidak dilihat oleh Adnessa.

Adnessa membelalakkan matanya. Situasi macam apa ini? Bahkan, disaat seperti ini saja dirinya masih di suguhkan dengan hal-hal memuakkan seperti ini.

"ERIKA?" Axel mendorong kasar tubuh Erika yang telah lancang mencium bibirnya.

Melihat penolakan Axelio, tentu saja Erika marah. Dengan tatapan tajam dan tangan terkepal menahan amarah, sorot mata Erika tidak pernah lepas dari Adnessa, 'Siapa gadis ini?'

"Kenapa mendorong ku?"

Adnessa memijat pelipisnya yang berdenyut, pening melihat keributan di depannya. Kepalanya sudah cukup pening dengan masalah yang dia miliki, kini bertambah pening melihat keributan antara Erika dengan kakaknya, 'Lebih baik, aku segera pergi dari sini. Sebelum terseret kedalam masalah mereka.'

"Mau kemana kamu?" tanya Axelio.

"Lepas, dan silahkan melanjutkan kegiatan menjijikkan kalian!" ucap Adnessa setengah bergumam.

'Ap-apa dia bilang? Menjijikkan!' Erika tersulut emosi mndengar kalimat Adnessa.

Belum sempat Erika bertindak, Axelio telah lebih dulu mengangkat tubuh Adnessa dan membawanya pergi dari tempat itu.

"Turunkan aku! Apa yang kamu lakukan, Axel?" 

Dengan ekspresi dingin dan baju yang basah, Axelio melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan tempat itu, bersama Adnessa yang di angkat di pundaknya.

Erika menghentakkan kakinya kesal, melihat kedekatan Axelio dengan gadis lain, 'Awas saja nanti.'

"Erika?!" dengan hati-hati, Devita, sahabat Erika menghampirinya.

"Cihhhh, menyebalkan sekali," keluh Erika kesal.

"Siapa gadis itu, berani sekali bersaing dengan mu?!" tanya Devita.

"Tidak tau. Yang pasti, gadis itu tidak akan lolos." ucap Erika dengan tangan terkepal, terlihat sekali kekesalan gadis itu, hingga tidak bisa mengalihkan pandangan dari jalan yang baru saja di lalui oleh Axelio dan Adnessa.

"Pffffttttttt."

"Kenapa kamu disini? Pergi, aku tidak akan pernah menyukaimu!" Tanya Erika dengan ketus, melihat kedatangan Aldynata yang menertawakannya.

"Pffffttttttt. Menyukaimu? itu adalah hal terbodoh yang pernah aku lakukan," sahut Aldynata.

"Cihhhhh, kamu?!" mood Erika semakin berantakkan, mendengar ucapan Aldynata yang terdengar seolah dirinya tidak ternilai.

"Siapa yang tidak akan lolos?" tanya Revan yang datang bersama Aldynata.

"Apakah gadis yang bersama Axel tadi?!" imbuh Aldynata.

"Tentu saja, berani sekali mencuri Axel dariku."

"Pfffftttttttt, devinisi mencari masalah," ucap Aldynata yang lagi-lagi menertawakan Erika.

Revan yang selalu terlihat sedingin batu pun ikut menertawakan Erika, membuat Erika penasaran dengan gadis yang bersama Axelio tadi. Kalau dipikir-pikir, selama ini Axelio tidak pernah sepeduli itu dengan seorang gadis. Siapa sebenarya gadis tadi?

"Apa maksud kalian?" tanya Erika sedikit berteriak, melihat Aldynata dan Revan telah berlalu pergi.

Mendengar pertanyaan Erika, Aldynata hanya melambaikan tangannya acuh tanpa berniat berbalik badan ataupun berhenti untuk menjelaskan apa yang mereka maksud tadi.

"ALDYNATA?!"

