Share

Bab 436

Penulis: Lucy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 17:37:38
"Omong-omong, tiket konser ini sangat sulit didapat. Bagaimana kamu bisa mendapatkannya?" Lidya merasa sangat penasaran di dalam hati.

Lidya yang rela menghabiskan banyak uang, bahkan tidak bisa mendapatkan tiket dari calo. Namun, Dimas malah bisa mendapatkan empat tiket sekaligus.

"Seorang teman yang memberikannya padaku," jawab Dimas dengan acuh tak acuh.

"Betapa baiknya temanmu itu." Lidya tanpa bisa ditahan merasa emosional.

"Lidya, kamu pergi ke rumahku malam-malam. Pasti demi empat tiket ini saja, 'kan?" Dimas akhirnya melihat betapa gilanya para wanita itu mengejar artis.

"Tentu saja. Akhirnya, kamu melakukan sesuatu yang hebat." Lidya menatap Dimas dengan sedikit kekaguman di matanya. Satu tiket konser benar-benar sudah bisa membuat Lidya terpikat.

"Oke. Sekarang sudah malam. Bagaimana kalau kamu menginap di rumah kami malam ini?" Amel menguap.

"Nggak, nggak. Aku nggak akan lama-lama di sini. Aku harus segera pulang dan mempersiapkan diri dengan baik." Lidya tinggal di rumah Am
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 437

    "Oke, oke, kalau begitu kita istirahat dulu di rumah." Lidya berbaring di sofa sebelah Amel tanpa sungkan.Setelah makan siang, mereka berkendara ke tempat konser bersama. Karena terlalu banyak penggemar yang datang untuk menghadiri konser, terjadi kemacetan parah. Dimas harus memarkir mobilnya di tempat parkir pinggir jalan. Kemudian, mereka berempat turun dari mobil, lalu berjalan hampir setengah jam sebelum sampai di pintu masuk konser."Untung kita datang lebih awal, jadi kita nggak terlambat." Lidya menghela napas lega. Melihat betapa padatnya kemacetan lalu lintas, dia pikir dia akan melewatkan separuh acara konser."Kita berempat harus tetap berdekatan, jangan sampai terpisah." Amel memberi instruksi saat melihat kerumunan orang di tempat tersebut.Masih ada waktu setengah jam sebelum konser dimulai, tapi tempat ini sudah penuh sesak. Karena mereka datang agak terlambat, jadi agak sulit bagi mereka untuk mendapatkan tempat duduk di kursi barisan depan.Saat ini, Dimas berjalan m

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 438

    Saat Leo sedang bernyanyi, dia tiba-tiba berhenti di depan Amel. Dia berlutut, lalu memberikan properti bunga di tangannya pada Amel.Mata Amel membelalak tak percaya. Dia mengambil bunga yang diserahkan padanya dengan terkejut, rasanya seperti sedang bermimpi. Ketika Dimas melihat ini, dia menatap Leo dengan tatapan tajam. Namun, pemuda itu malah mengedipkan mata ke arah Dimas sebelum mengambil mikrofon, lalu melarikan diri."Astaga! Amel! Aahhh! Kamu benar-benar menerima bunga dari Leo. Aku iri sekali!" Lidya melihat buket mawar di tangan Amel, hampir saja meneteskan air mata iri."Senang sekali. Leo benar-benar memberiku bunga!" Amel masih tenggelam dalam kegembiraannya, seperti telah benar-benar melupakan keberadaan Dimas.Dimas pun mengerucutkan bibirnya. Bahkan saat dia memberikan kalung pada Amel semalam, Amel juga tidak sesenang ini."Lidya, kalau kamu sangat menyukainya, aku akan memberikannya padamu." Amel dengan murah hati meletakkan bunga itu ke tangan Lidya. Lidya sangat t

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 439

    Ketika Leo mendengar ini, dia melirik ke arah Dimas dengan bangga. Ketika dia memilih karier ini, Dimas sebagai kakaknya, sangat menentangnya. Dimas bahkan mengurungnya di rumah selama seminggu. Untungnya, dia berhasil mencapai prestasi yang diharapkan."Leo, bolehkah kita berfoto bersama?" tanya Lidya dengan ragu-ragu."Tentu saja." Leo langsung menyetujuinya.Amel dan Lidya masing-masing berdiri di samping Leo, lalu berfoto bersama dengannya."Leo, pasti kamu sangat capek setelah mengadakan konser yang panjang hari ini. Jadi, kami nggak akan mengganggumu lagi," kata Amel dengan sopan."Baiklah. Jangan lupa untuk datang lagi saat aku mengadakan konser lain kali, ya!" Leo mengantar kepergian mereka dengan senyuman di wajahnya."Sayang, kamu ternyata kenal dengan Leo!" Di tengah perjalanan, Amel menatap Dimas dengan tatapan tidak percaya.Amel tidak bisa memahami bagaimana suaminya bisa mengenal Leo. Bagaimana bisa keduanya bertemu?"Setelah apa yang terjadi hari ini, aku makin yakin ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 440

