Share

Bab 6

Author: Nuvola
last update Last Updated: 2025-01-31 09:23:13

“Kak Kendrick, dia Serena karyawan baru yang aku bicarakan.”

“Temanmu?”

“Iya, dia temanku.”

Evan sebelumnya memang sudah mengatakan jika dia akan memasukan karyawan baru yang tak lain adalah temannya waktu SMA.

Serena menelan ludahnya, matanya bertemu dengan sosok yang tak pernah dia duga akan ada disini. Wajah Kendrick datar, dia seolah tidak mengenal Serena.

“Serena, perkenalkan dirimu,” bisik Evan membuyarkan lamunan Serena.

“Sa-ya Serena.”

Hanya itu yang keluar dari mulut Serena dia pun mengulurkan tangannya tapi Kendrick tidak menyambutnya. Serena segera menarik kembali tangannya, dia bingung harus mengucapkan apa karena melihat pria di depannya saja sudah cukup membuatnya terkejut.

“Hm kami kembali ke ruangan dulu, Kak.”

Evan berpamitan kepada Kendrick tetapi tidak ada tanggapan dari Kendrick. Pria itu tetap dengan ekspresi datar menatap mereka seolah tidak peduli dengan kehadiran Serena sebagai karyawan baru. Evan langsung membawa Serena keluar dari ruangan Kendrick.

Evan bisa mendengar Serena menghela nafas lega ketika keluar dari ruangan Kendrick. “Kakakku memang seperti itu, nanti kamu juga terbiasa menghadapinya,” tutur Evan yang mengira jika Serena takut ketika bertemu dengan Kendrick. Padahal wanita itu hanya terkejut dan sekarang otaknya berpikir keras.

Serena bekerja untuk mengumpulkan uang, dia bertekad membayar uang yang Leo ambil dari Kendrick agar dirinya bisa terlepas dari pria itu. Tapi nyatanya dia justru bekerja di bawah pimpinan Kendrick yang artinya, mereka akan dua puluh empat jam bertemu.

Pikiran Serena kini tertuju pada peraturan yang Kendrick berikan, posisi dia benar-benar tidak diuntungkan.

“Serena kamu kenapa?” tanya Evan ketika pintu lift terbuka dan Serena masih tetap di dalam lift.

“Eh tidak apa-apa,” jawab Serena yang segera keluar dari lift.

Serena menghilangkan pikirannya tentang Kendrick, dia bersikap profesional. Dia mencoba untuk fokus pada pekerjaannya, dia dibimbing oleh seseorang yang Evan tunjuk. Kehadiran Serena di sana membuat beberapa karyawan tidak menyukainya karena Serena masuk dengan bantuan Evan bukan melalui seleksi seperti yang lainnya.

“Jadi apa kamu kekasih, Pak Evan?” tanya Miska yang mejanya berada di samping kanan Serena.

“Tidak, Pak Evan kakak kelasku ketika SMA,” jawab Serena membuat senyum Echa mengembang.

“Sudah aku katakan tidak mungkin dia kekasih Pak Evan. Keluarga Alonzo pasti memilih wanita dari kelas yang sama dengan mereka juga,” timpal Echa.

“Jadi sebelumnya kamu bekerja dimana?”

“Ini pertama kalinya aku bekerja.”

Serena sudah menebak jika dirinya akan sulit diterima oleh karyawan lain. Tapi, Serena tidak putus asa dia akan menunjukkan meskipun dia masuk karena Evan tapi dia memang mampu bekerja dengan baik. Tidak masalah bagi dia jika mereka meremehkan dirinya. Lagipula Serena bekerja untuk mendapatkan uang bukan untuk mencari teman.

“Echa ayo ke kantin, aku lapar,” ajak Miska tanpa memperdulikan Serena.

Echa pun langsung bangkit, dan ketika berbalik dia langsung membeku saat melihat Evan melangkah ke arah mereka. “Serena,” panggil Evan membuat Serena menoleh ke arahnya. “Ayo makan siang.”

Serena menatap Echa dan Miska bergantian, dua wanita itu tampak tidak suka melihatnya. Serena juga bingung harus mengatakan apa kepada Evan.

“Serena,” panggil seorang pria yang baru saja masuk ke ruangan mereka. “Tuan Kendrick memanggilmu,” sambung Julian asisten pribadi Kendrick.

