Share

Bab 4

Penulis: Nuvola
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 16:42:33

Sudut bibir Kendrick seketika terangkat dia langsung menyudutkan Serena ke dinding. “Aku tidak tahu jika kamu akan seberani ini,” bisik Kendrick yang mengecup telinga Serena.

“Bukankah ini sudah tugas saya? Anda begitu baik memindahkan ibu saya ke ruang VIP jadi saya pun akan melakukan tugas saya dengan baik.”

Kendrick terlihat tidak puas dengan jawaban Serena, dia segera menyambar bibir Serena dengan kasar membuat Serena sedikit terkejut dengan serangan tiba-tiba Kendrick. Ciuman itu tidaklah lembut tapi Serena cukup menikmatinya. Serena bisa merasakan jika Kendrick begitu ahli melakukannya membuat Serena kewalahan.

Dia menepuk dada Kendrick, meminta Kendrick untuk melepaskan ciumannya karena Serena kehabisan nafas. Kendrick pun sejenak melepaskan ciuman mereka lalu kembali mencium Serena dan membawa Serena ke tempat tidur.

Dengan mudah Kendrick melepas bathrobe yang Serena kenakan membuat Kendrick mengerang kecil. Meskipun awalnya Kendrick menciumnya dengan kasar tapi semakin lama Kendrick memperlakukan Serena begitu lembut.

Tidak bisa dipungkiri jika Serena menikmati setiap sentuhan Kendrick. Pria itu tidak melakukannya dengan tergesa-gesa, dia seakan membiarkan Serena menikmati setiap kecupan yang Kendrick berikan.

Tok tok tok

Suara ketukan membuat Serena dan Kendrick menoleh ke arah pintu.

“Ada apa?” teriak Kendrick dengan kesal.

“Tuan, Tuan Marco berpesan untuk Anda mengangkat teleponnya.”

Setelah mendengar apa yang Verdi katakan maka Kendrick segera meraih ponselnya. Dia menerima panggilan dari Marco yang tak lain adalah ayahnya.

Serena yang melihat Kendrick bertelepon dia pun segera mengenakan bathrobenya kembali. Serena memilih melangkah pergi dari kamar itu, tapi Kendrick segera meraih tangannya. Kendrick menarik Serena hingga tubuh mereka menempel.

“Siapa yang mengizinkan kamu pergi?” suara itu terdengar begitu rendah di telinga Serena seakan menggoda dirinya.

Kendrick tetap menerima telepon itu dengan Serena yang ada di pelukannya. Kali ini Serena bisa merasakan milik Kendrick yang telah menegang di balik handuk yang melilit di pinggangnya.

Saat Serena masuk sebenarnya dia cukup terkejut melihat Kendrick yang hanya melilitkan handuk di pinggangnya. Pria itu terlihat baru saja selesai mandi karena rambutnya pun terlihat masih basah.

Kini Serena bisa mencium aroma tubuh Kendrick yang maskulin. Tangannya bahkan tanpa sadar menyentuh dada Kendrick seakan menggoda pria itu.

Tak ada amarah di wajah Kendrick ketika Serena dengan lancang memainkan jarinya di dada Kendrick. Dia justru tersenyum samar, hingga telepon pun berakhir membuat Kendrick segera meletakkan ponselnya kembali. Tanpa aba-aba Kendrick meremas pantat Serena membuat Serena membelalakan matanya, dia cukup terkejut dengan apa yang Kendrick lakukan secara tiba-tiba.

“Kamu sungguh pintar menggoda, Bunny,” bisik Kendrick yang menjilat telinga Serena.

Serena pun kini tersadar dengan jarinya yang ada di dada Kendrick. Kendrick membawa Serena ke tempat tidur dan kembali melepas bathrobe Serena.

“Bunny, kamu sangat seksi,” puji Kendrick yang menatap tubuh Serena di balik lingerie hitam yang transparan itu.

