Share

Bab 2

Author: Nuvola
last update Last Updated: 2025-01-24 16:40:59

Senyum getir tersungging di bibir Serena dan diam-diam meminta maaf pada ibunya dalam hati. "Mafkan aku, Bu. Hanya dengan ini Ibu bisa dioperasi.."

“Bagus.” Kendrick menjawab sembari mengarahkan wajah Serena untuk menatapnya. 

Sedetik kemudian, Serena berteriak kecil karena pria itu telah menarik lembut tubuhnya hingga terjatuh ke pangkuan pria itu. 

Serena berusaha untuk menahan diri agar tak jatuh sepenuhnya ke dalam pelukan Kendrick dengan menahan dada pria itu menggunakan tangannya.

Namun, hembusan nafas Kendrick yang panas di lehernya dan pijatan lembut pria itu di pinggangnya membuat tubuh Serena melemas.

"Ada peraturan yang harus kamu pahami saat bekerja bersamaku, Serena.” bisik Kendrick serak. “Jangan sekali-sekali kamu dekat dengan laki-laki lain. Mengerti?” 

Serena menjawab dengan anggukan kecil yang langsung membuat Kendrick tersenyum samar.  “Mengerti, Tuan.”

“Good.”

Kendrick mengecup pundak Serena dan meremas pinggul wanita itu sebelum kemudian  berusaha untuk mengikis jarak di antara mereka. 

Namun, sebelum kedua belah bibir itu sempat bertemu, tiba-tiba saja ponsel Serena berbunyi dan sontak membuat wanita itu memanfaatkan kesempatan untuk beranjak dari pangkuan Kendrick.

Saat Serena melihat siapa yang memanggil, tubuhnya menegang dan langsung mengangkat telepon.

Administrator rumah sakit. 

[Nyonya, Ibu Anda terus menerus mengalami Infeksi Sekunder. Apakah hari ini Anda bisa segera menjadwalkan operasi?]

Belum sempat Serena menjawab, Kendrick telah lebih dulu mengambil alih panggilan itu. “Lakukan apa pun yang diperlukan dan masukkan tagihannya atas nama Kendrick Alonzo!”

Tanpa menunggu jawaban apa pun, Kendrick langsung menarik tangan Serena untuk mengikutinya. “Kita ke rumah sakit!”

Asisten Kendrick, Julian, langsung menyiapkan mobil dan melajukan kendaraan dengan kecepatan tinggi. 

Sesampainya di rumah sakit, Serena berlari secepat mungkin menembus manusia-manusia di korido untuk menuju ke ruangan ibunya. Namun, setibanya di sana, dia tak melihat ibunya di mana pun.

Serena lalu masuk lebih dalam dan memeriksa semua brankar yang tirainya tertutup. Namun, ibunya tetap tidak ada di sana. 

Serena semakin kalut dan hendak menemui perawat untuk bertanya. Namun, Kendrick telah lebih dulu menarik tubuhnya ke dalam lift dan menekan lantai nomor 20.

“Tuan! Saya harus mencari ibu saya. Dia tidak ada di ruangan dan saya takut terjadi sesuatu padanya. Saya–”

Serena meracau dengan air matanya yang terus mengalir deras. Tadi petugas memberitahu ada masalah pada ibunya dan sekarang ibunya menghilang. Apakah kali ini infeksinya begitu membahayakan?!

“Tenanglah.” Kendrick berkata pelan.

Pintu lift kemudian terbuka dan susunan ruangannya sangat berbeda. 

Lantai 20 hanya terdiri dari beberapa kamar dan suasananya sangat tenang. Begitu berlawanan dari kondisi ruangan ibu Serena sebelumnya.

Kendrick lalu kembali menarik tangan Serena dan membawa wanita itu ke salah satu kamar. Saat pintu terbuka, Serena dapat melihat ibunya, Lydia, yang tengah terbaring lemah dengan selang oksigen di hidungnya. 

“Ibu!” Serena sontak berlari dan langsung memeluk wanita paruh baya itu pelan. “Apa yang terjadi? Ibu membuatku khawatir. Apa yang ibu rasakan sekarang?” 

Alih-alih terlihat sedih dan panik seperti Serena, Lydia malah terkekeh sembari menepuk lengan Serena pelan. “Hanya infeksi ringan, tidak membahayakan” 

“Tidak membahayakan apa?!” Serena menghapus air matanya sebelum berkata dengan lirih. “Aku benar-benar takut kehilangan ibu.” 

