Halo pembaca Novel ini, salam kenal semuanya dari Nona, mulai bulan juni ini nona akan mulai rutin mengupdate bab novel ini ya, diusahakan bisa 2-3 bab sehari. Kalian juga bisa mengikuti nona di IG : @nonalavender untuk mengetahui update bab ini ya. Thankyou.
Alis Ayana terangkat menatap gadis itu dari ujung kaki ke ujung kepala. Oh dia cantik dan seksi tapi apa tidak terlalu murah? Ayana tidak salah dengar, gadis itu baru saja menawarkan dirinya pada Aaron.Ayana menarik sudut bibirnya dan tersenyum tipis. Gadis itu jelas tahu apa yang lebih di inginkan Aaron.Tentu saja penawaran yang menyenangkan bukan? Seperti ia yang menjadi korban Aaron. Kali ini gadis itu dengan rela hati menawarkan dirinya pada Aaron Xavier. Pria itu tidak perlu bernegosiasi.“Regan, kau memang adik ku yang manis. Kau bisa dengar itu Aaron. Aku hanya perlu waktu.” Ucap Robert membuat Ayana berbalik dan menatapnya dengan jijik.“Dia adikmu, apa kau gila?” Tangan kanan Ayana terangkat mengarah bolak-balik pada kedua kakak beradik itu.“Kau tidak lupa sudah membuat janji dengan ku malam ini bukan?” Regan mengabaikan Ayana, gadis itu bergerak mendekati Aaron.Ayana mengangkat pundaknya masa bodoh, dengan santai ia beranjak keluar dari sana. Ia tidak peduli dengan apa y
Ayana memejamkan matanya, otaknya mencoba memproses apa yang tengah terjadi antara dirinya dan Aaron. Sentuhan bibir pria itu padanya begitu nyata hingga Ayana yakin ia sedang tidak berhalusinasi.“Sial Ayana! Kau membuat ku gila!” Aaron menaruh keningnya dikening Ayana membuat mereka saling bertatap-tatapan intens. “Apa yang harus aku lakukan padamu?”Aaron hendak kembali mencium bibir Ayana ketika gadis itu buru-buru mendorongnya. “Felix?”“Felix?” Ulang Aaron dengan kening berkerut.Buru-buru Ayana mendorong Aaron menjauh darinya kemudian segera membuka pintu mobil dan keluar dari sana.“Felix?” Pandangan Ayana mengarah pada mobil porsche cayman yang baru saja meninggalkan rumah sakit. “Apa aku salah lihat?” Ayana memijit keningnya pelan. Ini mungkin efek dari kantuknya atau karena perasaan bersalah setelah berciuman dengan Aaron?“Ayana? Kau melihat kekasih mu?” Tanya Aaron berhasil mengejutkan Ayana. Pria itu sudah berdiri di belakangnya.Mendengar pertanyaan tiba-tiba Aaron, Aya
Protes Ayana akhirnya tidak mampu membuat Aaron berubah pikiran dan meninggalkannya. Pria itu tetap enggan meninggalkan Ayana sendiri. Dan mati-matian menolak upaya Ayana yang meminta dirinya diturunkan ditengah jalan.Sesekali Aaron menoleh memandang Ayana yang sudah duduk tenang di tempatnya. Kelelahan dan rasa kantuk sudah menguasai Ayana, terlihat mata indahnya mulai sayu dan beberapa menit kemudian ia jatuh tertidur.Perlahan Aaron menepikan mobilnya dan mengatur posisi kursi Ayana agar gadis itu bisa tidur dengan nyaman.Senandung lagu anything for you yang di bawakan Paul Klein membuat tidur Ayana terasa nyaman, gadis itu bahkan tidak bergerak ketika Aaron menyelipkan anak rambut yang mengganggu wajah cantiknya.“Halo Louis, kirimkan lokasi meeting dengan D’grana jam dua nanti, aku akan langsung ke sana. Kau bawakan dokumen yang ku perlukan, kita bertemu disana.” Perintah Aaron lalu memutuskan panggilan tersebut.Begitu melihat lokasi meetingnya yang lumayan jauh dari Craven, s
Setelah mendapatkan jawaban dari Aaron, Ayana tidak berniat untuk berlama-lama sekamar dengan pria itu. Entah apa yang akan dipikirkan orang-orang di hotel ini ketika melihatnya masuk bersama Aaron.“Ah, kau punya masker?” Tanya Ayana berbalik kembali menatap Aaron sebelum langkahnya benar-benar menjauh dari pria itu.“Masker? Kau sakit?” Aaron meletakan kembali gelas wine dari tangannya kemudian melangkah mendekati Ayana. Tanpa meminta ijin dari gadis itu, Aaron sudah meletakan tangannya dikening Ayana.“Aku tidak sakit, turunkan tangan mu.” Tepis Ayana kesal. Ia tidak ingat kapan terakhir kalinya ia begitu dekat dengan Aaron hingga pria itu selalu sesuka hati menyentuhnya.“Tapi badan mu panas, wajah mu memerah.” Ucap Aaron cepat, kekhawatiran terpampang jelas di wajahnya.“Aku tidak sakit Aaron, aku hanya butuh masker untuk menutupi wajah ku. Aku tidak mau orang-orang hotel ini mengira aku wanita bayaran mu.”Aaron nyaris meledakan tawanya mendengar keluhan Ayana. Pikiran Ayana pas
