Mata Ivander membola melihat wajah Olivia yang ada di sampingnya. “Olivia?” ucap Ivander terlihat kesal. Olivia gugup dan langsung meminta maaf, “Maafkan saya Tuan Ivander karena saya sudah lancang. Namun, saya tidak bisa membiarkan Tuan kesusahan sendiri tadi,” ungkap Olivia. Lysia melangkah ke kamar Ivander untuk melihat suaminya itu. Namun, saat dia berada di ambang pintu, dia terdiam ketika melihat wanita muda yang mengenakan pakaian seragam pelayan rumah ini sedang bersimpuh di samping ranjang tempat Ivander berada. Lysia pun menghampiri mereka dengan wajah heran. “Lain kali kamu harus minta izin dulu kepada istri saya untuk masuk ke kamar ini. Dia adalah nyonya rumah disini dan saya tidak mau menerima sentuhan apapun darimu. Saya ingatkan kembali ya Olivia, bahwa kamu saya maafkan dan berikan keringanan untuk bisa bekerja kembali disini. Namun, bukan berarti kamu bisa masuk dan menyentuh saya sesuka hatimu!” geram Ivander. “Ivander ada apa?” tanya Lysia. Dia tidak mengira
Lysia langsung mendorong tubuh Ivander yang berada di atasnya. “Ivander? Apa yang kamu lakukan?” tanya Lysia terkejut. Ivander langsung saja duduk sambil tersenyum, dia garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Kelakuannya memang sangat buas tadi.“Sayang, aku sudah sangat merindukan kamu. Aku ingin melepaskan kerinduan itu, sampai kapan aku puasa? Ini sudah satu bulan lebih dan kamu juga sudah beres masa nifas kan?” balas Ivander dengan wajah yang genit. Bahkan sampai mengedipkan sebelah matanya ke arah Lysia beberapa kali. Dia ingin memadu kasih dengan istrinya itu, dia sudah sangat tidak tahan.Lysia gelengkan kepalanya pelan, “walaupun masa nifasku sudah beres. Tapi luka kamu itu,” ucap Lysia sambil menunjuk ke arah pinggang. “Sayang, luka aku sudah tidak terasa sakit lagi. Aku sudah sembuh total, oke. Jadi, please kita lakukan sekarang. Apalagi mempeng Fathan sedang tertidur lelap. Jadi, kita tidak akan mendapatkan gangguan,” goda Ivander. Lysia langsung beranjak dari tempatnya
“Ya ampun, Mama mau bicara apa ya? Mungkin kah dia ingin memperingatkan aku agar bisa menjaga Ivander. Apalagi seharian ini kami terlihat begitu dekat. Aku yakin mama tidak suka karena mengingat luka Ivander yang belum sembuh,” gumam Lysia dalam batinnya. Wajah Lysia pun menjadi pucat, dia mempunyai rasa malu akan hal ini.Kylie ingin tersenyum melihat wajah Lysia yang tegang, dia tahu apa yang ada di dalam pikiran Lysia karena selama ini dia selalu memperingatkan Lysia agar menjaga jarak dengan Ivander agar tidak kebablasan. Lalu, Kylie pun langsung saja menggebrak meja membuat Lysia dan Ivander terkejut setengah mati. “A-ampun Ma. Kami tidak melakukannya!” ceplos Lysia membuat Kylie tersenyum. “Kalian …. Boleh berangkat untuk honeymoon!” ungkap Kylie sambil tersenyum. Ivander dan Lysia pun saling pandang, lalu kembali mengarahkan pandangannya kepada Kylie. “Apa?” respon keduanya terkejut. “iya,” jawab Kylie tersenyum, “Mama sudah menemui dokter untuk menanyakan bagaimana kondis
Semua orang pun berbisik-bisik melihat seorang pria tampan dan gagah itu menggendong wanita muda dan cantik.“Ist, siapa wanita yang seberuntung dia? Digendong oleh pria yang tampan dan begitu gagah?” bisik orang yang ada di aula hotel. “Entahlah, dia diperlakukan dengan sangat baik, wanita itu memang beruntung,” balas seseorang lagi. Semua wanita yang menyaksikan merasa iri dan langsung menyenggol pasangannya agar sama-sama membuat mereka seperti Lysia. Sayangnya tidak ada pria yang seberani Ivander untuk menunjukan ketangguhannya dengan menggendong wanitanya di hadapan umum. “Ivander, sudah cukup turunkan aku. Aku sangat malu, mereka semua menatap kita dan hal itu membuatku tidak nyaman,” keluh Lysia. “Kita sudah menjadi pasangan sah, Sayang. Lagian kita tidak merugikan mereka, mereka memandang mu dengan iri karena dimanjakan di hadapan orang banyak olehku. Jadi, sudah jangan dipikirkan,” balas Ivander. Setelah melewati beberapa lorong dan lift, akhirnya Ivander pun sampai di k
