Share

Bab 87

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-12 15:56:51
Dimas adalah orang yang mudah terbangun. Karena pergerakan Amel agak heboh, dia pun langsung terbangun.

Ketika mereka saling bertatapan, Amel merasa sangat malu sehingga wajahnya memerah.

Apanya yang tidur dengan diam!

"Kenapa?" tanya Dimas yang kebingungan sambil mengernyit. Wajah Amel merah sekali, apakah dia sakit?

Dimas mengulurkan tangan untuk memegang dahi Amel, Amel pun menghindar dengan refleks.

Dimas terkejut dan tatapannya menjadi muram. Dia tampak sangat kasihan seperti anjing yang terluka.

"Aku ... aku membangunkanmu, maaf." Amel menelan ludah karena agak gugup.

"Nggak perlu minta maaf, tidurku sudah cukup." Dimas tersenyum, lalu bangun untuk memakai pakaian.

Dimas adalah tipe pria yang tampak kurus, tapi sebenarnya memiliki otot. Proporsi tubuhnya yang sempurna dan perut berototnya benar-benar luar biasa.

Amel belum pernah melihat Dimas berganti pakaian. Awalnya dia merasa agak canggung, tapi kalau dipikir, tidak ada salahnya juga Dimas melakukan itu. Dia yang sudah terlal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 88

    "Terima kasih."Amel menyeka wajahnya dan mengucapkan terima kasih dengan tidak jelas.Setelah mencuci wajah, Amel tampak jauh lebih segar. Kulitnya yang memang putih tampak menjadi lebih cerah.Amel menatap Dimas yang sedang tersenyum dengan kebingungan, "Kamu juga belajar untuk pakai, bagus untuk kulit."Sambil bicara, Amel memegang wajah Dimas. Setelah memegang kulit wajah Dimas yang semulus telur yang sudah dikupas kulitnya, Amel merasa sangat terkejut, "Wajahmu sama sekali nggak berminyak, kulitmu benar-benar bagus sekali, irinya."Amel mengerutkan bibirnya dan menatap Dimas dengan heran, "Kamu juga nggak tampak seperti tokoh pria muda di televisi, kenapa kulitmu bisa semulus itu? Apakah kamu diam-diam melakukan perawatan?"Sudut bibir Dimas berkedut, bagaimana kalau dia bilang ini bawaan dari lahir?Dulu, Dimas akan pergi ke tempat perawatan setiap minggu untuk merilekskan diri. Dia sangat rajin dan makanan yang dimakannya juga tidak kuat rasanya, mungkin saja karena itu?"Nggak,

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 89

    Amel sangat sabar. Saat memasak mi, dia mengajari Dimas cara memasak mi yang enak. Dia bahkan mengajari Dimas cara membuat telur mata sapi.Kali ini adalah pertama kalinya Dimas memasak telur mata sapi sendiri seumur hidupnya. Perasaan ini sungguh aneh baginya. Meski rasa masakannya biasa saja, Amel tetap memujinya. Wanita itu mengatakan bahwa kemampuannya dalam memasak sangat baik. Amel juga mengatakan bahwa saat pertama kali dia memasak, dia menghancurkan beberapa butir telur. Lili juga mengatakan bahwa dia membuang-buang makanan."Ibuku juga bilang kalau aku nggak bisa masak, nggak akan ada laki-laki yang menginginkanku di masa depan. Hahaha. Siapa sangka sekarang aku nggak hanya bisa memasak, tapi juga menjadi seorang koki makanan penutup profesional!" kata Amel sambil tersenyum dengan bangga. Dia mengedipkan mata pada Dimas sebelum melanjutkan, "Aku juga sudah punya suami sekarang. Kata-kata Ibuku semuanya salah."Melihat wanita itu berbicara tentang masa lalunya dengan begitu gem

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 90

    Amel mengangguk, tidak bisa menahan diri untuk mengeluh tentang perilaku menjijikkan manajer toko itu.Dimas tersenyum, lalu berujar, "Baiklah, aku akan mengantarmu ke toko untuk menyerahkan surat pengunduran diri. Aku juga sudah menghubungi toko temanku. Kita akan pergi melihatnya nanti, oke?""Oke!" Amel memberi isyarat oke dan segera membersihkan meja setelah makan.Sekitar setengah jam kemudian, Amel mengganti pakaian, merias wajahnya dengan riasan tipis, lalu pergi bersama Dimas.Memanfaatkan waktu kosong ini, Dimas menelepon sepupunya, Yunita."Kak Dimas, apa matahari terbit dari barat hari ini? Ada urusan apa sampai kamu meneleponku secara pribadi?" tanya Yunita dengan sedikit nada kagum.Nada suara Dimas tidak lagi selembut saat dia berbicara dengan istri kecilnya. Dia sudah kembali ke sikap dinginnya yang biasa saat berkata, "Pilihkan dua set produk perawatan kulit yang belum pernah kamu buka, lalu berikan pada kakak iparmu."Setelah jeda, pria itu menambahkan, "Aku mau yang t

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 91

    "Besar sekali tempat ini." Amel menghela napas dengan penuh emosi dan tatapan iri. Peralatan di sini sangat lengkap. Selain itu, karena dulunya tempat ini adalah sebuah toko kue, ruangannya hampir sempurna, seakan dibuat khusus untuknya.Terlebih lagi, tempat ini cukup besar, cocok untuk melayani makan di tempat ataupun pesan antar. Lingkungannya juga bagus. Ruangan di sini didominasi warna putih, dengan lampu kristal emas muda yang saling melengkapi, membuat toko makanan penutup ini menjadi elegan.Amel tampak puas. Hal ini membuat hati Dimas merasa bahagia.Pria itu meletakkan tangannya di bahu Amel, menunjuk ke seluruh aula sembari berkata, "Hm, sisi kanan adalah ruang makan yang lebih cocok untuk pekerja kantoran dan pelajar, sementara sisi kiri adalah area untuk balita. Ini cocok untuk ibu dan bayi. Tapi menurutku, perlu ada area untuk ruang menyusui yang nyaman. Bagaimana menurutmu?"Amel tak dapat menyembunyikan kebahagiaan dalam matanya saat mendengar ini. Dia menatap Dimas den