    Ketika Amel dan Dimas sedang tidur nyenyak, bel pintu yang keras tiba-tiba berbunyi, membangunkan keduanya dari alam mimpi."Siapa yang mengganggu kita pagi-pagi begini?" Amel mengusap matanya yang masih mengantuk, lalu turun dari tempat tidur dengan enggan."Sayang, biar aku saja yang membuka pintunya," kata Dimas sambil bangkit dari tempat tidur."Kak, Kak Amel, aku datang untuk menemui kalian!" Suara penuh energi Yunita langsung terdengar begitu pintu terbuka."Bukannya kamu sudah pulang? Kenapa kamu ada di sini lagi? Lain kali jangan datang sepagi ini dan mengganggu tidurku dengan Amel," kata Dimas sambil mengerutkan kening, tidak merasakan kegembiraan sama sekali.Yunita mendengus sedih, lalu berkata, "Kak, aku datang ke sini segera setelah aku turun dari pesawat. Karena aku sangat ingin segera bertemu dengan kalian, aku jadi lupa memeriksa waktu ketika datang ke sini."Amel yang berada di kamar tidur mendengar suara Yunita datang dari ruang tamu. Dia pun segera merapikan pakaian,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 441

    "Baiklah." Seperti kata pepatah, jika kamu menerima sesuatu dari orang lain, kamu akan menuruti mereka. Jadi, Amel langsung menyetujui tanpa ragu-ragu.Yunita terbang kembali langsung dari luar negeri. Dia masih belum pulih dari jet lag, tapi malah ingin pergi ke pusat perbelanjaan bersama Amel. Yunita biasanya sangat sibuk dengan pekerjaannya, hampir tidak punya waktu untuk pergi berbelanja. Alasan kenapa dia punya banyak waktu kali ini adalah karena perhiasan rancangannya menjadi populer musim ini. Jadi, dia bisa istirahat sejenak. Gelang yang dia berikan pada Amel adalah hasil rancangannya sendiri."Kak Amel, aku nggak begitu familier dengan Kota Nataya. Apa kamu tahu di mana tempat yang menjual pakaian yang bagus?" tanya Yunita.Amel berpikir sejenak sebelum menjawab, "Sebenarnya ada satu tempat. Harga pakaian di sana juga oke. Tapi aku nggak tahu apa kamu akan menyukainya atau nggak."Alasan mengapa Amel memiliki kekhawatiran ini adalah karena cara berpakaian Yunita yang tidak sed

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 442

    "Tunggu sebentar." Amel tiba-tiba menghentikan langkah Yunita.Yunita berbalik menatap Amel dengan ekspresi bingung, lalu bertanya, "Ada apa, Kak Amel?""Aku harus memberitahumu satu hal dulu sebelumnya. Kalau kamu menemukan pakaian yang kamu suka nanti, beri tahu aku dulu. Aku akan menawarkannya untukmu. Selain itu, saat aku sedang menawar, kamu nggak boleh mengatakan apa-apa," jelas Amel dengan wajah serius. Dia bisa melihat bahwa Yunita bukan orang yang pandai menawar, jadi dia memberi peringatan khusus.Yunita mengangguk, tampak sangat penurut. Dia pun menjamin, "Jangan khawatir, Kak Amel. Aku nggak akan bicara sembarangan."Amel mengangguk puas sebelum memimpin Yunita masuk.Begitu masuk, Yunita langsung dibuat tercengang. Pusat perbelanjaan itu dipenuhi dengan toko-toko kecil. Toko-toko itu dipenuhi dengan berbagai jenis barang, berbeda sekali dengan toko-toko yang biasa menjual barang-barang mewah.Mereka berdiri di pintu, lalu Amel menjelaskan lagi, "Pakaian ada di lantai satu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 443

