Home / Romansa / Terjerat Hasrat Suami Kontrak / 166. Bercinta Bukan Hanya Untuk Pengantin Baru

Share

166. Bercinta Bukan Hanya Untuk Pengantin Baru

Author: Inura Lubyanka
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Maaf, Anda tidak apa-apa, Nyonya?” tanya Dieter yang berhasil menahan tubuh Adeline sebelum ambruk.

Wanita itu seketika menegakkan badannya kembali, seraya berkata, “ya, tidak apa-apa. Terima kasih.”

“Apa ada masalah, Nyonya?” Dieter bertanya lagi saat melirik pria bercodet di hadapan Adeline.

Asisten River itu menatapnya tajam, hingga pria tadi bergidik takut.

“Bukan apa-apa.” Pria bercodet itu malah menyahut.

Dia buru-buru menyerahkan data anak bernama Ergy, lalu pergi dari sana.

Sungguh, tingkahnya itu malah membuat Adeline curiga. Dirinya mengamati pria tersebut menjauh sembari membatin, ‘kenapa dia tiba-tiba pergi begitu saja? Apa dia seperti itu karena takut pada Dieter?’

Meski baginya aneh, tapi Adeline tak ada waktu untuk mengurusnya karena Jennifer sudah menunggu. Dia pun segera menyelesaikan administrasi perawatan putrinya dan pulang ke mansion Devante setelah River datang.

Sedangkan Ergy-anak lelaki malang yang digigit ular itu masih tak sadarkan diri sampai malam hari. Do
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Inura Lubyanka
Happy reading guys huhuhu maaf yah, aku baru update malem banget, soalnya hectic banget hari ini •́⁠ ⁠ ⁠‿⁠ ⁠,⁠•̀ Besok akan update rutin lagi yah Stay tune ♡
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    167. Surat Ancaman?

    ‘Pengkhianat?!’Alis Siegran menyatu saat membaca tulisan tersebut di amlop anonim. Ekspresinya pun berubah gelap saat mendapati logo Hera Group ada di sana juga.‘Apa maksudnya ini?’ batin pria itu bingung dalam hati. ‘Tidak mungkin. Apa ini sebuah ancaman? Tapi siapa yang melakukannya? Kenapa mereka mengirim ini padaku?’“Ada apa, Siegran?” Amber pun bertanya karena sang suami tampak syok.Namun, alih-alih memberitahu istrinya, Siegran justru menyembunyikan kertas ancaman tadi dan merematnya di balik punggung.“Apa itu? Amber terus menyidik. “Katakan padaku, apa itu?!”“Ti-tidak penting, ini hanya orang iseng yang mengisi amplop kosong,” sahut Siegran berdalih.“Kalau begitu tidak masalah aku melihatnya ‘kan?!” sambar sang istri tegas, tapi Siegran masih enggan menunjukannya.Amber menghela napas panjang sembari membujuk. “Sayang, kita baru saja mengucapkan janji bahwa akan menghadapi apapun bersama. Belum ada satu hari, tapi kau mau menyembunyikan sesuatu dariku?”Siegran pun menge

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    168. Aku Rindu Permainan Panas Kita

    WARNING: Chapter ini mengandung konten sensitive.‘Kenapa banyak anak-anak pergi ke tempat itu? Apa di sana ada makanan?’ batin Ergy memandangi taman kanak-kanak Rosenberg dengan heran.Ya, dia yang duduk di kursi sebelah pengemudi itu, seperti anak bodoh yang tidak tahu apapun. Tak heran yang ada di pikirannya hanya makanan dan tempat tidur nyaman, karena dia sering kelaparan dan tubuhnya sakit usai dipukuli.“Apa yang kau lihat?!” tukas pria gahar di sampingnya.Ergy tersentak dan seketika berpaling. “Ti-tidak, Master.”“Jangan bermimpi. Kau tidak akan bisa seperti mereka. Mereka itu anak-anak pilihan yang mendapat kasih sayang orang tuanya. Sedangkan kau, hanya anak sialan yang dibuang keluargamu!” sambar sang Master.Ucapan kejam itu seperti panah yang tenggelam dalam jantung Ergy. Menyakitkan, tapi tidak bisa dilawan. Ergy hanya menunduk dengan wajahnya yang suram. Bahkan dia tak berani menatap wajah sang master yang selalu ditutupi topeng.“Malam ini kau harus mematahkan leher a