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 92

    Setelah memikirkannya, Amel tidak bisa menahan diri untuk mengulurkan tiga jari."Enam juta? Bagaimana kalau enam juta?"Dia berkedip ke arah Dimas, lalu berkata dengan tatapan polos, "Aku tahu ini toko temanmu, tapi kita nggak bisa selalu berpikir untuk mengambil keuntungan dari orang lain. Toko seperti ini harga sewanya sekitar 8 juta sebulan. Aku sudah menghitungnya, jumlah maksimum yang bisa aku bayarkan untuk sewa saat ini adalah 6 juta. Tapi kita bisa menyewanya dengan sistem tahunan dan membayar deposit sebesar 20 juta terlebih dulu, lalu membayar sisa biaya sewanya setiap bulan. Selain itu, kita bisa memberi temanmu produk gratis juga. Bagaimana? Apakah menurutmu ini bagus?"Dimas mengangkat alisnya. Gadis kecil itu tidak hanya memiliki prinsip, tapi juga pandai berbisnis.Sambil menjaga harga sewa tetap rendah, dia juga menunjukkan ketulusan yang dalam, dipadukan dengan sedikit sentuhan kemanusiaan."Begini saja, bagaimana kalau kamu memberiku nomor telepon temanmu? Biar aku y

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 93

    Jari-jari Dimas yang memegang ponsel sedikit menegang. Dia bertanya dengan suara yang dalam, "Amel, kenapa kita nggak menyewanya seharga 3 juta saja? Temanku juga melihat nggak mudah bagiku untuk memulai bisnis, jadi dia ingin membantuku."Cukup sulit bagi Dimas untuk berbohong dengan serius.Namun, Amel menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan tegas, "Nggak bisa. Kalau begini, kamu akan berutang budi yang besar pada temanmu. Segala sesuatu di dunia ini mudah untuk dibicarakan, tapi sulit untuk membayar utang budi. Biarkan aku yang bicara dengannya. Kalau dia nggak setuju, kita bisa menyewa toko lainnya."Dimas mengerutkan kening sambil bertanya, "Apa toko ini nggak bagus?""Bukannya nggak bagus, malah bagus sekali. Kalau aku hanya membayar uang sewa 3 juta, aku akan merasa nggak nyaman. Kalau hatiku nggak nyaman, pekerjaan ini nggak akan menarik lagi."Ah, sungguh sulit untuk melawan wanita ini.Terkadang terlalu memiliki prinsip, membuat Dimas jadi sangat pusing.Namun, justru ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 94

    Entah kenapa, Amel merasakan perasaan hangat di hatinya saat mendengar jawaban pria itu.Amel tampaknya sangat mudah terpesona akhir-akhir ini.Kilat rasa malu yang muncul di matanya tentu saja tidak luput dari pandangan Dimas.Wanita itu makin peduli pada dirinya. Tanda ini jelas adalah hal yang bagus.Keduanya punya pemikiran masing-masing. Saat mereka berbincang, ponsel Amel tiba-tiba berdering.Telepon itu berasal dari sahabat Amel, Lidya.Ketika Amel menjawab telepon, dia mendengar suara Lidya yang memekakkan telinga, "Temanku! Kesayanganku! Kenapa kamu mengundurkan diri? Apa yang terjadi? Kenapa kamu nggak langsung memberitahuku? Huhuhu, apa kamu sudah nggak menganggapku sahabatmu? Terjadi hal sebesar ini, tapi kamu nggak memberitahuku!""Aku .... Bukannya aku nggak mau memberitahumu. Aku baru saja mengundurkan diri, masih nggak tahu harus berkata apa. Bagaimana kamu tahu kalau aku mengundurkan diri? Tentu saja kita masih bersahabat. Aku hanya mencoba untuk mencari waktu yang tep

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 95

    Melihat kekhawatiran Amel, Dimas kurang lebih bisa menebak alasannya. Dia mengusap kepala Amel sambil berkata, "Jangan khawatir. Kalau orang tuamu bertanya, kamu bisa menyerahkan semua tanggung jawab padaku."Amel melirik Dimas. Dia merasa khawatir sekaligus geli.Apa pria ini tidak takut orang tuanya akan menyalahkannya?"Lidah Ibuku cukup tajam. Kemarin kita berjanji pada mereka untuk membeli rumah. Kalau aku menyerahkan tanggung jawab tentang masalah mengundurkan diri ini padamu, apa kamu nggak takut orang tuaku akan menyalahkanmu?"Dimas menggelengkan kepala saat menjawab, "Ayah dan Ibu adalah orang yang bijaksana. Selain itu, menurutku nggak ada salahnya kamu mewujudkan impianmu. Anak muda harus berusaha mewujudkan mimpi mereka."Yang terpenting, Dimas punya kemampuan dan sumber daya finansial. Dia bisa melepas identitas sementara ini jika diperlukan.Dengan kata-kata Dimas, Amel seakan memiliki keberanian di dalam hatinya. Dia tersenyum, lalu berkata, "Nggak apa-apa. Aku sudah be

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status