    Pakaian termurah Yunita seharga jutaan. Ketika Amel menawar seharga 360 ribu, Yunita sontak terkejut, tetapi tidak berani menunjukkan keterkejutannya dengan jelas di depan pemilik toko itu."Jangan kembali, tunggu saja. Kemungkinan besar dia akan meminta kita untuk kembali," ucap Amel. Amel masih belum menarik Yunita pergi jauh, ketika suara pemilik toko itu terdengar dari belakang."Oke, oke. Kalian berdua, kembalilah.""Kak Amel, kamu sangat hebat," sahut Yunita dengan mata bersinar. Dia kegirangan seperti seorang anak kecil."Aku akan mengemasnya untuk kalian. Lain kali kalau datang ke sini, jangan menawar denganku seperti ini lagi, ya," ucap pemilik toko itu sambil membungkus pakaiannya ke dalam kantong."Kamu memberi kita harga murah, kami pasti akan kembali lagi kelak," jawab Amel sambil membawa barang hasil penawarannya dan mengajak Yunita pergi dengan senang hati.Yunita sudah tidak sabar untuk mengenakan setelan jas merah muda itu, dia berkata, "Wah, Kakak bisa membeli pakaian

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 444

    Amel membawa Yunita ke pusat perbelanjaan terbesar di Kota Nataya dengan mengendarai sepeda listrik. Yunita mengerutkan keningnya bingung dan bertanya, "Kak Amel, aku ingat kita juga melihat dasi di Pasar Citra. Sepertinya model dasi di sana lebih banyak dan murah. Kenapa kamu nggak membelikan dasi untuk Kak Dimas di sana saja?""Dasi itu berbeda dengan pakaian. Nggak peduli pakaian itu bagus atau nggak, dasi itu berbeda dan yang dibeli adalah mereknya. Kakakmu juga termasuk seorang pimpinan, jadi dia nggak boleh terlihat terlalu lusuh," kata Amel dengan nada serius. Tentu saja, membelikan dasi untuk Dimas tidak boleh sembarangan, karena dasi juga merupakan simbol jati diri seorang pria.Saat mendengar itu, Yunita tersenyum, lalu menyahut, "Kak Amel, kamu sangat perhatian. Kakakku beruntung sekali bisa menikah denganmu."Amel tersenyum malu-malu. Kemudian, dia dan Yunita berjalan ke dalam pusat perbelanjaan dan langsung menuju area toko yang khusus menjual jas dan dasi.Amel sekilas la

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01

Bab terbaru

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 541

    Lidya sudah terbiasa bebas dan tidak ingin terlalu cepat terikat oleh pernikahan."Baiklah, kita berdua nggak perlu terburu-buru. Orang tuamu dan orang tuaku mungkin sudah nggak sabar untuk menyuruh kita menikah karena ingin segera punya cucu," kata Andi dengan nada bercanda."Kalau Amel nggak menceraikan Dimas, dia mungkin harus mengikuti Dimas kembali ke Kota Ambara. Akan sulit untuk bertemu dengannya lagi di masa depan," sahut Lidya dengan sedih ketika memikirkan hal ini.Andi memeluk bahu Lidya dengan hangat sambil berkata, "Nggak apa-apa. Kalau kamu merindukan kakakku, kita bisa mengunjunginya kapan saja. Lagi pula, sekarang masih ada aku yang menemanimu, 'kan?"Lidya menghela napas, lalu menjawab, "Bagaimana kamu bisa dibandingkan dengan kakakmu."Di sisi lain, Dimas mengambil sup penghilang rasa mabuk yang sudah dimasak, lalu dengan hati-hati menyuapkannya kepada Amel. Setelah sibuk selama setengah malam, dia baru tertidur di samping Amel dengan mengantuk.Sinar matahari pagi me

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 540

    Pada saat ini, Amel sudah tersungkur di atas meja, sementara Lidya terbelalak saat melihat Dimas melangkahkan kakinya selangkah demi selangkah ke arah mereka. Lidya pun mengguncang bahu Amel dengan lembut sambil berkata, "Amel, Dimas ada di sini.""Dimas? Dia itu penipu besar. Aku nggak akan pernah peduli lagi padanya," ucap Amel dengan tidak jelas sambil memeluk botol bir.Dimas mengerutkan kening saat mendengar kata-kata Amel. Melihat Amel dalam keadaan mabuk seperti itu, Dimas merasakan sakit di dalam hatinya."Amel, aku akan mengantarmu pulang," kata Dimas dengan lembut. Amel memaksakan diri untuk mengangkat kepalanya, lalu menatap Dimas yang ada di depannya. Dimas tampak tersenyum kepadanya."Aku nggak akan pulang." Amel menegaskan setiap kata yang diucapkannya. Dia masih marah karena Dimas sudah menipunya."Ka ... kalau begitu, aku serahkan Amel kepadamu. Aku pergi dulu." Melihat suasananya tidak terlalu bagus, Lidya pun bersiap untuk menyelinap pergi. Identitas Dimas sebagai dir