Tak hanya Serena yang terkejut dengan kehadiran Julian tetapi juga Evan dan dua rekan kerja Serena. “Bukankah ini jam istirahat kenapa, Kakak memanggil Serena?”

“Meskipun Serena teman Anda tapi Tuan Kendrick menegaskan jika tidak ada perlakuan khusus untuknya, beliau ingin berbicara dengan Serena sekarang juga,” jelas Julian dengan tegas.

Asisten pribadi Kendrick itu sama seperti Kendrick yang selalu berkata tanpa ekspresi. Echa dan Miska yang mendengar perkataan Julian tampak senang, mereka mengira Serena akan mendapat teguran langsung dari Kendrick.

“Pak Evan, maaf saya tidak bisa menerima ajakan Anda,” tutur Serena dengan sangat sopan. “Saya permisi terlebih dahulu untuk menemui Pak Kendrick,” sambung Serena.

Evan menatap punggung Serena yang berjalan mengikuti langkah Julian. Evan tampak khawatir dengan Serena dia takut jika Kakaknya berkata kasar kepada Serena. Evan pun segera mengejar Serena dan ingin mengikutinya.

“Tuan Evan, mohon untuk tidak ikut campur. Ini hanya urusan pekerjaan, jika Anda seperti ini maka bisa jadi Tuan Kendrick justru memecat Serena,” tutur Julian ketika Evan akan ikut masuk ke dalam lift.

Evan menghela nafasnya dia pun membiarkan Serena pergi bersama Julian. Beberapa karyawan menatap kejadian itu, mereka melihatnya dengan ekspresi masing-masing. Ada yang tampak tidak suka dengan Serena, ada pula yang tampak kasihan kepada Serena. Karena bertemu dengan Kendrick sama saja bertemu dengan malaikat maut.

Tak hanya akan sekedar teguran tetapi juga makian akan Serena dapatkan, itulah yang mereka pikirkan.

Serena keluar dari lift bersama dengan Julian mereka berhenti tepat di depan ruangan Kendrick. “Tuan ada di dalam Nona, silahkan Anda masuk,” tutur Julian yang kini nampak sangat sopan kepada Serena. Dia menundukkan badannya.

Serena menetralkan degup jantungnya dia segera membuka pintu ruangan Kendrick tak ingin membuat Kendrick menunggu lama yang akan membuat pria itu marah. Saat Serena masuk maka Kendrick langsung mendongakan kepalanya, dia segera menekan remot membuat gorden otomatis tertutup dan pintu terkunci.

“Bunny, kemarilah,” panggil Kendrick.

Serena melangkah ke arah Kendrick dia tampak bingung harus bersikap seperti apa karena mereka berada di kantor. “Kenapa kamu tampak kaku?”

Serena membisu dia tidak tahu harus menjawab apa. “Jika hanya ada kita berdua maka bersikaplah seperti dirumah.”

Perkataan Kendrick terdengar perintah bagi Serena dan Serena dengan patuh melakukannya. “Baik Tuan,” jawab Serena yang senyum terbaiknya.

“Apa Tuan, tidak makan siang?” tanya Serena yang berjalan mendekat ke arah Kendrick dan mengusap dada Kendrick.

“Aku lebih tertarik memakanmu.”

Kendrick menarik tangan Serena membuat Serena jatuh dalam pangkuannya. Kendrick seketika langsung melumat bibir Serena membuat Serena terkejut. Tangan Kendrick menjalar ke paha Serena di balik rok yang Serena kenakan.

“Tuan.” Serena menahan tangan Kendrick dia tidak ingin melakukannya di kantor karena itu sangat bahaya. “Ini di kantor,” ucap Serena mengingatkan Kendrick.

“Apa aku terlihat peduli?”

“Tapi Tuan, bagaimana kalau ada yang mendengarnya?” Serena berkata dengan lembut mencoba menghentikan apa yang akan Kendrick lakukan.

“Akh!”

Teriak Serena ketika Kendrick menghentakkan jarinya dengan kasar memasuki pusat Serena. “Aku tidak suka penolakan, Bunny! Kamu harus ingat itu.”