“Jangan menangis, ibu pasti akan sembuh.” Lydia tersenyum, tapi matanya terlihat sayu dan nafasnya yang terengah-engah. 

Melihat itu, nyeri di hati Serena semakin terasa. 

Kalau saja ibunya tidak diperkosa, kalau saja dia tidak hadir di rahim ibunya… pasti ibunya tidak akan berakhir dengan nasib seperti ini. 

Lydia cantik dan bisa mendapat pasangan yang tulus menyayanginya. Bukan malah terpaksa menikah karena kesalahan semalam oleh Salvio Quirino dan berakhir diusir seperti sampah tak berguna setelah kematian pria itu.

Di dunia ini, Serena hanya memiliki ibu sebagai tempat bertukar cerita dan sebagai tempatnya pulang. Dia mengusap wajah pucat ibunya membuat ibunya tersenyum kecil.

“Aku akan membelikan ibu beberapa suplemen. Apa ibu ingin makan sesuatu?” Serena beranjak dan mengambil dompetnya.

Namun, Lydia menggeleng dan menahan tangan Serena. “Tidak perlu, Serena. Sampaikan saja rasa terima kasih ibu pada suamimu. Seharusnya dia tak perlu menempatkan ibu di ruangan ini. Ruangan kemarin sudah nyaman..”

“Itu.. Ibu. Sebenarnya..”

Perkataan Lydia membuat Serena terdiam dan buru-buru menatap ke arah Kendrick yang ada di dekat pintu. 

Posisi pria itu yang berada di belakang Serena membuat Lydia tak dapat melihatnya. Jadi, segera setelah Lydia melihat Kendrick, senyumnya mengembang tipis.

“Serena, kamu membawa teman? Kenapa tidak diperkenalkan?“

Lydia memberi isyarat untuk duduk dan Serena langsung menekan tombol di belakang brankar. Brankar itu perlahan naik dan mencapai ketinggian yang diinginkan.

“Ah ya. Dia teman Serena,” jawab Serena. “Namanya Kendrick, Bu.”

“Ahya, Kendrick.” Lydia tersenyum sopan. “Terima kasih sudah menjadi teman Serena. Dia sama sekali tak punya banyak teman. Jadi, ibu sempat kaget.”

Serena panik menatap Kendrick, takut membuat pria itu tak nyaman. Namun, alih-alih terganggu, Kendrick malah mendekat dan duduk di kursi yang tersedia.

“Bukan masalah besar… Ibu.” jawaban Kendrick membuat Serena menahan napas. “Kami juga baru-baru ini bertemu karena urusan bisnis.”

“Ah, begitu..” Lydia tersenyum sebelum kemudian kembali menatap ke arah Serena. “Lalu, di mana suamimu, Serena? Kenapa beberapa hari ini ibu tidak melihatnya?”

Mendengar nama Leo disebut, Serena berusaha keras untuk tidak menunjukkan perasaan getirnya. Jadi, dia tersenyum dan berkata dengan nada yang dibuat seceria mungkin.

“Leo ada urusan bisnis di luar negeri, Bu. Belakangan ini dia sangat sibuk. Aku akan menyampaikan pesan kalau ibu mencarinya.”

Mendengar itu Lydia mengangguk-angguk, "Baiklah. Sampaikan juga rasa terima kasih ibu ya.”

Serena mengiyakan, tapi diam-diam merasa sedih. Sejak berpacaran dengan Serena, Leo dengan mudah mengambil hati Lydia melalui pembawaan pria itu dan selalu menjadi manusia favorit Lydia.

Oleh karena itu, Serena tak bisa membayangkan apa jadinya kalau ibunya tahu tindakan Leo yang menjualnya pada Kendrick demi uang?

Serena lantas menatap Kendrick karena merasa tak enak, tapi ia sama sekali tak terlihat reaksi apa-apa dari pria itu.

Melihat jam yang telah semakin larut, Serena segera mengalihkan pandangannya kembali pada Lydia dan menyuruh wanita itu untuk beristirahat. 

“Aku akan menemui ibu lagi besok.” tutur Serena sembari menggenggam tangan Lydia. Sebelum beranjak keluar, Serena mengecup dahi dibunya dan menyelimuti wanita itu pelan.

