Share

chapter 39

Setelah Dr. Felix pamit, meninggalkan penthouse dalam keheningan, Mikhail tetap duduk di sofa, tubuhnya tampak lebih rileks, namun pikirannya jauh dari tenang.

Astoria duduk di seberang Mikhail, hendak membereskan cangkir teh yang ia sajikan untuk dokter Felix dan Mikhail.

Mikhail memperhatikan Astoria dengan lebih seksama. Tatapannya turun, melihat kalung liontin yang menggantung di leher istrinya itu, sebuah benda kecil, tapi penuh arti.

Ada rasa ingin tahu yang tersembunyi di balik tatapannya yang dingin. Ia tidak terbiasa menunjukkan perasaan, tetapi sesuatu dalam diri Astoria selalu membuatnya ingin tahu lebih banyak.

"Kemana ayahmu?" tanyanya tiba-tiba, suaranya tetap rendah dan datar, seolah ini hanyalah pertanyaan biasa.

Astoria terdiam sejenak, menghentikan aktivitasnya membereskan cangkir-cangkir itu, lalu menatap Mikhail dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, namun ia berusaha menyembunyikan emosinya.

"Ayah pergi sete
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status