Suaranya berkata dengan tegas dengan tangan kiri yang mencengkram pinggang Serena. Matanya nampak memerah menahan hasrat yang telah memuncak. Kendrick segera melepaskan celana dalam berenda Serena dia membuat Serena telungkup di atas meja.

“Sakit!” teriak Serena ketika tanpa aba-aba Kendrick melakukan penyatuan.

Related chapters

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 7

    Satu jam telah berlalu dan jam makan siang telah lewat tapi Evan belum melihat batang hidung Serena. Dia semakin cemas hingga memutuskan untuk kembali ke ruangan Serena. “Apa Kalian tidak ada yang melihat Serena?” tanya Evan kepada Echa dan Miska. “Sepertinya Serena belum kembali, Pak,” jawab Echa. Evan langsung keluar dari ruangan itu, dia masuk ke dalam lift menuju ke lantai paling atas perusahaan itu. Dia begitu gelisah hingga pintu lift terbuka membuatnya terkejut. “Serena?”“Pak Evan?”Evan langsung menarik tangan Serena untuk masuk ke dalam lift. “Apa Kakakku melakukan sesuatu yang buruk?” tanya Evan yang melihat peluh di dahi Serena dan rambut Serena yang tidak serapi siang tadi. “Pak Kendrick hanya menyuruh saya membersihkan ruangan, Pak.”“Jika hanya ada kita berdua maka santai saja,” tutur Evan yang kini keluar dari lift membawa Serena masuk ke ruangannya. “Duduk.”Setelah menyuruh Serena duduk maka Evan membukakan air mineral untuk Serena. “Kamu terlihat lelah, apa kamu

    Last Updated : 2025-02-01
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 8

    Serena masuk ke dalam kamar dia, merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Ponselnya yang ada didalam tas bergetar membuatnya segera mengambil ponsel itu. Tertera nama Evan disana, Serena pun mengangkat telepon itu. “Halo Evan, ada apa?”“Kamu dimana?” “Aku, udah pulang. Kenapa?”“Tidak apa-apa, aku pikir kamu belum pulang. Kamu tinggal dimana?”Sebenarnya Evan berniat untuk mengantar Serena pulang, dia yang tahu jika Serena telah berpisah dengan suaminya membuat dia mendekati Serena. Belum sempat Serena menjawab dia melihat pesan dari Julian jika Kendrick akan segera pulang. Serena yang panik pun langsung terduduk. “Evan, ada sesuatu yang harus aku lakukan. Aku tutup teleponnya, bye!”Serena segera masuk ke dalam kamar mandi, dia tanpa berendam langsung membasuh tubuhnya di bawah shower. Serena berniat bersantai terlebih dahulu karena tadi Julian sempat mengatakan jika Kendrick paling awal pulang pukul tujuh. Sedangkan ini baru pukul lima sore. Serena segera bersiap menyambut Kend

    Last Updated : 2025-02-02
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 9

    Kamar itu dipenuhi dengan hening yang berat saat Kendrick membuka pintu perlahan. Serena terlihat damai, tidur pulas dengan posisi tengkurap, kepala bersandar pada bantal putih yang tampak sedikit kusut karena gerak tidurnya yang tidak tenang. Sebuah senyuman kecil terukir di wajah Kendrick saat dia mengamati Serena yang tampak begitu polos dan tidak bersalah dalam tidurnya.Dia berjalan perlahan mendekati tempat tidur, menatap wajah Serena yang tenang. Kendrick merasa ada secercah kedamaian yang menyelimutinya hanya dengan melihat Serena tidur. Amarah yang hampir saja meledak tiba-tiba lenyap dengan menatap wajah Serena. Setelah beberapa saat berdiri mematung, dia berbalik perlahan, menuju ke walk-in closet untuk memilih setelan terbaiknya. Selama ini dia jarang sekali menghadiri makan malam yang diadakan oleh kakeknya. Namun, kali ini sepertinya dia harus hadir. Setelah kedatangan Evan yang melihat Serena, itu cukup mengusik ketenangannya. Kendrick berjalan keluar dari kamar deng

    Last Updated : 2025-02-02
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 10

