“Ya ampun kakak ipar, ada apa?” tanya Irfan yang hendak memasuki kamar Lysia yang pintunya terbuka dengan lebar. Lysia tergagap, dia terkejut setengah mati dengan kedatangan Irfan yang tiba-tiba. “Ya ampun, Irfan. Aku …” Lysia begitu gelagapan karena tingkahnya yang sampai meluk-meluk foto Ivander. Lysia pun mencari alasan agar tidak begitu malu di hadapan Irfan.“Irfan, aku sedang mengukir foto ini, terlihat begitu miring. Jadi, aku ukur dengan tanganku,” ujar Lysia menjelaskan dengan gugup. Irfan hanya menahan senyum, dan menggelengkan kepalanya. Dia sekarang mulai merasa beruntung karena dia dulu tidak sempat untuk membunuh Lysia. Kalau sampai itu terjadi, maka penyesalan yang akan dia rasakan seumur hidup. Dia sekarang begitu mensyukuri keberadaan Lysia yang sampai bisa merubah keluarga Brxian Dxel menjadi lebih dekat dan hangat, terutama Ivander.“Ada apa?” tanya Lysia dengan wajah polosnya. “Kakak ipar, aku datang kemari karena ingin mengambil sebuah berkas yang ada di dalam
“Bagaimana, Dok?” tanya Kylie dengan cemas. Saat ini mereka sedang memeriksakan kondisi Fathan. Dokter tersenyum sambil menatap Lysia dan Kylie. “Dede Fathan tidak kenapa-kenapa kok, mungkin memang tadi sempat mengalami kembung, tapi sekarang sudah baik dan sembuh. Bunda jangan khawatir ya. Bayi mengalami kembung itu adalah hal yang wajar karena sistem saluran pencernaannya belum berfungsi dengan sempurna,” jelas Dokter. Kylie dan Lysia pun menarik nafas lega. Mungkin ini adalah kali pertama untuk Lysia yang baru mengurus bayi. Namun, Kylie pun yang sudah menjadi seorang ibu pun merasa cemas dengan keadaan cucu pertamanya sehingga hal sepele seperti ini pun membuatnya panik. Apalagi kondisi Fathan yang memang baru ditemukan. “Baiklah dokter kalau begitu, terimakasih,” jawab Lysia dan mereka berdua pun keluar dari ruangan dokter spesialis anak. “Lysia, berhubung kamu ada disini, lebih baik kamu temui saja Ivander. Dia kelihatannya sangat merindukan kamu tuh, mungkin Fathan juga sa
“Ya ampun Lysia, sekarang bagaimana keadaan Fathan? Apakah dia baik-baik saja?” tanya Ivander panik.“Dia tidak apa-apa,” jawab Lysia santai. “semua sudah beres?” tanya Kylie yang sudah membereskan biaya administrasi dan memasuki ruangan.“Iya, Ma. Semua sudah beres,” jawab Lysia sambil menggusur koper yang berisikan barang-barang milik Ivander. “Ya sudah ayo kita pulang,” ajak Kylie. ***Ivander, Lysia, Fathan dan Kylie pun sedang berada di dalam mobil. Mereka menuju perjalanan pulang. “Ma, Papa dimana?” tanya Ivander. “Papa gak bisa ikut, karena sedang mengurusi misi,” jawab Kylie. Lysia yang mendengar pun langsung menunduk, sebenarnya dia tidak sengaja mendengar percakapan ayah mertuanya kemarin soal misi berbahaya yang akan mereka jalankan dan ada rasa cemas menyelimutinya. Lalu, dia pun mengalihkan pandangannya keluar dan tidak sengaja melihat pedagang kaki lima. Rasanya Lysia ingin sekali jajan di pinggiran sana. Namun, Lysia pun menahan keinginannya karena enggan untuk me
Mata Ivander membola melihat wajah Olivia yang ada di sampingnya. “Olivia?” ucap Ivander terlihat kesal. Olivia gugup dan langsung meminta maaf, “Maafkan saya Tuan Ivander karena saya sudah lancang. Namun, saya tidak bisa membiarkan Tuan kesusahan sendiri tadi,” ungkap Olivia. Lysia melangkah ke kamar Ivander untuk melihat suaminya itu. Namun, saat dia berada di ambang pintu, dia terdiam ketika melihat wanita muda yang mengenakan pakaian seragam pelayan rumah ini sedang bersimpuh di samping ranjang tempat Ivander berada. Lysia pun menghampiri mereka dengan wajah heran. “Lain kali kamu harus minta izin dulu kepada istri saya untuk masuk ke kamar ini. Dia adalah nyonya rumah disini dan saya tidak mau menerima sentuhan apapun darimu. Saya ingatkan kembali ya Olivia, bahwa kamu saya maafkan dan berikan keringanan untuk bisa bekerja kembali disini. Namun, bukan berarti kamu bisa masuk dan menyentuh saya sesuka hatimu!” geram Ivander. “Ivander ada apa?” tanya Lysia. Dia tidak mengira
