Home / Young Adult / Terjerat Pesona Kakak Tiriku / Chapter 4 (Siapa gadis itu?)

Share

Chapter 4 (Siapa gadis itu?)

Author: Scorpio_Girl
last update Last Updated: 2024-11-10 17:45:19

Karena suara Revan yang cukup keras, membuat semua orang yang berada di sekitar menatap kearah mereka berdua.

Dengan raut wajah yang terlihat tidak nyaman, akhirnya Adnessa menjelaskan bagaimana dirinya bisa menjadi putri di keluarga Hansel, "Ckkk, ibu ku menikah dengan om Jhonatan. Jadi, mau tidak mau, saya menjadi adik tiri Axel!" 

Revan mengangguk paham, "Ohhh, seperti itu. Sepertinya, nanti kita akan sering bertemu!"

Adnessa hanya mengedikkan bahunya, dan terus melangkahkan kaki mengelilingi tempat itu. Semakin lama, Adnessa merasa tempat ini lumayan nyaman dan matanya terpana ketika melihat sebuah area kolam dari kejauhan.

"Van!" 

Revan yang tengah bersemangat menemani Adnessa berkeliling harus menghentikan langkahnya, setelah mendengar suara seseorang memanggilnya.

"Woy, bro! Siapa ini?" tanya seorang pria yang sepertinya kenal dekat dengan Revan.

Seperti pria lain pada umunya ketika melihat gadis cantik yang belum pernah dijumpai. Pria itu menatap kearah Adnessa dengan pandangan menggoda, namun, Revan yang melihat itu segera menghalangi sahabatnya itu, "Jangan macam-macam, Dy! Lu mau babak belur?"

Aldy terkekeh, belum pernah melihat sahabatnya seposesif ini. Membuat Aldy penasaran siapa gadis cantik yang bersama sahabatnya itu, "Yaelah, Van. Bercanda, kali! Jangan serius-serius amat, posesif banget jadi cowok!"

'Posesif?' Revan sedikit heran, sepertinya sahabatnya ini salah faham dengannya dan Adnessa. Tapi biarkan saja, mungkin dengan begitu gadis kecil ini bisa lebih aman berada disini.

Melihat Revan sibuk berbincang dengan Aldy, akhirnya Adnessa memutuskan untuk berkeliling sendiri di tempat itu, hingga sampailah Adnessa di area kolam renang yang merupakan tempat paling ujung area itu. 

Adnessa tersenyum tipis, melihat keindahan malam itu. Kolam renang yang menyatu dengan view pantai di belakangnya, membuat Adnessa merasa ini adalah tempat yang paling indah diantara tempat-tempat lain di pesta ini yang kebanyakan hanya di penuhi dengan orang yang bermabuk-mabukan.

Namun, tiba-tiba saja netranya menangkap sosok kakak tirinya yang tengah bermain gila disana, "What the fuck? apa aku salah lihat?"

Adnessa mencoba untuk semakin menajamkan pengelihatannya, bahkan beberapa kali gadis itu terlihat mengusap matanya, namun yang dilihatnya tetap sama. Adnessa yang melihat adegan itu bergidik ngeri, bahkan rasanya ingin muntah, 'Sangat menjijikkan. Apakah semua kebaikan yang di agung-angungkan orang-orang itu hanya sebuah pecitraan?!'

Belum puas melihat apa yang tengah di lakukan oleh Axelio, suara notifikasi ponselnya membuat Adnessa harus mengalihkan pandangannya dari Axelio.

"What the fuck? Bisa-bisanya mereka melakukan ini? Dasar dua manusia menjijikkan." dengan kesal, Adnessa mengumpat dan segera mematikan ponselnya begitu saja. Apa yang di lihatnya tadi, lebih mengejutkan dan memuakkan daripada adegan panas kakak tirinya dengan seorang wanita di kolam. Bagaimana tidak, bisa-bisanya kekasihnya tiba-tiba saja mengirimkan sebuah pesan yang berisi sebuah foto kekasihnya dengan sahabatnya tengah bercumbu. Apakah mereka sengaja melakukan ini semua?

