Tubuh Noah membatu di tempatnya mendengar apa yang Odelia katakan. Sepasang iris mata pria itu memancarkan jelas rasa keterkejutannya. Napas Noah sedikit memburu. Kata-kata Odelia terus terngiang di dalam benaknya.Noah mulai membalikkan badannya, menatap Odelia dengan tatapan dalam serta penuh arti. “Apa kau bilang?” serunya seraya melangkah mendekat ke arah Odelia. Nadanya tersirat penuh tuntutan agar Odelia menjawab dengan lugas pertanyaannya.Odelia terdiam sebentar mengatur napasnya. Dia berusaha untuk setenang mungkin. Walaupun dia tahu Noah akan marah dan kecewa padanya. Namun, Odelia tidak bisa jika terus menerus hanyalah diam.Ya, Odelia telah mengambil keputusan untuk menceritakan yang sejujurnya pada Noah. Dia tidak ingin terus menerus menutupi hal yang membuat hatinya sesak. Terlebih tadi Victor sudah nekat mendekatinya di belakang Noah. “Victor adalah mantan kekasihku. Dia meninggalkanku demi wanita lain. Keluarganya tidak setuju padaku, karena latar belakangku yang kelu
Noah bisa sedikit tenang karena Odelia tidak percaya dengan ucapan sialan Victor Vendros. Jika saja Odelia sampai memercayai ucapan Victor, Noah bersumpah akan melenyapkan Victor dengan kedua tangannya sendiri.Noah membenci seseorang yang ikut campur urusan kehidupannya. Kalau sampai Victor ikut campur dengan hubungannya dengan Odelia, itu menandakan Victor masih menaruh perasaan pada Odelia.Membayangkan itu semua membuat amarah dalam diri Noah semakin menjadi, layaknya terkena bara api yang panas. Noah tidak akan mungkin hanya diam saja, ketika mengetahui semua ini.Ya, pagi ini Noah tidak datang ke kantornya. Dia hanya menurunkan Odelia saja di depan kantor, dan beralasan memiliki meeting di luar. Untungnya Odelia menurut dan sama sekali tidak curiga pada Noah—yang tengah menutupi sesuatu dari Odelia.Mobil sport Noah mendarat di sebuah gedung pencakar langit di kota New York. Sebuah gedung yang tertuliskan jelas logo ‘V’ yang mana merupakan Vendros Group. Pagi itu, Noah memang me
“Odelia, aku membutuhkan tanda tanganmu.” Darla menyerahkan dokumen yang ada di tangannya pada Odelia yang duduk di kursi kerjanya. Siang itu, Odelia memang sudah cukup sibuk dengan pekerjaan. Beberapa hari kesehatan menurun, membuat pekerjaan Odelia sedikit menumpuk.Sebenarnya, Odelia bisa saja bersantai tapi dia tidak ingin seperti itu. Terlebih gossip Odelia adalah kekasih Noah Danzel sudah tersebar dengan cepat. Odelia tidak ingin menggunakan nama Noah untuk membuatnya malas bekerja.Odelia mengambil dokumen yang diberikan oleh Darla dan segera membubuhkan tanda tangannya ke dokumen itu—lalu memberikan pada Darla. “Laporan yang minggu lalu sudah aku kirimkan ke email-mu. Tolong kau cek email-mu.”Darla mengangguk samar. “Oke, nanti aku akan memeriksa email-ku. Anyway, aku kagum sekali pada Noah yang akhirnya memublikasikan hubungan kalian di depan publik. Kau tahu? Namamu sekarang menjadi pembahasan utama di group kantor. Tapi tenang, tidak ada yang mengatakan hal buruk. Mereka t