Kendrick melumat bibir Serena begitu dalam dan lembut, dia menyentuh setiap inci tubuh Serena membuat Serena terbuai dengan permainannya.

“Berhenti menatapku seperti itu, Ken,” ucap Serena ketika Kendrick menatap tubuhnya yang tak mengenakan apapun.

“Aku sungguh mengagumi keindahanmu, Bunny.”

Ucapnya yang langsung menenggelamkan wajahnya di dada Serena membuat Serena mengerang. Kendrick begitu tahu apa yang bisa membuat Serena mengerang. Tak hanya mencumbu dada Serena tetapi Kendrick juga meninggalkan beberapa tanda merah di sana.

“Akh!” teriakan terdengar ketika Kendrick melakukan penyatuan.

Ini bukan pertama kalinya bagi Selena melakukan ini karena dia juga sering melakukannya dengan Leo. Tapi rasanya begitu berbeda.

Serena tidak bisa berhenti membandingkan Kendrick dengan Leo. Dia merasa seperti menemukan sesuatu yang telah lama dia cari. Kendrick membuatnya merasa seperti seorang ratu, dengan sentuhan yang lembut dan tidak tergesa-gesa.

Saat bermain Leo lebih mementingkan dirinya sendiri. Tidak peduli dengan kebutuhan atau keinginan Serena. Tapi Kendrick berbeda, dia sangat memperhatikan Serena. Bahkan untuk beberapa saat Serena melupakan status mereka karena Kendrick membuatnya merasa seperti orang yang spesial.

Kendrick melakukan pelepasan pertamanya dia melakukannya di dalam membuat Serena tersadar jika Kendrick tidak mengenakan pengaman.

“Tuan, Anda lupa mengenakan pengaman.”

“Aku tidak akan membiarkan karet sialan itu menghalangi kita, Bunny,” ucap Kendrick yang kembali menghujam Serena membuat Serena memekik.

Serena mencakar punggung Kendrick ketika Kendrick begitu dalam memasuki dirinya.

Pukul tiga dini hari Kendrick pun melakukan pelepasan terakhirnya, dan lagi-lagi Kendrick mengeluarkannya di dalam Serena. Rasanya begitu hangat dan jujur saja Serena menyukai itu, tapi kewarasannya membuat dia tersadar jika mereka tidak boleh terus melakukan itu.

Aku harus segera beli pil kontrasepsi! Batin Serena.

Kendrick ambruk di atas tubuh Serena dia memeluk erat Serena dengan miliknya yang masih berada di dalam milik Serena. Nafas mereka tersengal-sengal dengan peluh yang membasahi tubuh mereka.

Kendrick melepas penyatuan mereka dan berguling ke sisi kanan Serena. Bibirnya tersenyum ketika melihat Serena yang telah memejamkan matanya. Wanita itu terlihat begitu lelah hingga langsung tertidur.

Kendrick menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka, dia lalu menarik tubuh Serena agar semakin dekat dengannya. Dipeluknya tubuh Serena dengan sangat posesif dan dia pun ikut memejamkan matanya hingga tak lama kemudian tertidur.

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 5

    Serena membuka matanya ketika cahaya matahari masuk melalui celah gorden. Tubuhnya begitu sakit seakan dia baru saja lari maraton berkilo-kilo meter. Inti tubuhnya pun sangat nyeri, karena Kendrick tak membiarkannya istirahat. Pria itu menggempurnya hingga pagi. Serena menatap ke samping dimana Kendrick yang masih tertidur. Wajah Kendrick terlihat begitu tenang berbeda saat Kendrick terbangun maka wajahnya terlihat tanpa ekspresi dan aura dingin menyebar. Serena mengambil bathrobe yang ada di lantai dan segera mengenakannya. Namun, ketika dia akan melangkah turun dari tempat tidur terdengar dering telepon membuat Serena segera mengangkat teleponnya dan mendengar suara Evan di seberang. "Hai, Serena! Aku punya kabar baik untukmu," Evan berkata dengan suara yang ceria.Serena penasaran dan bertanya, "Ada apa, Evan?”"Aku menawarkan pekerjaan sebagai staf di perusahaan kami," Evan menjawab. "Kamu akan bekerja sebagai staf Business Development, dan aku yakin kamu akan sangat cocok untuk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 6