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 539

    Amel ragu-ragu untuk beberapa saat, sebelumnya akhirnya perlahan-lahan berkata, "Sejujurnya, aku benar-benar nggak rela berpisah dari Dimas. Sejak kami menikah sampai sekarang, dia selalu memperlakukanku dengan sangat baik. Dimas adalah contoh sempurna dari suami yang baik."Semalam saat berbaring di tempat tidur, yang terlintas di benak Amel hanyalah kebaikan Dimas kepada dirinya. Amel pun menjadi tidak begitu marah lagi."Hatiku masih sangat kacau sekarang." Amel menggaruk-garuk kepalanya dengan kesal."Jangan khawatir. Semua pasti akan ada jalan keluarnya," bujuk Lidya sambil menepuk bahu Amel dengan lembut."Bagaimana kalau kita minum bersama malam ini, untuk menenangkan suasana hati?" usul Lidya saat melihat Amel tampak bingung dan gelisah.Sebelumnya, Amel pasti akan menolaknya. Namun, sekarang Amel langsung menyetujuinya tanpa ragu. "Oke."Dimas menghabiskan sepanjang pagi di rumah sakit. Kondisi Nenek Salma juga sudah stabil. "Ayah, Ibu, Nenek, masih ada beberapa hal yang harus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 538

    "Tentu saja, Kak Amel. Aku benar-benar ingin terus bekerja di sini," kata Clara dengan tegas. Dia sudah memantapkan hati untuk tetap bekerja pada Amel."Oke." Raut wajah Amel langsung menunjukkan perasaan lega.Dimas memesan penerbangan paling awal dan bergegas pulang malam itu juga. Sesampainya di rumah sakit, Salma sudah beristirahat di bangsal."Ayah, Ibu, aku datang.""Akhirnya kamu datang juga. Nenekmu terus menyebut-nyebut namamu sepanjang malam tadi," tegur Bela.Dimas berjalan menghampiri ranjang Salma dengan perasaan bersalah. Tiba-tiba saja Dimas menyadari jika neneknya benar-benar sudah sangat tua. Entah sejak kapan, rambut neneknya sudah memutih semua.Untuk sementara waktu ini, Dimas tidak memenuhi kewajibannya sebagai cucu. Dimas juga gagal membina hubungan asmaranya. Tiba-tiba saja, Dimas merasa agak sedih dan kecewa karenanya.Salma perlahan-lahan membuka matanya. Melihat Dimas, raut wajahnya tampak agak emosional."Aku sudah pulang, Nek." Dimas menggenggam erat tangan

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 537

    Amel memandangi punggung kepergian Dimas. Dia merasa agak kehilangan di dalam hati. Namun, melihat Dimas yang tampak begitu cemas, Amel merasa pasti ada suatu masalah yang sangat penting.Lantaran suasana hatinya sedang buruk, Amel tidak punya keinginan untuk mengurus toko makanan penutup miliknya. Dia memutuskan untuk sementara waktu membiarkan Clara membantunya mengawasi toko. Keesokan harinya, Amel bangun pagi-pagi sekali, lalu pergi ke toko untuk memberi penjelasan pada Clara."Tenang saja, Pak Irfan. Aku pasti akan membantu Bu Amel menjaga toko dengan baik. Aku yakin Pak Dimas dan Bu Amel pasti akan baikan nanti."Begitu memasuki pintu, Amel mendengar suara Clara. Amel pun mengerutkan kening. Dia bertanya-tanya kenapa Clara berkata seperti itu.Memikirkan kembali sikap Clara terhadap Dimas dan fakta bahwa Clara yang merupakan seorang ahli pembuat makanan penutup top, tapi bersedia merendahkan diri untuk bekerja di toko makanan penutup kecil miliknya ini, Amel pun sepertinya sudah