Noah turun dari mobilnya, dan melangkah masuk ke dalam perusahaannya. Pria itu melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya—waktu menunjukkan pukul empat sore. Sebelumnya, dia memiliki meeting di luar. Itu kenapa dirinya sekarang baru datang ke kantor.Sebenarnya, Noah bisa saja langsung kembali pulang, namun dia tidak mau karena dia ingin pulang bersama dengan Odelia. Jadwalnya cukup padat. Tadi pagi pun dia tidak bisa berangkat bersama Odelia.Ting! Pintu lift terbuka. Noah melangkah keluar dari lift.“Selamat sore, Tuan.” Seorang sekretaris melangkah menghampiri Odelia yang baru saja keluar dari lift.Noah mengangguk singkat membalas sapaan sang sekretaris. “Apa kau melihat Odelia?” tanyanya datar.“Nona Jackson sudah pulang, Tuan. Tadi yang saya dengar beliau pulang lebih awal,” tutur sang sekretaris sopan.Kening Noah mengerut. “Odelia pulang lebih awal? Apa dia sakit?” tanyanya khawatir. Beberapa hari belakangan ini kesehatan Odelia menurun. Itu kenapa Noah menduga ka
Odelia menatap indahnya malam dari balik jendela kamarnya. Raut wajah wanita itu menunjukkan jelas perasaan sedih. Odelia memutuskan untuk pulang lebih awal, karena suasana hatinya yang sedang kurang baik.Odelia tidak mengira kalau Victor akan sampai berbuat selicik itu. Dia menghasut Monica untuk membencinya. Ya, Odelia sama sekali tidak menyalahkan Monica. Karena dulu Odelia pernah berada di posisi Monica yaitu wanita bodoh yang ditipu oleh cinta.Victor memiliki kelebihan yaitu mampu memperdaya pasangan. Sungguh, Odelia kasihan pada Monica. Seharusnya wanita sebaik Monica tidak mendapatkan pasangan memalukan seperti Victor.Jauh dari dalam lubuk hati Odelia terdalam, dia ingin sekali memberi tahu pada Monica tentang fakta yang ada di depan mata. Akan tetapi, semua itu pasti percuma karena Monica tengah dilanda sebuah cinta buta.Menjelaskan seperti apa pun, pasti apa yang dikatakan Odelia tidak akan didengar oleh Monica. Saat ini yang hanya didengar oleh Monica hanyalah Victor. En
Mengandung anak Noah adalah hal yang selama ini tidak pernah terbesit di dalam pikiran Odelia. Wanita itu diam seribu bahasa dengan pikiran dan perasaan yang berkecamuk ketika tahu dirinya telah berbadan dua.Selama berhubungan seks dengan Noah, memang Odelia sama sekali tidak memakai pengaman. Dia tak pernah mengira kalau dirinya akan hamil. Sungguh, Odelia bingung apa yang dia rasakan saat ini. Tidak bisa Odelia pungkiri bahwa dia sangat bahagia akan fakta di mana dirinya mengandung buah cintanya dengan Noah. Namun, di sisi lain ada rasa khawatir dalam diri Odelia akan sikap Noah. Odelia takut kalau Noah malah tidak menyukai kehamilannya.Odelia meremas pelan kedua tangannya. Dia melirik jam dinding—waktu menunjukkan pukul tujuh malam, namun Noah belum kunjung datang. Tadi, Noah mengirimkan pesan singkat padanya mengatakan kalau akan pulang terlambat, karena ada Axel datang ke kantornya.Tidak! Tidak mungkin! Odelia segera mengeyahkan pikiran buruk yang muncul di benaknya. Beberapa
Odelia tidak henti melukiskan senyumannya membayangkan kejutan yang akan dia buat untuk Noah malam ini. Odelia telah memutuskan untuk tidak langsung memberi tahu Noah. Dia ingin membuat kejutan pada Noah. Segala hal telah dia pikirkan. Meskipun ada perasaan cemas, namun Odelia meneguhkan dalam hati bahwa pasti Noah akan bahagia mendengar kabar kehamilannya. “Noah, hari ini apa kau memiliki meeting di luar?” tanya Odelia seraya menyisir rambut. Pagi menyapa, wanita itu sudah bersiap-siap ke kantor bersamaan dengan Odelia. Masa libur cukup satu hari saja. Odelia tidak mau libur kantor terlalu lama.“Tidak. Hari ini aku tidak memiliki meeting di luar. Kau berangkat bersama denganku saja. Tidak usah membawa mobil.” Noah mengecup kening Odelia.Odelia tersenyum dan mengangguk. “Oke, kalau begitu kita berangkat sekarang.”Noah mengulurkan tangannya ke hadapan Odelia, dan tentu Odelia menyambut uluran tangan Noah, memberikan senyuman manis di wajahnya untuk sang kekasih. Mereka melangkah me
