Home / Romansa / Terjerat Hasrat Suami Kontrak / 61. Apa Kau Tega Melihatnya Mati?

Share

61. Apa Kau Tega Melihatnya Mati?

Author: Inura Lubyanka
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
“Apa maksud Bibi?” tukas River menyatukan alisnya.

“Bi-bianca mengurung diri sejak seminggu terakhir. Dia tidak mengijinkan siapapun masuk, tapi dia terus menangis dan memanggil namamu. Dan malam ini, Bianca malah berteriak seperti orang gila. Dia bilang lebih baik mati jika tidak bisa bersatu denganmu. Bahkan ketika Bibi mengintipnya dari lubang kunci, Bianca sedang memasang tali di kamarnya untuk gantung diri,” sahut Nyonya Oilis seiring tangisnya yang pecah. “Jadi Bibi mohon, datanglah kemari, River. Bibi tidak mau kehilangan Bianca.”

Ekspresi River berubah rumit. Sebenarnya dia sangat enggan berurusan dengan Bianca, tapi masalah kali ini sepertinya serius.

‘Bibi Oilis tidak akan menghubungiku jika tidak terdesak. Tapi benarkah Bianca berniat bunuh diri dengan sifatnya itu?’ batin River ragu-ragu.

Tentu saja dia tak yakin, seorang Bianca Oilis yang tergila-gila mencapai puncak tertinggi di dunia sosial ingin mengakhiri hidupnya? Bahkan wanita itu mendominasi sosialita kelas atas
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    62. Kau Harus Membayar Jika Menginginkan Sesuatu

    *** Di mansion keluarga Oilis, Bianca sedang mengacak-acak rambutnya hingga tampak seperti wanita yang kehilangan akal. Dengan bibir pucat dia berpaling ke arah ibunya sembari berkata, “aku terlihat gila ‘kan?” “Kau memang tidak waras. Bagaimana bisa kau melakukan ini sampai menyeret Mami dalam permainanmu?!” sahut Nyonya Oilis geram. Dia menyilangkan kedua tangan ke depan dada dengan tatapan kesal. “Mami, jika aku tidak pura-pura bunuh diri, Reins tidak akan mau datang ke sini.” Bianca menyambar seiring bibirnya yang merucut. “Bertahanlah sebentar, bukankah Mami ingin menjadi besan keluarga Herakles? Bianca akan segera mewujudkannya!” Mendengar tekad putrinya, nyonya Oilis itu tersenyum licik. Dirinya mencubit hidung Bianca dan lantas berkata, “Kau memang anak Mami. Sama pintarnya dengan Mami.” “Tapi Mami sudah memastikan kalau Reins akan datang ‘kan?” Bianca mengangkat alisnya antusias. Namun, belum sempat sang ibu menjawab, tiba-tiba seorang pria menyambar, “ya, aku di sini

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    63. Lebih Baik Jika Jalang Itu Mati

    “Kirimkan padaku!” Heinry berkata dari seberang telepon.Ya, pria itu sudah mengira bahwa Sabrina akan melenyapkan gangster yang menculik Adeline. Sehingga dia diam-diam mengirim orang untuk mengikuti istrinya yang keluar di pagi buta.Setelah Sabrina kembali ke mansion Daniester, dia disambut tatapan tajam suaminya. Heinry terpaku pada high heels putih Sabrina yang terkena noda merah, tapi istrinya itu malah tersenyum dingin.“Kau bangun terlambat, Sayang,” tutur Nyonya Daniester itu dengan ekspresi sulit diterka.“Kaulah yang bangun terlalu pagi.” Heinry menyambar sinis.Sabrina melirik jam dinding di kamar mereka. Rupanya masih pukul lima pagi.Alih-alih berkata lagi, Sabrina malah melepas mantel hitam panjangnya dan membiarkan pakaian itu jatuh ke lantai. Heinry seketika terkejut ketika sang istri hanya menyisakan lingerie tipis di tubuhnya. Bahkan saking tipisnya, Heinry bisa melihat busungan payudara yang menantang dan kemaluan istrinya yang menggoda.“Sayang ….” Sabrina melangk

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    64. Ternyata Kau Punya Kebiasaan Buruk Saat Tidur, Istriku.

