Share

Bab 184

"Meskipun panci ini mahal, penjualnya bilang kalau panci ini tahan lama, jadi aku pun memilihnya," lanjut Dimas setelah melihat keraguan Amel.

Amel tidak punya pilihan selain menyetujuinya. Setelah itu, mereka pun pulang. Hari sudah mulai larut ketika mereka sampai di rumah.

"Sayang, kenapa kita nggak memesan makanan pesan antar saja? Ini sudah jam sembilan. Hari ini kamu juga capek, jadi nggak perlu memasak lagi."

"Nggak apa-apa, aku nggak capek. Ikan ini baru saja mati saat aku membelinya. Kalau aku simpan sampai besok, pasti sudah nggak segar lagi. Kamu lapar atau nggak?"

"Nggak lapar."

Melihat Amel yang bersikeras untuk memasak, Dimas berinisiatif masuk ke dapur untuk membantu Amel sehingga gadis itu bisa membuat makan malam dengan lebih cepat.

"Sayang, aku senang sekali bisa menyantap makanan yang kamu masak sendiri!" seru Dimas seraya duduk di meja makan dengan wajah bahagia.

Sebelum bertemu Amel, Dimas sepertinya tidak pernah menyangka akan menjalani kehidupan seperti ini.

Mende
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status