Beranda / Romansa / Terjerat Hutang Mr. Arogant / Bab 94 Menilik Rasa dalam Peliknya Dunia

Share

Bab 94 Menilik Rasa dalam Peliknya Dunia

Penulis: HIZA MJ
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sementara Laila tengah melepas rindu dengan suaminya. Mahardika yang baru juga tiba di hotelnya langsung merebahkan diri di ranjang besar hotel itu. Tubuhnya lelah luar biasa.

Matahari di luar bersinar terik. Menambah beban lelahnya terasa berkali-kali lipat. Tapi ia menghembuskan nafasnya lega hingga rasa sesak beberapa bulan ini yang menghimpit paru-parunya kini kembali berongga dan lapang seketika.

Malik telah siuman dari pingsan panjangnya. Detektif yang ia sewa juga baru saja memberi kabar gembira. Juga, hasil persidangan beberapa hari lalu sudah hampir ketuk palu meski tersangka yang sesungguhnya belum mampu diburu.

Ia telah mengabarkan pada Papanya semua hal yang terjadi. Riak gembira dan haru menggema di rumah besar Bagaskara seketika. Bu Lina tak henti-hentinya mengucap syukur pada Tuhan karena telah mengembalikan anak bungsunya ke alam sadar.

Bi Mina melonjak gembira lalu menubruk lantai bersujud syukur. Semua anggota rumah itu terus menggemakan syukur. Tak sabar ingin kemba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 95 Melepas Pedih Hati

    Hari demi hari rasanya tak lelah Laila menyunggingkan senyum. Dari sejak suaminya siuman dari koma, Laila memaksa ingin terus menemani seolah tak ingin Malik terpisah darinya lagi. Ia sudah lelah. Ingin rasanya sejenak menghirup nafas dengan leluasa tanpa kepedihan yang mengikuti di belakangnya.Walaupun gerakannya menjadi terhambat karena perutnya yang makin hari makin membesar, tapi tak menyurutkan semangatnya dan perhatiannya pada Malik sedikitpun. Dengan telaten menyeka suaminya saat pagi hari dan sore, menyuapi lak-laki itu, hingga menyiapkan obat yang harus rutin diminum oleh Malik.Sesekali Malik menghentikan kesibukan Laila di ruangan itu karena menurutnya istrinya terlalu banyak bergerak dan sibuk kesana-kemari. Malik meringis nyeri memperhatikan gerak istrinya dengan perut besar itu.“Sayang, istirahatlah!” Malik melihat Laila yang sedang merapikan baju-bajunya di lemari.“Sebentar, Mas. Ini belum selesai. Sedikit lagi.” Sahut Laila yang sedang bersimpuh di depan lemari.“Si

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 96 Abang Adek

    “Bagaimana keadaan lo?” Tanya Dika pada adiknya. Malik telah kembali berbaring dibantu oleh Dika.Sedangkan dua wanita sudah bercengkerama di sisi lain ruangan VVIP.“Seperti yang Abang lihat. Aku baik. Lebih dari baik. Terimakasih karena sudah mewakiliku menjaga istri dan calon anakku, Bang.”“Asal Lo tau, itu semua enggak gratis. Lo harus menyiapkan bayaran yang pantas buat gue. Termasuk mengurusi perusahaan dan proyek.”Malik terkekeh. Mahardika jelas sudah tak tahan ingin segera melarikan diri kembali.“Aku akan siapkan bayaran yang pantas untukmu.” Masih dengan sisa-sisa tawanya.“Laila sudah cerita kalau Abang yang membawanya kemari setelah semua berusaha menyembunyikan keadaanku. Makasih juga untuk yang satu itu.”“Gue pikir mungkin waktunya Laila untuk tau, juga, gue sama Bi Mina udah nggak tahan melihat wajah sedih Laila setiap ke rumah membawa perut besarnya itu. Jujur, Gue nggak tahan. Dan saat itu, pikiran Gue saat itu cuma satu, siapa tau saat Laila berada di dekatmu just