    “Kau terluka?” River bertanya cemas usai melepas pelukannya.Entah mengapa mata pria itu tampak gemetar seolah dunianya akan direnggut. Dan Adeline tidak mengerti sama sekali.“Tidak apa-apa, hanya luka kecil. Ini tidak—”“Apanya yang tidak apa-apa?!” River lekas menyambar saat menyadari bekas darah yang ada di pelipis Adeline. “Kepalamu berdarah dan kau bilang itu luka kecil?!”“I-ini … ini sudah tidak sakit.”“Mereka bajingan gila. Kau tidak tahu betapa berbahayanya mereka. Mengapa kau menganggap enteng semuanya? Dan lagi, bukankah aku sudah memberimu cincin pelacak? Mengapa kau tidak memakainya?!” sahut River mengandung emosi.Reaksi pria tersebut tampak berlebihan bagi Adeline. Dan lagi-lagi itu memicu perasaan aneh dalam hatinya.“Maaf, aku tidak tahu kapan cincin itu hilang. Tapi aku sekarang kan baik-baik saja. Kau tidak perlu—”“Aku tahu lebih dari siapapun seberapa brengseknya mereka. Para bajingan itu tidak akan memberi ampun meski seseorang memohon sampai berlulut di depan

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    65. Aku Tidak Suka Milikku Dilihat Orang Lain!

    ‘Oh, shit! Aku tidak bisa menyingkirkannya karena tangan wanita ini terluka,’ batin River mengumpat. Dia melirik sang istri, tapi tak tega jika harus mengusik tidurnya. Terlebih Adeline baru saja mengalami penculikan dan tubuhnya cedera. Namun, tiba-tiba saja wanita itu menyusupkan kepalanya ke pelukan River. Dia mencari kehangatan hingga tak sadar memeluk suaminya. ‘Aku sudah bilang tidak akan melakukan apapun padamu, tapi jika kau terus seperti ini, aku tidak janji untuk menahan diri, Adeline!’ Seringai berbahaya seketika muncul di bibir River. Sampai esok hari, River dikejutkan dengan jubah tidur yang dia pakai terbuka lebar, menyisakan dada bidangnya yang menawan. Talinya porakporanda karena agaknya Adeline terus menariknya selama tidur. ‘Dasar, kucing kecil! Kau memang sesuatu, Adeline. Bagaimana bisa kau sangat liar padahal tanganmu masih sakit?’ River bergeming saat berpaling ke arah istrinya yang masih lelap. Tatapannya tak sengaja jatuh pada busungan payudara wanita itu.

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    66. Apa Kau Mencintaiku?

    “Kau setuju menikah denganku, artinya kau milikku!” River mendengus dengan tatapan tajam.Auranya yang kuat sangat menekan Adeline, hingga wanita itu merasa oksigennya diserot habis.Dengan manik gemetar, Adeline pun menyambar, “aku bukan milikmu. Aku memang istrimu, tapi hanya di atas kertas!”“Tidak dalam kamusku. Kau adalah orangku, Adeline. Aku berhak atas dirimu walau pernikahan ini palsu!” River bersikeras menentang.Adeline seketika menyatukan alisnya, tapi belum sempat menyahut, mulutnya dibuat bungkam saat jari telunjuk River tiba-tiba menyentuh bibirnya.“Jangan bicara dan dengarkan aku,” tutur pria itu dengan nada mendominasi. “Meski pernikahan kontrak mau itu satu tahun, satu bulan ataupun satu minggu, kau tetap milikku, Adeline!”Sungguh, kabut emosi kini naik ke wajah Adeline. Tapi dia terpaksa menahan ocehan ketika River mulai mengusap bibirnya penuh hasrat. Bahkan tanpa sopan, ibu jari pria itu menyusup ke sela mulut Adeline.“Bibir, mata, wajah dan tubuhmu ada dalam k