"Cari tahulah sendiri, nanti kamu akan terkejut!" sahut Aldynata dari kejauhan, enggan menatap Erika.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 5 (Hal gila)

    "Turunkan aku! Aku tidak sudi di sentuh oleh tangan mu yang kotor itu!" gumam Adnessa dengan suara yang terdengar tidak begitu jelas.Walaupun dalam keadaan setengah sadar, Adnessa masih bisa mengenali siapa lelaki yang memaksa dirinya untuk meninggalkan tempat ini. Seketika, membuatnya merasa jiji saat teringat apa yang di lihatnya di kolam tadi.Sepertinya, usaha Adnessa sia-sia. Walaupun gadis itu telah meronta bahkan mengumpati Axelio dengan kalimat pedasnya agar kakak tirinya itu mau menurunkannya, namun, kenyatannya Axelio tidak goyah sedikit pun dan tetap membawa Adnessa pergi dari tempat itu."Aku benci kamu, aku benci semua orang!" ucap Adnessa seraya memukul pundak Axelio.Tepat di sebelah mobil miliknya, akhirnya Axelio menghentikan langkahnya dan menurunkan Adnessa. Dengan tangan terkepal dan wajah memerah menahan kesal, Axelio menyudutkan tubuh Adnessa di kap mobilnya. Dua pasang mata itu saling beradu tatap dengan pandangan masing-masing. Axelio dengan tatapan kesalnya d

    Last Updated : 2024-12-06
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 6 (Pesona Axcelio)

    Axelio terus melangkah, mengikis jarak diantara dirinya dan Adnessa. Lagi-lagi, hal itu membuat Adnessa tersudut. Glekkk. Di saat seperti ini, mata elang dengan alis tebal yang semakin memperkuat karakter tegas Axelio itu, justru membuat Adnessa kesulitan untuk mengontrol dirinya, bahkan matanya pun tidak beralih sedikit pun dari Axelio. 'Jika boleh mengatakannya dengan jujur, sepertinya aku mulai terpikat dengan pria bajingan ini,' batin Adnessa tanpa sadar. Namun, beberapa saat kemudian Adnessa segera menunduk, untungnya ia segera menyadari ada yang salah dengan otaknya.'Aishhhh, bodoh, apa yang kamu pikirkan barusan?' batin Adnessa merutuki dirinya. DEG. Jantung Adnessa kembali berdesir hebat ketika Axelio tiba-tiba mengangkat dagunya, membawa wajahnya untuk menatap kearah lelaki itu yang kini berdiri tepat di depannya. Bahkan, wajah Axelio kini berada tepat di depan wajah Adnessa dengan jarak yang hanya beberapa inchi. Dengan lembut, Axelio merapikan anak rambut Adnessa yang

    Last Updated : 2024-12-07
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 7 (kebrutalan Axcel)

    "AXELL!"Disaat semuanya sudah hampir terlambat. Terlihat, seorang gadis berparas cantik meneriakkan nama Axelio, membuat tiga pria yang tengah berdebat itu menoleh. Tentu saja hal itu membuat Axelio sedikit bernafas lega, karena akhirnya ada yang mengalihkan perhatian dua sahabatnya ini.'Erika?' Axel mengernyit, melihat siluet yang sangat di kenalnya berjalan mendekat.Dengan senyum lebar, tanpa permisi Erika bergelayut manja di lengan Axelio. Namun, sepertinya Axelio tidak menyambut baik sikap Erika itu, bahkan Axcel segera melepaskan pelukan gadis itu darinya.Mendapat penolakan dari Axelio, tentu saja Erika merasa ada yang berbeda, "Ada apa, xel?""Pffftttttt. Pakek nanya, tentulah Axel risih sama lo!" sahut Aldy.Risih? tidak mungkin. Tadi saja ketika berada di kolam renang dirinya sudah hampir berhasil, mana mungkin Axcel risih dengannya, "Bilang saja kalau lo iri dengan Axcel, heh.""Iri? Gue tarik semua ucapan gue dulu yang sempat mengagumi cewek kayak lo," sahut Aldy. Memang

    Last Updated : 2024-12-08
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 8 (Butterfly Era)

    'Akhh, sialan?!' dengan mata terpejam, Adnessa memukul pelan kepalanya, ketika bayangan kejadian semalam melintas di otaknya. Apa lagi, bayangan wajah Axelio yang sangat menggoda saat itu terus menghantuinya, membuat Adnessa benar-benar tidak nyaman tinggal di kediaman Hansel."Setan bukan, tapi gak ada capeknya, apa? gentayangin gue mulu," keluh Adnessa. Ternyata, sejak kejadian semalam, Adnessa tidak bisa beristirahat dengan tenang. Bahkan, hampir semalaman gadis itu tidak tidur. Untuk mengusir bayangan yang menganggu itu, Adnessa memutuskan untuk berolahraga, ya, walaupun jam menunjukkan masih sangat pagi, bahkan semburat cahaya matahari pun belum muncul."Mau kemana kamu?" "Astaga?!" baru saja Adnessa keluar dari pintu kamarnya, sudah di kejutkan dengan suara berat Axcel.Dengan tatapan kesal dan bibir cemberut, Adnessa menatap ke arah Axcel yang tengah bersandar di dinding, tepat di sebelah pintu kamarnya. Apa dia baru saja pulang? Melihat Axcel masih mengenakan baju yang sama