Adnessa yang kalut menghentikan seorang pelayan yang tengah membawa sebaki penuh berisi wine. Tanpa berfikir panjang, gadis itu mengambil segelas wine dan meneguknya hingga tandas dalam hitungan detik.

Axelio yang sedari tadi memperhatikan Adnessa dari kejauhan, mengernyitkan dahi melihaat apa yang dilakukan adik tirinya itu, 'Apa yang dia lakukan?'

"Xel?!" panggil seorang gadis berdiri tepat di depan Axelio, menyadari Axelio melepaskan pelukan itu dan terlihat seperti kehilangan fokus.

Tanpa menjawab, Axelio segera beranjak. Dengan langkah lebar, Axel menghampiri Adnessa sebelum gadis itu semakin mabuk dan mendapat masalah.

Merasakan hasrat yang telah memuncak, dan Axelio meninggalkan dirinya begitu saja. Tentu saja gadis yang tadi beradegan panas dengan Axelio itu marah. Dengan kesal, gadis itu melangkahkan kakinya mengikuti Axelio.

"Gadis kecil, apa yang kamu lakukan disini?" ucap Axelio seraya merebut gelas wine ke empat gadis itu.

"Kembalikan minuman ku!" ucap Adnessa setengah bergumam dan mencoba untuk merebut kembali gelas miliknya, namun Axelio enggan untuk memberikan gelas berisi wine itu.

Adnessa mengerucutkan bibirnya, gadis itu menghela nafas kesal sebelum berbalik badan seraya bergumam, "Hmm, kenapa repot-repot, tinggal ambil lagi!"

Baru beberapa langkah, Axelio tiba-tiba menarik tangannya Adnessa yang hendak mengambil segelas wine. Adnessa yang sudah berada dibawah pengaruh minuman membuat keseimbangannya menurun dan limbung di pelukan Axelio.

"Ckkk, apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!" kesal Adnessa seraya memukul dada Axelio.

Bukannya melepaskan, Axelio justru semakin mengeratkan pelukannya, "Pulang sekarang!"

"Tidak, aku ingin bersenang-senang disini!"

"Pulang, atau-"

"Xel?!" 

Belum sempat Axelio menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba saja Gadis yang bersamanya tadi datang dan memotong kalimatnya.

'Erika? Untuk apa gadis ini mengikutiku?' Axelio berusaha untuk melepaskan tangan Erika darinya. Namun, entah apa maksud gadis itu justru sengaja menunjukkan hal yang seharusnya tidak dilihat oleh Adnessa.

Adnessa membelalakkan matanya. Situasi macam apa ini? Bahkan, disaat seperti ini saja dirinya masih di suguhkan dengan hal-hal memuakkan seperti ini.

"ERIKA?" Axel mendorong kasar tubuh Erika yang telah lancang mencium bibirnya.

Melihat penolakan Axelio, tentu saja Erika marah. Dengan tatapan tajam dan tangan terkepal menahan amarah, sorot mata Erika tidak pernah lepas dari Adnessa, 'Siapa gadis ini?'

"Kenapa mendorong ku?"

Adnessa memijat pelipisnya yang berdenyut, pening melihat keributan di depannya. Kepalanya sudah cukup pening dengan masalah yang dia miliki, kini bertambah pening melihat keributan antara Erika dengan kakaknya, 'Lebih baik, aku segera pergi dari sini. Sebelum terseret kedalam masalah mereka.'

"Mau kemana kamu?" tanya Axelio.

"Lepas, dan silahkan melanjutkan kegiatan menjijikkan kalian!" ucap Adnessa setengah bergumam.

'Ap-apa dia bilang? Menjijikkan!' Erika tersulut emosi mndengar kalimat Adnessa.

Belum sempat Erika bertindak, Axelio telah lebih dulu mengangkat tubuh Adnessa dan membawanya pergi dari tempat itu.

"Turunkan aku! Apa yang kamu lakukan, Axel?" 

Dengan ekspresi dingin dan baju yang basah, Axelio melangkahkan kakinya dengan cepat meninggalkan tempat itu, bersama Adnessa yang di angkat di pundaknya.