Lysia langsung mendorong tubuh Ivander yang berada di atasnya. “Ivander? Apa yang kamu lakukan?” tanya Lysia terkejut. Ivander langsung saja duduk sambil tersenyum, dia garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Kelakuannya memang sangat buas tadi.“Sayang, aku sudah sangat merindukan kamu. Aku ingin melepaskan kerinduan itu, sampai kapan aku puasa? Ini sudah satu bulan lebih dan kamu juga sudah beres masa nifas kan?” balas Ivander dengan wajah yang genit. Bahkan sampai mengedipkan sebelah matanya ke arah Lysia beberapa kali. Dia ingin memadu kasih dengan istrinya itu, dia sudah sangat tidak tahan.Lysia gelengkan kepalanya pelan, “walaupun masa nifasku sudah beres. Tapi luka kamu itu,” ucap Lysia sambil menunjuk ke arah pinggang. “Sayang, luka aku sudah tidak terasa sakit lagi. Aku sudah sembuh total, oke. Jadi, please kita lakukan sekarang. Apalagi mempeng Fathan sedang tertidur lelap. Jadi, kita tidak akan mendapatkan gangguan,” goda Ivander. Lysia langsung beranjak dari tempatnya
“Ya ampun, Mama mau bicara apa ya? Mungkin kah dia ingin memperingatkan aku agar bisa menjaga Ivander. Apalagi seharian ini kami terlihat begitu dekat. Aku yakin mama tidak suka karena mengingat luka Ivander yang belum sembuh,” gumam Lysia dalam batinnya. Wajah Lysia pun menjadi pucat, dia mempunyai rasa malu akan hal ini.Kylie ingin tersenyum melihat wajah Lysia yang tegang, dia tahu apa yang ada di dalam pikiran Lysia karena selama ini dia selalu memperingatkan Lysia agar menjaga jarak dengan Ivander agar tidak kebablasan. Lalu, Kylie pun langsung saja menggebrak meja membuat Lysia dan Ivander terkejut setengah mati. “A-ampun Ma. Kami tidak melakukannya!” ceplos Lysia membuat Kylie tersenyum. “Kalian …. Boleh berangkat untuk honeymoon!” ungkap Kylie sambil tersenyum. Ivander dan Lysia pun saling pandang, lalu kembali mengarahkan pandangannya kepada Kylie. “Apa?” respon keduanya terkejut. “iya,” jawab Kylie tersenyum, “Mama sudah menemui dokter untuk menanyakan bagaimana kondis
Semua orang pun berbisik-bisik melihat seorang pria tampan dan gagah itu menggendong wanita muda dan cantik.“Ist, siapa wanita yang seberuntung dia? Digendong oleh pria yang tampan dan begitu gagah?” bisik orang yang ada di aula hotel. “Entahlah, dia diperlakukan dengan sangat baik, wanita itu memang beruntung,” balas seseorang lagi. Semua wanita yang menyaksikan merasa iri dan langsung menyenggol pasangannya agar sama-sama membuat mereka seperti Lysia. Sayangnya tidak ada pria yang seberani Ivander untuk menunjukan ketangguhannya dengan menggendong wanitanya di hadapan umum. “Ivander, sudah cukup turunkan aku. Aku sangat malu, mereka semua menatap kita dan hal itu membuatku tidak nyaman,” keluh Lysia. “Kita sudah menjadi pasangan sah, Sayang. Lagian kita tidak merugikan mereka, mereka memandang mu dengan iri karena dimanjakan di hadapan orang banyak olehku. Jadi, sudah jangan dipikirkan,” balas Ivander. Setelah melewati beberapa lorong dan lift, akhirnya Ivander pun sampai di k
Lysia pun menghela nafas lega sambil membalas senyuman dari Ivander. Seperti biasa Fathan hanya akan luluh dengan ucapan dari papanya itu. Ivander kembali duduk untuk menyetarakan tingginya dengan Fathan, menatapnya dengan senyuman lalu menyibakan rambut Fathan. “Kalau begitu, Papa berangkat dulu ya. Jaga Mama dengan baik anak Papa,” ucap Ivander. “Siap, Pak!” jawab Fathan sambil hormat. Ivander pun langsung pergi dari sana, tapi saat dia hendak melangkah. Tiba-tiba saja Lysia menahan lengannya, “mau pergi tanpa bawa bekal?” tanya Lysia yang sudah siap dengan bekal makanan yang tadi dia siapkan. Lysia sungguh tidak ingin kalau suaminya itu pergi dengan tangan kosong yang mengakibatkannya akan merasa lapar dan beli makanan diluar yang dia tidak tahu bagaimana kehigienisannya. Jadi, dia pun dengan sigap selalu membuatkan bekal makanan untuk Ivander. “Hehe aku lupa, Sayang,” jawab Ivander sambil nyengir kuda. Lysia pun gelengkan kepalanya, “kebiasaan ya kamu selalu saja lupa untuk