    “Sepertinya kabar yang aku dengar itu salah,” gumam Kendrick yang duduk di hadapan Calvin. Kendrick datang malam itu bukan hanya provokasi dari Evan tetapi dia juga ingin melihat keadaan Calvin karena dia mendengar jika pria yang usianya sudah tak muda lagi tengah sakit. “Jadi wanita mana yang akan kamu nikahi,” Calvin mengalihkan topik pembicaraan mereka membuat Kendrick berdecak. “Posisimu akan semakin kuat jika kamu menikah dan memiliki anak, Kendrick.” “Aku tidak membutuhkan wanita.” Terdengar helaan nafas dari Calvin, meskipun keduanya tampak tidak akrab dalam pembicaraan tersebut. Pada dasarnya, mereka saling mengkhawatirkan satu sama lain. “Aku harus segera pergi,” ucap Kendrick yang bangkit dari duduknya. “Tidak bisakah kamu tinggal di sini, Kendrick?” Perkataan sang kakek membuat langkah Kendrick tertentu. “Kamu pewaris Alonzo sudah seharusnya mansion utama ini milikmu.” “Apa Kakek kira aku miskin, hingga tidak dapat membeli mansion sendiri?” Setelah berkata, Ke

    Last Updated : 2025-02-02
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 11

    Serena merapikan dokumen-dokumen terakhir di mejanya sambil melirik jam dinding yang telah menunjukkan pukul empat sore. Hari sudah mulai gelap, dan ia berniat segera pulang untuk menjenguk ibunya di rumah sakit. Tiba-tiba, langkahnya terhenti saat melihat Evan, atasannya, mendekat dengan senyum ramah."Serena, kamu sudah mau pulang?" tanya Evan sambil memperhatikan tumpukan berkas di meja Serena."Iya, Pak. Saya mau ke rumah sakit, menjenguk ibu," jawab Serena dengan nada hormat."Boleh saya temani? Saya bisa mengantar kamu ke sana," tawar Evan dengan nada yang tulus.Serena terdiam sejenak, merasa terjepit. "Terima kasih, Pak, tapi tidak usah. Saya bisa pergi sendiri," tolak Serena halus.Evan, yang tidak ingin menyerah begitu saja, mendekatkan diri. "Ayo, jangan sungkan. Lagipula, saya juga ingin menjenguk Ibu."Serena menggigit bibir, berusaha keras menjaga ketenangan. "Pak Evan, Ibu saya tidak tahu kalau saya sudah bercerai dengan Leo. Jika saya datang dengan laki-laki lain itu j

    Last Updated : 2025-02-03
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 12

    “Ayo pulang," ucapnya dengan nada dingin yang biasa. Tanpa menunggu jawaban, Kendrick langsung berbalik dan berjalan menuju ke arah parkiran.Serena, yang masih terkejut dengan kedatangan Kendrick, bergegas mengikuti pria itu. Hatinya dipenuhi tanda tanya yang tidak terjawab. Mereka berjalan berdampingan dalam diam, langkah kaki mereka terdengar sinkron di lorong rumah sakit yang semakin sepi.Sesampainya di parkiran, Kendrick berjalan menuju mobilnya. Dengan gerakan yang terlihat manis namun masih menyisakan kesan cuek, ia membukakan pintu mobil untuk Serena. "Masuk," katanya singkat, tanpa melihat mata Serena.Serena, masih dalam kebingungan, perlahan masuk ke dalam mobil. Ia menoleh sejenak, mencoba membaca ekspresi Kendrick yang kini tersembunyi di balik kemudi.“Maaf Tuan jika saya terlalu lama di rumah sakit,” ucap Serena memecahkan keheningan. “Besok aku harus pergi,” tutur Kendrick tiba-tiba membuat Serena menoleh menatap pria itu. “Tetap pulang tepat waktu, jangan berpikir

    Last Updated : 2025-02-03
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 13

