Share

Bab 98 Perasaan Apa?

Perjalanan kembali hening karena Raisa masih menolak bicara usai makan siang itu. membuang pandangannya keluar jendela seolah menikmati pemandangan kota Samarinda. Namun kenyataannya, hanya matanya yang berpusat disana, sedangkan pikirannya berkelana memikirkan Dika yang tak peka.

Mahardika hanya sesekali melirik Raisa yang masih bergeming. Jarak rumah makan itu menuju hotel tempat Raisa menginap masih cukup jauh. Sebab Raisa memilih hotel yang paling dekat dengan bandara agar tak terlalu jauh ketika datang dan pergi dari tempat itu.

Padahal Mahardika menawarkan untuk mengantar jemputnya dan memilihkan hotel yang jauh lebih nyaman baginya. Tapi dengan tegas Raisa menolak. Ia tak mau ketergantungan dengan laki-laki yang bukan siapa-siapanya.

“Mau kemana lagi? Aku antar.” Tanya Dika memecah keheningan kaku diantara mereka.

“Pulang.” Sahut Raisa.

“Pulang?” Kutip Dika. Ia menghela nafasnya kemudian. Ia tahu wanita ini sedang merajuk. Tapi ia sungguh bukan perayu ulung, dan lagi pula untuk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status