Akhirnya melakukan sarapan bersama dan dengan satu meja, Arseno yang duduk berhadapan dengan Sintia, dia menatap jelas Sintia tatapan itu adalah tatapan intimidasi yang dia berikan kepada Sintia.Sintia yang melihat itu dia merasa sangat tidak mengerti apa maksud dari tatapan itu.“Ini kan masih pagi aku baru saja keluar, dia sudah menatapku seperti itu apa yang salah denganku.” ujarnya di dalam hati yang merasa sangat kebingungan melihat Arseno.Terlihat tampak jelas tatapan mata Arseno adalah tatapan mata yang sangat kasar kepada dirinya tatapan mata yang tajam, seperti pisau yang ingin membelah.“Arseno menurut kamu bagus nggak baju yang Mama belikan buat Chintya, cocok nggak buat dia itu. Mama yang beli kemarin, Mama beli di sebuah butik milik teman mama dia mengadakan promo dan akhirnya Mama beli itu.” ujar bu Ratih yang bertanya kepada Arseno sambil memperhatikan Sintia.Arseno yang sedang makan mendengar apa yang diucapkan mamanya membuat dia tersedak Dia sangat terkejut denga
Akhirnya Arseno dan Sintia masuk ke dalam lift, dan Sintia yang berdiri di belakang Arseno dia terus terdiam tak mengucapkan satu kata pun dia hanya mengikuti langkah Arseno.Sampilah di ruangan Arseni dan di sana terdapat seorang laki-laki yang sedang duduk memakai pakaian yang rapi dan terlihat usianya tak jauh beda dari usia Arseno.Laki-laki tersebut tampak seperti Ada kemiripan dengan Arseno terlihat dari raut wajahnya terutama bentuk wajahnya.“Hai apa kabar lama kamu nggak ke sini?” Arseno yang sambil menyelami laki-laki tersebut dengan tangan kanannya.Namun laki-laki tersebut tidak menjawab apa yang ditanya Arseno dia justru salah fokus terhadap Sintia yang berada di belakang Arseno.“Siapa wanita ini jangan bilang ini pacarmu?” tanyanya kepada Arseno.Arseno yang mendengar itu dia langsung sedikit terkejut dia tak menyangka jika saudaranya berkata seperti itu di hadapan Sintia.“Oh ya kenalkan ini pegawaiku namanya Sintia.” ujar Arseno memperkenalkan Sintia ke saudaranya.S
“Oh yaPak Perkenalkan nama saya Sintia, saya adalah karyawan dari bapak Arseno dan saya ditugaskan untuk menemui bapak karena Pak Arseno sedang ada urusan di ruangannya.” ujar Sintia memperkenalkan diri di hadapan Kepala Kantor Cabang Tengah dan Selatan.Dan mereka pun saling mengobrol dengan hangat dan Sintia pun banyak bertanya tentang pekerjaan mereka yang berada di wilayah tersebut untuk menambah wawasannya.Saat Sintia sedang mengobrol dengan kedua orang pimpinan kantor cabang. tiba-tiba Ada sesosok laki-laki yang membuat dirinya merasa sangat terpesona.Laki-laki itu keluar dari lift dengan memakai sebuah kacamata di batang hidungnya Dia sangat terlihat begitu gagah dan maskulin, siapa lagi kalau bukan Arseno.Arseno pun yang melihat itu dia pun langsung melangkahkan kakinya menuju sofa yang berada di lobby kantor.Arseno pun melangkahkan kakinya untuk menemui tamu yang datang ke kantornya. “Selamat siang paman maaf yang sudah menunggu lama, Mari ke ruangan saya paman.” ujarnya
Sintia yang mendengar itu dia mendongakkan kepalanya, dia menatap Arseno yang berada di depannya yang sedang duduk di sofa, dan Sintia melihat Arseno itu sedang duduk sambil memegang ponselnya.Dia terlihat begitu serius dalam membaca sebuah tulisan di ponselnya.Semua orang yang berada di ruangan tersebut sangat terkejut mendengar apa yang diucapkan Arseno tak terkecuali dengan Sintia, Dia adalah orang yang paling terkejut di antara yang lainnya.Sintia yang mendengar itu dia tak berani mengucapkan satu katapun,Yang ada hanyalah dirinya di dalam hati terus saja menggerutu dan sumpah serapah yang ia lontarkan kepada bosnya tersebut.“Yang benar saja ini adalah akhir pekan masa aku harus lembur, gila. Tidak berkeprimanusiaan sama sekali sudah mempekerjakan aku lebih dari 10 jam dan sekarang aku harus lembur.” gerutunya.Orang yang di dalam ruangannya tersebut serentak mulut mereka menganga, mereka tak menyangka jika Arseno itu sesadis itu dengan karyawannya. “Yang benar saja kamu harus