    “Kak Kendrick, dia Serena karyawan baru yang aku bicarakan.”“Temanmu?” “Iya, dia temanku.”Evan sebelumnya memang sudah mengatakan jika dia akan memasukan karyawan baru yang tak lain adalah temannya waktu SMA. Serena menelan ludahnya, matanya bertemu dengan sosok yang tak pernah dia duga akan ada disini. Wajah Kendrick datar, dia seolah tidak mengenal Serena. “Serena, perkenalkan dirimu,” bisik Evan membuyarkan lamunan Serena. “Sa-ya Serena.”Hanya itu yang keluar dari mulut Serena dia pun mengulurkan tangannya tapi Kendrick tidak menyambutnya. Serena segera menarik kembali tangannya, dia bingung harus mengucapkan apa karena melihat pria di depannya saja sudah cukup membuatnya terkejut. “Hm kami kembali ke ruangan dulu, Kak.”Evan berpamitan kepada Kendrick tetapi tidak ada tanggapan dari Kendrick. Pria itu tetap dengan ekspresi datar menatap mereka seolah tidak peduli dengan kehadiran Serena sebagai karyawan baru. Evan langsung membawa Serena keluar dari ruangan Kendrick. Evan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 7

    Satu jam telah berlalu dan jam makan siang telah lewat tapi Evan belum melihat batang hidung Serena. Dia semakin cemas hingga memutuskan untuk kembali ke ruangan Serena. “Apa Kalian tidak ada yang melihat Serena?” tanya Evan kepada Echa dan Miska. “Sepertinya Serena belum kembali, Pak,” jawab Echa. Evan langsung keluar dari ruangan itu, dia masuk ke dalam lift menuju ke lantai paling atas perusahaan itu. Dia begitu gelisah hingga pintu lift terbuka membuatnya terkejut. “Serena?”“Pak Evan?”Evan langsung menarik tangan Serena untuk masuk ke dalam lift. “Apa Kakakku melakukan sesuatu yang buruk?” tanya Evan yang melihat peluh di dahi Serena dan rambut Serena yang tidak serapi siang tadi. “Pak Kendrick hanya menyuruh saya membersihkan ruangan, Pak.”“Jika hanya ada kita berdua maka santai saja,” tutur Evan yang kini keluar dari lift membawa Serena masuk ke ruangannya. “Duduk.”Setelah menyuruh Serena duduk maka Evan membukakan air mineral untuk Serena. “Kamu terlihat lelah, apa kamu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 8

    Serena masuk ke dalam kamar dia, merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Ponselnya yang ada didalam tas bergetar membuatnya segera mengambil ponsel itu. Tertera nama Evan disana, Serena pun mengangkat telepon itu. “Halo Evan, ada apa?”“Kamu dimana?” “Aku, udah pulang. Kenapa?”“Tidak apa-apa, aku pikir kamu belum pulang. Kamu tinggal dimana?”Sebenarnya Evan berniat untuk mengantar Serena pulang, dia yang tahu jika Serena telah berpisah dengan suaminya membuat dia mendekati Serena. Belum sempat Serena menjawab dia melihat pesan dari Julian jika Kendrick akan segera pulang. Serena yang panik pun langsung terduduk. “Evan, ada sesuatu yang harus aku lakukan. Aku tutup teleponnya, bye!”Serena segera masuk ke dalam kamar mandi, dia tanpa berendam langsung membasuh tubuhnya di bawah shower. Serena berniat bersantai terlebih dahulu karena tadi Julian sempat mengatakan jika Kendrick paling awal pulang pukul tujuh. Sedangkan ini baru pukul lima sore. Serena segera bersiap menyambut Kend

