Share

Bab 95 Melepas Pedih Hati

Hari demi hari rasanya tak lelah Laila menyunggingkan senyum. Dari sejak suaminya siuman dari koma, Laila memaksa ingin terus menemani seolah tak ingin Malik terpisah darinya lagi. Ia sudah lelah. Ingin rasanya sejenak menghirup nafas dengan leluasa tanpa kepedihan yang mengikuti di belakangnya.

Walaupun gerakannya menjadi terhambat karena perutnya yang makin hari makin membesar, tapi tak menyurutkan semangatnya dan perhatiannya pada Malik sedikitpun. Dengan telaten menyeka suaminya saat pagi hari dan sore, menyuapi lak-laki itu, hingga menyiapkan obat yang harus rutin diminum oleh Malik.

Sesekali Malik menghentikan kesibukan Laila di ruangan itu karena menurutnya istrinya terlalu banyak bergerak dan sibuk kesana-kemari. Malik meringis nyeri memperhatikan gerak istrinya dengan perut besar itu.

“Sayang, istirahatlah!” Malik melihat Laila yang sedang merapikan baju-bajunya di lemari.

“Sebentar, Mas. Ini belum selesai. Sedikit lagi.” Sahut Laila yang sedang bersimpuh di depan lemari.

“Si
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status