Erika menghentakkan kakinya kesal, melihat kedekatan Axelio dengan gadis lain, 'Awas saja nanti.'

"Erika?!" dengan hati-hati, Devita, sahabat Erika menghampirinya.

"Cihhhh, menyebalkan sekali," keluh Erika kesal.

"Siapa gadis itu, berani sekali bersaing dengan mu?!" tanya Devita.

"Tidak tau. Yang pasti, gadis itu tidak akan lolos." ucap Erika dengan tangan terkepal, terlihat sekali kekesalan gadis itu, hingga tidak bisa mengalihkan pandangan dari jalan yang baru saja di lalui oleh Axelio dan Adnessa.

"Pffffttttttt."

"Kenapa kamu disini? Pergi, aku tidak akan pernah menyukaimu!" Tanya Erika dengan ketus, melihat kedatangan Aldynata yang menertawakannya.

"Pffffttttttt. Menyukaimu? itu adalah hal terbodoh yang pernah aku lakukan," sahut Aldynata.

"Cihhhhh, kamu?!" mood Erika semakin berantakkan, mendengar ucapan Aldynata yang terdengar seolah dirinya tidak ternilai.

"Siapa yang tidak akan lolos?" tanya Revan yang datang bersama Aldynata.

"Apakah gadis yang bersama Axel tadi?!" imbuh Aldynata.

"Tentu saja, berani sekali mencuri Axel dariku."

"Pfffftttttttt, devinisi mencari masalah," ucap Aldynata yang lagi-lagi menertawakan Erika.

Revan yang selalu terlihat sedingin batu pun ikut menertawakan Erika, membuat Erika penasaran dengan gadis yang bersama Axelio tadi. Kalau dipikir-pikir, selama ini Axelio tidak pernah sepeduli itu dengan seorang gadis. Siapa sebenarya gadis tadi?

"Apa maksud kalian?" tanya Erika sedikit berteriak, melihat Aldynata dan Revan telah berlalu pergi.

Mendengar pertanyaan Erika, Aldynata hanya melambaikan tangannya acuh tanpa berniat berbalik badan ataupun berhenti untuk menjelaskan apa yang mereka maksud tadi.

"ALDYNATA?!"

"Cari tahulah sendiri, nanti kamu akan terkejut!" sahut Aldynata dari kejauhan, enggan menatap Erika.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 5 (Hal gila)

    "Turunkan aku! Aku tidak sudi di sentuh oleh tangan mu yang kotor itu!" gumam Adnessa dengan suara yang terdengar tidak begitu jelas.Walaupun dalam keadaan setengah sadar, Adnessa masih bisa mengenali siapa lelaki yang memaksa dirinya untuk meninggalkan tempat ini. Seketika, membuatnya merasa jiji saat teringat apa yang di lihatnya di kolam tadi.Sepertinya, usaha Adnessa sia-sia. Walaupun gadis itu telah meronta bahkan mengumpati Axelio dengan kalimat pedasnya agar kakak tirinya itu mau menurunkannya, namun, kenyatannya Axelio tidak goyah sedikit pun dan tetap membawa Adnessa pergi dari tempat itu."Aku benci kamu, aku benci semua orang!" ucap Adnessa seraya memukul pundak Axelio.Tepat di sebelah mobil miliknya, akhirnya Axelio menghentikan langkahnya dan menurunkan Adnessa. Dengan tangan terkepal dan wajah memerah menahan kesal, Axelio menyudutkan tubuh Adnessa di kap mobilnya. Dua pasang mata itu saling beradu tatap dengan pandangan masing-masing. Axelio dengan tatapan kesalnya d

    Last Updated : 2024-12-06
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 6 (Pesona Axcelio)