“Hah yang benar saja kamu nanti malam harus lembur?” tanya Nindy yang sangat begitu terkejut dengan apa yang diceritakan oleh Sintia.Sintia yang mendengar itu dia pun menangis sambil sedikit teriak dia sudah tak tahan lagi dengan perlakuan yang semena-mena oleh bosnya tersebut kepada dirinya.Di sisi lain Arseno yang sedang membahas masalah internal yang berada di kantornya dia meminta izin untuk keluar sebentar karena ingin memanggil asistennya.Dan Aeseno pun melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangannya menuju ruangan Aldi, Nama saya Aldi tak berada di dalam ruangannya membuat Arseno sedikit merasa kesal dengan Aldi. “ ke mana anak ini kenapa nggak ada?” tanyanya di dalam hati.Dan Arseno melangkahkan kakinya menuju dapur kantor yang berada di lantai atas dia ingin mengambil sebuah makanan ringan untuk tamunya tersebut.Namun saat dia akan melewati ruang tunggu dia mendengar suara tangisan, dan Arseno yang mendengar itu dia pun menghentikan langkahnya. “Dari Suaranya kayak sep
Di sisi lain di kantor Aldi segera menemui tamu Arseno yang berada di ruangannya, sedangkan David mengambilkan makanan cemilan produk yang dihasilkan oleh perusahaannya untuk disediakan kepada para tamu yang datang ke kantor tersebut.Aldi pun masuk ke dalam ruangan Arseno dan dia pun duduk memperkenalkan diri kepada tamu tersebut.“Selamat siang Bapak Bapak, Kenalkan saya adalah asisten dari Pak Arseno, Pak Arseno menyuruh saya untuk menggantikan nya karena beliau sedang ada urusan?” ujar Aldi yang tengah berdiri memperkenalkan dirinya sendiri di hadapan para tamu tersebut.Para tamu yang masih saudara dengan Arseno Mereka pun saling menatap satu sama lain, Mereka tak paham apa yang dimaksud dengan asisten Arseno itu. “Bukannya tadi ada dia, kenapa sekarang pergi ada urusan?” ujar Arga yang merasa sangat keheranan.Dan Aldi pun menjelaskan kepada tamunya tersebut. “Entahlah Pak. Tadi dia keluar dan menuju ruang tunggu, di sana kita berlima di ruang termasuk asisiten bapak, kita lagi
Sampailah mereka di ruangan atas dan Mereka berdiri sejajar sambil melihat sebuah pemandangan yang tak pernah mereka jumpai selama ini, mereka melihat Arseno yang sedang duduk di sofa sambil memangku kepala Sintia yang tengah tertidur.Mulut mereka menganga melihat itu Sedangkan Arseno tak mengetahui keberadaan saudaranya yang tengah memperhatikan mereka berdua.Arseno yang sedang duduk sambil memegang ponselnya yang berada di tangan kanannya, dia tengah fokus terhadap pekerjaannya yang berada di dalam ponselnya tersebut.Dan mereka bertiga pun menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus aja memperhatikan mereka.Setelah beberapa lama Arseno pun tersadar Jika ada yang sudah memperhatikan mereka berdua dan Arseno pun sangat begitu terkejut, ternyata saudaranya sedang berada di dalam rumahnya.Arseno yang melihat itu dia pun hanya bisa menelan ludahnya sendiri dan akhirnya Arseno pun mengangkat kepala Sintia dan mengantinya dengan sebuah bantal yang berada di sofa tersebut.“Wah wah wah
“aNgomong-ngomong Kenapa wanita itu ada di rumahmu? jangan-jangan kalian tinggal satu atap.” tanya salah satu pamannya kepada Arseno.Dan mereka pun yang mendengar itu langsung membulatkan mata mereka dan mulut mereka menganga mereka sangat terkejut mendengar itu. “Oh ya atau jangan-jangan kalian sudah menikah?” lanjut tanya Arga dengan terkejut.Mereka serempak menatap Arseno dengan Tatapan yang sangat penasaran,Sedangkan Arseno kembali menatap mereka secara bergantian.Dan Arga pun mengulangi pertanyaannya kembali Supaya Arseno mau menjawab apa yang ditanyakan olehnya.“Jawab Arseno apa kamu sudah menikah dengannya?” tanya Arga dengan sedikit menggebu-gebu karena sudah merasa penasaran dengan apa yang akan dijawab oleh Arseno.“Menikah Siapa yang sudah menikah?” sahut bu Ratih yang melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga yang terdapat mereka yang tengah duduk mengobrol santai.Mereka pun yang mendengar suara bu Ratih langsung mengalihkan pandangannya ke bu Ratih dan mereka pun b