Sepanjang hari perasaan hati Odelia merasa tidaklah nyaman. Meski Noah hanya sebentar saja berbicara di kafe dengan Agnes, tetap saja Odelia benar-benar merasakan ketidaknyamanan.Selama di kantor, Odelia memilih untuk fokus menyelesaikan pekerjaannya. Dia tidak menunjukkan rasa kesal dan marahnya. Bahkan ketika Noah mengajaknya makan siang bersama, Odelia tetaplah berusaha bersikap seperti biasa. Kedatangan Agnes pagi ini di kantor, membuat hati Odelia menjadi was-was. Entah kenapa dirinya was-was. Mungkin karena penampilan Agnes yang terlalu cantik, membuat hati Odelia merasakan takut dan khawatir.Odelia sama sekali tidak menampik bahwa dia khawatir Noah berpaling darinya. Meski dia memiliki sisi keyakinan di mana Noah tidak mungkin melukai hatinya, namun Odelia tetaplah wanita biasa yang memiliki perasaan khawatir kehilangan sang kekasih yang sangat dia cintai.“Odelia…” Noah melangkah menghampiri Odelia yang duduk di ranjang.Waktu menunjukkan pukul sembilan malam. Mereka baru s
Odelia bangun pagi-pagi sekali. Dia berkemas hanya dalam waktu satu jam. Pun dia tak perlu berkemas banyak, karena para pelayan sudah membantunya. Noah sudah menyarankan, kalau ada barang yang tertinggal, bisa membeli di negara tersebut. Tapi Odelia tidak puas. Wanita itu selalu kesal setiap kali berpergian ada barang yang tertinggal.Selama mengemasi barang-barang, ada rasa kesal pada diri Odelia, karena Noah tidak bilang jauh-jauh hari ingin mengajaknya berlibur. Kalau saja Noah bilang jauh-jauh hari, pastinya Odelia akan mempersiapkan barang-barangnya dari jauh-jauh hari.Tak dipungkiri ada rasa bahagia karena Noah mengajaknya berlibur. Tentu saja Odelia merasa bahagia. Selama ini Noah selalu sibuk bekerja. Sekarang sang suami meluangkan waktu untuknya dan anak-anak mereka. Jelas membuat hati Odelia bahagia.Sejak menikah, Odelia memang fokus mengurs Orlin dan Neville. Dia sudah meninggalkan posisi jabatannya di kantor. Jika rindu kantor, pasti Odelia akan datang ke kantor sang sua
Pujian lolos di bibir Orlin sangat polos. Mata Orlin sampai melebar dan mengerjap beberapa kali melihat ketampanan Diego. Sedangkan Diego nampak tak suka di kala Orlin terus menatapnya.Bocah laki-laki itu memilih untuk membuang pandangannya, tak merespon sama sekali pujian yang lolos di bibir Orlin. Tampak jelas bocah laki-laki itu merasa tak nyaman. Tapi dia tidak bisa berbuat apa pun, karena sekarang dia sedang berada di rumah teman lama ayahnya.“Orlin, kemari, Sayang.” Odelia meminta putrinya duduk.Orlin menurut, duduk di samping ibunya. Tepat di kala Orlin sudah duduk—Kimberly memberikan kecupan di pipi bulat Orlin. Terlihat Kimberly sangat gemas pada Orlin yang sangat cantik dan menggemaskan.“Kimberly, ini Orlin, putriku dan Noah.” Odelia mengenalkan Orlin pada Kimberly. “Orlin, berikan salam pada Bibi Kimberly, Paman Damian, dan Kak Diego.”Orlin patuh. Gadis kecil itu melukiskan senyumannya. “Hallo, Paman Damian, Bibi Kimberly—dan kau Kak … ah Diego saja. Aku suka memanggil