“Aku akan mencoba mencari sumsum tulang agar ibumu segera di operasi.”

Perkataan Kendrick seketika membuat Serena menoleh kaget.

Sebab, tak hanya membiayai semua biaya pengobatan ibunya, Kendrick juga ternyata berniat untuk mencari sumsum tulang untuk ibunya?

Sikap Kendrick ini sontak membuat Serena kembali membandingkan pria itu dengan Leo, karena meski berstatus sebagai menantu Lydia, pria itu seringkali tak terlihat begitu peduli dengan kenyamanan Lydia.

Jangankan mencari sumsum tulang, fasilitas yang diberikan Leo untuk Lydia pun terkesan seadanya walau bisnis pria itu berkembang pesat sebelum terancam bangkrut.

Tak ada ruangan VIP apalagi VVIP, Leo hanya bersedia memfasilitasi Lydia kamar kelas tiga yang dihuni oleh enam pasien dan mendapat perawatan minimal.

Menyadari itu, Serena menatap ke arah Kendrick dengan penuh syukur. “Tuan.. terima kasih. Saya pasti akan–”

“Bersiaplah untuk membayarnya malam ini.”

Related chapters

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 3

    Serena menatap bangunan mewah yang ada di depannya itu. Sebelumnya dia telah memasuki mansion itu dengan penuh paksaan. Tapi, kali ini dia memasuki mansion itu dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun. Seorang pria paruh baya menyambut mereka dengan sangat sopan dan ramah. “Selamat datang Tuan dan Nona.” Serena cukup terkejut mendengar panggilan dari pria paruh baya itu. “Antar dia ke kamar!” titah Kendrick yang kemudian berlalu pergi meninggalkan Serena. Serena menatap punggung Kendrick yang menjauh masuk ke dalam lift. “Nona, sebelumnya perkenalkan saya Verdi, ketua pelayan di mansion ini,” jelas Verdi dengan membungkukkan badannya. Verdi pria paruh baya yang memegang jabatan sebagai kepala pelayan di mansion Kendrick. Dengan posturnya yang tegap dan sikapnya yang selalu teratur, Verdi dikenal memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap keluarga Kendrick. Dia juga sangat pandai dalam mempertahankan sikap yang sopan dan profesional, tidak pernah membiarkan emos

    Last Updated : 2025-01-24
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 4

    Sudut bibir Kendrick seketika terangkat dia langsung menyudutkan Serena ke dinding. “Aku tidak tahu jika kamu akan seberani ini,” bisik Kendrick yang mengecup telinga Serena. “Bukankah ini sudah tugas saya? Anda begitu baik memindahkan ibu saya ke ruang VIP jadi saya pun akan melakukan tugas saya dengan baik.”Kendrick terlihat tidak puas dengan jawaban Serena, dia segera menyambar bibir Serena dengan kasar membuat Serena sedikit terkejut dengan serangan tiba-tiba Kendrick. Ciuman itu tidaklah lembut tapi Serena cukup menikmatinya. Serena bisa merasakan jika Kendrick begitu ahli melakukannya membuat Serena kewalahan.Dia menepuk dada Kendrick, meminta Kendrick untuk melepaskan ciumannya karena Serena kehabisan nafas. Kendrick pun sejenak melepaskan ciuman mereka lalu kembali mencium Serena dan membawa Serena ke tempat tidur. Dengan mudah Kendrick melepas bathrobe yang Serena kenakan membuat Kendrick mengerang kecil. Meskipun awalnya Kendrick menciumnya dengan kasar tapi semakin lam

    Last Updated : 2025-01-24
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 5

    Serena membuka matanya ketika cahaya matahari masuk melalui celah gorden. Tubuhnya begitu sakit seakan dia baru saja lari maraton berkilo-kilo meter. Inti tubuhnya pun sangat nyeri, karena Kendrick tak membiarkannya istirahat. Pria itu menggempurnya hingga pagi. Serena menatap ke samping dimana Kendrick yang masih tertidur. Wajah Kendrick terlihat begitu tenang berbeda saat Kendrick terbangun maka wajahnya terlihat tanpa ekspresi dan aura dingin menyebar. Serena mengambil bathrobe yang ada di lantai dan segera mengenakannya. Namun, ketika dia akan melangkah turun dari tempat tidur terdengar dering telepon membuat Serena segera mengangkat teleponnya dan mendengar suara Evan di seberang. "Hai, Serena! Aku punya kabar baik untukmu," Evan berkata dengan suara yang ceria.Serena penasaran dan bertanya, "Ada apa, Evan?”"Aku menawarkan pekerjaan sebagai staf di perusahaan kami," Evan menjawab. "Kamu akan bekerja sebagai staf Business Development, dan aku yakin kamu akan sangat cocok untuk