    Last Updated : 2024-12-09
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 9 (Pengakuan)

    Di tengah kesibukannya. Pagi ini, Axcel memang sengaja meluangkan waktunya untuk mengantar Adnessa."Ngapain masih disana?" tanya Adnessa melihat mobil Axcel yang tidak segera pergi."Suka-suka saya, dong! saya bangun rumah di sini pun tidak akan ada yang berani melarang," sahut Axcel dengan wajah congkaknya."Sombong sekali," gerutu Adnessa yang memilih meninggalkan tempat itu, dan enggan meladeni ucapan Axcel yang pasti nantinya hanya akan membuatnya kesal."Sa?!" panggil Axcel."Jangan nengok, jangan berhenti!!" gumam Adnessa memperingatkan dirinya sendiri dan semakin mempercepat langkahnya."Adnessa sayang. Jangan telat makan dan jaga diri baik-baik, ya. Kalau ada yang gangguin nanti, bilang saja sudah punya saya!" teriak Axcell, membuat Adnessa yang mendengarnya merasa malu."Dasar gila, apa dia tidak malu mengatakan hal seperti itu?" entah itu hanya sebuah candaan atau bagaimana. Namun, menurut Adnessa, kalimat seperti tadi tidak seharusnya di ucapkan sembarangan seperti ini. Kar

    Last Updated : 2024-12-10
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 10 (Dosen Favorit sejuta umat)

    "Mahasiswi baru? Silahkan perkenalkan dirimu!" Sebenarnya, tidak bertanya pun Revan sudah tahu jika Adnessa adalah mahasiswi baru disini. Dan hal ini hanyalah alasan untuknya agar memiliki kesempatan untuk mendekati Adnessa."Baik, pak!" seketika, Adnessa dapat bernafas dengan lega."Pak Revan, saya tidak sekalian bapak suruh untuk maju ke depan?" tanya Laluna.Revan menaikkan sebelah alisnya, ia sudah hafal sekali dengan sifat mahasiswinya itu yang sering menggodanya, "Kamu mau gantikan saya mengajar disini? Kalau memang begitu, saya persilahkan!""Boro-boro, kalau beneran gue yang ngajar, mungkin generasi gen z akan semakin berantakkan," gumam Laluna seraya menelan salivanya dengan kasar. "Pfffttttttt. Katanya dengan senang hati, pak!" sahut Fransisca dengan lantang, seraya menertawai sahabatnya."ya ampun, Sis. Apa-apaan sih, Lo?" keluh Laluna yag membuatnya mendapat sorakan dari teman yang lain.Sebenarnya, hal seperti ini sudah hal yang biasa untuk Revan. Karena di kampus ini,

    Last Updated : 2024-12-11
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 11 (dintara tuan muda Hansel tuan muda Evander)

    Adnessa yang baru saja membuka pintu kamarnya, heran melihat keberadaan Axcel dan Revan berdiri di depan kamarnya, "Kalian, ngapain di sini?"Revan dan Axcel memang bersahabat, tidak heran jika melihat dosen muda itu berada di kediaman Hansel. Tapi, melihat dua pria ini berdiri di depan pintu kamarnya dengan nafas yang naik turun, membuat Adnessa bertanya-tanya."Saya? Saya mengkhawatirkan kamu," sahut Revan to the poin.Adnessa semakin binggung, "Hah? Apa anda salah bicara, Pak?"Maksudnya, dirinya tidak sepenting itu kenapa seorang dosen seperti Revan bisa mengkhawatirkannya?! Apa aku membuat masalah? Adnessa mencoba untuk mengingat apa yang ia lakukan, yang mungkin membuat masalah tanpa ia sadari.Melihat pakaian yang di kenakan Adnessa sedikit terbuka, Axcel segera melepaskan jas yang ia kenakan untuk Adnessa.'Astaga. Malu sekali,' batin Adnessa yang baru saja menyadari pakaiannya."Maksud saya, tadi Axcel datang ke kampus untuk menjemput kamu, dan saya teringat jika kamu sudah pu