Sudah berhari-hari sejak kejadian dengan Aaron, fokus Ayana terkadang masih terganggu dengan pria itu. Karena itu setengah mati Ayana berusaha memadatkan jadwalnya, ia tidak ingin sedetik pun tanpa kesibukan. Sesekali setiap makan malam, ingin rasanya Ayana mengatakan tentang sisi lain Aaron yang begitu menjijikan pada Henry dan Hana, namun setiap kali mendengar Hana menyebut nama Aaron dengan wajah cerianya, Ayana tidak tega untuk menyakiti hati kakak angkatnya itu.Jadi yang bisa dilakukan Ayana adalah menghindari Henry dan Hana yang selalu menyebut nama Aaron dalam setiap obrolan mereka.Diruangan kerjanya yang serba putih, iris mata Ayana bergerak-gerak mengikuti kursor di layar komputernya, hasil rontgen salah satu pasiennya yang baru saja keluar membuat Ayana sudah menghabiskan waktu selama beberapa menit menatapnya.Sesekali tangan kanannya bergerak mencatat simpton-simpton khusus yang di temukannya dengan keterangan dari pasien kemarin.Suara dering ponsel membuat fokus Ayana
Ayana harus menunggu beberapa menit demi memastikan Henry, Hana dan Aaron beranjak masuk ke dalam rumah sakit. Untungnya tidak ada yang melihat mobilnya yang sudah terparkir lebih dulu disana.Sepertinya ia harus mengunjungi ibu mereka setelah ketiga orang itu kembali. Sebenarnya Ayana sangat ingin berkumpul lengkap didalam bersama ibu mereka, namun entah angin apa yang membawa Aaron bersama Henry dan Hana kemari sore ini.Setelah memutuskan untuk mengirimkan pesan pada Henry bahwa dirinya punya beberapa pasien lagi, Ayana kemudian menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dan memejamkan matanya, sepertinya ada baiknya juga seperti ini. Ia jadi punya sedikit waktu untuk beristirahat. Beberapa hari terakhir ini Ayana tidak punya kualitas tidur yang baik.“Ayana?” Panggil seseorang dari luar mobil, terdengar ketukan kecil di ikuti panggilan lagi untuknya.Ayana menyipitkan matanya demi melihat siapa yang mengganggu waktu istirahatnya. Ia menghela napas berat saat matanya terbuka sempurna
Ayana membasahi bibirnya sejenak, ia menarik dirinya untuk duduk disamping Jane. Pandangan semua orang kini tertuju padanya, menanti jawaban yang tak kunjung keluar dari mulutnya.“Aku buru-buru kesini setelah selesai shift, aku tidak sempat memikirkan untuk menghubunginya.” Ucap Ayana jujur. Ya tapi semoga semua orang yang berada didalam ruangan ini akan percaya padanya.Selama ini semua orang didalam rumahnya tahu, setiap kali Ayana kembali dari Amerika dan berada di London selama berminggu-minggu, ia dan Felix akan selalu menempel seperti perangko.“Oh, apa adik kita ini sudah dewasa?” Hana membawa tatapannya pada Henry, “Sepertinya Felix sudah bisa bernapas sedikit lega karena Ayana sudah belajar memberinya ruang.”“Hanaa…” Ayana memprotes dengan wajah memerah. “Kau membuatnya seperti aku ketergantungan pada Felix.” Ayana memprotes membuat Jane dan Henry ikut tertawa.Disana hanya wajah tampan Aaron yang tampak mengerut, wajahnya semakin terlihat dingin.“Nah, kau juga sudah kemba
Ayana menyampirkan tali tas nya saat membuang tatapannya ke arah tiga orang yang kini berada bersebrangan dengannya. Aaron nampak masih berbicara serius dengan Henry sebelum akhirnya terlihat ia menepuk pundak Henry pelan dan bergerak menjauh membiarkan Henry dan Hana masuk ke dalam mobil.Ayana tidak berniat menawarkan tumpangan pada Aaron yang tidak membawa kendaraannya. Pria itu tadi di antar oleh asistennya dan mungkin juga sekarang ia sedang menunggu dijemput. Jadi Ayana tidak akan berniat basa-basi.“Aku bisa ikut dengan mu?” Tanya Aaron sembari berjalan mendekati Ayana.“Kau pikir aku mau?” Ayana mengangkat alisnya menatap tajam pada Aaron. Oh pria itu hanya akan mengambil keuntungan darinya jika mereka berada dalam mobil yang sama.Aaron menarik sudut bibirnya lalu tanpa berkata apa-apa lagi ia sudah memutari mobil Ayana dan masuk ke dalam mobil itu.“Aaron!” Ayana nyaris berteriak jika saja ia tidak menyadari saat ini mereka tengah berada di tempat parkir restoran yang dilewa