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 9

    Kamar itu dipenuhi dengan hening yang berat saat Kendrick membuka pintu perlahan. Serena terlihat damai, tidur pulas dengan posisi tengkurap, kepala bersandar pada bantal putih yang tampak sedikit kusut karena gerak tidurnya yang tidak tenang. Sebuah senyuman kecil terukir di wajah Kendrick saat dia mengamati Serena yang tampak begitu polos dan tidak bersalah dalam tidurnya.Dia berjalan perlahan mendekati tempat tidur, menatap wajah Serena yang tenang. Kendrick merasa ada secercah kedamaian yang menyelimutinya hanya dengan melihat Serena tidur. Amarah yang hampir saja meledak tiba-tiba lenyap dengan menatap wajah Serena. Setelah beberapa saat berdiri mematung, dia berbalik perlahan, menuju ke walk-in closet untuk memilih setelan terbaiknya. Selama ini dia jarang sekali menghadiri makan malam yang diadakan oleh kakeknya. Namun, kali ini sepertinya dia harus hadir. Setelah kedatangan Evan yang melihat Serena, itu cukup mengusik ketenangannya. Kendrick berjalan keluar dari kamar deng

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 10

    “Sepertinya kabar yang aku dengar itu salah,” gumam Kendrick yang duduk di hadapan Calvin. Kendrick datang malam itu bukan hanya provokasi dari Evan tetapi dia juga ingin melihat keadaan Calvin karena dia mendengar jika pria yang usianya sudah tak muda lagi tengah sakit. “Jadi wanita mana yang akan kamu nikahi,” Calvin mengalihkan topik pembicaraan mereka membuat Kendrick berdecak. “Posisimu akan semakin kuat jika kamu menikah dan memiliki anak, Kendrick.” “Aku tidak membutuhkan wanita.” Terdengar helaan nafas dari Calvin, meskipun keduanya tampak tidak akrab dalam pembicaraan tersebut. Pada dasarnya, mereka saling mengkhawatirkan satu sama lain. “Aku harus segera pergi,” ucap Kendrick yang bangkit dari duduknya. “Tidak bisakah kamu tinggal di sini, Kendrick?” Perkataan sang kakek membuat langkah Kendrick tertentu. “Kamu pewaris Alonzo sudah seharusnya mansion utama ini milikmu.” “Apa Kakek kira aku miskin, hingga tidak dapat membeli mansion sendiri?” Setelah berkata, Ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 11

    Serena merapikan dokumen-dokumen terakhir di mejanya sambil melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul empat sore. Hari sudah mulai gelap, dan ia berniat segera pulang untuk menjenguk ibunya di rumah sakit. Tiba-tiba, langkahnya terhenti saat melihat Evan, atasannya, mendekat dengan senyum ramah."Serena, kamu sudah mau pulang?" tanya Evan sambil memperhatikan tumpukan berkas di meja Serena."Iya, Pak. Saya mau ke rumah sakit, menjenguk ibu," jawab Serena dengan nada hormat."Boleh saya temani? Saya bisa mengantar kamu ke sana," tawar Evan dengan nada yang tulus.Serena terdiam sejenak, merasa terjepit. "Terima kasih, Pak, tapi tidak usah. Saya bisa pergi sendiri," tolak Serena halus.Evan, yang tidak ingin menyerah begitu saja, mendekatkan diri. "Ayo, jangan sungkan. Lagipula, saya juga ingin menjenguk Ibu."Serena menggigit bibir, berusaha keras menjaga ketenangan. "Pak Evan, Ibu saya tidak tahu kalau saya sudah bercerai dengan Leo. Jika saya datang dengan laki-laki lain itu j