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    67. Dia Mabuk Karena Marah Padaku

    River masuk ke ruang dokter untuk mendengar penjelasan. “Maaf, saya harus menghubungi Anda karena keluarga beliau sedang ke luar negeri,” tutur sang Dokter ketika duduk di ruangannya. “Tidak masalah. Saya juga walinya, jadi Anda bisa menghubungi saya kapanpun.” River membalas tanpa ragu, tapi ada getaran di matanya. “Sebenarnya apa yang terjadi padanya?” “Beberapa bulan terakhir kondisi Nona cukup baik, tapi hari ini beliau hilang kendali, bahkan nyaris mengakhiri hidupnya,” tukas Dokter itu yang sontak membuat dada River terasa nyeri. Sungguh, luka lama yang berusaha River pendam, kini mencuat seolah merobek jantungnya. Namun, belum sempat dia menimpali, Dokter itu Kembali berkata, “seperti yang Tuan Reiner ketahui, Nona telah mengalami hal paling mengerikan sepanjang hidupnya. Itu bukan hanya kecelakaan, tapi insiden traumatis yang bisa membuatnya kambuh kapan saja.” River bungkam, wajah tampannya kini berubah pucat. Dia tahu benar kejadian itu sangat memilukan, sampai-sampai m

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    68. Rubah Penipu Lebih Cocok Untuknya

    “Ponsel?” Adeline mengerutkan keningnya saat melihat isi paper bag yang diberikan Siegran.“Benar, Nyonya. Tuan River memberikan ini untuk mengganti ponsel Anda yang hilang,” balas Asisten River tersebut. “Lalu, Tuan River juga meminta Anda tetap istirahat sampai cedera Anda sembuh.”Wajah Adeline seketika berubah muram, tak senang dengan perintah itu.“Katakan pada Tuanmu, aku mudah bosan. Aku tidak bisa menjadi pajangan yang diam dan patuh padanya!” Adeline menyahut sinis.Dia berniat pergi, tapi Siegran segera menghalangi.“Mohon maaf, Nyonya Adeline.”“Siegran, aku tidak ingin berkata kasar padamu.” Adeline menyeringai, ada ancaman di dalam ucapannya. “Menyingkirlah, lagi pula dia kan bisa memantau ke mana pun aku pergi.”“Maaf, Nyonya. Saya hanya menjalankan perintah Tuan River,” balas Siegran tetap setia pada Tuannya.Adeline mulai kesal dan memutar bola matanya.“Dia saja bebas pergi ke manapun, bahkan tidak pulang semalaman! Mengapa aku harus menurut padanya dan diam di rumah?

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    69. Kau Ingat Aku ‘Kan?

    Semua orang berpaling ke arah wanita yang baru masuk ruangan River. “Bibi Anne?” River pun menyatukan alisnya. Ya, Lariat Anne-sahabat ibu River itu datang dan membuat setiap pasang mata heboh. “Hei, apa maksud Anda, Nyonya Lariat?!” Caesar menggeram marah. Alih-alih langsung menjawab, Anne malah berjalan menuju mereka. Dia menatap Caesar amat sinis dan lantas berkata, “Anda pasti tahu kalau Bianca berbohong, tapi Anda melindunginya karena dia putri Anda.” “Jaga bicara Anda, Nyonya Lariat. Bianca tidak pernah berbohong. Apa salah putri saya sampai Anda memfitnahnya, hah?!” sahut Caesar meninggikan nadanya. Bukannya menjelaskan, Lariat Anne malah meringis. Sejak tadi dia berusaha menahan tawanya, tapi akhirnya meledak juga setelah mendengar gertakan Caesar. “Astaga, Tuan Caesar Oilis. Rupanya Anda tidak mengenal putri Anda sendiri. Jika memang Bianca yang menyelamatkan River, apa Anda punya bukti?!” dengus Anne menaikkan sebelah alisnya. “Bahkan wanita itu berenang sangat buruk.

