Share

Bab 210

"Nggak perlu, kamu istirahat saja di sini. Biarkan mereka berdua melatih kemampuan memasak mereka." Amel berpikir bahwa dua orang itu sudah dewasa, sudah waktunya mereka melatih keterampilan memasak mereka.

Saat jam sudah mendekati angka sembilan malam, perut Amel keroncongan. Dia melihat ke arah dapur, tapi tampaknya Lidya dan Andi masih belum selesai memasak.

Amel tidak punya pilihan selain membuka pintu dapur untuk memeriksa. Dia berkata, "Aku ingin tahu apakah kalian berdua benar-benar tulus mengundang kami makan? Ini sudah hampir jam 9 malam, aku sangat kelaparan."

Amel menyentuh perutnya. Dia merasa kelaparan setengah mati.

"Kak, tunggu sebentar, sebentar lagi selesai. Kamu tunggu saja di luar, terlalu banyak asap di sini," kata Andi sambil mendorong Amel keluar dari dapur.

Amel mengangkat bahu ke arah Dimas dengan tak berdaya, lalu bertanya, "Apa kamu lapar?"

Dimas menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana kalau kita makan kue dulu untuk menunda lapar? Kita sepertinya nggak akan bisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status