Di sisi lain di kantor Aldi segera menemui tamu Arseno yang berada di ruangannya, sedangkan David mengambilkan makanan cemilan produk yang dihasilkan oleh perusahaannya untuk disediakan kepada para tamu yang datang ke kantor tersebut.Aldi pun masuk ke dalam ruangan Arseno dan dia pun duduk memperkenalkan diri kepada tamu tersebut.“Selamat siang Bapak Bapak, Kenalkan saya adalah asisten dari Pak Arseno, Pak Arseno menyuruh saya untuk menggantikan nya karena beliau sedang ada urusan?” ujar Aldi yang tengah berdiri memperkenalkan dirinya sendiri di hadapan para tamu tersebut.Para tamu yang masih saudara dengan Arseno Mereka pun saling menatap satu sama lain, Mereka tak paham apa yang dimaksud dengan asisten Arseno itu. “Bukannya tadi ada dia, kenapa sekarang pergi ada urusan?” ujar Arga yang merasa sangat keheranan.Dan Aldi pun menjelaskan kepada tamunya tersebut. “Entahlah Pak. Tadi dia keluar dan menuju ruang tunggu, di sana kita berlima di ruang termasuk asisiten bapak, kita lagi
Sampailah mereka di ruangan atas dan Mereka berdiri sejajar sambil melihat sebuah pemandangan yang tak pernah mereka jumpai selama ini, mereka melihat Arseno yang sedang duduk di sofa sambil memangku kepala Sintia yang tengah tertidur.Mulut mereka menganga melihat itu Sedangkan Arseno tak mengetahui keberadaan saudaranya yang tengah memperhatikan mereka berdua.Arseno yang sedang duduk sambil memegang ponselnya yang berada di tangan kanannya, dia tengah fokus terhadap pekerjaannya yang berada di dalam ponselnya tersebut.Dan mereka bertiga pun menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus aja memperhatikan mereka.Setelah beberapa lama Arseno pun tersadar Jika ada yang sudah memperhatikan mereka berdua dan Arseno pun sangat begitu terkejut, ternyata saudaranya sedang berada di dalam rumahnya.Arseno yang melihat itu dia pun hanya bisa menelan ludahnya sendiri dan akhirnya Arseno pun mengangkat kepala Sintia dan mengantinya dengan sebuah bantal yang berada di sofa tersebut.“Wah wah wah
“aNgomong-ngomong Kenapa wanita itu ada di rumahmu? jangan-jangan kalian tinggal satu atap.” tanya salah satu pamannya kepada Arseno.Dan mereka pun yang mendengar itu langsung membulatkan mata mereka dan mulut mereka menganga mereka sangat terkejut mendengar itu. “Oh ya atau jangan-jangan kalian sudah menikah?” lanjut tanya Arga dengan terkejut.Mereka serempak menatap Arseno dengan Tatapan yang sangat penasaran,Sedangkan Arseno kembali menatap mereka secara bergantian.Dan Arga pun mengulangi pertanyaannya kembali Supaya Arseno mau menjawab apa yang ditanyakan olehnya.“Jawab Arseno apa kamu sudah menikah dengannya?” tanya Arga dengan sedikit menggebu-gebu karena sudah merasa penasaran dengan apa yang akan dijawab oleh Arseno.“Menikah Siapa yang sudah menikah?” sahut bu Ratih yang melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga yang terdapat mereka yang tengah duduk mengobrol santai.Mereka pun yang mendengar suara bu Ratih langsung mengalihkan pandangannya ke bu Ratih dan mereka pun b
Arseno tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri dia menggertakkan giginya dia merasa sangat kesal pada dirinya sendiri. “Kenapa aku tak menidurkanmu di dalam kamarmu kenapa aku justru menidurkanmu di sofa sehingga kamu terbangun dan terkejut dan jatuh mengenai vas dan membuatmu sekarang berada di rumah sakit.” lanjutnya dengan kesal pada dirinya sendiri.Selang 2 jam setelahnya perawat laki-laki tersebut Kembali keluar dari ruangan yang berada Sintia di dalamnya dan dia pun melangkahkan kakinya menuju Arseno yang tengah duduk di ruang tunggu sambil matanya terus menatap kamar tersebut.“Selamat malam Bapak keadaan pasien sekarang sudah mulai membaik dan kami akan membawanya untuk ke ruang rawat inap. Silahkan Bapak menuju ruang administrasi dan nanti silahkan datang menemui saya kembali saya berada di ruangan di sebelah kiri.” ujar kepada Arseno sambil tangannya menunjukkan tempat di mana itu adalah ruangannya.Arseno yang mendengar itu dia tak berkata apapun dia langsung melang