    Last Updated : 2024-12-12
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 12 (Satu Bulan)

    Deg. Adnessa terdiam, mengira jika kalimat waktu itu hanyalah sebuah lelucon dan Axcel telah melupakannya. Kenyataannya, pria itu Justru menanyakan jawaban tentang pengakuannya pagi tadi."Saya menyukai kamu!" jelas Axcel.Dalam konteks apa? Adnessa tidak ingin terlalu percaya diri, karena tidak semua kata menyukai itu bisa di artikan dalam bentuk pasangan, bisa saja itu hanya sekedar suka layaknya seorang kakak kepada adiknya. Lagi pula, selamanya mereka akan menjadi saudara. Andai kata, suatu saat nanti Axel benar-benar memiliki perasaan kepadanya, Adnessa berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak menyukai pria di depannya ini."Aku juga menyukai mu, karena kita adalah saudara!" Adnessa tersenyum, menatap sekilas wajah Axcel. Saudara? Kebahagiaan di wajah Axcel perlahan meredup, "Apa hanya sebatas itu?""Maksudnya?""Saya menyukai kamu lebih dari perasaan seorang kakak kepada saudari perempuanya. Bagaimana dengan kamu? Apakah perasaan kamu hanya sebatas itu?" tanya Axcel penuh

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 95 (TAMAT)

    Sore itu, Adnessa berdiri di teras kediaman Hansel, menatap mobil Revan yang kian menjauh, menelan kesepian yang tiba-tiba menyeruak setelah kepergian pria itu."Anak ini milik saya!"Adnessa terperagah, jantungnya mencelos mendengar suara berat yang tiba-tiba membisikkan kalimat itu tepat di belakangnya. Sebuah tangan kekar melingkari pinggangnya, menariknya mendekat hingga punggungnya membentur dada bidang seorang pria."Axcel?!" lirih Adnessa, terkejut bukan kepalang. Spontan ia meronta, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman itu. Namun, tangan Axcel justru mengerat, memeluknya seolah tak ingin melepaskan.Axcel menghela napas panjang, aroma maskulinnya menusuk indra penciuman Adnessa. "Apa saya seperti hantu? Kenapa kamu begitu ketakutan melihatku?" tanyanya datar, perlahan membalikkan tubuh Adnessa hingga tatapan mereka bertemu. "Jangan lagi menghindariku, jangan lagi mencari alasan untuk menjauh. Aku sudah mengetahui semuanya, Ness. Jika... ini adalah darah dagingku!" lanjutny

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 94 (Kegilaan Axcel Vs Ketulusan Revan)

    Adnessa menghela napas, bayangan dirinya di cermin pagi itu tak ubahnya hantu pucat. Mata sayunya, lingkar hitam di bawahnya, saksi bisu malam tanpa lelap. Kata-kata Axcel semalam berputar-putar di kepalanya, racun yang menggerogoti ketenangannya."Dari mana dia tahu?" bisiknya, dahinya berkerut dalam.Gemericik air dari wastafel kamar mandi menjadi latar sunyi lamunannya. Namun, ketenangan itu pecah saat sepasang tangan kekar melingkar posesif di perutnya, membuatnya tersentak keras."Axcel!" serunya, mendorong tubuh itu menjauh. Matanya menyala marah, suaranya bergetar. "Apa yang kau lakukan di sini?!"Perlahan, Axcel mengulurkan tangannya, meraih jemari Adnessa dengan cengkeraman penuh keyakinan. "Menikahlah denganku, Ness," ucapnya, suaranya serak namun tegas. Mata elangnya, yang biasa memancarkan dominasi, kini redup, penuh permohonan."Kau gila!" Adnessa mendesis, menarik tangannya dengan kasar. "Di saat tunanganmu mengandung anakmu, kau malah mengajakku menikah? Lucu sekali!""

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 93 (Siapa ayah anak itu. Axcel?)