Bella dan Yosef datang berkunjung ke mansion Noah dan Odelia. Bella sudah minta maaf pada Odelia, tentang masalah Orlin. Bella meminta maaf karena tidak bermaksud untuk membuat Orlin menjadi anak yang jahat. Tentu Odelia mengerti maksud Bella. Tanpa harus minta maaf, Odelia sudah memaafkan ibu mertuanya.Hubungan Odelia dan Bella bisa dikatakan sangat baik. Meskipun dulu Bella tak menyukai Odelia, tapi sekarang Bella sangatlah menyukai sifat Odelia. Sosok Odelia selain baik, juga tegas membuat ibu Noah itu menjadi luluh. Noah dan Odelia sama-sama anak tunggal di keluarga. Orlin dan Neville selalu menjadi cucu kesayangan dari keluarga Noah dan keluarga Odelia. Tak heran kalau Orlin dan Neville sangat manja, karena memang kedua orang tua Noah dan Odelia sangatlah memanjakan Orlin dan Neville.Namun ada satu sikap Odelia yang membuat banyak kagum padanya. Odelia memiliki sikap yang jauh lebih tegas dan keras dalam mendidik anak. Berbeda dengan Noah yang jauh lebih tenang dan sabar.Odel
Odelia mengatur napasnya seraya memejamkan mata. Wanita cantik itu memijat keningnya, akibat rasa pusing yang melanda. Ya, emosi hari ini membuat Odelia menjadi cukup tak terkendali. Rasa marah bercampur dengan rasa kecewa yang menimbulkan kesesakan.Noah melangkah masuk ke dalam kamar, mendapati sang istri duduk di tempat tidur dengan wajah yang menyimpan rasa kesal. Tanpa perlu ditanya, dia sudah mengerti kenapa emosi sang istri tak mudah menyurut.“Odelia—”“Noah, jangan bicara dulu denganku. Aku ingin istirahat.” Odelia langsung memotong ucapan Noah, meminta suaminya untuk tak bicara. “Putri kita ingin bertemu denganmu.” Noah tetap masuk sambil menggenggam tangan Orlin. Tampak raut wajah Orlin menunjukkan jelas rasa takut. Gadis kecil itu terus menggenggam tangan Noah.Odelia mengalihkan pandangannya, menatap Orlin dengan tatapan tegas.Noah membelai rambut Orlin. “Ayo, lakukan yang tadi kau katakan. Jangan takut.”Beberapa detik, Orlin masih terdiam melihat Odelia yang menunjuk
“Mom, kau sudah keterlaluan. Kau mengajarkan hal buruk pada Orlin. Hari ini dia membuat masalah di sekolah. Dia menghina anak laki-laki yang memberikan hadiah murahan padanya. Tindakan Orlin ini sangat buruk. Odelia sangat kecewa.” Noah berujar dengan nada tegas pada ibunya melalui panggilan telepon.Hal pertama yang Noah lakukan untuk menyelesaikan masalah adalah bicara pada ibunya. Dia tahu bahwa tindakan ibunya, tidaklah benar. Ajaran ibunya membawa dampak negative pada putri sulungnya.Bella mendesah panjang. “Noah, Mommy hanya memberikan nasihat agar Orlin selalu hati-hati dekat dengan laki-laki. Mommy tidak ingin sampai cucu Mommy mendapatkian laki-laki sembarangan.” “Tapi caranya tidak seperti itu, Mom. Kau sama saja mengajarkan hal buruk pada Orlin. Orlin menjadi angkuh. Dia tidak mau bergaul dengan orang yang hidup berkurangan. Ini akan membuat sifat Orlin buruk di masa depan.”“Noah, Mommy tidak bermaksud seperti itu. Mommy hanya tidak ingin Orlin salah memilih pria di masa
Empat tahun berlalu … “Kau sudah keterlaluan Orlin!” Odelia nampak marah dengan putri kecilnya. Raut wajah wanita itu menunjukkan jelas rasa kesal yang tak termaafkan. Dia bertolak pinggang menyalang menatap putri kecilnya yang berusia empat tahun.Bibir Orlin menekuk dalam. “Mom, aku tidak salah. Apa yang aku katakan fakta. Laki-laki tadi terlalu miskin. Grandma bilang, aku harus mendapatkan laki-laki terbaik. Grandma melarangku di masa depan, menjalin hubungan dengan laki-laki yang berbeda kasta denganku.”Mata dan bibir Odelia melebar mendengar apa yang dikatakan putri kecilnya. “Astaga, Orlin! Kau keterlaluan. Ayo pulang sekarang! Kita selesaikan di rumah!”Odelia kehilangan kesabaran. Dia segera membawa masuk Orlin masuk ke dalam mobil, dengan raut wajah kesal. Ya, Orlin Odelia Danzel adalah putri pertama Odelia dan Noah. Gadis kecil itu membuat ulah di sekolah sampai membuat Odelia harus mendatangi sekolahnya.Seumur hidup, Odelia belum pernah sama sekali diuji kesabaran. Membe
