Share

Bab 79

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-12 15:56:51
"Ya, menurutku pekerjaan ini agak menyiksamu. Ini hanya sebuah pekerjaan, kamu nggak perlu menahan diri hanya untuk itu." Dimas menyeka air mata Amel dengan sabar dan lembut, tatapannya terlihat penuh tekad.

"Kita punya banyak pilihan tentang bagaimana melakukan pekerjaan kita. Kita bisa bekerja paruh waktu atau membuka toko sendiri. Arahnya berbeda, jadi hasilnya juga akan berbeda. Saat bekerja, kita mungkin dimanfaatkan atau menemui kesulitan. Ketika kamu membuka toko sendiri, sukses atau gagal memang nggak diketahui, tapi setidaknya kamu memiliki keberanian, juga kesempatan untuk mengubah takdirmu, bukan?"

Perkataan Dimas benar.

Jika berhasil, dia bisa menjadi pemilik toko. Jika gagal, dia hanya perlu terus bekerja. Paling-paling, Amel hanya tidak akan bekerja di toko ini lagi atau terlilit utang.

Saat memikirkan utang, inilah yang paling dikhawatirkan dan ditakuti oleh Amel. Dia membual bahwa dia akan menghidupi Dimas. Namun, jika dia gagal, dia akan terlilit banyak utang. Bukankah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 80

    Tak lama kemudian, keduanya sampai di pasar. Mereka memilih sayuran dan menawar harga seperti biasa.Kemuraman sebelumnya tidak memengaruhi kemampuan tawar-menawar wanita itu sama sekali. Dia dengan cekatan memilih bahan untuk hidangan favorit ayah dan ibunya dengan wajah ceria.Melihat senyuman yang seperti sinar matahari kecil di wajah Amel, Dimas merasa sedikit bingung.Wanita ini selalu hangat dan optimis."Apa yang kamu lihat? Aku akan membuatkan udang rebus untukmu malam ini, mau nggak?" Amel mengambil jaring ikan yang diserahkan oleh penjual. Dia bersiap untuk mengambil dua kilogram udang segar.Udang-udang itu melompat ke sana kemari, membuat air terciprat ke mana-mana.Mengingat wajah Dimas yang terkena cipratan saat terakhir kali mereka membeli ikan, Amel menyuruh Dimas untuk mundur. Udang itu ditempatkan di kolam kecil di bawah, membuat Amel harus berjongkok untuk mengambilnya.Namun, Dimas sama sekali tidak mundur. Sebaliknya, Dimas berjongkok di dekat Amel untuk membantuny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 81

    Mereka kelihatannya ingin mengatakan sesuatu.Dimas yang mengerti pun duduk di sebelah Amel. Dia tampak sangat baik dan pengertian.Gibran menunjukkan sikap seorang tetua. Dia mengangkat kepalanya, melihat sekeliling ruangan, lalu berkata sambil mengerutkan kening, "Aku dan ibumu datang ke sini hari ini karena ingin melihat tempat tinggal kalian. Kami juga ingin melihat apakah ada barang yang perlu ditambahkan atau apakah kalian menemukan kesulitan yang perlu dibantu. Bagaimanapun juga, kalian adalah pengantin baru dan nggak memiliki tabungan lebih. Kalau kalian memiliki kesulitan, kami juga bisa mengerti."Kesulitan ....Dimas tersenyum ringan tanpa berkata apa-apa. Dia mungkin mengalami kesulitan di tempat kerja atau dalam hubungan, tapi dia tidak akan pernah mengalami kesulitan masalah uang."Ayah, kami baik-baik saja. Kami memiliki semua yang dibutuhkan di sini," jawab Amel buru-buru sambil tersenyum.Gibran melemparkan pandangan ke arah Amel, mengangkat kaca mata di hidungnya, lal

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 82

    Lili berkata dengan cemas, "Meski begitu, harga rumah selalu meningkat dari hari ke hari. Sekarang kalian sudah menikah, bagaimana bisa kalian baru berpikir untuk membeli rumah dua tahun lagi? Kalian bisa menghemat banyak uang dengan membeli rumah lebih awal.""Bu, aku dan Dimas akan membahas masalah membeli rumah ini. Segalanya harus dilakukan secara bertahap, sama seperti makan suap demi suap."Amel memeluk lengan ibunya dan bersikap manja. Dia tidak ingin membicarakan tentang masalah membeli rumah lagi.Lili mengerutkan kening, bersiap melanjutkan kata-katanya, "Amel ....""Ayah, Ibu, jangan khawatir. Aku pasti akan membeli rumah. Aku dan Amel pasti akan memiliki rumah kecil kami sendiri," kata Dimas dengan suara yang dalam dan sikap penuh tanggung jawab.Amel menatap Dimas dengan cemas. Bagaimana bisa Dimas berjanji untuk membeli rumah dengan begitu mudah! Selain itu, dia masih ingin membuka tokonya sendiri.Sebenarnya, Lili juga menunggu kata-kata ini dari menantunya. Dia menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 83