    Axelio terus melangkah, mengikis jarak diantara dirinya dan Adnessa. Lagi-lagi, hal itu membuat Adnessa tersudut. Glekkk. Di saat seperti ini, mata elang dengan alis tebal yang semakin memperkuat karakter tegas Axelio itu, justru membuat Adnessa kesulitan untuk mengontrol dirinya, bahkan matanya pun tidak beralih sedikit pun dari Axelio. 'Jika boleh mengatakannya dengan jujur, sepertinya aku mulai terpikat dengan pria bajingan ini,' batin Adnessa tanpa sadar. Namun, beberapa saat kemudian Adnessa segera menunduk, untungnya ia segera menyadari ada yang salah dengan otaknya.'Aishhhh, bodoh, apa yang kamu pikirkan barusan?' batin Adnessa merutuki dirinya. DEG. Jantung Adnessa kembali berdesir hebat ketika Axelio tiba-tiba mengangkat dagunya, membawa wajahnya untuk menatap kearah lelaki itu yang kini berdiri tepat di depannya. Bahkan, wajah Axelio kini berada tepat di depan wajah Adnessa dengan jarak yang hanya beberapa inchi. Dengan lembut, Axelio merapikan anak rambut Adnessa yang

    Last Updated : 2024-12-07
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 7 (kebrutalan Axcel)

    "AXELL!"Disaat semuanya sudah hampir terlambat. Terlihat, seorang gadis berparas cantik meneriakkan nama Axelio, membuat tiga pria yang tengah berdebat itu menoleh. Tentu saja hal itu membuat Axelio sedikit bernafas lega, karena akhirnya ada yang mengalihkan perhatian dua sahabatnya ini.'Erika?' Axel mengernyit, melihat siluet yang sangat di kenalnya berjalan mendekat.Dengan senyum lebar, tanpa permisi Erika bergelayut manja di lengan Axelio. Namun, sepertinya Axelio tidak menyambut baik sikap Erika itu, bahkan Axcel segera melepaskan pelukan gadis itu darinya.Mendapat penolakan dari Axelio, tentu saja Erika merasa ada yang berbeda, "Ada apa, xel?""Pffftttttt. Pakek nanya, tentulah Axel risih sama lo!" sahut Aldy.Risih? tidak mungkin. Tadi saja ketika berada di kolam renang dirinya sudah hampir berhasil, mana mungkin Axcel risih dengannya, "Bilang saja kalau lo iri dengan Axcel, heh.""Iri? Gue tarik semua ucapan gue dulu yang sempat mengagumi cewek kayak lo," sahut Aldy. Memang

    Last Updated : 2024-12-08
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 8 (Butterfly Era)

    'Akhh, sialan?!' dengan mata terpejam, Adnessa memukul pelan kepalanya, ketika bayangan kejadian semalam melintas di otaknya. Apa lagi, bayangan wajah Axelio yang sangat menggoda saat itu terus menghantuinya, membuat Adnessa benar-benar tidak nyaman tinggal di kediaman Hansel."Setan bukan, tapi gak ada capeknya, apa? gentayangin gue mulu," keluh Adnessa. Ternyata, sejak kejadian semalam, Adnessa tidak bisa beristirahat dengan tenang. Bahkan, hampir semalaman gadis itu tidak tidur. Untuk mengusir bayangan yang menganggu itu, Adnessa memutuskan untuk berolahraga, ya, walaupun jam menunjukkan masih sangat pagi, bahkan semburat cahaya matahari pun belum muncul."Mau kemana kamu?" "Astaga?!" baru saja Adnessa keluar dari pintu kamarnya, sudah di kejutkan dengan suara berat Axcel.Dengan tatapan kesal dan bibir cemberut, Adnessa menatap ke arah Axcel yang tengah bersandar di dinding, tepat di sebelah pintu kamarnya. Apa dia baru saja pulang? Melihat Axcel masih mengenakan baju yang sama

    Last Updated : 2024-12-09
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 9 (Pengakuan)