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    169. Aku Melahirkan Sainganku Sendiri

    “Sayang?” Manik Adeline membesar saat melihat anak perempuannya masuk.Bahkan wanita itu mendorong River yang hendak menindihnya, lalu buru-buru bangun dan merapikan rambutnya yang setengah basah.Sedangkan River yang hampir terguling dari ranjang, malah duduk sambil menahan senyum saat melihat Adeline yang panik.Istrinya itu melotot padanya seolah berkata, ‘jangan tertawa!’Adeline pun berpaling ke arah putri kecilnya yang kini menghampiri mereka.“Ada apa, Jenny? Kenapa kau belum tidur?” tanya Adeline yang kini menekuk lutut untuk berjongkok setinggi Jennifer.“Tada!” Anak perempuan itu menyeru sambil memamerkan buku gambarnya.Adeline tersenyum melihat antusias Jennifer. Itu adalah buku gambar yang tadi siang sudah ditunjukan Jennifer padanya.‘Ah … ternyata sekarang dia ingin menunjukannya pada River?’ batin Adeline membelai kepala putrinya bangga.“Lihatlah, Daddy! Apa gambarku bagus?” ujar Jennifer penuh semangat.“Woah! Amazing, Jenny! Apa ini Daddy?” sahut River menunjuk gamb

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    170. Jangan Sentuh Adikku!

    “Jangan pukul Jenson!” Jennifer memekik dan berniat menghampiri kakaknya yang ambruk ke meja makan.Namun, anak lelaki gempal yang menyerang Jenson malah menghalanginya.“Pergi, ini wilayah anak laki-laki!” tukasnya memicing.Dia hendak mendorong Jennifer, tapi Jenson menahannya dari belakang seraya berkata tajam. “Jangan sentuh adikku!”Belum sempat anak gempal tadi menyahut, Jenson lebih dulu membekuk tangannya ke belakang dan mendorongnya hingga ambruk ke meja makan. Itu membuat semua anak-anak menjerit.“Jika kau berani menyentuh satu rambut Jenny, tanganmu akan patah!” Jenson mengancam seperti pria dewasa. “Cepat minta maaf pada adikku!”Ya, dia memang jago taekwondo. River telah mendatangkan guru taekwondo ke mansion Devante khusus untuk Jenson. Dulu karena putranya lahir premtur, kondisi tubuhnya agak lemah. Sebab itu River sengaja melatih anaknya olahraga dan bela diri untuk memperkuat fisiknya. Begitu pun Jennifer. Kadang dia ikut latihan bersama Jenson, tapi tidak menekuniny

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    171. Seharusnya Dia Tidak Meninggalkan Putranya

    “Mommy ….” Jennifer memanggil Adeline. Dia ikut bingung saat melihat mommy-nya panik.Adeline pun menggandeng tangan Jennifer sambil berkata, “Jenny, tetaplah di dekat Mommy.”Dia memindai sekitar, bahkan mengitari mobil dan kembali ke kedai ice cream.Dengan ekspresi buncah, Adeline bertanya pada pemilik kedai, “maaf, Bibi. Apa Anda melihat anak lelaki kecil? Tingginya sekitar anak perempuan saya ini.”“Ah … maaf, Nyonya. Saya tidak melihatnya. Hanya Anda dan anak ini saja yang datang ke sini,” sahut Bibi itu yang seketika meningkatkan cemas Adeline.Wanita itu menyugar belahan rambutnya frustasi. ‘Astaga, di mana Jenson? Dia bilang hanya ingin menunggu di mobil, tapi … ah, benar!’Adeline ingat bahwa putranya itu memakai jam tangan pintar yang ada pelacaknya. Dia segera membuka aplikasi pelacak di ponselnya untuk mencari Jenson. Maniknya membola saat aplikasi itu menunjukan bahwa jam tangan Jenson ada di sekitarnya.‘Tidak mungkin. Jam itu ada di sekitar sini ….’ Adeline membatin sa