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 536

    Amel sangat sadar diri dan tahu bahwa dia tidak layak untuk pria di depannya ini. Mungkin sekarang Dimas memiliki perasaan padanya, tetapi jika kesenjangan antara keduanya mulai ditemukan di masa depan, kemungkinan besar cinta mereka akan perlahan-lahan kandas.Dimas cukup baik, orang-orang di sekitar Dimas juga sangat baik. Amel hanya seorang wanita biasa, benar-benar tidak bisa berjalan berdampingan dengan pria itu.Saat mendengar kata cerai, Dimas langsung terbelalak kaget, lalu berkata, "Aku nggak bisa. Amel, jangan cerai, ya? Nggak peduli siapa aku, cintaku padamu nggak akan pernah berubah."Dimas menjelaskan dengan tegas kepada Amel alasan kenapa dia menyembunyikan identitasnya, tetapi Amel tampaknya tetap bertekad untuk menceraikannya."Dimas, beri aku waktu untuk menenangkan diri dulu," jawab Amel, lalu menutup pintunya lagi.Lili menepuk bahu Dimas sambil berkata, "Beri dia waktu. Bagaimanapun, ini bukan masalah sepele. Dia perlu waktu untuk menerimanya."Dimas mengangguk frus

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 535

    "Kami nggak bisa menerima permintaan maaf dari seorang direktur," sahut Gibran dengan kesal.Dimas mengerutkan keningnya dan kembali menjelaskan "Ayah, Ibu, aku benar-benar nggak bermaksud menyembunyikan identitasku.""Kalau begitu, beri tahu aku kenapa kamu menyembunyikan identitasmu?" sahut Lili dengan nada dingin.Saat menghadapi Dimas, Lili masih mengalah dan ingin memberi Dimas kesempatan untuk menjelaskan. Bagaimanapun, dia masih bisa memercayai karakter Dimas.Mereka juga dapat melihat bahwa Dimas tidak memperlakukan putri mereka hanya untuk bermain-main saja."Orang yang bertanggung jawab atas cabang Grup Angkasa adalah kerabat jauh Keluarga Cahyadi. Ketika aku meninjau dana pada akhir tahun lalu, aku menemukan ada celah keuangan yang besar. Aku menyelidikinya secara pribadi dan menemukan kalau dia telah menggelapkan dana publik. Dia sering mengabaikan tugasnya dan membeli properti dalam jumlah besar. Tapi karena kurangnya bukti, aku dan asistenku menyembunyikan identitas kami

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 534

    Sebagai seorang profesor, Gibran tidak pernah memperhatikan ketenaran dan kekayaan selama bertahun-tahun. Meskipun identitas asli Dimas adalah direktur Grup Angkasa, menurutnya juga tidak ada yang istimewa dengan itu."Kenapa Dimas menyembunyikan identitasnya? Mungkinkah dia sengaja melakukannya pada kita karena takut kita menginginkan uangnya?" sahut Lili dengan nada kecewa.Lili selalu merasa bahwa Dimas lumayan baik. Dia bahkan menganggap Dimas seperti putranya sendiri."Amel, karena kamu sudah memikirkannya dan memutuskan untuk menceraikannya, Ayah akan mendukung keputusanmu. Keluarga Santoso nggak peduli apakah dia direktur atau bukan," ucap Gibran. Pria itu adalah orang pertama yang mengungkapkan sikapnya."Ibu juga mendukungmu. Hal yang paling penting bagi pasangan untuk hidup bersama adalah kejujuran. Dia bahkan nggak bisa melakukan integritas paling dasar. Meskipun Keluarga Cahyadi kaya, Amel juga nggak bisa menikmatinya. Jadi, lebih baik lupakan saja," ujar Lili dengan nada k

  • Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder   Bab 533

    "Aku ingin menceraikannya. Dia adalah seorang direktur Grup Angkasa, sementara aku cuma gadis biasa. Kami nggak berasal dari dunia yang sama dan nggak akan mendapatkan hasil apa pun di masa depan," tukas Amel. Ketika mengatakan itu, Amel merasa sakit yang menyesakkan datang dari hatinya.Ketika mendengar itu, Lidya langsung mengerutkan dahinya. Dia bisa melihat betapa Amel sangat mencintai Dimas."Huh ...." Lidya menghela napas panjang."Aku nggak pernah mengira bahwa hal dramatis yang ditampilkan di TV akan terjadi padaku," ujar Amel. Dia merasa sangat kecewa dengan Dimas ketika mengingat kembali berapa banyak kebohongan yang sudah dibuat pria ini untuk menipunya sejak mereka menikah."Ya, ini sudah keterlaluan. Kupikir hal semacam ini hanya ada di TV, tapi nggak disangka hal ini benar-benar terjadi di kehidupan nyata," sahut Lidya dengan emosi.Setelah suasana hati Amel sedikit stabil, Lidya mengantarnya pulang ke rumah Keluarga Santoso.Saat ini, Mirna sedang berbicara dengan Lili,

DMCA.com Protection Status