    Di tengah kesibukannya. Pagi ini, Axcel memang sengaja meluangkan waktunya untuk mengantar Adnessa."Ngapain masih disana?" tanya Adnessa melihat mobil Axcel yang tidak segera pergi."Suka-suka saya, dong! saya bangun rumah di sini pun tidak akan ada yang berani melarang," sahut Axcel dengan wajah congkaknya."Sombong sekali," gerutu Adnessa yang memilih meninggalkan tempat itu, dan enggan meladeni ucapan Axcel yang pasti nantinya hanya akan membuatnya kesal."Sa?!" panggil Axcel."Jangan nengok, jangan berhenti!!" gumam Adnessa memperingatkan dirinya sendiri dan semakin mempercepat langkahnya."Adnessa sayang. Jangan telat makan dan jaga diri baik-baik, ya. Kalau ada yang gangguin nanti, bilang saja sudah punya saya!" teriak Axcell, membuat Adnessa yang mendengarnya merasa malu."Dasar gila, apa dia tidak malu mengatakan hal seperti itu?" entah itu hanya sebuah candaan atau bagaimana. Namun, menurut Adnessa, kalimat seperti tadi tidak seharusnya di ucapkan sembarangan seperti ini. Kar

    Last Updated : 2024-12-10
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 10 (Dosen Favorit sejuta umat)

    "Mahasiswi baru? Silahkan perkenalkan dirimu!" Sebenarnya, tidak bertanya pun Revan sudah tahu jika Adnessa adalah mahasiswi baru disini. Dan hal ini hanyalah alasan untuknya agar memiliki kesempatan untuk mendekati Adnessa."Baik, pak!" seketika, Adnessa dapat bernafas dengan lega."Pak Revan, saya tidak sekalian bapak suruh untuk maju ke depan?" tanya Laluna.Revan menaikkan sebelah alisnya, ia sudah hafal sekali dengan sifat mahasiswinya itu yang sering menggodanya, "Kamu mau gantikan saya mengajar disini? Kalau memang begitu, saya persilahkan!""Boro-boro, kalau beneran gue yang ngajar, mungkin generasi gen z akan semakin berantakkan," gumam Laluna seraya menelan salivanya dengan kasar. "Pfffttttttt. Katanya dengan senang hati, pak!" sahut Fransisca dengan lantang, seraya menertawai sahabatnya."ya ampun, Sis. Apa-apaan sih, Lo?" keluh Laluna yag membuatnya mendapat sorakan dari teman yang lain.Sebenarnya, hal seperti ini sudah hal yang biasa untuk Revan. Karena di kampus ini,

    Last Updated : 2024-12-11
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 11 (dintara tuan muda Hansel tuan muda Evander)

    Adnessa yang baru saja membuka pintu kamarnya, heran melihat keberadaan Axcel dan Revan berdiri di depan kamarnya, "Kalian, ngapain di sini?"Revan dan Axcel memang bersahabat, tidak heran jika melihat dosen muda itu berada di kediaman Hansel. Tapi, melihat dua pria ini berdiri di depan pintu kamarnya dengan nafas yang naik turun, membuat Adnessa bertanya-tanya."Saya? Saya mengkhawatirkan kamu," sahut Revan to the poin.Adnessa semakin binggung, "Hah? Apa anda salah bicara, Pak?"Maksudnya, dirinya tidak sepenting itu kenapa seorang dosen seperti Revan bisa mengkhawatirkannya?! Apa aku membuat masalah? Adnessa mencoba untuk mengingat apa yang ia lakukan, yang mungkin membuat masalah tanpa ia sadari.Melihat pakaian yang di kenakan Adnessa sedikit terbuka, Axcel segera melepaskan jas yang ia kenakan untuk Adnessa.'Astaga. Malu sekali,' batin Adnessa yang baru saja menyadari pakaiannya."Maksud saya, tadi Axcel datang ke kampus untuk menjemput kamu, dan saya teringat jika kamu sudah pu

    Last Updated : 2024-12-12
  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 12 (Satu Bulan)