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 12

    “Ayo pulang," ucapnya dengan nada dingin yang biasa. Tanpa menunggu jawaban, Kendrick langsung berbalik dan berjalan menuju ke arah parkiran.Serena, yang masih terkejut dengan kedatangan Kendrick, bergegas mengikuti pria itu. Hatinya dipenuhi tanda tanya yang tidak terjawab. Mereka berjalan berdampingan dalam diam, langkah kaki mereka terdengar sinkron di lorong rumah sakit yang semakin sepi.Sesampainya di parkiran, Kendrick berjalan menuju mobilnya. Dengan gerakan yang terlihat manis namun masih menyisakan kesan cuek, ia membukakan pintu mobil untuk Serena. "Masuk," katanya singkat, tanpa melihat mata Serena.Serena, masih dalam kebingungan, perlahan masuk ke dalam mobil. Ia menoleh sejenak, mencoba membaca ekspresi Kendrick yang kini tersembunyi di balik kemudi.“Maaf Tuan jika saya terlalu lama di rumah sakit,” ucap Serena memecahkan keheningan. “Besok aku harus pergi,” tutur Kendrick tiba-tiba membuat Serena menoleh menatap pria itu. “Tetap pulang tepat waktu, jangan berpikir

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 19

    Serena berjalan masuk ke dalam rawat inap, terlihat ibunya yang telah menunggu kedatangannya. Saat dia melihat ibunya, dia langsung berlari menuju ke arahnya dan memeluknya erat."Ibu, apa kabar?” .Wajah ibunya pucat, namun senyumnya menghangatkan ruangan itu. "Ibu semakin membaik, sayang.”Serena melepaskan pelukan dan memandang ibunya dengan khawatir. "Maafin Serena karena jarang menjenguk Ibu.’Ibunya menggelengkan kepala dan berkata, "Tidak apa-apa, sayang. Ibu mengerti. Kamu harus fokus pada pekerjaan kamu. Ibu hanya ingin kamu bahagia dan sukses."Serena menganggukan kepalanya, “Hari ini aku sangat bahagia.” Raut wajah Serena berubah menjadi cerah. "Aku dipercaya menangani sebuah proyek besar di kantor. Aku sangat bahagia, tapi juga sedikit cemas."Lydia, yang terlihat lemah dan pucat, tersenyum dan mengambil tangan Serena. "Apa yang membuat kamu cemas, sayang?" Lydia bertanya, dengan suara yang lembut.Serena mengambil napas dalam-dalam dan berkata, "Aku takut tidak bisa menye

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 18

    Serena melangkah gontai memasuki ruangan kantor. Rasa canggung menghantui setiap langkahnya setelah kemarin ia absen tanpa pemberitahuan. Matanya menangkap tatapan sinis dari dua rekan kerjanya, Icha dan Miska, yang duduk di sampingnya. Senyuman paksa terukir di wajah Serena, mencoba mengabaikan atmosfer dingin yang tercipta.Icha memandang Serena dari atas ke bawah, seolah memeriksa kesalahan lain yang mungkin dilakukan oleh Serena. "Menyenangkan bisa tidak masuk tanpa kabar, ya?" sindir Icha dengan nada yang tajam dan mata yang tak lepas menatap Serena.Serena menelan ludah, merasakan ketegangan di ruangan itu semakin memuncak. "Maaf, kemarin aku tidak enak badan,” jawabnya, suaranya terdengar sedikit gemetar.“Kemarin aku tidak enak badan,” Miska menirukan Serena dengan nada mencemooh. "Kami disini bekerja keras, bukan main-main, Serena."Serena merasakan panas di pipinya, pertahanannya mulai goyah di bawah tekanan sinis dua rekan kerjanya. "Aku tahu, dan aku benar-benar minta maaf