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    172. Tuan Muda Jenson Sedikit Berbeda

    “Apa yang kau lakukan? Ayo cepat bawa Tuan Muda Jenson!” Anak buah River yang berperawakan jangkung menyeru, saat rekannya hanya bengong.“Heuh? Ah, iya ….”Mereka pun mengangkat anak lelaki itu dan membawanya ke mobil.Namun, bukannya langsung melajukan mobilnya, antek River yang berambut cepak malah mengernyit bingung saat melirik anak kecil itu di kursi belakang.“Aish, ada apa lagi? Ayo cepat kita pergi!” tukas rekannya tak sabar.“Tunggu, kenapa aku merasa aneh, ya?”“Apa maksudmu?!” sahut rekannya lagi.Si rambut cepak menoleh penuh ke belakang dan memperhatikan anak lelaki yang pingsan.“Ada yang berbeda dengan Tuan Muda Jenson. Lihatlah, tubuhnya lebih kurus dari sebelumnya. Ah, tidak. Dia memang terlalu kurus dan badannya penuh lebam bekas pukulan. Apa benar dia Tuan Muda Jenson?” ujarnya ragu-ragu.Tentu saja berbeda sebab anak itu Ergy, bukan Jenson! Ya, Ergy yang malam ini dihukum masternya karena tidak berhasil berburu kelinci, malah tidak diberi makan. Ergy yang kelapa

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    173. Penculikan Jenson

    “Berikan aku 20 milliar jika ingin anakmu selamat!”Terdengar suara garang seorang pria mengancam dari seberang. Dan itu sontak membuat manik River terbelalak dengan wajah tegang.River terdiam karena saking terkejutnya, tapi orang yang menculik Jenson itu kembali berkata. “Apa kau ingin anakmu benar-benar mati, Tuan River?!”‘Sialan!’ batin River mengumpat tajam.“Di mana putraku?!” decaknya sengit.Itu memicu Adeline mengeryit. “River, siapa itu? Apa dia orang yang menculik Jenson?!”Lawan bincangnya tetap diam. Tangannya yang memegang ponsel tampak gemetar dan kembali mendengus, “cepat katakan di mana putraku?!”Alih-alih membeberkan, penculik Jenson malah tertawa terbahak-bahak. Dia seolah senang mengendalikan River.“Hah … Tuan River. Aku tidak bodoh. Transfer dulu uangnya, baru aku akan memberitahu di mana putramu!” sambar penculik itu sinis.Bagi River, 20 milliar memang tidak ada artinya. Namun, penculik itu bisa memerasnya sebanyak mungkin, tanpa harus menyerahkan Jenson. “A

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    174. Aku Bukan Orang Tua Kolot

    *** Satu bulan setelah Jenson siuman, River dan Adeline memutuskan membawanya ke Jermanio. Ya, dokter keluarga Herakles bilang, sistem pengobatan di sana canggih. Dan Jenson ada kesempatan untuk memulihkan pendengarannya.Malam sebelum berangkat, Jennifer diam-diam mengetuk pintu kamar Jenson. Namun, karena telinga kakaknya itu tidak normal, jadi dia tidak bisa mendengarnya.“Jenson?” tutur Jenny berbisik sembari mendorong pintu.Maniknya terpaku pada Jenson yang sedang merapikan mainan robotnya ke dalam kotak. Sepertinya anak itu sedang mengemasi barangnya karena besok sudah berangkat ke Jermanio. Jennifer pun berjalan mendekat tanpa suara. Matanya tampak sedih saat menatap kakaknya dari belakang.Ketika Jenson tidak sengaja menjatuh satu robotnya, dia baru menyadari kalau Jennifer ada di sana.“Jenny? Kapan kau datang?” Jenson bertanya dengan wajah datar. “Kau tidak tidur?”Jennifer mengambil robot yang tergeletak di lantai, lalu menyerahkannya pada Jenson. “Aku tidak bisa tidur.”