    Deg. Adnessa terdiam, mengira jika kalimat waktu itu hanyalah sebuah lelucon dan Axcel telah melupakannya. Kenyataannya, pria itu Justru menanyakan jawaban tentang pengakuannya pagi tadi."Saya menyukai kamu!" jelas Axcel.Dalam konteks apa? Adnessa tidak ingin terlalu percaya diri, karena tidak semua kata menyukai itu bisa di artikan dalam bentuk pasangan, bisa saja itu hanya sekedar suka layaknya seorang kakak kepada adiknya. Lagi pula, selamanya mereka akan menjadi saudara. Andai kata, suatu saat nanti Axel benar-benar memiliki perasaan kepadanya, Adnessa berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak menyukai pria di depannya ini."Aku juga menyukai mu, karena kita adalah saudara!" Adnessa tersenyum, menatap sekilas wajah Axcel. Saudara? Kebahagiaan di wajah Axcel perlahan meredup, "Apa hanya sebatas itu?""Maksudnya?""Saya menyukai kamu lebih dari perasaan seorang kakak kepada saudari perempuanya. Bagaimana dengan kamu? Apakah perasaan kamu hanya sebatas itu?" tanya Axcel penuh

    Last Updated : 2024-12-14

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 85 (Nasib dan masa depan)

    Baru saja Adnessa memasuki rumah, ia sudah di suguhi dengan suasaa hening dan mencekam. Terlihat, ayah, ibu, Axcel, dan Erika duduk di sofa yang berada di ruangan itu dengan wajah serius, entah hal serius apa yang mereka bicarakan? Namun, sedikit pun ia tidak tertarik untuk mengetahuinya."Sore, Ma, Pa!" sapanya ketika melewati mereka. Dengan tatapan setengah kosong, mungkin saja kalut dengan masalahnya. Adnessa melangkahkan kakinya menaiki anak tangga."Ada apa dengannya, Pa?!" tanya Margaretha, cemas dengan sikap Adnessa yang tidak seperti biasanya. Terlihat sekali jika gadis itu memiliki banyak masalah.Jhonatan menggeleng pelan. Sama seperti istrinya, ia juga penasaran kenapa putrinya bersikap aneh. "Nessa?!" panggil Jhonatan.Adnessa yang telah berada di pertengahan anak tangga menghentikan langkahnya, mendengar suara Jhonatan memanggilnya. "Iya. Ada apa, Pa?!""Kemari, ada yang perlu Papa bicarakan denganmu!" ucap Jhonatan.'Apa yang ingin Papa katakan?!' batinnya bertanya-tanya

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 84 (Anak siapa?)

    Menurutnya, ini adalah hari terburuk untuknya. Konsekuensi ini, sebenarnya ia tidak akan pernah mempermasalahkan, karena biar bagaimanapun anak ini hadir atas perbuatannya yang dengan sadar menjalin hubungan terlarang dengan Axcel, kakak tirinya. Namun, kenapa ini harus terjadi sekarang? Disaat semua sudah berakhir. Disaat semua telah memilih jalannya masing-masing.'Apa yang akan aku katakan kepada Pak Revan nanti?!' batinnya gelisah. Sedikit pun, ia tidak memiliki nyali untuk menghadapi Revan. Apalagi melihat sikap pria itu yang saat ini berubah menjadi murung setelah mengetahui kehamilannya. Bagaimana tidak, pria mana yang tidak akan terkejut melihat kekasihnya hamil? Apalagi, Revan tidak pernah sedikit pun menyentuh Adnessa."Emmm, P-Pak? Anda duluan saja! Biar nanti saya pulang naik taksi saja," ucap Adnessa, ketika mereka telah berada di depan gedung rumah sakit.Walaupun setelah mengetahui kebenarannya tadi Revan tidak mengatakan hal apa pun, tapi ia sudah bisa menebak isi hati

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 83 (Kabar mengejutkan, kehamilan Adnessa)

    Revan yang melihat perubahan dari Adnessa membuatnya khawatir. Ia mengikuti Adnessa yang berjalan tergesa-gesa menuju toilet dengan sebelah tangan membekap mulutnya, seolah menahan gejolak dari dalam perutnya.Ada apa dengannya? Segudang asumsi mengenai Adnessa,tiba-tiba muncul dikepalanya. 'Apa mungkin dia...' batinnya menggantung. Revan menggelengkan kepalanya, berusaha menolak kenyataan terburuk yang muncul di pikirannya. Tapi gejala yang muncul tiba-tiba ini ... Mungkinkah Adnessa tengah hamil? Revan berdiri di samping pintu toilet, menyandarkan tubuhnya di dinding yang berada tepat di samping pintu, menunggu Adnessa dengan setia. Kehadirannya di sana, menyita perhatian semua orang yang berlalu-lalang menuju toilet dengan ekspresi yang berbeda-beda. Namun, Revan tak menghiraukannya, di dalam otaknya hanya dipenuhi dengan Adnessa. Membuatnya bersikap acuh dengan kondisi di sekitar."Astaga. Pak Revan kenapa berdiri di sini?!" Adnessa yang baru saja keluar dari dalam toilet terkeju