    Last Updated : 2025-01-24
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 6

    “Kak Kendrick, dia Serena karyawan baru yang aku bicarakan.”“Temanmu?” “Iya, dia temanku.”Evan sebelumnya memang sudah mengatakan jika dia akan memasukan karyawan baru yang tak lain adalah temannya waktu SMA. Serena menelan ludahnya, matanya bertemu dengan sosok yang tak pernah dia duga akan ada disini. Wajah Kendrick datar, dia seolah tidak mengenal Serena. “Serena, perkenalkan dirimu,” bisik Evan membuyarkan lamunan Serena. “Sa-ya Serena.”Hanya itu yang keluar dari mulut Serena dia pun mengulurkan tangannya tapi Kendrick tidak menyambutnya. Serena segera menarik kembali tangannya, dia bingung harus mengucapkan apa karena melihat pria di depannya saja sudah cukup membuatnya terkejut. “Hm kami kembali ke ruangan dulu, Kak.”Evan berpamitan kepada Kendrick tetapi tidak ada tanggapan dari Kendrick. Pria itu tetap dengan ekspresi datar menatap mereka seolah tidak peduli dengan kehadiran Serena sebagai karyawan baru. Evan langsung membawa Serena keluar dari ruangan Kendrick. Evan

    Last Updated : 2025-01-31
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 7

    Satu jam telah berlalu dan jam makan siang telah lewat tapi Evan belum melihat batang hidung Serena. Dia semakin cemas hingga memutuskan untuk kembali ke ruangan Serena. “Apa Kalian tidak ada yang melihat Serena?” tanya Evan kepada Echa dan Miska. “Sepertinya Serena belum kembali, Pak,” jawab Echa. Evan langsung keluar dari ruangan itu, dia masuk ke dalam lift menuju ke lantai paling atas perusahaan itu. Dia begitu gelisah hingga pintu lift terbuka membuatnya terkejut. “Serena?”“Pak Evan?”Evan langsung menarik tangan Serena untuk masuk ke dalam lift. “Apa Kakakku melakukan sesuatu yang buruk?” tanya Evan yang melihat peluh di dahi Serena dan rambut Serena yang tidak serapi siang tadi. “Pak Kendrick hanya menyuruh saya membersihkan ruangan, Pak.”“Jika hanya ada kita berdua maka santai saja,” tutur Evan yang kini keluar dari lift membawa Serena masuk ke ruangannya. “Duduk.”Setelah menyuruh Serena duduk maka Evan membukakan air mineral untuk Serena. “Kamu terlihat lelah, apa kamu

    Last Updated : 2025-02-01
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 8

    Serena masuk ke dalam kamar dia, merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Ponselnya yang ada didalam tas bergetar membuatnya segera mengambil ponsel itu. Tertera nama Evan disana, Serena pun mengangkat telepon itu. “Halo Evan, ada apa?”“Kamu dimana?” “Aku, udah pulang. Kenapa?”“Tidak apa-apa, aku pikir kamu belum pulang. Kamu tinggal dimana?”Sebenarnya Evan berniat untuk mengantar Serena pulang, dia yang tahu jika Serena telah berpisah dengan suaminya membuat dia mendekati Serena. Belum sempat Serena menjawab dia melihat pesan dari Julian jika Kendrick akan segera pulang. Serena yang panik pun langsung terduduk. “Evan, ada sesuatu yang harus aku lakukan. Aku tutup teleponnya, bye!”Serena segera masuk ke dalam kamar mandi, dia tanpa berendam langsung membasuh tubuhnya di bawah shower. Serena berniat bersantai terlebih dahulu karena tadi Julian sempat mengatakan jika Kendrick paling awal pulang pukul tujuh. Sedangkan ini baru pukul lima sore. Serena segera bersiap menyambut Kend

    Last Updated : 2025-02-02
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 9