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    266. S2: Hanya Aku Putri Pertama Ayah!

    “Rachel, tidurmu jadi terganggu, ya?” Rose berujar sambil mendekati gadis rambut pirang tersebut.“Mommy, apa yang terjadi?” Rachel melangkah ke arah pelukan Rose.Matanya memicing pada Ashley. Alisnya pun mendapuk, seolah jijik dengan penampilan Ashley yang berantakan. Apalagi pipinya tampak merah, bekas tamparan keras Derek.“Dia siapa, Mommy?” Rachel bertanya heran.“Ah … d-dia Ashley. Saudara—”“Dia adik tirimu!” Derek menyambar sebelum ucapan Rose tuntas.Namun, kalimat singkat itu sontak memicu Ashley membelalak bingung. Dia bahkan bungkam beberapa saat, berharap salah dengar. Akan tetapi raut wajah sang ayah tak menunjukkan candaan.“Hah! Apa yang Ayah katakan? Adik tiri?!” Ashley memastikan dengan leher tegang.Belum sampai Derek membenarkan, Rose dengan hati-hati berkata, “maaf, Ashley. Ibu terlambat memberitahumu, ya? Ini Rachel, kakak tirimu. Karena kita sudah menjadi keluarga, jadi Rachel akan tinggal di sini juga.”Mendengar itu, dada Ashley langsung berkobar. Satu siluma

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    265. S2: Ayah Menyesal Punya Putri Sepertimu!

    “Asley, bagaimana kau bisa jadi seliar ini? Sejak kapan ayah mengajarimu minum alkohol? Apalagi main bersama lelaki berandalan, hah?!” Derek memberang penuh amarah.Sang putri yang tak mengerti dengan sikapnya, kini tertegun.“A-ayah … sepertinya Ayah salah paham. Aku memang ada di bar untuk ker—”“Kau masih berani membantah?!” Derek langsung menyambar sebelum ucapan Ashley tuntas.Gadis itu melangkah lebih dekat, berusaha menjelaskan agar ayahnya jadi tenang. Namun, Derek dengan geramnya menyambar beberapa lembar foto dari nakas belakangnya, lalu melemparkan pada Ashley.Manik Ashley sontak berubah selebar cakram saat melihat potret dirinya yang tengah pingsan, sedang berada di antara dua pria yang memegang botol alkohol.“Hah! A-apa ini?!” Ashley menegang.Dia tahu foto itu rekayasa. Pasti Rose yang membuatnya. Tapi tetap saja Ashley sangat merinding sebab pria-pria tadi adalah dua orang yang sebelumnya menyekap Ashley di gedung tua. Sial, sensasi empedu seperti naik ke tenggorokan

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    264. S2: Aku Tidak Butuh Racun Kalian!

    *** “Buka pintunya!” titah seorang lelaki berbadan gempal yang membawa nampan makanan. Rekannya yang memiliki tato ular di lehernya, melirik bubur di nampan itu.“Apa dia bisa memakannya?” tanyanya.Lelaki gempal tadi menaikkan sebelah alisnya seraya menimpali, “siapa yang peduli? Yang penting kita sudah memberinya makanan. Kalau dia tidak mau makan, ya sudah. Mati saja sana. Itu lebih memudahkan pekerjaan kita.”Temannya tadi menarik seringai miring dan lantas membuka kunci pintu ruangan Ashley disekap. Di sana, gadis itu tampak pucat sebab sudah sehari dua malam ini perutnya tidak terisi makanan atau minuman. Dia memicing tajam saat dua lelaki mendatanginya. Lelaki bertato ular tadi melepas tali yang mengikat tangan dan kaki Ashley pada pilar. Begitu bebas, gadis itu seketika ambruk karena seluruh tubuhnya lemas. Lelaki gempal pun menyodorkan nampan makanan pada Ashley. “Makanlah jika kau masih mau hidup!”Alih-alih senang, Ashley justru menampik nampan tadi hingga mangkok bubu

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    263. S2: Apa Dia Bisa Mendengar Lagi?