Lysia pun menghela nafas lega sambil membalas senyuman dari Ivander. Seperti biasa Fathan hanya akan luluh dengan ucapan dari papanya itu. Ivander kembali duduk untuk menyetarakan tingginya dengan Fathan, menatapnya dengan senyuman lalu menyibakan rambut Fathan. “Kalau begitu, Papa berangkat dulu ya. Jaga Mama dengan baik anak Papa,” ucap Ivander. “Siap, Pak!” jawab Fathan sambil hormat. Ivander pun langsung pergi dari sana, tapi saat dia hendak melangkah. Tiba-tiba saja Lysia menahan lengannya, “mau pergi tanpa bawa bekal?” tanya Lysia yang sudah siap dengan bekal makanan yang tadi dia siapkan. Lysia sungguh tidak ingin kalau suaminya itu pergi dengan tangan kosong yang mengakibatkannya akan merasa lapar dan beli makanan diluar yang dia tidak tahu bagaimana kehigienisannya. Jadi, dia pun dengan sigap selalu membuatkan bekal makanan untuk Ivander. “Hehe aku lupa, Sayang,” jawab Ivander sambil nyengir kuda. Lysia pun gelengkan kepalanya, “kebiasaan ya kamu selalu saja lupa untuk
“Sayang … Papa pulang ….” ucap Ivander setelah memasuki rumah. Melihat ayahnya yang sudah pulang, membuat Fathan begitu antusias berlari dan menghampirinya. “Papa!!!” teriak Fathan senang.Ivander tersenyum dengan wajah lesunya karena begitu kelelahan. Lysia pun yang berada di sofa, langsung turun dan menghampiri Ivander untuk menyambutnya. “Sayang, kenapa pulang terlambat?” tanya Lysia. “Tidak papa, Sayang. Hanya saja ada tugas yang menumpuk,” jawab Ivander. Sedangkan Fathan langsung merangkul Ivander serta Ivander pun memangku tubuh Fathan.“Papa mana mainan yang Papa janjikan dari kemarin?” tagih Fathan, kemarin Ivander berjanji akan membelikan mainan robot tempur terbaru. “Ya ampun, anak Papa! Maaf sekali Papa rupanya melupakan itu. Papa janji besok akan Papa belikan ya,” jawab Ivander. Lysia dan Fathan pun hanya bisa menghela nafas, mereka bertiga pun mengobrol sambil berjalan menuju ke arah sofa. “Kamu ini, Ivan. Padahal Fathan gak mau tidur karena janji kamu yang akan
Lysia menahan air matanya yang ingin tumpah ruah. Lysia mengetahui bagaimana hubungan Ivander dengan Cecilia kala itu. Jadi, kemungkinan besar apa yang Cecilia katakan itu adalah fakta. Namun, ada pertanyaan yang besar yang ingin Lysia tanyakan, yaitu … Kenapa Cecilia munculnya baru sekarang? Kenapa Cecilia tidak muncul disaat dia mengandung Revan, karena saat itu Lysia belum bersama dengan Ivander. Jadi, akan ada kemungkinan besar untuk Ivander hidup bahagia bersama dengan Cecilia. Lysia hendak membuka mulut untuk menanyakan apa yang ada di dalam pikirannya. Namun, Cecilia langsung mendahuluinya.“Sebenarnya … sebenarnya aku ingin menemuimu saat aku sedang mengandung waktu itu. Namun, aku takut kalau kamu menolaknya, atau bahkan mengejar kami untuk di habisi. Aku takut memikirkan bagaimana kemarahanmu, karena aku tahu betul bagaimana karaktermu wahai Ivander. Aku tahu bagaimana perjanjian kita ketika berhubungan, bahkan kau tidak ingin jika aku menuntutmu untuk menikahiku. Jadi, aku
Pagi ini semua sudah berkumpul di ruang tengah.Cecilia dan Revan duduk di sofa dengan perasaan yang tidak sabar untuk melihat kemurkaan Lysia. Mereka ingin agar Lysia murka serta pergi. Sementara itu, David berwajah masam, dia telah bertekad untuk mengungkapkan bahwa Revan bukan anak dari Ivander dan dialah yang membuat ulah. Walaupun tindakannya yang bodoh ini pasti akan menghancurkannya, tapi dia harus memberitahukan kebenaran. David sudah pasrah dengan perbuatannya, dan untuk kedepannya, dia mempunyai pelajaran yaitu jangan mengikuti hati yang sedang emosi. Ivander turun dengan wajah yang tajam dan dingin. Dia menuruni tangga dengan tampangnya yang sudah rapih. Sedangkan Fathan, dia sedang bersama dengan Bi Surti di ruangan itu. Fathan ingin mengetahui kenapa ada anak kecil dan Tante yang dia temui kemarin malam. Namun, Bi Surti dengan cepat langsung membawanya keluar rumah. Cecilia semakin tidak sabar dan ingin agar segera tinggal di rumah ini sebagai nyonya rumah. “Revan, s