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 17

    Kendrick menuju ke lantai tiga. Setibanya di depan kamar Serena, dia mendapati Nadia yang sedang berdiri di samping pintu. Nadia, yang merasakan kehadiran tuannya, langsung menundukkan kepala sebagai tanda hormat. Dengan isyarat tangan yang singkat, Kendrick meminta Nadia untuk meninggalkan lorong. Setelah Nadia menghilang dari pandangan, Kendrick membuka pintu kamar Serena dengan lembut.Serena yang tadinya duduk terpaku di tepi tempat tidurnya, terkejut saat mendengar suara pintu dibuka. Aroma parfum Kendrick langsung tercium di indra penciuman Serena, tapi kali ini Serena mencium aroma rokok. Dia bisa menebak jika Kendrick baru saja merokok. Kendrick langsung melangkah ke arahnya dia menarik Serena untuk mendekat, Kendrick langsung melumat bibir Serena. Kali ini Serena bisa merasakan lumatan itu cukup kasar seolah Kendrick tengah melampiaskan amarahnya hingga Serena memukul dada Kendrick karena dia kehabisan nafas. Nafas Serena tersenggal-senggal, dia tanpa sadar meremas lengan K

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 16

    Serena terbangun dari tidurnya ketika merasakan tangan kekar melingkar di perutnya. Dengan mata yang masih setengah tertutup, dia menoleh untuk memastikan dan benar saja, itu adalah Kendrick yang sedang tidur di sampingnya. Keterkejutan memicu detak jantungnya berpacu lebih cepat. Tubuhnya yang awalnya santai sekarang tegang, rasa tak nyaman memenuhi pikirannya. Dia berusaha bergerak perlahan agar tidak membangunkan Kendrick, tetapi semakin dia bergerak, semakin erat juga pelukan Kendrick. Akhirnya, dengan nafas yang tertahan, Serena berbalik menghadap Kendrick dan menatapnya dengan tatapan yang penuh pertanyaan. Kendrick yang merasakan pergerakan itu, perlahan membuka matanya. “Kenapa kamu terkejut melihatku?” Suara Kendrick menyadarkan Serena dari lamunannya. “Maaf Tuan, itu karena Anda mengatakan akan pergi dua hari dan sekarang baru satu hari,” jelas Serena agar Kendrick tidak marah karena salah paham. “Aku sangat lelah, setelah menyelesaikan semuanya aku bergegas pulang agar

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 15

    Serena menarik napas dalam-dalam sebelum membuka pintu ruang kerjanya, memaksa senyum yang paling meyakinkan di wajahnya. Matanya yang sembab menandakan bahwa ia baru saja melewati badai emosi, namun dia berusaha keras agar tidak ada yang menyadarinya. Memasuki ruangan, dia langsung mengambil tempat di meja kerjanya, menatap layar komputer dengan fokus yang tampak terpaksa.Miska dan Icha, yang duduk di sebelahnya, saling pandang. Mereka berdua bisa melihat raut wajah Serena yang berusaha menyembunyikan kesedihannya.Serena mengetik dengan cepat, dokumen-dokumen di layarnya berganti dengan laju. Sesekali, dia menghela napas, memejamkan mata sejenak seolah mencoba mengusir bayang-bayang kesedihan yang masih menggelayut di benaknya. Dia kemudian melanjutkan pekerjaannya, mencoba menenggelamkan perasaan pribadinya dalam tumpukan tugas yang harus diselesaikan.“Serena,” panggil Evan yang tiba-tiba menghampirinya. “Iya Pak Evan, ada yang bisa saya ban

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 14

    Kendrick, yang duduk di dalam mobilnya, memperhatikan layar macbook yang menampilkan gambar Serena. Serena terlihat sibuk dengan tumpukan dokumen di mejanya. Rambutnya yang panjang terikat rapi, memperlihatkan wajah serius yang sesekali mengernyitkan dahi. Kamera CCTV yang terpasang di sudut ruangan itu menangkap setiap gerakan Serena dengan detail. “Sepertinya hari ini Pak Kendrick tidak datang,” gumam Icha. “Aku dengar dari Bu Sandra beliau di Australia dua hari,” saut Miska. Serena hanya mendengarkan obrolan rekan kerjanya itu tanpa ingin ikut bergabung. Lagipula disana Serena seakan tidak dianggap oleh mereka, kedua rekannya itu masih tidak menyukai Serena karena Serena yang cukup dekat dengan Evan. Padahal di kantor Serena sebisa mungkin bersikap profesional. Dia pun mulai menjaga jarak dengan Evan agar tidak ada kesalahpahaman yang membuat dia kesulitan di kantor. Bukan maksud menjadi kacang lupa kulit, tapi kedekatan dia dan Evan memang akan membuat masalah. Selain masalah