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    266. S2: Hanya Aku Putri Pertama Ayah!

    “Rachel, tidurmu jadi terganggu, ya?” Rose berujar sambil mendekati gadis rambut pirang tersebut.“Mommy, apa yang terjadi?” Rachel melangkah ke arah pelukan Rose.Matanya memicing pada Ashley. Alisnya pun mendapuk, seolah jijik dengan penampilan Ashley yang berantakan. Apalagi pipinya tampak merah, bekas tamparan keras Derek.“Dia siapa, Mommy?” Rachel bertanya heran.“Ah … d-dia Ashley. Saudara—”“Dia adik tirimu!” Derek menyambar sebelum ucapan Rose tuntas.Namun, kalimat singkat itu sontak memicu Ashley membelalak bingung. Dia bahkan bungkam beberapa saat, berharap salah dengar. Akan tetapi raut wajah sang ayah tak menunjukkan candaan.“Hah! Apa yang Ayah katakan? Adik tiri?!” Ashley memastikan dengan leher tegang.Belum sampai Derek membenarkan, Rose dengan hati-hati berkata, “maaf, Ashley. Ibu terlambat memberitahumu, ya? Ini Rachel, kakak tirimu. Karena kita sudah menjadi keluarga, jadi Rachel akan tinggal di sini juga.”Mendengar itu, dada Ashley langsung berkobar. Satu siluma

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    265. S2: Ayah Menyesal Punya Putri Sepertimu!

    “Asley, bagaimana kau bisa jadi seliar ini? Sejak kapan ayah mengajarimu minum alkohol? Apalagi main bersama lelaki berandalan, hah?!” Derek memberang penuh amarah.Sang putri yang tak mengerti dengan sikapnya, kini tertegun.“A-ayah … sepertinya Ayah salah paham. Aku memang ada di bar untuk ker—”“Kau masih berani membantah?!” Derek langsung menyambar sebelum ucapan Ashley tuntas.Gadis itu melangkah lebih dekat, berusaha menjelaskan agar ayahnya jadi tenang. Namun, Derek dengan geramnya menyambar beberapa lembar foto dari nakas belakangnya, lalu melemparkan pada Ashley.Manik Ashley sontak berubah selebar cakram saat melihat potret dirinya yang tengah pingsan, sedang berada di antara dua pria yang memegang botol alkohol.“Hah! A-apa ini?!” Ashley menegang.Dia tahu foto itu rekayasa. Pasti Rose yang membuatnya. Tapi tetap saja Ashley sangat merinding sebab pria-pria tadi adalah dua orang yang sebelumnya menyekap Ashley di gedung tua. Sial, sensasi empedu seperti naik ke tenggorokan

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    264. S2: Aku Tidak Butuh Racun Kalian!

    *** “Buka pintunya!” titah seorang lelaki berbadan gempal yang membawa nampan makanan. Rekannya yang memiliki tato ular di lehernya, melirik bubur di nampan itu.“Apa dia bisa memakannya?” tanyanya.Lelaki gempal tadi menaikkan sebelah alisnya seraya menimpali, “siapa yang peduli? Yang penting kita sudah memberinya makanan. Kalau dia tidak mau makan, ya sudah. Mati saja sana. Itu lebih memudahkan pekerjaan kita.”Temannya tadi menarik seringai miring dan lantas membuka kunci pintu ruangan Ashley disekap. Di sana, gadis itu tampak pucat sebab sudah sehari dua malam ini perutnya tidak terisi makanan atau minuman. Dia memicing tajam saat dua lelaki mendatanginya. Lelaki bertato ular tadi melepas tali yang mengikat tangan dan kaki Ashley pada pilar. Begitu bebas, gadis itu seketika ambruk karena seluruh tubuhnya lemas. Lelaki gempal pun menyodorkan nampan makanan pada Ashley. “Makanlah jika kau masih mau hidup!”Alih-alih senang, Ashley justru menampik nampan tadi hingga mangkok bubu

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    263. S2: Apa Dia Bisa Mendengar Lagi?