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 82 (keanehan Adnessa)

    Pada akhirnya, hari itu Adnessa, Revan, dan Aldynata memutuskan untuk makan sore, pengganti makan siang yang telah terlewatkan. Dua pria dengan status tidak biasa itu terlihat dengan santai mengikuti kemauan Adnessa.Perjalanan menuju restoran sushi seperti yang diminta oleh Adnessa hanya memerlukan waktu beberapa menit dari rumah sakit di mana Adnessa diperiksa tadi. Mobil yang mereka tumpangi akhirnya berhenti. Lagi-lagi Revan dan Aldynata berlomba-lomba untuk membukakan pintu untuk Adnessa."Dy, sebaiknya lo tidak perlu repot-repot! Adnessa itu cewek gue, gue yang lebih berhak untuk memperhatikannya!" ucap Revan to the point, malas untuk berdebat dengan sahabatnya itu dan membuat Adnessa kembali tidak nyaman.Aldynata yang tadinya sudah mengulurkan tangan bermaksud untuk membukakan pintu untuk Adnessa akhirnya mengurungkan niatnya, 'Iya juga, tapi... Kenapa gue jadi sepeduli ini dengan Adnessa?!' batinnya yang baru saja menyadari hal aneh dalam dirinya.Kali ini, tidak ada perdebat

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 81 (Kejutan kehamilan Erika)

    Sore itu, Axcel dan Erika yang sudah berencana fitting gaun pernikahan, akhirnya membatalkan janji itu setelah sebuah kejadian di mana Erika tiba-tiba pingsan. Walaupun Axcel tidak menyukai Erika, namun ia sedikit merasa cemas dan khawatir. Akhirnya tanpa berfikir panjang, Axcel segera membawa Erika ke rumah sakit.Axcel menunggu dokter dengan cemas, ia duduk seorang diri di sebuah kursi panjang yang berada di sebrang pintu UGD. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya dokter keluar dari ruang perawatan. Axcel segera menghampiri dokter, "Bagaimana keadaan Erika, Dok?" tanyanya cemas, raut wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang mendalam.Dokter tersenyum tipis, "Nyonya baik-baik saja. Ia hanya mengalami kelelahan dan tekanan darahnya sedikit rendah. Ia perlu istirahat yang cukup."Axcel menghela napas lega, "Syukurlah. Terima kasih, Dok.""Sama-sama," jawab dokter. "Namun, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Sebagai calon ayah, seharusnya anda harus—""Sebentar, Dok," ucap Ax

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 80 (Ada apa dengan Erika?!)

    "Adnessa?!" Revan sangat terkejut. Suaranya terdengar cukup keras melihat Adnessa yang terjatuh setelah bertabrakan dengan seseorang. Ia merasakan jantungnya berdebar kencang, khawatir dengan keadaan Adnessa.Begitu pun dengan Aldynata. Walaupun tidak seheboh Revan, ia juga khawatir dengan keadaan Adnessa. Matanya menatap Adnessa dengan tatapan cemas, dan ia tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak segera berlari ke arah Adnessa. Memastikan jika gadis itu baik-baik saja.Melihat kejadian itu, Aldynata dan Revan segera berlari menghampiri Adnessa. Ingin memastikan keadaan Adnessa. Mereka berdua sama-sama khawatir dan ingin melindungi Adnessa.Sedangkan Adnessa, gadis itu masih terdiam melihat kehadiran Erika di sana. Ternyata, gadis yang bertabrakan dengannya tadi adalah Erika. Adnessa merasa terkejut dan tidak nyaman dengan kehadiran Erika.Namun, semua rasa ketidanyamananya teraihkan setelah melihat Axcel juga berada disana. Entah dari mana, pria itu berasal yang pasti, Axcel melang