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 97 Panas

    Raisa merasa sudah cukup lama berbincang dengan Laila. ia takut menganggu waktu istirahat suami sahabatnya itu. Juga, Laila butuh merebahkan tubuhnya. Ah, betapa pengertiannya ia sebagai sahabat.Ia tak banyak berbincang dengan Malik, padahal tujuan ia datang adalah menjenguk laki-laki itu.“Semoga Mas Malik segera pulih dan kembali ke Jakarta. Sepertinya aku juga kesulitan kalau harus berjauhan dengannya..” Kata Raisa sembari melirik perut Laila. Kalimat terakhirnya memang ia tujukan untuk si jabang bayi yang masih ada di perut ibunya.“Dia anakku! Kenapa kamu seposesif itu dengan anakku?” Tukas Malik.“Benarkah? Mungkin saja dia malah enggak mengenali bapaknya. Soalnya sejak awal aku yang menemani ibunya kemana-mana bahkan saat pertama kali dia diperiksa.” Sarkas Raisa pada Malik.Malik tak berkutik. Sindiran itu halus bak sutra tapi tajam melebihi belati yang langsung tertuju di pusat jantungnya.Dika menahan senyumnya tapi mentertawakan adiknya dalam hati. Sedangkan Laila terkikik

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 98 Perasaan Apa?

    Perjalanan kembali hening karena Raisa masih menolak bicara usai makan siang itu. membuang pandangannya keluar jendela seolah menikmati pemandangan kota Samarinda. Namun kenyataannya, hanya matanya yang berpusat disana, sedangkan pikirannya berkelana memikirkan Dika yang tak peka.Mahardika hanya sesekali melirik Raisa yang masih bergeming. Jarak rumah makan itu menuju hotel tempat Raisa menginap masih cukup jauh. Sebab Raisa memilih hotel yang paling dekat dengan bandara agar tak terlalu jauh ketika datang dan pergi dari tempat itu.Padahal Mahardika menawarkan untuk mengantar jemputnya dan memilihkan hotel yang jauh lebih nyaman baginya. Tapi dengan tegas Raisa menolak. Ia tak mau ketergantungan dengan laki-laki yang bukan siapa-siapanya.“Mau kemana lagi? Aku antar.” Tanya Dika memecah keheningan kaku diantara mereka.“Pulang.” Sahut Raisa.“Pulang?” Kutip Dika. Ia menghela nafasnya kemudian. Ia tahu wanita ini sedang merajuk. Tapi ia sungguh bukan perayu ulung, dan lagi pula untuk

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 99 Langkah Awal

    Laila tengah bersiap mengepak seluruh pakaian dan barang-barang, karena siang itu dokter mengatakan bahwa Malik sudah boleh dibawa pulang dengan dibekali beberapa syarat.Sudah lewat satu minggu, setelah melakukan medical check up dan beberapa tes baik motorik, darah, juga MRI, dokter berani memberikan ijin pulang pada Malik. Laila sangat antusias dengan kepulangan suaminya. Ia bahkan sudah mempersiapkan kejutan untuk sang suami di rumah mereka.Ya, mereka akan langsung menempati rumah yang sudah beberapa lama ditinggalkan itu. Meski Papa dan Mama sempat memaksa Malik harus berada di rumah besar, namun keduanya bersikeras untuk menempati rumah mereka sendiri.Sejujurnya, Pak Agung dan Mama Lina hanya khawatir karena kehamilan Laila semakin besar. Jika harus ditambah merawat Malik, orang tua itu khawatir Laila akan kelelahan. Tapi karena keduanya bersikeras untuk tinggal sendiri, Pak Agung hanya berpesan untuk membawa Bi Mina dan Mbak Yani bersama mereka agar dapat membantu keperluan-k