    “Putraku. Golongan darah putraku dan River sama,” ujar Adeline diliputi tegang. Tenaga medis di hadapannya pun menimpali, “mohon maaf, apa maksudnya putra Anda yang juga terluka dan datang bersama Tuan River? Kondisinya tidak memungkinkan jika melakukan tranfusi darah saat terluka, Nyonya.” “Tidak. Adiknya, saudara kembar Jenson. Aku akan membawa saudara kembar putraku ke sini,” sahut Adeline menjelaskan. Ya, tak ada pilihan lain yang cepat selain meminta bantuan Johan. Akhirnya Adeline menghubungi pemuda tersebut dan memintanya datang ke rumah sakit. Usai menunggu beberapa waktu, Johan pun tiba. Dia bergegas mengikuti perawat untuk mendonorkan darahnya pada River. “Johan,” tutur Adeline memanggil sang putra yang baru datang. “Mommy, bagaimana keadaan Daddy dan Jenson?” tanya pemuda tersebut. Dengan ekspresi tegang, Adeline pun menimpali, “mereka baru saja memindahkan Jenson ke ruang rawat, tapi Daddy sangat membutuhkanmu sekarang.” “Mommy tenang saja, saya sudah di sini. Daddy

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    262. S2: Apa Aku Mengejutkanmu?

    Jennifer menoleh ke belakang saat suara langkah itu tak lagi terdengar. ‘Apa tadi hanya perasaanku?’ gemingnya mengerutkan kening. Tatapannya terus waspada, lalu kembali melangkah menuju lokernya. Namun, ketika dia berjalan beberapa langkah, suara tadi kembali menggema seakan mengikutinya. Jennfer terhenti dan detik itu juga tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. “Hah!” Jennifer tersentak. Gadis itu dengan cepat berbalik dan langsung memukul lengan orang yang menyentuhnya. Dia hendak merengkuh punggung orang tersebut, lalu membantingnya. Akan tetapi, orang tadi malah mencekal tangan Jennifer, bahkan meraih pinggang gadis itu dan merapatkan pada tubuhnya. “Reflek yang bagus, gadisku,” bisik suara seorang pemuda. Jennifer mendongak. Di tengah kegelapan itu, dia menajamkan pandangan dan baru mengenali wajah orang di hadapannya. “Lionel?” katanya. “Apa aku mengejutkanmu?” sahut pemuda tersebut. “Ck!” Jennifer mendecak dan lantas mendorong Lionel menjauh darinya. Tapi pemuda itu kem

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    261. S2: Bajingan Itu Kembali

    ‘Hah! A-apa yang aku dengar?!’ batin Adeline tertegun.Ponsel yang digenggamnya pun jatuh. Dia nyaris tak percaya dengan pendengarannya, tapi suara yang memanggilnya sangatlah jelas. “Tidak mungkin! I-ini … tidak mungkin. Bajingan itu kembali?” gumamya terserang tegang.Bayangan wajah pria pemilik suara itu memenuhi kepala, hingga membuat napas Adeline tercekat. Sementara Johan yang semula berdiri di dekat jendela, kini langsung menghampiri sang ibu di tepi ranjang. Dia tampak cemas melihat Adeline terserang panik.“Mommy? Ada apa? Mommy baik-baik saja?” Pemuda itu bertanya.Adeline tak langsung menyahut. Bahkan dia seperti tak mendengar ucapan putranya. Johan pun menyentuh bahu wanita itu seraya berujar, “Mommy?”“Ah?!” Adeline akhirnya tersadar. “Johan, Mommy tidak apa-apa.” Wanita itu melanjutkan disertai senyum.Akan tetapi Johan tahu sang ibu tersenyum paksa. Dia melirik layar ponsel yang terjatuh ke ranjang, tapi Adeline buru-buru meraihnya dan membalik layarnya agar sang pu