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 13

    “Pertemuan diajukan pagi," kata Kendrick ketika mematikan sambungan telepon. Mereka baru saja makan malam dan jam menunjukkan pukul satu pagi. “Jadi, Anda akan pergi sekarang juga?” tanya Serena. Kendrick menganggukkan kepalanya. Serena cekatan memilihkan beberapa kemeja dan dasi yang cocok, serta setelan jas yang rapi. Dia menyusun semuanya di atas tempat tidur, kemudian mulai melipat dengan hati-hati. "Berapa hari Anda disana?" tanya Serena, sambil memasukkan pakaian ke dalam koper."Dua hari," jawabnya, fokus pada ponsel yang terus berdering dengan notifikasi email.“Tuan,” panggil Serena ketika dia selesai menata pakaian Kendrick. Serena berjalan ke arah Kendrick membuat Kendrick memasukan ponselnya ke dalam saku. Kendrick menatap ke arah Serena seolah bertanya kenapa. “Bolehkah saya besok menginap di rumah sakit?” tanya Serena dengan hati-hati. Tatapan Kendrick terlihat menajam membuat bibir Serena terkatup dengan rapat. “Hanya satu malam,” sambung Serena dengan suara yang be

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 12

    “Ayo pulang," ucapnya dengan nada dingin yang biasa. Tanpa menunggu jawaban, Kendrick langsung berbalik dan berjalan menuju ke arah parkiran.Serena, yang masih terkejut dengan kedatangan Kendrick, bergegas mengikuti pria itu. Hatinya dipenuhi tanda tanya yang tidak terjawab. Mereka berjalan berdampingan dalam diam, langkah kaki mereka terdengar sinkron di lorong rumah sakit yang semakin sepi.Sesampainya di parkiran, Kendrick berjalan menuju mobilnya. Dengan gerakan yang terlihat manis namun masih menyisakan kesan cuek, ia membukakan pintu mobil untuk Serena. "Masuk," katanya singkat, tanpa melihat mata Serena.Serena, masih dalam kebingungan, perlahan masuk ke dalam mobil. Ia menoleh sejenak, mencoba membaca ekspresi Kendrick yang kini tersembunyi di balik kemudi.“Maaf Tuan jika saya terlalu lama di rumah sakit,” ucap Serena memecahkan keheningan. “Besok aku harus pergi,” tutur Kendrick tiba-tiba membuat Serena menoleh menatap pria itu. “Tetap pulang tepat waktu, jangan berpikir

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 11

    Serena merapikan dokumen-dokumen terakhir di mejanya sambil melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul empat sore. Hari sudah mulai gelap, dan ia berniat segera pulang untuk menjenguk ibunya di rumah sakit. Tiba-tiba, langkahnya terhenti saat melihat Evan, atasannya, mendekat dengan senyum ramah."Serena, kamu sudah mau pulang?" tanya Evan sambil memperhatikan tumpukan berkas di meja Serena."Iya, Pak. Saya mau ke rumah sakit, menjenguk ibu," jawab Serena dengan nada hormat."Boleh saya temani? Saya bisa mengantar kamu ke sana," tawar Evan dengan nada yang tulus.Serena terdiam sejenak, merasa terjepit. "Terima kasih, Pak, tapi tidak usah. Saya bisa pergi sendiri," tolak Serena halus.Evan, yang tidak ingin menyerah begitu saja, mendekatkan diri. "Ayo, jangan sungkan. Lagipula, saya juga ingin menjenguk Ibu."Serena menggigit bibir, berusaha keras menjaga ketenangan. "Pak Evan, Ibu saya tidak tahu kalau saya sudah bercerai dengan Leo. Jika saya datang dengan laki-laki lain itu j

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status