    Mata Axcel terbelalak setelah membaca laporan yang baru saja diberikan oleh kaki tangannya beberapa saat lalu. Tangannya bergetar, mata dan wajahnya memerah seperti menahan sebuah rasa yang tiba-tiba saja menggebu. "Adnessa hamil?!" lirihnya.Axcel terdiam, menatap beberapa lembar kertas di tangannya. Baru kali ini ia tahu alasan kenapa Adnessa beberapa saat lalu tiba-tiba ingin bersekolah di luar negeri dan sekarang justru ingin menikah, ternyata gadis itu tengah mengandung. Mengetahui fakta ini, masih ada sedikit pertanyaan yang mengganjal di hatinya. Siapa ayah anak ini?!"Jangan-jangan ayah anak ini..." Axcel segera melangkahkan kakinya terburu-buru menuju kamar Adnessa, memastikan siapa sebenarnya ayah dari anak yang dikandungnya. Jika di lihat dari laporan ini, mungkin saja anak itu miliknya.Pria tampan bermata biru dengan postur tubuh atletis itu melangkahkan kakinya lebar, seluruh tubuhnya berdesir merasakan sesuatu yang sulit dijelaskan, membayangkan kenyataan ini. Ia memoho

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 92 (Keputusan untuk menikah)

    "Aku memilih..." Adnessa menatap ke arah Revan dengan perasaan ragu. "Aku lebih memilih Pak Revan," ucapnya mantap. Dari semua pilihan yang ada di dalam otaknya, sepertinya ini adalah pilihan yang terbaik. Mengingat Axcel yang telah bertunangan dan bahkan segera memiliki keturunan dari Erika. Untuk apa lagi dirinya bimbang? Sudah jelas, jika bersama Revan jauh lebih baik.Revan tersenyum. Kebahagiaan di wajahnya, tidak bisa lagi disembunyikan. "Terima kasih karena sudah percaya dengan saya, sayang!" sahutnya seraya menggenggam tangan Adnessa erat."Tidak mungkin," lirih Axcel, tidak percaya. Perlahan ia melepaskan genggaman tangannya di tangan Adnessa. Menatap kearah Adnessa dan Revan dengan tatapan sulit di jelaskan."Gue harap, ini yang terakhir kalinya lo ganggu Adnessa seperti ini, Xel!" ucap Revan datar, suaranya terdengar tegas memperingatkan Axcel. Pelukannya juga terlihat posesif kepada Adnessa, seolah memberitahu jika Adnessa telah menjadi miliknya. "Sebentar lagi, kami juga

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 91 (Dilema, diantara dua pilihan)

    Mobil yang dikendarai oleh Revan telah berhenti di pelataran kediaman Hansel. Seulas senyuman tersungging menghiasi wajah tampannya melihat Adnessa yang masih tertidur pulas, bersandar di bahunya.Revan yang tadinya ingin membangunkan Adnessa, mengurungkan niatnya. Ia memutuskan untuk menunggu sampai gadis itu terbangun sendiri. "Apakah hari ini begitu melelahkan, sayang?" lirih Revan, merapikan anak rambut Adnessa yang sedikit berantakan dengan lembut. Dengan hati-hati, Revan membenarkan jas miliknya yang ia gunakan untuk menyelimuti Adnessa, tidak ingin mengganggu tidur gadis itu."Sudah bangun, sayang?" tanya Revan, ketika melihat Adnessa mengerjap.Dengan mata memerah khas bangun tidur, Adnessa terlihat bingung. Gadis itu mengedarkan pandangannya ke arah sekitar."Sudah sampai dari tadi?""Hmmm," sahut Revan dengan lembut.Adnessa menegakkan tubuhnya, "Kenapa tidak membangunkan ku?!""Kamu terlihat begitu lelah, sayang. Saya tidak tega untuk membangunkanmu!" sahut Revan.Adnessa m

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 90 (Kerinduan Axcel)

    'Adnessa?' batin Axcel bimbang, melihat siluet yang sangat mirip dengan Adnessa. Apakah yang ia lihat tadi benar-benar Adnessa atau hanya orang yang mirip saja dengan gadis itu?Tanpa sadar Axcel melangkah, mengikuti gadis yang terlihat mirip dengan Adnessa, membuat Erika yang tengah bersamanya menatap bingung ke arah Axcel yang tiba-tiba pergi."Axcel? Ada apa denganmu?" Erika, yang merasa diabaikan, menatap Axcel dengan kesal. Sedari tadi ia berbicara, namun Axcel hanya diam, dan sekarang justru meninggalkannya.Axcel tersadar, ia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Erika yang tergopoh-gopoh mengikuti langkahnya. "Tidak ada. Saya hanya ingin mencari ruang untuk merokok!" sahutnya beralasan.Erika menatapnya curiga, tapi kemudian mengangguk. "Ya sudah, tapi cepat kembali! Sebentar lagi giliranku dan kamu harus menemaniku, Axcel!"Axcel mengangguk, ia segera melangkahkan kakinya keluar, mencari jejak gadis yang sangat mirip dengan Adnessa tadi.Sesampainya di depan rumah sakit