    Kamar itu dipenuhi dengan hening yang berat saat Kendrick membuka pintu perlahan. Serena terlihat damai, tidur pulas dengan posisi tengkurap, kepala bersandar pada bantal putih yang tampak sedikit kusut karena gerak tidurnya yang tidak tenang. Sebuah senyuman kecil terukir di wajah Kendrick saat dia mengamati Serena yang tampak begitu polos dan tidak bersalah dalam tidurnya.Dia berjalan perlahan mendekati tempat tidur, menatap wajah Serena yang tenang. Kendrick merasa ada secercah kedamaian yang menyelimutinya hanya dengan melihat Serena tidur. Amarah yang hampir saja meledak tiba-tiba lenyap dengan menatap wajah Serena. Setelah beberapa saat berdiri mematung, dia berbalik perlahan, menuju ke walk-in closet untuk memilih setelan terbaiknya. Selama ini dia jarang sekali menghadiri makan malam yang diadakan oleh kakeknya. Namun, kali ini sepertinya dia harus hadir. Setelah kedatangan Evan yang melihat Serena, itu cukup mengusik ketenangannya. Kendrick berjalan keluar dari kamar deng

    Last Updated : 2025-02-02
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 10

    “Sepertinya kabar yang aku dengar itu salah,” gumam Kendrick yang duduk di hadapan Calvin. Kendrick datang malam itu bukan hanya provokasi dari Evan tetapi dia juga ingin melihat keadaan Calvin karena dia mendengar jika pria yang usianya sudah tak muda lagi tengah sakit. “Jadi wanita mana yang akan kamu nikahi,” Calvin mengalihkan topik pembicaraan mereka membuat Kendrick berdecak. “Posisimu akan semakin kuat jika kamu menikah dan memiliki anak, Kendrick.” “Aku tidak membutuhkan wanita.” Terdengar helaan nafas dari Calvin, meskipun keduanya tampak tidak akrab dalam pembicaraan tersebut. Pada dasarnya, mereka saling mengkhawatirkan satu sama lain. “Aku harus segera pergi,” ucap Kendrick yang bangkit dari duduknya. “Tidak bisakah kamu tinggal di sini, Kendrick?” Perkataan sang kakek membuat langkah Kendrick tertentu. “Kamu pewaris Alonzo sudah seharusnya mansion utama ini milikmu.” “Apa Kakek kira aku miskin, hingga tidak dapat membeli mansion sendiri?” Setelah berkata, Ke

    Last Updated : 2025-02-02

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 45

    Serena kini berada di dalam mobil bersama dengan Kendrick, yang kini kembali bersikap perhatian kepadanya. Suasana di dalam mobil tampak hangat, dengan Kendrick yang memandang Serena dengan mata yang lembut.Julian berada di depan, menyetir mobil menuju ke mansion Kendrick. Dia tidak menoleh ke belakang, membiarkan Kendrick dan Serena memiliki waktu bersama.Kendrick mengambil tangan Serena dan memegangnya dengan lembut. "Aku tidak bermaksud melukaimu,” tutur Kendrick melihat memar di lengan Serena. Serena menatap Kendrick dengan mata yang lembut, merasa bahwa Kendrick kembali menjadi dirinya yang lembut. "Saya tidak apa-apa," katanya dengan suara yang lembut. "Saya hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."Kendrick menjelaskan kepada Serena bahwa Rachel datang dengan bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak terlibat dalam sabotase. Setelah mendapat peringatan dari Alonzo Group, Rachel memutuskan untuk menyelidiki dan menemukan siapa di balik semua kejadian tersebut.Rachel menemu

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 44

    Kendrick menatap wajah Serena yang telah terlelap, wanita itu tertidur setelah Kendrick melakukan pelepasan terakhirnya. Kali ini Kendrick memang bermain cukup kasar kepada Serena. Dia mudah sekali marah dan tanpa sadar melampiaskannya langsung kepada Serena. Terlihat memar di lengan Serena, Kendrick mengecup lembut kening Serena dan mengusap kepala Serena. Sebelum bangkit dari tempat tidur dia menarik selimut untuk menutup tubuh Serena yang tidak mengenakan apapun. Kendrick melangkah ke arah kamar mandi, dia berniat untuk mandi. Tubuhnya penuh dengan peluh bercampur aroma parfum milik Serena. Air dingin mengalir mengguyur tubuh Kendrick. Kendrick keluar dari kamar mandi dan mendapati Serena yang terduduk di atas tempat tidur. “Jam berapa ini, sakit sekali badanku,” lirih Serena yang masih bisa didengar oleh Kendrick. Kendrick pun berjalan ke arah Serena, wanita itu belum membuka mata sepenuhnya. Rasa lelah membuatnya mengantuk, tapi dia masih mengingat jika dia sekarang berada d