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 100

    Seorang laki-laki mengenakan outfit yang semuanya berwarna hitam. Mantel jas berwarna hitam dengan celana hitam, sepatu ket berwarna hitam mengkilap juga sebuah note book kecil dan pena di tangan kanannya menderap mendekat ke arah Dika dan Pak Bambang.Pak Bambang sontak mendongak karena mendengar langkah kaki mantap yang mendekatinya.“Selamat siang, Pak Bambang.” Sapa sang detektif.“Si..siang. Cari siapa?” Sahut Pak Bambang. Bekas kegugupannya berhadapan dengan Mahardika belum hilang dan kini datang satu lagi orang dengan pakaian serba hitam perlente berdiri tegap di depannya itu.“Oh, saya mencari anda. Saya rekan Bapak Mahardika yang sekarang duduk di hadapan anda. Silahkan duduk, Pak!”Pak Bambang sepertinya sudah tahu gerangan laki-laki misterius di hadapannya ini. Pak Bambang menuruti perintahnya untuk duduk kembali di kursi semula.Sedangkan Mahardika mempersilahkan tempat duduknya dipakai oleh si detektif itu. sudah waktunya mereka menggali informasi. Waktu mereka semakin me

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 101 Kabar Untuk Ibu

    Waktu satu minggu yang Laila dan Malik habiskan di rumah besar keluarga mereka. Dalam satu minggu itu Bu Lina tak henti-hentinya menawarkan ini dan itu untuk Laila dan Malik. mereka berdua terus disodorkan makanan yang sejujurnya juga sulit untuk diabaikan oleh pasangan suami istri.Terlebih Laila yang tengah berbadan dua. Ia digempur habis-habisan dengan makanan untuk menaikkan berat badannya yang tergolong kurang. Didukung juga oleh rongrongan Malik yang mendukung aksi sang mama.“Sebelum kembali ke rumah kalian, Laila harus naik 3-5 kilo disini.” Ujar Bu Lina hampir seperti titah ratu. Tak bisa dibantah.Maka Laila pasrah. Bu Lina juga mengatakan bahwa akan mengadakan tujuh bulanan di rumah ini, setelah itu ia juga yang akan menemani membeli pernak-pernik kebutuhan bayi. Laila dan Malik lagi-lagi hanya mengangguk menyanggupi. Titah Ratu Bagaskara tak mungkin dibantah lagi. Lebih tepatnya, mereka tidak mampu membantah karena mamanya sudah berusaha keras menerima pernikahan mereka. S

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 102 Awal Mula Petaka

    Satu minggu menjelang acara tujuh bulanan yang dihelat Lina untuk menantunya, ia memasrahkan semuanya pada Event Organizer yang telah dipercayainya selama ini dalam menghelat setiap acara. Tentu dengan konsep yang Lina inginkan dan semuanya masih dalam pengawasannya. Ia tak ingin ada yang tertinggal ataupun kurang dalam acara minggu depan itu.Sedangkan Pak Agung, Malik dan Laila hanya pasrah dan terima jadi atas semua kehendak Lina tersebut. Asal mamanya senang, mereka akan ikut.Lina sedang menulis daftar tamu yang akan diundangnya, tentu setelah berkomunikasi dengan Laila dan Malik sebelum mereka kembali ke rumah mereka sendiri, tentang siapa-siapa saja yang ingin mereka undang.“Laila enggak banyak teman, Ma. Mungkin hanya Raisa. Oh, iya, Laila sudah bilang sama Ibu dan Bapak, beliau akan kemari beberapa hari lagi.” Ujar Laila.“Baguslah. Apa mereka tau soal Malik?” Tanya Bu Lina ikut was-was jika sampai besannya tahu mengenai menantunya. Pasti mereka akan khawatir sebagaimana keb