    “Putraku. Golongan darah putraku dan River sama,” ujar Adeline diliputi tegang. Tenaga medis di hadapannya pun menimpali, “mohon maaf, apa maksudnya putra Anda yang juga terluka dan datang bersama Tuan River? Kondisinya tidak memungkinkan jika melakukan tranfusi darah saat terluka, Nyonya.” “Tidak. Adiknya, saudara kembar Jenson. Aku akan membawa saudara kembar putraku ke sini,” sahut Adeline menjelaskan. Ya, tak ada pilihan lain yang cepat selain meminta bantuan Johan. Akhirnya Adeline menghubungi pemuda tersebut dan memintanya datang ke rumah sakit. Usai menunggu beberapa waktu, Johan pun tiba. Dia bergegas mengikuti perawat untuk mendonorkan darahnya pada River. “Johan,” tutur Adeline memanggil sang putra yang baru datang. “Mommy, bagaimana keadaan Daddy dan Jenson?” tanya pemuda tersebut. Dengan ekspresi tegang, Adeline pun menimpali, “mereka baru saja memindahkan Jenson ke ruang rawat, tapi Daddy sangat membutuhkanmu sekarang.” “Mommy tenang saja, saya sudah di sini. Daddy

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    262. S2: Apa Aku Mengejutkanmu?

    Jennifer menoleh ke belakang saat suara langkah itu tak lagi terdengar. ‘Apa tadi hanya perasaanku?’ gemingnya mengerutkan kening. Tatapannya terus waspada, lalu kembali melangkah menuju lokernya. Namun, ketika dia berjalan beberapa langkah, suara tadi kembali menggema seakan mengikutinya. Jennfer terhenti dan detik itu juga tiba-tiba seseorang menepuk bahunya. “Hah!” Jennifer tersentak. Gadis itu dengan cepat berbalik dan langsung memukul lengan orang yang menyentuhnya. Dia hendak merengkuh punggung orang tersebut, lalu membantingnya. Akan tetapi, orang tadi malah mencekal tangan Jennifer, bahkan meraih pinggang gadis itu dan merapatkan pada tubuhnya. “Reflek yang bagus, gadisku,” bisik suara seorang pemuda. Jennifer mendongak. Di tengah kegelapan itu, dia menajamkan pandangan dan baru mengenali wajah orang di hadapannya. “Lionel?” katanya. “Apa aku mengejutkanmu?” sahut pemuda tersebut. “Ck!” Jennifer mendecak dan lantas mendorong Lionel menjauh darinya. Tapi pemuda itu kem

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    261. S2: Bajingan Itu Kembali

    ‘Hah! A-apa yang aku dengar?!’ batin Adeline tertegun.Ponsel yang digenggamnya pun jatuh. Dia nyaris tak percaya dengan pendengarannya, tapi suara yang memanggilnya sangatlah jelas. “Tidak mungkin! I-ini … tidak mungkin. Bajingan itu kembali?” gumamya terserang tegang.Bayangan wajah pria pemilik suara itu memenuhi kepala, hingga membuat napas Adeline tercekat. Sementara Johan yang semula berdiri di dekat jendela, kini langsung menghampiri sang ibu di tepi ranjang. Dia tampak cemas melihat Adeline terserang panik.“Mommy? Ada apa? Mommy baik-baik saja?” Pemuda itu bertanya.Adeline tak langsung menyahut. Bahkan dia seperti tak mendengar ucapan putranya. Johan pun menyentuh bahu wanita itu seraya berujar, “Mommy?”“Ah?!” Adeline akhirnya tersadar. “Johan, Mommy tidak apa-apa.” Wanita itu melanjutkan disertai senyum.Akan tetapi Johan tahu sang ibu tersenyum paksa. Dia melirik layar ponsel yang terjatuh ke ranjang, tapi Adeline buru-buru meraihnya dan membalik layarnya agar sang pu