Dan Vivian memegang gagang pintu dengan tangan kanannya dan langsung membuka pintu kamar rawat inap sahabatnya tersebut dan ketika Vivian masuk seketika sahabatnya yang bernama Lia dan orang yang sedang mengunjunginya langsung mengalihkan pandangannya seketika menuju Vivian yang tengah berdiri di depan pintu.Dan Vivian yang begitu merasa sangat tidak asing melihat orang laki-laki yang berkunjung ke ruang rawat inap temannya itu ternyata adalah suaminya yang bernama Ronald.Ronald adalah suami dari Vivian tapi selama ini hanya berstatus suami saja, dia tak pernah pulang ke rumahnya, dia sebagai suami hanya sekedar menafkahi lahirnya saja sedangkan batinnya tidak pernah sama sekali. Ronald sesosok suami Yang sepertinya tak memiliki nafsu kepada dirinya.Vivian tak memungkiri jika suaminya yang bernama Ronaldo tersebut mempunyai selingkuhan pasalnya ketika di rumah dia tak pernah bergairah pada dirinya.“ Vivian.” seru Ronaldo dengan terkejut.Vivian yang mendengar itu dia pun tersenyu
Lia pun sudah tak berdaya dia sudah sakit, dia sudah ada tenaga untuk melawan Vivian yang sedang emosi membuat dirinya Hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini. mMemang pantas jika dirinya diperlakukan seperti itu terhadap Vivian dan memang dasarnya dia sudah salah mencintai suami sahabatnya sendiri. “Maafkan aku Vivian aku tidak bermaksud lain aku tak tidak sengaja melakukan ini kepadamu Maafkan Aku.” ujar Ria sambil memohon kepada Vivian yang terus saja menjambak rambutnya.Ronald yang ada di situ dia berusaha menghentikan Vivian dari tingkahnya yang kurang ajar tersebut. dia bingung harus melakukan apa karena semakin kuat Vivian menarik rambut Lia.“Vivian bisa nggak kamu berhenti kalau kamu tetap seperti ini aku semakin benci melihatmu.” suru Ronald kepada Vivian.Namun Vivian yang mendengar itu dia hanya tersenyum sinis dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan dengan Ronald, dia hanya melampiaskan emosinya yang sangat kecewa pada sahabatnya tersebut.Sebenarnya Vivian tak
Dan Ronald yang ditampar itu langsung menyentuh pipinya yang terasa panas dan memerah tersebut dan dia sudah kehabisan kesabaran untuk menghadapi Vivian wanita yang keras kepala tersebut. Dan dia pun tersenyum sinis di sudut bibirnya sambil menatap wajah Vivian wanita yang sudah berani menggamparnya. “Kamu kira kamu siapa dasar wanita Kurang ajar kamu,” suru Ronald dengan perasaan yang sangat bercampur aduk, dia Ingin rasanya mencekik wanita yang sudah berada di depannya tersebutDengan amarah yang sangat meluap-luap akhirnya pun Ronlad mengusir Vivian dari tempat tersebut, dia sudah tak sanggup lagi melihat wanita itu berdiri di hadapannya. Wanita egois dan ingin menang sendiri, Ronald selama ini sudah cukup sabar namun kali ini kesabarannya sudah habis.“Enyahlah kamu dari sini jangan kembali lagi di kehidupanku, Aku sudah tak menerimamu lagi aku sudah tidak peduli lagi dengan kamu, dan Ingat jangan pernah kamu temui lagi Lia, Jika sampai kamu ketemu lagi dengan Lia aku akan memb