Bab terbaru

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   End

    Beberapa bulan kemudian.Tangis balita memenuhi ruangan. Suaranya menggema riuh rendah, padahal hanya satu bayi. Cucu kebanggaan Keluarga Bagaskara telah hadir di tengah-tengah kesunyian yang melanda rumah besar itu.Bu Lina bahagia luar biasa, ingin rasanya terus menimang-nimang kalau saja ia bisa. Sayangnya, ia sudah harus beristirat tidak diperbolehkan terlalu lelah oleh dokter. Sejak sebulan yang lalu Bu Lina harus kembali menggunakan tongkat untuk membantu berjalan dan kursi roda jika diperlukan, beliau terpeleset sewaktu di kamar mandi, dan riwayat patah tulang dahulu kala menjadikan kecelakaan kali itu bukan hanya terpeleset biasa. Tapi membuka luka lama dan memperparahnya.Padahal ingin sekali ia menikmati waktu menimang-nimang cucu satu-satunya saat itu.Sambil terus bersemoga agar Mahardika dan Raisa segera diberi keturunan.Ya. Mahardika berhasil meyakinkan orang tua Raisa bahwa ia benar-benar menginginkan Raisa dan mencintainya.Beberapa bulan yang lalu.Dengan tangan berg

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Extra Bab 2

    Malik memegang ponselnya diputar-putar lalu berhenti dan mencari aplikasi pesan. Menatapnya lama, lalu kembali memainkan ponselnya.Sekian kalinya lalu ia berhenti dan mantap mengirimkan sebuah pesan.‘Wanita memang butuh kepastian, Bang. Tapi mereka juga tidak akan suka dengan kesemena-menaan. Aku udah pernah melakukan itu, jadi Abang tidak perlu mengulangi kesalahanku. Dia ada di rumahku sekarang kalau Abang mau meluruskan masalah kalian.’Pesan yang cukup panjang. Lalu Malik tutup dengan helaan nafas panjang. Ia tidak tahu masalah apa yang Dika lalui hingga mendapatkan status duda itu. Tapi melihat kesembronoan Dika, rasanya Malik segera mengerti bagaimana sikap Mahardika jika berhadapan dengan perempuan.Benar-benar mirip dengannya. Beruntungnya, Laila cukup mau bersabar menghadapinya dan mau memaafkan semua tingkah lakunya hingga ia tidak jadi menyandang status duda itu. Jika saja… Ah, jangan sampai. Malik tak mau berandai-andai.Laila dan Raisa bercengkerama sekian lamanya hingg

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Extra Bab

    Laila disambut pelukan hangat suaminya begitu tubuhnya muncul dari balik pintu besi lapas yang menjulang tinggi. Gurat kekhawatiran sangat jelas di wajah suamiya, sebab takut kalau-kalau Gladis gelap mata dan menyerang istrinya yang tengah berbadan dua. “Kamu enggak apa-apa kan, Sayang?” Tanya Malik segera setelah melepaskan pelukannya. Meraba-raba wajah dan tubuh istrinya memastikan tidak ada yang kurang dan bertambah. Bertambah ada luka atau lebam. “Enggak apa-apa Mas. Kami cuma ngobrol kok.” “Aku takut kalau sampai dia nekad.” Katanya sambil menuntun Laila memasuki mobil. “Mbak Gladis kasihan sekali, Mas. wajahnya tirus dan kelihatan sangat tertekan. Tubuhnya kurus sementara perutnya menggembung buncit.. Aku enggak tega.” Ia kembali mengingat rupa Gladis sebelum dan sesudah peristiwa itu. Dulu, Gladis adalah perempuan yang cantik. Tubuhnya tinggi dan montok. Wajahnya merah segar tidak seperti yang ia lihat baru saja. Matanya yang belok terlihat semakin belok karena semakin t