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    260. S2: Aku Harus Memastikannya

    S2: Aku Harus Memastikannya “Tuan River!” Terdengar suara lelaki memekik kencang. Itu anak buah River. Dia bergegas naik ke tangga dan menghampiri sang tuan. “Tuan River!” Lelaki itu membelalak saat melihat luka tembak dan darah yang mengalir dari perut River. “Tuan, bertahanlah. Kami akan membawa Anda ke rumah sakit!” Anak buah tersebut merengkuh River karena api dari ledakan di lantai dua mulai menyebar. Alih-alih langsung menurut, River malah menahan tangan anak buahnya tersebut. Dengan tatapan gemetar, pria itu bertanya, “Jenson. D-di mana Jenson? Apa kalian menemukannya?” “Ya, Tuan. Kami menemukan Tuan Muda Jenson jatuh dari atap,” sahut anak buah tersebut yang sontak memicu River melebarkan maniknya. “Tapi Anda tenang saja, Tuan Muda Jenson akan baik-baik saja. Beliau tidak terluka parah.” Mendengar itu, kecemasan River tak terkikis banyak. Dia tak akan lega sampai melihat kondisi sang putra dengan mata kepalanya sendiri. “Aku harus memastikannya!” tukas River penuh tekad

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    259. S2: Harusnya Saat Itu Aku Membunuhmu

    “Kau?!” Sorot Mata River bertambah tajam saat melihat sosok di balik masker hitam itu.Dia nyaris tak percaya, tapi wajah lelaki di hadapannya benar-benar jelas.“Apa kabar, Sepupu?!” ujar Frederick tersenyum miring.Ya, laki-laki itu memanglah Frederick Chen. Sepupu River yang lama koma akibat kecelakaan hebat sembilan belas tahun lalu. River tak tahu kapan Frederick sadar. Sudah lama dia tak mendengar kabarnya, karena Leah-nenek River telah memindahkan Frederick ke rumah sakit lain tanpa sepengetahuan orang lain.“Padahal aku merindukan Princess, tapi kau malah datang dengan tikusmu. Aku benar-benar kecewa!” Frederick melanjutkan sambil menaikkan kedua alisnya.Alih-alih langsung menyambar, River justru menekan cengkeraman lebih kuat di leher Frederick. Amukannya seketika membengkak saat sepupunya itu menyinggung sang istri.“Ugh ….” Napas Frederick sangat tercekat, tapi River tak peduli.“Kau! Berani sekali muncul di hadapanku lagi. Harusnya saat itu aku membunuhmu!” tukas River de

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    258. S2: Aku Akui Kau Memang Hebat!

    “Argh ….” Wanita yang bersama River mengerang saat dada kirinya tertembak.Gelenyar darah mengalir deras dari titik anak timah tenggelam. Wajahnya pun mulai pucat disertai keringat dingin karena menahan sakit.River merengkuhnya. Dengan alis bertaut, dia pun berkata, “bertahanlah, aku akan memanggil bantuan!”Baru saja selesai berujar, River merasakan tatapan tajam dari sebelah. Dengan sigap, dia mengacungkan pistol dan langsung melesatkan pelurunya. Akan tetapi tembakannya hanya mengenai pilar besar di sana.‘Brengsek!’ batinnya mengumpat saat menyadari beberapa orang berpakaian hitam mengelilingnya.Mereka semua membawa senjata. Dan itu membuat posisi River amat sulit karena dirinya kalah jumlah.Detik berikutnya dia dikejutkan oleh tepukan tangan yang menggema. Perhatian River sekejap teralih pada lelaki bermasker hitam yang berdiri di lantai atas.“River Reiner!” tukasnya penuh tekanan.Matanya memicing tajam pada wanita yang tertembak tadi dan lantas melanjutkan. “Apa kau sudah s

DMCA.com Protection Status