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    260. S2: Aku Harus Memastikannya

    S2: Aku Harus Memastikannya “Tuan River!” Terdengar suara lelaki memekik kencang. Itu anak buah River. Dia bergegas naik ke tangga dan menghampiri sang tuan. “Tuan River!” Lelaki itu membelalak saat melihat luka tembak dan darah yang mengalir dari perut River. “Tuan, bertahanlah. Kami akan membawa Anda ke rumah sakit!” Anak buah tersebut merengkuh River karena api dari ledakan di lantai dua mulai menyebar. Alih-alih langsung menurut, River malah menahan tangan anak buahnya tersebut. Dengan tatapan gemetar, pria itu bertanya, “Jenson. D-di mana Jenson? Apa kalian menemukannya?” “Ya, Tuan. Kami menemukan Tuan Muda Jenson jatuh dari atap,” sahut anak buah tersebut yang sontak memicu River melebarkan maniknya. “Tapi Anda tenang saja, Tuan Muda Jenson akan baik-baik saja. Beliau tidak terluka parah.” Mendengar itu, kecemasan River tak terkikis banyak. Dia tak akan lega sampai melihat kondisi sang putra dengan mata kepalanya sendiri. “Aku harus memastikannya!” tukas River penuh tekad

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    259. S2: Harusnya Saat Itu Aku Membunuhmu

    “Kau?!” Sorot Mata River bertambah tajam saat melihat sosok di balik masker hitam itu.Dia nyaris tak percaya, tapi wajah lelaki di hadapannya benar-benar jelas.“Apa kabar, Sepupu?!” ujar Frederick tersenyum miring.Ya, laki-laki itu memanglah Frederick Chen. Sepupu River yang lama koma akibat kecelakaan hebat sembilan belas tahun lalu. River tak tahu kapan Frederick sadar. Sudah lama dia tak mendengar kabarnya, karena Leah-nenek River telah memindahkan Frederick ke rumah sakit lain tanpa sepengetahuan orang lain.“Padahal aku merindukan Princess, tapi kau malah datang dengan tikusmu. Aku benar-benar kecewa!” Frederick melanjutkan sambil menaikkan kedua alisnya.Alih-alih langsung menyambar, River justru menekan cengkeraman lebih kuat di leher Frederick. Amukannya seketika membengkak saat sepupunya itu menyinggung sang istri.“Ugh ….” Napas Frederick sangat tercekat, tapi River tak peduli.“Kau! Berani sekali muncul di hadapanku lagi. Harusnya saat itu aku membunuhmu!” tukas River de

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    258. S2: Aku Akui Kau Memang Hebat!

    “Argh ….” Wanita yang bersama River mengerang saat dada kirinya tertembak.Gelenyar darah mengalir deras dari titik anak timah tenggelam. Wajahnya pun mulai pucat disertai keringat dingin karena menahan sakit.River merengkuhnya. Dengan alis bertaut, dia pun berkata, “bertahanlah, aku akan memanggil bantuan!”Baru saja selesai berujar, River merasakan tatapan tajam dari sebelah. Dengan sigap, dia mengacungkan pistol dan langsung melesatkan pelurunya. Akan tetapi tembakannya hanya mengenai pilar besar di sana.‘Brengsek!’ batinnya mengumpat saat menyadari beberapa orang berpakaian hitam mengelilingnya.Mereka semua membawa senjata. Dan itu membuat posisi River amat sulit karena dirinya kalah jumlah.Detik berikutnya dia dikejutkan oleh tepukan tangan yang menggema. Perhatian River sekejap teralih pada lelaki bermasker hitam yang berdiri di lantai atas.“River Reiner!” tukasnya penuh tekanan.Matanya memicing tajam pada wanita yang tertembak tadi dan lantas melanjutkan. “Apa kau sudah s

DMCA.com Protection Status