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 113 Tamu Tak Terduga

    Suasana rumah besar keluarga Bagaskara kini semakin akrab untuk Laila terlebih ketika mama mertuanya sudah berubah untuknya. Sudah menerimanya dan semakin sayang padanya.Bermacam-macam hadiah yang diberikan sang mertua untuknya, terutama untuk kebutuhan ibu hamil dan menyusui.Sepulangnya dari Bali, Laila dan Malik tidak langsung ke rumahnya sendiri. Tapi terlebih dulu ke rumah orang tuanya, melepas rindu sekaligus memberikan oleh-oleh yang dibawanya.Ternyata, bukan hanya dia yang memberikan oleh-oleh itu, Laila juga menerima hadiah yang telah disebutkan tadi dari ibu mertuanya.“Ini banyak sekali, Ma..” Kata Laila terharu sekaligus terperangah.Lina mengeluarkan semua belanjaannya berkarton-karton paper bag untuk Laila.“Mama tadinya ingin sekalian belanja baju bayi untuk anakmu, karena kamu pasti lelah setelah perjalanan dari Bali. Kandungan mu juga semakin besar. Tapi Mama enggak mau lancang, ini anak pertama kalian, pasti kalian antusias ingin belanja kebutuhannya sendiri.” Ungk

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 112 Laki-laki Gila

    “Kamu jangan main-main! Lamar-lamar anak orang! Siapa dia, siapa orang tuanya, dari mana asalnya kita enggak tahu. Hanya karena dia adalah teman Laila kemudian kita akan menerimanya? Apa orang tuanya tahu kamu membawanya kemari?” Cecar Mama Lina sepeninggal Raisa.Meski dalam hati ia ikut tergelak sebab anak sulungnya meminta dilamarkan seorang gadis. Namun. Ia tetap tidak bisa menerima sikap sembrono Dika, anaknya.“Kamu itu sudah tua, Dika. Jangan main-main soal menikah.” Lanjutnya ketika jawaban yang diharapkan tak kunjung keluar.“Dika enggak main-main, Ma.” Jawab Dika sungguh-sungguh.Pak Agung hanya duduk mendengarkan celotehan istrinya yang ditanggapi anak sulungnya biasa-biasa saja. Benar-benar duplikat Agung Bagaskara.“Lalu dimana rumahnya? Siapa orang tuanya?” Tanya Lina lagi.Dika menggeleng. “Dika hanya tau apartemennya, tapi rumah orang tuanya Dika belum tanya.”“Lihat anakmu, Pa. Papa sebut dia dewasa? Umurnya saja yang tua, tapi pikirannya, ya ampun… Papa saja yang uru

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 111 Menikahimu

    Surya sore menyemburat menembus pohon-pohon di taman itu hingga menciptakan bias dan pendar yang menyapa dua insan yang duduk di sana. Duduk berjauhan bak orang asing. Satu perempuan dan satu laki-laki, tidak saling menatap tapi gesture mereka mengisyarakatkan bahwa mereka serasi menjadi sepasang kekasih. Tatapan mengernyit dari si perempuan dan wajah datar si laki-laki mempertegas bahwa hubungan mereka memang sedang berjarak. “Maksudnya apa?” Tanya Raisa tak sabar. “Ikutlah ke rumahku.” “Iya, tapi untuk apa? Ngomong yang jelas! Bisa enggak sih jadi laki-laki yang tegas gitu. Ngomong sepotong-potong bikin aku bingung. Sikapmu itu bikin aku bingung tau enggak. sebentar ngasih perhatian, sebentar ngilang.. Sekarang tiba-tiba ngajak ke rumah? Untuk apa? Aku sudah pernah ke rumahmu dan sudah kenal orang tuamu ngomong-ngomong, kalau itu maumu. Enggak perlu kalau setelah ini kamu akan tiba-tiba ngilang lagi.” Cecar Raisa. Ia sudah tak tahan lagi bermain tarik ulur seperti ini. Ia merasa