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 43

    Serena memalingkan wajahnya dari Kendrick dan Rachel, berusaha untuk tetap tenang dan kembali melanjutkan makannya. Namun, dia harus menghentikan aktivitasnya ketika Rachel menghampirinya dengan senyum yang terkesan palsu.Kendrick memperkenalkan Serena kepada Rachel, dan Rachel bersikap seolah tidak mengenal Serena. Dia berkata dengan nada yang sopan, "Senang bertemu dengan Anda, Serena. Saya datang untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi antara Quirino dan Alonzo."Rachel melanjutkan, "Saya ingin menjelaskan bahwa sabotase yang terjadi yang merugikan Anda tidak ada sangkut pautnya dengan Quirino. Saya berharap Anda tidak lagi salah paham tentang hal ini."Serena menanggapinya dengan senyum yang terkesan tulus, seolah percaya dengan ucapan Rachel. Namun, di dalam hatinya, Serena masih memiliki keraguan tentang kebenaran ucapan Rachel. Dia tidak yakin apakah Rachel benar-benar tidak terlibat dalam sabotase tersebut.“Saya juga sudah melupakan masalah itu. Lagipula saya hanya kar

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 42

    “Pagi semua,” sapa Serena saat masuk ke ruangannyaWajah Melodi dan Sofia tampak tegang. Mereka berdua masih mengingat jelas kejadian kemarin, ketika mereka melihat Serena bersama dengan Kendrick yang tampak mesra. Mereka tidak bisa tidak memikirkan tentang apa yang mereka lihat, dan bagaimana Kendrick bersikap begitu dekat dengan Serena.Melodi dan Sofia saling memandang, kemudian memandang Serena yang baru saja masuk. “Selamat pa-pagi Nona Serena,” ucap Melodi terbata. “Kalian kenapa seperti itu?” Serena bertanya dengan nada yang penasaran, "Kenapa sikap kalian berbeda? Apa yang terjadi?"Melodi dan Sofia saling memandang, kemudian Melodi menjawab, "Bagaimana kita bisa bersikap biasa saja setelah mengetahui hubunganmu dengan Pak Kendrick? Kita tidak bisa tidak memikirkan tentang apa yang kita lihat kemarin."Sofia melanjutkan, "Kak Serena bisa membuat Pak Kendrick tidak jadi memecat kami, maka akan lebih mudah bagi Kakak untuk memecat, kami takut dan khawatir membuat kesalahan."S

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 41

    Melodi dan Sofia masih menatap punggung Kendrick yang pergi bersama Serena, mereka tidak bisa berkedip melihat adegan yang terjadi di depan mereka. Mereka bisa melihat saat Kendrick membukakan pintu mobil untuk Serena, dan bagaimana dia membantu Serena masuk ke dalam mobil.Mereka berdua saling memandang, terlihat terkejut dan tidak percaya dengan apa yang mereka lihat. Kendrick yang biasanya terlihat keras dan tegas, sekarang terlihat begitu lembut dan perhatian terhadap Serena.“Kalian segeralah pulang, dan tutup mulut kalian rapat-rapat jika ingin hidup kalian tenang.”Julian memberi peringatan lalu dia pun segera pergi dari sana meninggalkan Melodi dan Sofia dengan pikiran masing-masing. Kendrick melajukan mobilnya, dia tampak diam membuat Serena berpikir jika dia marah karena ada yang mengetahui hubungan mereka. Serena pun meminta maaf kepada Kendrick, “Tuan maafkan mereka, saya berjanji jika mereka tidak akan membuka mulut tentang apa yang mereka lihat tadi.”"Aku tidak marah k