Dan Arseno pun melangkahkan kakinya secara perlahan-lahan Dan Dia mendekati Sintia yang tengah membelakangi dirinya dan terdengar ada suara rintih tangisan yang keluar dari mulut Sintia membuat Arseno yang mendengarnya merasa Tak Tega pasalnya Sintia menangis dengan terisak-isak dan itu tangisnya membuat hati Arseno rasanya sakit teriris-iris melihat wanita dicintainya Entah mengapa dia menangis sedemikian terisak-isaknya.Dan Arseno mendengar keluh kesah cinta yang selama ini dia rasakan dan dia tuangkan dalam tangisan kecilnya yang menghasilkan butiran air mata yang membasahi bantalnya dan dia mengusap air mata itu dengan punggung tangannya secara kasar.“Sintia.” seru Arseno kepada Sintia.Sintia pun yang membelakangi Arseno dia terkejut dan dia pun segera mengembalikan badannya dan melihat Arseno yang berada di belakangnya yang tengah berdiri di samping ranjangnya Dia sangat begitu terkejut melihat kedatangan Arseno dan segera mengusap air matanya yang masih tersisa di pipinya.“
Dan Arseno pun melamar Sintia di hadapan mamanya yang bernama bu Ratih dan bu Ratih yang melihay itu dia tersenyum di sudut bibirnya.Malam ini dia merasa sangat bahagia karena anak semata wayangnya sudah memiliki tambatan hati."Aku harap kalian segera menikah memiliki cucu." seru bu Ratih yang langsung mengulti mereka.Apa yang dikatakan bu Ratih membuat Sintia yang sedang duduk di dekatnya tersipu malu, dia tak menyangka jika calon mertuanya itu benar-benar baik kepada dirinya dan sudah menganggapnya seperti anak sendiri.Dan mereka berdua pun saling bertatapan satu sama lain keduanya saling melempar senyum sebagai tanda bahagia di antara mereka.Mereka pun melanjutkan makan malam di bawah sinar rembulan dan gemerlap lampu kota yang terlihat di seberang danau.Sepoyan angin menerpa wajah mereka dan menimbulkan rasa dingin di kulit,Kebahagiaan menyelimuti mereka di bawah Dinginnya malam.Jam sudah menunjukkan pukul 10. 00 malam dan Arseno pun mengajak untuk segera pulang.Karena
Dan Arseno langsung pergi meninggalkan Tiara seorang diri dan dia pun langsung menutup pintunya rapat rapat dia tak ingin Tiara itu datang lagi ke rumahnya karena dia sudah merepotkan keluarganya selama ini.Dan Tiara pun langsung pergi meninggalkan rumah Arseno dia pun mengendarai mobilnya dan di dalam mobil sambil mengemudi dia menelepon vivian."Kamu ada dimana?" tanya Tiara.Dan Vivian pun menjelaskan kepada Tiara mengenai keberadaannya saat ini dan Tiara pun yang diberitahu oleh Vivian dia pun melajukan kendaraannya menuju tempat Vivian.Dan mereka berdua merencanakan akan pergi ke kantor Arseno dan akan mengambil semua yang ada di sana. Vivian dan Tiara pun setuju namun sebelum mereka mulai rencanakan itu terlebih dahulu Vivian mengirim sebuah pesan kepada Arseno dan itu sebuah pesan ancaman jika Sintia akan di buat tak bernyawa.Vivian pun mau ngirim pesan singkat itu kepada Arseno supaya Arseno merasa sangat khawatir kepada Sintia sehingga dia tidak bisa ke kantor dan itu
Tiara yang mendengar itu dia pun langsung berlari untuk keluar dari rumah Arseno.Dia sangat merasa kecewa dengan apa yang dikatakan oleh mama angkatnya tersebut dan apa yang diucapkan itu membuat dirinya merasa sakit hati.Pada saat dia pergi keluar dari rumah Arseno suami tiara pun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah Arseno menyusul istrinya.Meskipun suami Tiara sudah tak mampu lagi menghadapi watak dan tabiat Tiara namun dia memiliki hati dia masih memahami apa yang telah dipikirkan oleh Tiara.Dan suami Tiara melihat Tiara pergi mengendarai mobilnya dan meninggalkan dirinya seorang diri di halaman rumah Arseno membuat suami Tiara merasa sedikit kecewa namun bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.Saat suami tiara sedang berdiri menatap kepergian Tiara tiba-tiba muncullah Arseno dari belakang dan itu sangat mengejutkan baginya."Kakak silahkan kalau mau pakai mobilku silahkan kamu bawa." ucap Arseno kepada suami Tiara.Suami Tiara yang mendengar apa yang dikatakan oleh A