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 89 (Kelegaan)

    Adnessa menumpahkan segalanya kepada Laluna dan Fransisca. Ia menceritakan kehamilannya, sosok Axcel yang penuh misteri, dan keputusan Revan yang tiba-tiba untuk menikahinya. Air mata mengalir di pipinya, membasahi kisah yang selama ini ia simpan rapat-rapat.Laluna dan Fransisca mendengarkan dengan seksama, mata mereka membulat karena terkejut, air mata menetes karena simpati. Mereka merasa kasihan pada Adnessa, tetapi juga kagum dengan kekuatan dan ketegarannya."Gue nggak nyangka lo ngalamin semua ini, Ness," ucap Laluna, suaranya bergetar, memeluk Adnessa erat. "Kenapa lo nggak cerita sama kita, sih?""Iya, Ness," timpal Fransisca, mengangguk setuju. "Kuat banget lo nyimpan masalah serumit ini sendirian," lanjutnya, memeluk Adnessa erat, menyalurkan kekuatan kepada sahabatnya."Mau bagaimana lagi?" sahut Adnessa sendu, mengusap perutnya yang masih rata. "Sebenarnya gue juga nggak ingin berada di situasi seperti ini. Tapi... gue takut kalian akan marah dan menjauh setelah tahu masa

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 88 (Mulai terungkapnya hubungan)

    Fransisca dan Laluna yang penasaran degan hubungan mereka, akhirnya "Ness, tunggu!" teriak Laluna, mencoba menghentikan langkah Adnessa."Kalian kenapa?" tanya Adnessa. Menatap bingung ke arah dua sahabatnya bergantian, melihat dua sahabatnya berdiri di belakangnya dengan napas terengah-engah.Dengan napas tersenggal-senggal karena habis berlari mengejar langkah Adnessa, Laluna dan Fransisca saling menatap. Mereka sedikit ragu ingin bertanya tentang hubungan sahabatnya ini dengan dosen mereka, melihat Revan yang masih berada di sana.Laluna menyenggol bahu Fransisca, meminta agar gadis itu yang menanyakannya."Apaan sih, lo?" gumam Fransisca, "Lo takut?""Bukannya gue takut, hanya saja gue tidak memiliki banyak energi untuk mendengar kebenarannya nanti!" sahut Laluna beralasan."Ckkk," decak Fransisca kesal dengan sikap Laluna.Adnessa mengerutkan kening, melihat gelagat aneh dua sahabatnya ini. "Apa yang tengah kalian diskusikan?"Fransisca dan Laluna terkesiap mendengar pertanyaan

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 87 (Keputusan Revan)

    "Saya... saya akan pergi, Pak," ucap Adnessa, suaranya bergetar. "Saya akan pindah sekolah ke luar negeri.""Pindah sekolah?" ulang Revan, alisnya terangkat. "Kenapa tiba-tiba?""Saya... saya ingin mencari pengalaman baru, Pak," jawab Adnessa, berbohong. Ia tidak ingin Revan tahu tentang kehamilannya."Pengalaman baru?" gumam Revan, menatap Adnessa dengan tatapan curiga. "Atau kamu ingin menghindar dari saya?"Adnessa terdiam, ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia merasa takut jika Revan akan marah atau kecewa."Saya... saya tidak menghindar dari Anda, Pak," jawab Adnessa akhirnya, berbohong lagi. "Saya hanya ingin mencari pengalaman baru."Revan menghela napas panjang, "Lalu, apa Axcel mengetahui hal ini?!" Tanyanya dengan kening berkerut, berfikir jika Adnessa telah memberitahukan kehamilannya kepada Axcel."Tahu," singkat Adnessa. Memang Axcel mengetahui niatnya yang ingin berseklah di luar negeri.Revan mengangguk, ia mengerti kenapa Adnessa tiba-tiba ingin pindah ke luar negeri. P

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status