Lysia pun menghela nafas lega sambil membalas senyuman dari Ivander. Seperti biasa Fathan hanya akan luluh dengan ucapan dari papanya itu. Ivander kembali duduk untuk menyetarakan tingginya dengan Fathan, menatapnya dengan senyuman lalu menyibakan rambut Fathan. “Kalau begitu, Papa berangkat dulu ya. Jaga Mama dengan baik anak Papa,” ucap Ivander. “Siap, Pak!” jawab Fathan sambil hormat. Ivander pun langsung pergi dari sana, tapi saat dia hendak melangkah. Tiba-tiba saja Lysia menahan lengannya, “mau pergi tanpa bawa bekal?” tanya Lysia yang sudah siap dengan bekal makanan yang tadi dia siapkan. Lysia sungguh tidak ingin kalau suaminya itu pergi dengan tangan kosong yang mengakibatkannya akan merasa lapar dan beli makanan diluar yang dia tidak tahu bagaimana kehigienisannya. Jadi, dia pun dengan sigap selalu membuatkan bekal makanan untuk Ivander. “Hehe aku lupa, Sayang,” jawab Ivander sambil nyengir kuda. Lysia pun gelengkan kepalanya, “kebiasaan ya kamu selalu saja lupa untuk
“Sayang … Papa pulang ….” ucap Ivander setelah memasuki rumah. Melihat ayahnya yang sudah pulang, membuat Fathan begitu antusias berlari dan menghampirinya. “Papa!!!” teriak Fathan senang.Ivander tersenyum dengan wajah lesunya karena begitu kelelahan. Lysia pun yang berada di sofa, langsung turun dan menghampiri Ivander untuk menyambutnya. “Sayang, kenapa pulang terlambat?” tanya Lysia. “Tidak papa, Sayang. Hanya saja ada tugas yang menumpuk,” jawab Ivander. Sedangkan Fathan langsung merangkul Ivander serta Ivander pun memangku tubuh Fathan.“Papa mana mainan yang Papa janjikan dari kemarin?” tagih Fathan, kemarin Ivander berjanji akan membelikan mainan robot tempur terbaru. “Ya ampun, anak Papa! Maaf sekali Papa rupanya melupakan itu. Papa janji besok akan Papa belikan ya,” jawab Ivander. Lysia dan Fathan pun hanya bisa menghela nafas, mereka bertiga pun mengobrol sambil berjalan menuju ke arah sofa. “Kamu ini, Ivan. Padahal Fathan gak mau tidur karena janji kamu yang akan
Lysia menahan air matanya yang ingin tumpah ruah. Lysia mengetahui bagaimana hubungan Ivander dengan Cecilia kala itu. Jadi, kemungkinan besar apa yang Cecilia katakan itu adalah fakta. Namun, ada pertanyaan yang besar yang ingin Lysia tanyakan, yaitu … Kenapa Cecilia munculnya baru sekarang? Kenapa Cecilia tidak muncul disaat dia mengandung Revan, karena saat itu Lysia belum bersama dengan Ivander. Jadi, akan ada kemungkinan besar untuk Ivander hidup bahagia bersama dengan Cecilia. Lysia hendak membuka mulut untuk menanyakan apa yang ada di dalam pikirannya. Namun, Cecilia langsung mendahuluinya.“Sebenarnya … sebenarnya aku ingin menemuimu saat aku sedang mengandung waktu itu. Namun, aku takut kalau kamu menolaknya, atau bahkan mengejar kami untuk di habisi. Aku takut memikirkan bagaimana kemarahanmu, karena aku tahu betul bagaimana karaktermu wahai Ivander. Aku tahu bagaimana perjanjian kita ketika berhubungan, bahkan kau tidak ingin jika aku menuntutmu untuk menikahiku. Jadi, aku
Pagi ini semua sudah berkumpul di ruang tengah.Cecilia dan Revan duduk di sofa dengan perasaan yang tidak sabar untuk melihat kemurkaan Lysia. Mereka ingin agar Lysia murka serta pergi. Sementara itu, David berwajah masam, dia telah bertekad untuk mengungkapkan bahwa Revan bukan anak dari Ivander dan dialah yang membuat ulah. Walaupun tindakannya yang bodoh ini pasti akan menghancurkannya, tapi dia harus memberitahukan kebenaran. David sudah pasrah dengan perbuatannya, dan untuk kedepannya, dia mempunyai pelajaran yaitu jangan mengikuti hati yang sedang emosi. Ivander turun dengan wajah yang tajam dan dingin. Dia menuruni tangga dengan tampangnya yang sudah rapih. Sedangkan Fathan, dia sedang bersama dengan Bi Surti di ruangan itu. Fathan ingin mengetahui kenapa ada anak kecil dan Tante yang dia temui kemarin malam. Namun, Bi Surti dengan cepat langsung membawanya keluar rumah. Cecilia semakin tidak sabar dan ingin agar segera tinggal di rumah ini sebagai nyonya rumah. “Revan, s