Beberapa bulan berlalu … “Nyonya, biar saya saja yang memasukan ke dalam kotak makanan.” Sang pelayan berinisiatif membantu Odelia memasukan makanan ke dalam kotak. Dalam keadaan perut Odelia yang membuncit, tentunya sang pelayan khawatir selalu menjaga Odelia dalam beraktivitas. Tentunya sang pelayan diminta Noah untuk selalu menemani Odelia setiap saat.“Terima kasih.” Odelia tersenyum merespon ucapan sang pelayan. Waktu menunjukkan hampir jam makan siang. Odelia sengaja membuatkan makanan, karena hari ini dia berencana ke kantor mengantarkan makanan pada sang suami tercinta. Usia kandungan Odelia saat ini sudah memasuki minggu ke dua puluh delapan. Perut Odelia sudah sangat membuncit. Bahkan jalan saja sekarang sudah seperti siput. Dia sudah tidak lagi bekerja. Semua karena Noah tak mungkin memberikan izin padanya tetap bekerja.Rencananya hari ini, Odelia akan mengantarkan makan siang ke kantor sang suami. Dia merasa jenuh di rumah. Jadi tak masalah kalau mengantarkan makanan
Para pelayan sejak tadi nampak sibuk mengantarkan makanan dan minuman. Tidak hanya pelayan saja yang sibuk, tapi asisten make-up artist pun terlihat sangatlah sibuk karena harus bolak balik mengambil perlengkapan.Ya, hari ini adalah hari yang telah ditunggu-tunggu oleh Odelia dan Noah. Hari di mana sebentar lagi mereka akan resmi menikah. Hari yang tak pernah sangka akan terjadi di hidup mereka.Gaun pengantin dengan taburan berlian dan mahkota di atas kepala Odelia, menyempurnakan penampilan Odelia Jackson. Hari itu, Odelia berpenampilan seperti layaknya seorang putri Raja yang akan menikah.Darla dan Monica di sana menjadi bridesmaid Odelia. Mereka berdua kagum akan kecantikan Odelia. Bahkan sang make-up artist sejak tadi tak henti memuji Odelia yang tampil begitu cantik sempurna. “Odelia, kau adalah pengantin tercantik tahun ini,” puji Darla dan Monica serempak.Odelia tersenyum membalas pujian Darla dan Monica. “Kalian juga sangat cantik.”“Well, aku berias cukup lama. Kan aku m
Berita tentang rencana pernikahan Odelia dan Noah tersebar luas. Beberapa media ingin mewawancarai, namun Noah menolak tegas wawancara dari para media. Hal yang membuat hubungan Odelia dan Noah menjadi pusat perhatian, karena Odelia pernah menjadi korban penculikan. Noah sengaja tak mengizinkan media untuk mewawancarai Odelia, karena pria itu tak ingin membuat Odelia stress dengan begitu banyak pertanyaan yang datang bertubi-tubi. Lagi pula, Noah tak mau kalau ada orang yang mengungkit lagi penculikan yang terjadi.Noah hanya berfokus pada masa depannya dengan Odelia, tak mau lagi menoleh ke apa yang sudah lewat. Apa yang berlalu, sudah berlalu. Dia ingin memulai kehidupan baru dengan Odelia tanpa ada gangguan siapa pun.Ngomong-ngomong, keluarga Odelia dan keluarga Noah telah bertemu. Kedua belah pihak saling menyambut hangat. Baik keluarga Odelia ataupun keluarga Noah memang tak ingin menunda-nunda pernikahan Odelia dan Noah. Apalagi kondisinya Odelia sekarang sudah berbadan dua.S