    “Pertemuan diajukan pagi," kata Kendrick ketika mematikan sambungan telepon. Mereka baru saja makan malam dan jam menunjukkan pukul satu pagi. “Jadi, Anda akan pergi sekarang juga?” tanya Serena. Kendrick menganggukkan kepalanya. Serena cekatan memilihkan beberapa kemeja dan dasi yang cocok, serta setelan jas yang rapi. Dia menyusun semuanya di atas tempat tidur, kemudian mulai melipat dengan hati-hati. "Berapa hari Anda disana?" tanya Serena, sambil memasukkan pakaian ke dalam koper."Dua hari," jawabnya, fokus pada ponsel yang terus berdering dengan notifikasi email.“Tuan,” panggil Serena ketika dia selesai menata pakaian Kendrick. Serena berjalan ke arah Kendrick membuat Kendrick memasukan ponselnya ke dalam saku. Kendrick menatap ke arah Serena seolah bertanya kenapa. “Bolehkah saya besok menginap di rumah sakit?” tanya Serena dengan hati-hati. Tatapan Kendrick terlihat menajam membuat bibir Serena terkatup dengan rapat. “Hanya satu malam,” sambung Serena dengan suara yang be

    Last Updated : 2025-02-04
  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 14

    Kendrick, yang duduk di dalam mobilnya, memperhatikan layar macbook yang menampilkan gambar Serena. Serena terlihat sibuk dengan tumpukan dokumen di mejanya. Rambutnya yang panjang terikat rapi, memperlihatkan wajah serius yang sesekali mengernyitkan dahi. Kamera CCTV yang terpasang di sudut ruangan itu menangkap setiap gerakan Serena dengan detail. “Sepertinya hari ini Pak Kendrick tidak datang,” gumam Icha. “Aku dengar dari Bu Sandra beliau di Australia dua hari,” saut Miska. Serena hanya mendengarkan obrolan rekan kerjanya itu tanpa ingin ikut bergabung. Lagipula disana Serena seakan tidak dianggap oleh mereka, kedua rekannya itu masih tidak menyukai Serena karena Serena yang cukup dekat dengan Evan. Padahal di kantor Serena sebisa mungkin bersikap profesional. Dia pun mulai menjaga jarak dengan Evan agar tidak ada kesalahpahaman yang membuat dia kesulitan di kantor. Bukan maksud menjadi kacang lupa kulit, tapi kedekatan dia dan Evan memang akan membuat masalah. Selain masalah

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 52

    Malam telah larut ketika Serena terbangun dari tidurnya. Gadis itu merasakan kelaparan yang mendesak, memaksanya bangkit dari peraduan hangatnya. Dengan langkah gontai, dia berjalan menuju dapur yang hanya diterangi cahaya rembulan yang menembus jendela.Serena mengambil paket mie instant dari rak dan sebutir telur dari kulkas. Dengan gerakan yang masih kaku karena baru bangun tidur, dia mulai memasak. Air mulai mendidih dalam panci, sementara Serena memecahkan telur ke dalamnya, menunggu dengan sabar sambil mengaduk perlahan.Suasana dapur yang sunyi hanya sesekali dipecahkan oleh bunyi gemericik air dan desis mie yang mulai matang. Serena memandang jam dinding, melihat jarum jam yang terus bergerak, merenungi kesendirian malam itu sambil menunggu mie siap disantap.Sementara itu, Kendrick masih sibuk dengan pekerjaannya di ruang kerja, terpisah oleh dinding yang menghadang suara dan kehangatan. Meski bekerja keras, sesekali dia menghela napas, merindukan kebersamaan yang hanya bisa

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 51

    Hari ini Serena hanya fokus merawat ibunya di rumah sakit. Dia menemani dan melayani apa yang Lydia butuhkan, dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Serena tidak ingin meninggalkan ibunya sendirian, bahkan untuk sejenak pun.Dia membantu ibunya makan, minum,dan melakukan kegiatan lainnya yang diperlukan. Serena juga selalu memastikan bahwa ibunya merasa nyaman dan tidak mengalami kesulitan apa pun. Hingga tanpa terasa jam telah menunjukkan pukul lima sore, Serena baru saja menyuapi Lydia makan dan minum obat. “Jika kamu mau pulang, maka kamu bisa pulang sekarang. Kamu pasti lelah dan besok masih harus bekerja,” tutur Lidya membuat Serena menatap ibunya. “Iya Bu, nanti Serena akan pulang. Ada yang ibu butuhkan lagi?” tanya Serena dengan lembut Dia memang telaten merawat ibunya dengan lembut dan penuh kasih sayang. “Tidak ada Sayang, pulanglah sekarang. Sebentar lagi jam kerja pulang pasti macet jadi kamu harus pulang sekarang agar tidak terjebak macet.”“Baiklah, Serena akan pulan