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 79 (Memulai semuanya dengan benar)

    Setelah perdebatan panjang antara Revan dan Aldynata yang berebut untuk mengajak Adnessa makan siang. Adnessa yang tidak sanggup melihat betapa hebohnya dua pria dewasa di depannya ini, akhirnya memutuskan untuk menerima ajakan mereka berdua. Ia merasa pusing dengan perdebatan mereka, dan ia ingin segera makan.Kehebohan Revan dan juga Aldynata ternyata tidak hanya sampai di situ. Ketika mobil yang mereka tumpangi berhenti di basement salah satu pusat perbelanjaan dan pertokoan elit di kota itu. CEO dan dosen tampan itu kembali berebut untuk membukakan pintu untuk Adnessa."Biar saya saja, Dy," ucap Revan, suaranya terdengar tegas. Ia merasa sebagai orang yang lebih dekat dengan Adnessa, lebih tepatnya sebagai kekasih gadis itu, ia merasa lebih pantas membukakan pintu untuk Adnessa."Tidak, saya yang akan membukakan pintu untuknya," balas Aldynata, suaranya terdengar dingin. Ia merasa sebagai CEO perusahaan tempat Adnessa magang, ia berhak memperlakukannya dengan baik."Ckkkk." Adness

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 78 (Keterpaksaan)

    Debaran yang tadinya sudah mulai normal, kembali tidak beraturan setelah mendengar suara Aldynata yang menghentikannya. Apa aku membuat kesalahan? Batin Adnessa bimbang."Makan dengan saya," ucap Aldynata seolah tidak menerima penolakan, suaranya terdengar datar namun tegas, "setelah itu, kamu baru boleh pergi!"Adnessa terdiam, menatap Aldynata dengan tatapan bingung. Ia merasa aneh dengan permintaan Aldynata. Mengapa CEO perusahaan sebesar Wijaya Group mengajaknya makan siang?"Tapi, Pak..." Adnessa mencoba menolak dengan halus, suaranya terdengar ragu. Ia merasa tidak nyaman dengan ajakan Aldynata."Tidak ada tapi-tapian," potong Aldynata, suaranya terdengar dingin. "Saya sudah memutuskan, kamu akan makan siang dengan saya."Adnessa menelan ludah, merasa terintimidasi dengan sikap Aldynata. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa terjebak dalam situasi yang tidak nyaman."Kalau kamu bersedia, maka saya akan memberi satu nilai plus. Bukannya itu sangat baik? Cukup membantu penila

  • Terjerat Pesona Kakak Tiriku   Chapter 77 (Sesi wawancara)

    "Denger-denger, hari ini penguji yang datang adalah CEO Wijaya Group sendiri!" ucap Laluna, matanya membulat penuh antusias, seolah sedang membicarakan bintang film terkenal."Yang benar?" tanya Fransisca tidak percaya, alisnya terangkat, menandakan keraguan yang besar."Beneran, anak-anak yang mendaftar di perusahaan itu banyak yang cabut. Katanya CEO itu terkenal galak!" Laluna mengangguk-angguk, memperkuat ucapannya dengan nada meyakinkan."Tapi katanya CEO-nya muda, ya?" tanya Fransisca lagi, penasaran, membayangkan sosok CEO muda yang karismatik.Laluna mengangguk, "Hmmm.""Yang penting ganteng, gak, sih?!" sahut Fransisca yang justru menjawab dengan sebuah candaan, tawanya terdengar renyah, mencairkan suasana tegang."Biar pun ganteng, tapi... Mau dibawa ke mana-mana tetep gantengan Pak Revan!" sahut Laluna, matanya berbinar-binar, membayangkan ketampanan dosen favorit mereka."Kalian sedang ngomongin apa?!" tanya Adnessa yang baru saja menyusul langkah sahabatnya, akibat Revan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status