Share

Bab 112

"Hm, terong dan kacang." Amel tidak menyangka Dimas akan bertanya sedetail itu. Jadi, dia menyebutkan sesuatu secara asal karena rasa bersalah.

Namun, Dimas mengerutkan kening saat mendengarnya.

Meskipun keduanya belum lama tinggal bersama, dia merasa cukup mengenal kebiasaan Amel.

Amel tidak terlalu menyukai kacang. Menurut cerita wanita ini, Amel makan kacang mentah saat masih kecil, sehingga dia keracunan makanan.

Dimas masih mengingat ini dengan sangat jelas. Apakah gadis kecil ini tidak makan malam?

"Apa kamu sudah kenyang? Masih lapar nggak?" Dimas meletakkan piring, lalu meneguk air lagi.

"Aku nggak lapar."

Begitu Amel selesai berbicara, perutnya keroncongan.

Keduanya saling memandang.

"Apakah kamu belum makan malam sama sekali?" tanya Dimas dengan ekspresi serius sambil mengerutkan kening.

Amel tidak pandai berbohong. Jadi, dia menjawab dengan rasa bersalah, "Uh, aku pulang agak malam, jadi aku nggak makan."

Amel sibuk sampai-sampai tidak punya waktu untuk makan malam, tapi mas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status