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 50

    "Kamu harus makan. Aku akan menunggu sampai kamu selesai, wajahmu pucat pasti kelelahan," ujar Evan kembali lembut, mencoba meyakinkan Serena untuk menjaga kesehatannya juga.Serena segera menggeleng, "Ti-tidak. Aku akan makan setelah Ibu makan. Kamu tidak perlu menunggu, kamu bisa pergi. Jangan sampai kamu terlambat ke kantor gara-gara aku."Evan menghela napas. "Tidak apa-apa jika aku terlambat sedikit. Yang penting kamu baik-baik saja."Namun, Serena tetap bersikukuh, "Tidak, Evan. Aku serius, kamu harus pergi sekarang. Aku tidak mau menjadi alasan kamu mendapat masalah di kantor. Aku benar-benar akan makan setelah ibu makan,” Serena berkata untuk menyakinkan Evan. Tapi yang sebenarnya dia lakukan adalah mengusir Evan secara halus. Ada kegelisahan yang Serena sembunyikan. Kendrick, yang sudah lama berada di kamar mandi, sedang menunggu Evan pergi. Serena merasa cemas dan ingin segera mengakhiri situasi ini.Evan, yang merasakan ada sesuatu yang tidak beres, memandang Serena dengan

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 49

    Serena terpaku di kursi yang berada di samping ranjang rumah sakit tempat ibunya terbaring lemah. Cahaya lampu malam yang remang-remang menerangi wajah ibunya yang tampak damai dalam tidur yang dalam. Serena tidak beranjak sejak Sofia dan Melodi pulang beberapa jam yang lalu. Tiba-tiba, suara pintu kamar yang terbuka dengan pelan membuyarkan lamunannya, dan sosok Kendrick muncul dari balik pintu. Dia tidak menyangka bahwa Kendrick akan kembali datang, sehingga dia merasa terkejut melihatnya. Kendrick hanya tersenyum lembut dan berjalan mendekati Serena. Tanpa berkata apa-apa, dia mencium kening Serena dengan lembut. "Maaf aku terlalu lama," kata Kendrick dengan suara lembut. “Mama tiba-tiba datang ke mansion lama.”“Apa semua baik-baik saja?” tanya Serena yang menatap mata Kendrick. “Tentu saja.” Kendrick lalu duduk di samping Serena dan memandang wajah ibu Serena yang sedang tidur. "Bagaimana keadaan ibumu?" tanyanya dengan suara lembut.Serena tersenyum dan mengangguk. "Ibuku b

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 48

    Kendrick masuk ke dalam mansion lama dengan santai, tidak menunjukkan tanda-tanda kejutan atau kegelisahan. Hal itu karena dia sudah mendapat kabar dari Paman Verdi bahwa Mamanya, sedang mengelilingi mansion, mencari tanda-tanda bahwa Kendrick membawa perempuan ke mansion itu.Teresa, yang sedang berdiri di ruang tamu, menatap Kendrick dengan curiga. Dia mencari tanda-tanda apa pun yang bisa mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi. "Kamu tidak ke kantor hari ini?" tanyanya, dengan nada yang sedikit keras dan curiga.Kendrick tidak menunjukkan tanda-tanda kegelisahan atau kejutan, “Ada pekerjaan yang harus aku urus, Ma.”“Pekerjaan apa?” tanya Teresa kembali karena merasa tidak puas dengan pertanyaan Kendrick. “Sebelumnya Mama tak pernah tertarik dengan apa yang aku lakukan, kenapa sekarang sepertinya ingin tahu segala hal tentangku?” balas Kendrick membuat Teresa mendengus kesal. “Karena Mama tidak mau kamu seperti Evan yang dengan bodohnya jatuh cinta dengan jalang itu!” ucap Ter