    Namun ... sekarang dia dan Dimas sedang berpacaran dalam hubungan pernikahan, bukan?Mereka belum pernah berhubungan seperti suami istri dan masih menjalin hubungan, kenapa tiba-tiba sudah mau menemui mertua?Sebenarnya, ucapan ibunya juga ada benarnya, mereka sudah menikah secara sah, jadi cepat atau lambat pasti akan bertemu dengan mertua. Entah apa yang akan terjadi sampai saat itu.Sementara Amel merenung, Lili tersenyum dan menasihatinya, "Nak, mau seperti apa pun ibunya, kita cukup melakukan tugas kita. Kamu juga buah hati keluarga kita, nggak ada bedanya dengan Dimas. Dia menyukaimu, jadi dia pasti akan mengurus soal keluarganya, 'kan?"Dimas menyukainya?Entah kenapa, hati Amel berdebar kencang ketika mendengar kata "suka".Apakah Dimas menyukainya? Mungkin hanya tidak membencinya, 'kan?Amel bahkan masih tidak bisa percaya akan dirinya yang menikah langsung dengan Dimas.Apakah ini bayaran atas pernikahan ini?Amel tidak fokus mendengarkan ucapan Lili, dia hanya tersenyum dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 84

    Tiba-tiba Amel bergumam dan menghentikan niatan Dimas.Gerakan tangan Dimas terhenti, kemudian dia mendengar Amel berkata, "Bu, Apakah Dimas menyukaiku?"Ternyata Amel sedang mengigau!Namun, Amel memanggilnya dalam mimpi.Beginikah rasanya diingat oleh orang?Apakah tadi Amel bertanya dirinya menyukai Amel atau tidak? Apa maksudnya? Apakah Amel sudah memiliki perasaan kepadanya?Dimas tersenyum dengan bahagia, tentu saja.Tentu saja dia menyukai Amel!Dimas belum pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya. Dia sangat yakin bahwa dirinya sangat menyukai perasaan nyaman ketika sedang bersama Amel. Amel memiliki aura yang hangat, seperti kembang api yang nyata dan terang.Dia belum pernah merasakan perasaan seperti ini terhadap orang lain.Dimas tersenyum dan menatap rupa Amel yang lucu. Dia pun tidak menahan diri lagi dan langsung beraksi.Dimas mencium aroma bir bercampur persik yang menyegarkan, mencium Amel dengan pelan. Awalnya, dia hanya ingin mencobanya, tapi ketika bibir me

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 85

    Jelas sekali bahwa Dimas tidak ingin melanjutkan topik pembicaraan ini.Amel pun cemberut. Dalam hati, dia merasa bahwa mungkin Dimas sudah agak kesal. Kalau benar begitu, entah kenapa dia merasa agak sedih."Baiklah, aku mandi dulu."Ketika bangkit untuk naik ke atas, entah karena mabuk atau berbaring terlalu lama, kaki Amel tidak bertenaga, dia pun terjatuh."Awas!"Dimas menangkap Amel dengan cekatan, lalu Amel malah berbalik masuk ke pelukannya.Amel mendekap di dada Dimas dengan terkejut dan sedikit terengah.Dimas mengenakan kaus berwarna putih, Amel bisa merasakan kehangatan dari pakaian tersebut."Mengagetkanku saja!" gumam Amel. Kemudian, dia mengangkat kepalanya dan menatap Dimas dengan panik. Saat itu, dia baru menyadari bahwa dirinya sangat dekat dengan Dimas.Seketika, wajah Amel memerah. Dia langsung melepaskan diri dari Dimas.Namun, tangan Dimas yang memegang pinggang Amel malah menjadi semakin erat.Amel tidak tahu apa yang sedang terjadi, dia hanya merasa wajahnya san

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 86

    "Nanti aku akan menyuruhnya untuk meneleponmu kembali begitu dia keluar, ya?""Ya, tentu saja."Irfan langsung mematikan teleponnya, dia panik sampai berkeringat dingin.Setelah telepon dimatikan, Dimas keluar dengan mengenakan jubah mandi dengan rambut yang masih agak basah. Tubuhnya yang tinggi dengan sedikit hawa panas membuatnya tampak sangat santai.Dimas selalu tidur malam, sedangkan Amel sangat suka tidur. Jadi, biasanya Amel sudah tertidur lelap ketika Dimas selesai mandi.Mungkin seperti inilah tampak orang tampan setelah mandi.Amel melihat Dimas dengan agak terpesona."Siapa yang menelepon?"Dimas sangat senang melihat Amel menatapnya seperti itu, sebelum terkejut begitu melihat ponsel yang berada di tangan Amel.Ponsel itu adalah ponselnya.Amel agak panik karena memang tidak terlalu baik untuk menerima panggilan orang lain, jadi dia pun meminta maaf, "Oh, itu, Pak Irfan meneleponmu, tadi kamu nggak dengar waktu aku panggil, tapi aku takut dia ada urusan mendesak, jadi aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 87

    Dimas adalah orang yang mudah terbangun. Karena pergerakan Amel agak heboh, dia pun langsung terbangun.Ketika mereka saling bertatapan, Amel merasa sangat malu sehingga wajahnya memerah.Apanya yang tidur dengan diam!"Kenapa?" tanya Dimas yang kebingungan sambil mengernyit. Wajah Amel merah sekali, apakah dia sakit?Dimas mengulurkan tangan untuk memegang dahi Amel, Amel pun menghindar dengan refleks.Dimas terkejut dan tatapannya menjadi muram. Dia tampak sangat kasihan seperti anjing yang terluka."Aku ... aku membangunkanmu, maaf." Amel menelan ludah karena agak gugup."Nggak perlu minta maaf, tidurku sudah cukup." Dimas tersenyum, lalu bangun untuk memakai pakaian.Dimas adalah tipe pria yang tampak kurus, tapi sebenarnya memiliki otot. Proporsi tubuhnya yang sempurna dan perut berototnya benar-benar luar biasa.Amel belum pernah melihat Dimas berganti pakaian. Awalnya dia merasa agak canggung, tapi kalau dipikir, tidak ada salahnya juga Dimas melakukan itu. Dia yang sudah terlal

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status