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 40

    Serena berada di ruangan Kendrick, melanjutkan pekerjaannya menggunakan laptop yang Kendrick berikan. Mereka duduk berhadapan, fokus pada pekerjaan masing-masing. Serena mengetik dengan cepat di laptop yang Kendrick berikan, sementara Kendrick fokus menelaah grafik di layarnya. Meskipun ruangan itu sunyi, hanya diselingi suara ketukan keyboard, Kendrick sesekali tetap memperhatikan Serena, menangkap sekilas wajah cantiknya.Serena tidak menyadari bahwa Kendrick sedang memperhatikannya, dia terlalu fokus pada pekerjaannya. Kendrick pun tidak ingin mengganggu Serena, jadi dia hanya sesekali memandangnya.Mereka tidak mengetahui bahwa Evan sekarang sedang mencari Serena, tidak tahu bahwa Evan sudah mencari Serena di ruangannya dan tidak menemukannya. Evan masih terus mencari Serena, tanpa tahu bahwa Serena sekarang berada di ruangan Kendrick.Kendrick memperhatikan kerutan di dahi Serena yang tampak bingung melihat layar komputer di depannya. “Apa kamu mengalami kesulitan?" tanya Kendric

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 39

    Evan tiba-tiba masuk ke ruangan Kendrick, disana masih ada Serena dan juga Julian. Kendrick pun bertanya dengan nada yang sedikit kesal, "Kenapa setiap kali aku bertemu dengan Serena, kamu selalu muncul, Evan?"Kendrick kesal dengan ekspresi yang Evan tunjukan dia pun kembali bertanya, "Apa kamu menghafal semua jadwal Serena? Kamu selalu muncul di waktu yang tepat, seolah-olah kamu tahu persis kapan Serena akan bertemu dengan aku."“Apa itu masalah untuk Kakak?” tanya Evan dengan senyum yang penuh arti. Serena yang berada di antara Kendrick dan Evan pun tampak bingung. Dan akhirnya dia memilih berpamitan untuk pergi dari ruangan Kendrick. Serena keluar dari ruangan Kendrick setelah berpamitan kepada Kendrick dan Evan. Dia berjalan ke arah lift dengan langkah yang santai, berharap bisa menghilangkan kesan yang tidak enak setelah pertemuan dengan Evan di ruangan Kendrick.Tapi sebelum lift itu menutup, Evan lebih dulu masuk dan berdiri di samping Serena. Mereka berdua berada di dalam

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 38

    Serena terkejut ketika Evan berdiri tak jauh darinya, dengan mata yang penasaran. "Kenapa kamu ada di basement?" tanya Evan dengan nada yang santai.Serena tampak bingung harus menjawab apa, karena dia baru saja keluar dari mobil Kendrick dan berharap Evan tidak melihatnya. Dia tidak ingin Evan mengetahui tentang hubungannya dengan Kendrick, atau setidaknya tidak ingin Evan mengetahui tentang perjalanan mereka ke rumah sakit."Aku... aku hanya ingin mencari sesuatu," jawab Serena dengan nada yang tidak yakin.Evan mengangkat alisnya, penasaran dengan jawaban Serena. "Mencari sesuatu? Di basement?" tanya Evan dengan nada yang skeptis.Serena merasa semakin bingung dan tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia berharap Evan tidak akan terus bertanya, tapi Evan tampaknya tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan jawaban yang memuaskan.“Aku mencari Pak Kendrick, aku dengar dia akan kembali dan pergi lagi dan aku harus ke basement memberikan dokumen,” jelas Serena yang menoleh ke kanan ki

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 37

    Serena yang baru datang mendekat ke arah ibunya, Lydia. Lydia terlihat senang dengan kedatangan Serena, dan wajahnya langsung bersinar dengan senyum."Serena, sayang! Ibu baru saja berbicara dengan Nak Kendrick," kata Lydia dengan nada yang bersemangat. "Dia bilang operasi akan dilakukan lusa!"Serena pun ikut senang mendengarnya, dan wajahnya langsung tersenyum. "Benar, Bu? Lusa sudah bisa dilakukan?" tanya Serena dengan nada yang penuh harapan.Lydia mengangguk, dan matahari yang masuk melalui jendela membuat wajahnya terlihat lebih cerah. "Benar, sayang. Nak Kendrick sudah mengatur semuanya. Ibu merasa lega sekali," kata Lydia dengan nada yang penuh rasa syukur.Serena pun merasa lega dan bahagia mendengar kabar tersebut. Dia memeluk ibunya dengan erat, dan keduanya saling menatap dengan mata yang penuh harapan dan kebahagiaan.Interaksi antara Serena dan ibunya, Lydia, tak luput dari perhatian Kendrick. Dia memperhatikan bagaimana keduanya saling memeluk dan menatap dengan mata ya

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status