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 47

    Hari telah sore, dan cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar rumah sakit mulai memudar. Namun, suasana di kamar itu tidaklah suram, karena ibu Serena, Lydia, telah melakukan operasi dengan lancar dan sekarang telah siuman.Serena terlihat cukup lega melihat ibunya yang bisa lagi mengobrol bersamanya. Dia duduk di samping tempat tidur ibunya, memegang tangan ibunya dengan erat. Lydia, meskipun masih berbaring di atas tempat tidur, tersenyum lemah dan berbicara dengan suara yang lembut."Ibu baik-baik saja, sayang," kata Lydia, dengan mata yang berkilauan dengan kelelahan. "Ibu hanya perlu istirahat sekarang."Serena tersenyum dan memeluk ibunya dengan erat. "Aku senang, Bu," katanya, dengan suara yang penuh dengan kelegaan. "Aku sangat senang ibu baik-baik saja.”Kendrick datang dengan membawa dua plastik di tangannya. “Ibu pasti lapar, ibu makan dulu ya sebelum minum obat,” tutur Kendrick. “Tidak boleh menolak, ibu Baik hati tidak seperti anak ibu yang susah diatur dia tidak mau ma

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 46

    Matahari belum juga menampakkan dirinya ketika Serena membuka mata. Tanda-tanda fajar baru saja muncul di ufuk timur, namun jam weker di samping tempat tidur telah menunjukkan pukul lima pagi. Dengan gerakan yang pelan, Serena menggeser tangan Kendrick yang masih terlelap di sampingnya, berusaha keras agar tidak membangunkannya. Setelah yakin Kendrick masih dalam lelapnya, dia perlahan-lahan bangkit dari tempat tidur. Kaki Serena melangkah ringan menuju kamar mandi, hati-hati untuk tidak membuat suara. Udara pagi yang dingin menyambutnya saat dia melewati lorong menuju kamar mandi. Serena memutar kenop kamar mandi, suara air yang mengalir dari shower segera mengisi keheningan pagi. Pikirannya terpusat pada satu tujuan: segera mandi dan bertemu dengan ibunya di rumah sakit.Air hangat yang menetes di tubuhnya sedikit memberikan kenyamanan, namun rasa gelisah karena ingin segera melihat keadaan ibunya membuatnya cepat-cepat mengakhiri mandi. Saat keluar dari kamar mandi Serena melihat

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 45

    Serena kini berada di dalam mobil bersama dengan Kendrick, yang kini kembali bersikap perhatian kepadanya. Suasana di dalam mobil tampak hangat, dengan Kendrick yang memandang Serena dengan mata yang lembut.Julian berada di depan, menyetir mobil menuju ke mansion Kendrick. Dia tidak menoleh ke belakang, membiarkan Kendrick dan Serena memiliki waktu bersama.Kendrick mengambil tangan Serena dan memegangnya dengan lembut. "Aku tidak bermaksud melukaimu,” tutur Kendrick melihat memar di lengan Serena. Serena menatap Kendrick dengan mata yang lembut, merasa bahwa Kendrick kembali menjadi dirinya yang lembut. "Saya tidak apa-apa," katanya dengan suara yang lembut. "Saya hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi."Kendrick menjelaskan kepada Serena bahwa Rachel datang dengan bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak terlibat dalam sabotase. Setelah mendapat peringatan dari Alonzo Group, Rachel memutuskan untuk menyelidiki dan menemukan siapa di balik semua kejadian tersebut.Rachel menemu

  • Terjerat Hasrat dan Obsesi Tuan Kendrick   Bab 44

    Kendrick menatap wajah Serena yang telah terlelap, wanita itu tertidur setelah Kendrick melakukan pelepasan terakhirnya. Kali ini Kendrick memang bermain cukup kasar kepada Serena. Dia mudah sekali marah dan tanpa sadar melampiaskannya langsung kepada Serena. Terlihat memar di lengan Serena, Kendrick mengecup lembut kening Serena dan mengusap kepala Serena. Sebelum bangkit dari tempat tidur dia menarik selimut untuk menutup tubuh Serena yang tidak mengenakan apapun. Kendrick melangkah ke arah kamar mandi, dia berniat untuk mandi. Tubuhnya penuh dengan peluh bercampur aroma parfum milik Serena. Air dingin mengalir mengguyur tubuh Kendrick. Kendrick keluar dari kamar mandi dan mendapati Serena yang terduduk di atas tempat tidur. “Jam berapa ini, sakit sekali badanku,” lirih Serena yang masih bisa didengar oleh Kendrick. Kendrick pun berjalan ke arah Serena, wanita itu belum membuka mata sepenuhnya. Rasa lelah membuatnya mengantuk, tapi dia masih mengingat jika dia sekarang berada d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status