Bibi Cecilia terlihat gugup, tapi dia harus melanjutkan perkataannya karena ini adalah hal yang serius. Dia tidak mau melihat Revan menjadi boneka Cecilia demi mendapatkan harta dan kekuasaan. “Semenjak Cecilia mengandung, Saya selalu mendesak dia agar mengatakan siapa ayah dari anak yang dikandungnya itu. Namun, Cecilia terus berkata bahwa Revan adalah putramu. Saya tidak bisa percaya begitu saja karena sering melihat Cecilia yang berjalan dengan beberapa pria dalam satu Minggu. Jadi, saat Cecilia hendak menyusul kediaman Tuan dan menuntut hak, maka saya langsung menahannya,” ungkap Bibi Cecilia. Cecilia geram dan langsung mengepalkan tangannya. Bahkan dia pun mencoba untuk menghentikan bibinya itu, tapi ajudan Ivander menghentikannya dengan langsung mencekal kedua tangan Cecilia. “Ada apa, Cecilia? Kau diamlah biar semuanya jelas,” pinta Ivander. Bibi Lysia pun melanjutkan, “saya menahan Cecilia, karena dia tidak punya bukti bahwa dia mengandung putra Tuan. Saya memintanya untuk
Cecilia mencoba untuk mengungkapkan rahasia yang dia tahu tentang Ivander. Dia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Yang sekarang dia inginkan hanyalah kehancuran Ivander dan Lysia. Dari dulu Cecilia begitu ingin menjadi istri dari Ivander, tapi tidak pernah terwujud. Cecilia berusaha untuk tetap sabar dan menerima pernikahan Ivander dan Lysia yang awalnya hanyalah sebuah kompromi, tapi rupanya pernikahan itu malah terwujud dengan penuh cinta. Saatnya sekarang Cecilia berani untuk menghancurkan hubungan Ivander dan Lysia. David yang masih menunduk di tempatnya, merasa terkejut dengan ucapan yang begitu tegas dari Cecilia. Wanita itu rupanya bukan wanita biasa yang bisa dianggap enteng, dia memiliki keberanian untuk terus bicara secara lantang, tanpa memikirkan nasib dia untuk kedepannya karena berani menghadapi seorang Ivander. Ivander hendak melangkah untuk menampar Cecilia, tapi dia langsung ditahan oleh Lysia. “fakta apa yang akan dia ungkapkan? Kenapa fak
Kenyataan yang begitu pedih, mengiris hati dan benar-benar membuka luka lama yang sudah terbuang. “Ceritakan cepat, kenapa kau tega melakukan itu? Aku sudah memaafkanmu tentang semuanya, tapi aku tidak menyangka bahwa kamu memang benar-benar penjahat yang sebenarnya. Bahkan kau tidak pantas untuk disebut sebagai seorang manusia!” bentak Lysia kecewa berat. Ivander tidak mampu lagi untuk menjelaskan semuanya, bahkan baru sepertiga jelasan ini saja sudah membuat Lysia murka. Jadi, Ivander tidak mampu untuk melanjutkan ceritanya lagi. Ivander pun juga sungguh sangat menyesal karena perbuatannya. Andai dia bisa mengulang waktu, maka dia tidak akan membunuh kedua orang tua Lysia. Lysia langsung berdiri tegak dan menghapus air matanya, “Dasar pembunuh! Kau tega mencoba untuk menjerat orang tuaku dengan hutang, dan mencoba menjerat kesepakatan untuk menjualku kepadamu, dan ketika mereka ingin membayar hutang, disitulah kau membunuh orang tuaku!” gerutu Lysia geram. “Sudah cukup, Ivander
Sementara itu … Ivander berada di dalam bathtub dan merendam dirinya dari tadi. Dia tidak bisa melukiskan rasa sesal dan kepedihannya sendiri. Juga tidak punya teman untuk meluapkan kepedihannya. “Aku sangat mencintaimu, Lysia. Aku tidak sanggup kehilanganmu … inilah yang aku takutkan saat hendak berbicara jujur, aku sungguh takut kalau sampai kamu pergi meninggalkan aku seperti ini,” gumam Ivander sambil menangis. Tubuhnya yang tinggi dan gagah tertutupi oleh air busa. Walaupun sekarang tubuh Ivander sudah mulai menggigil, tapi tidak bisa membuat dia menghentikan perendaman ini. Dia begitu menyesal dan tidak tahu cara untuk menebus kesalahannya. “Tuan Ivander!!! Apakah Anda baik-baik saja di dalam?” Terdengar suara sayup-sayup di luar yang terus memanggil namanya. Membuat Ivander merasa terganggu. “Tuan, kami akan menghubungi Nyonya Kylie,” teriak Olivia dan Bi Surti. Mereka berdua sangat khawatir dan berniat menghubungi Kylie untuk membuat keadaan Ivander menjadi lebih baik. W