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 110 Menghampirimu

    Tok tok tokPintu kamar Lina diketuk lembut dari luar. Sudah hampir tiga hari ia tak keluar kamar dan menolak ditemui Dika, anak sulungnya.Lina mendengus. Sejujurnya ia sudah terlalu tua untuk merajuk, tapi apa yang dilakukan Mahardika menurutnya telah keterlaluan dan menyakitinya.“Ma.. Dika mohon buka pintunya.” Seru Dika dari balik pintu.“Temui dia, Ma. Sudah berhari-hari mama enggak keluar kamar. Dika juga berhari-hari seperti orang gila karena terkurung di dalam rumah. Padahal dia harus ke kantor membantu Papa.” Bujuk Pak Agung.“Papa yakin dia sudah benar berubah? Dia enggak akan pergi lagi?” Bu Lina menelisik mata suaminya mencari kesungguhan disana. Meminta keyakinan dan diyakinkan sebenarnya.“Papa yakin.” Jawab Pak Agung.Bukan apa-apa, Bu Lina hanya ingin di usianya senjanya semua anak-anaknya berada di dekatnya. Rejeki bisa nanti dicari, dan pengalaman, dia rasa sudah cukup bagi Dika menghabiskan bertahun-tahun untuk mencari pengalaman itu di luar belantara sana.Tok tok

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 109 Kekecewaan Lina

    “Apa maksudmu?” Tanya Lina pelan-pelan. Sejujurnya dadanya sudah bergejolak marah karena anak sulungnya ternyata menyembunyikan berita besar.“Dika sudah pernah menikah.” Jawab Dika singkat.Dika sudah tak mungkin lagi berkelit. Ia harus jujur sekarang juga atau mamanya akan terus menuntutnya soal menikah. Namun, reaksi mamanya sungguh diluar dugaan.“Bicara yang benar, Mahardika! Mamamu yang tua ini enggak ngerti. Menikah dengan siapa? Dimana? Kenapa enggak bilang sama mama dan papamu?” Bentak Lina yang sudah sabar dengan sikap Dika yang santai dan cuek.“Maafin Dika, Ma.”“Siapa? Siapa yang kamu nikahi? Dimana dia sekarang?” Cecar Lina lagi. Melihat Dika hanya diam, membuat kesabaran Lina semakin menipis.“Katakan Dika! Jangan diam saja? Mau ditaruh mana muka mama kalau sampai kamu menelantarkan anak gadis orang!”“Dika tidak pernah menelantarkannya, Dika mencintainya, tapi orang tuanya yang tidak menyukai Dika karena menurutnya Dika menelantarkan anaknya karena Dika terlalu lama pe

  • Terjerat Hutang Mr. Arogant   Bab 108 Ibu dan Anak

    Satu bulan kemudian.“Sudah siap?”Laila mengangguk merona. Sambil terus menyunggingkan senyum mereka akan melakukan perjalanan ke Bali karena ingin menikmati baby moon sekaligus honey moon mereka yang tak pernah terlaksana.Malik menyeret koper di tangan kirinya dan tangan kanannya menggenggam tangan Laila erat. Berjalan menyusuri lorong resort tempat mereka menginap. Mereka memilih daerah uluwatu dan kintamani untuk menghabiskan masa baby moon mereka selama satu minggu.Menyewa resort di tepi pantai untuk menikmati masa-masa tinggal berdua dan memperdalam hubungan mereka setelah berbagai badai yang menyambut awal rumah tangga mereka.Malik sudah sepenuhnya pulih, ia memutuskan untuk sebentar mengambil libur sebelum kembali benar-benar terjun mengurusi perusahaan sang papa.Lagi-lagi, Dika lah yang dijadikannya tumbal. Terpaksa masih harus memenuhi permintaannya yang seperti tak kunjung ada ujungnya. Dika bahkan tak bisa menikmati waktu kencan berdua.Ya, kencan. Dika sudah memantapk

DMCA.com Protection Status