Arseno oun menepuk pundak Arga yang tak lain masih saudaranya itu.“Tenang saja siapapun yang bekerja dengan ku akan ku bantai habis-habisan.” jawab Arseno dengan diselingi senyum di sudut bibirnya.Dan Arga pun mendekati Arseno dan berbisik di telinga kanan Arseno. “Jangan di suruh ngelembur dia ya.” ujar Arga.Arseno pun tak menjawab dia hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Arga, Arga seperti tak rela jika terjadi sesuatu kepada Nindy wanita yang dicintainya.Arseno pun beranjak dari duduknya dan berpamitan kepada para rekannya. “Ya sudah ya aku pulang dulu ya?” seru Arseno sambil tangannya meraih tangan Sintia.Dan akhirnya mereka pun pulang dari tempat mereka berkumpul, Arseno langsung menancapkan gasnya untuk segera pulang karena jam sudah hampir larut malam.Sintia yang duduk disamping Arseno dia pun terlelap dengan tenangnya membuat Arseno yang duduk di sampingnya merasa sangat bahagia melihat wanita yang dicintainya begitu sangat manja kepada dirinya.Tak terasa sud
Pukul 7 malam Arseno sudah siap untuk pergi makan malam dengan para rekannya.Arseno memakai kaos berwarna hitam dengan bawahan dengan warna senada.Arseno pun mengetuk pintu kamar sintia.Dan Sintia pun keluar dari kamarnya dengan raut wajahnya yang cantik.Dia memakai sebuah jaket yang berwarna biru muda dengan bawahan celana yang berwarna hitam.“Ayo berangkat.” seru Arseno yang mengajak Sintia untuk berangkat.Sintia pun keluar dengan menenteng tasnya yang berwarna hitam.Mereka pun pergi bersama-sama menuju sebuah restoran dimana mereka mengadakan makan malam bersama.Mereka menghabiskan waktu perjalan sekitar 20 menitan dari rumah Arseno, yah memang rumah Arseno terletak di kawasan central bisnis.Mereka berdua masuk ke dalam restoran dan ternyata semua sudah berkumpul disana.“Kita sambut pasangan serasi kita big boss dan sang asisten.” teriak Nindy dengan wajah yang sangat gembira.Aldi yang sedang duduk dan minum mendengar itu dia pun tersedak. “Haahhhh yang benar?” tanya Al
“Oke jika itu yang kamu mau Nin aku akan atur waktu untuk pertemuan kita secepatnya, tapi aku mohon berubahlah bersikap hangat kepada ku, anggap saja kita mulai dari awal hubungan ini.” jawab Arga.Arga pun meraih tangan Nindy dan menggenggamnya dengan erat namun tetap saja Nindy seperti acuh tqk acuh.Saat Nindy melirikan kedua bola matanya terlihat Arga yang sedang menundukan kepalanya,Arga terlihat seperti dia menahan air matanya yang sepertinya ingin jatuh, melihat itu Nindy merasa hatinya seperti tersentuh. “Ya sudahlah kita mulai lagi dari awal, tapi ingat ya jika kamu ulangi lagi masalah seperti ini aku akan membuatmu jauh lebih menderita dan aku pastikan kamu tak akan bahagia karena menyakiti ku.” seru Nindy yang sedikit dengan bernada ancaman kepada Arga.Arga yang mendengar itu dia pun menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dia mengerti.Arga pun tersenyum di sudut bibirnya, dia merasa bahagia kini Nindy sudah mulai tak cuek lagi kepada dirinya.Keesokan harinya di kant
“katakan apa permintaanmu.” jawab Nindy dengan wajah yang juteknya tersebut yang tak bisa dibohongi lagi.Arga pun menghembuskan nafasnya dalam-dalam dan dia melangkahkan kakinya satu langkah kedepan untuk lebih dekat dengan Nindy. “Aku ingin malam ini kita makan malam berdua,” jawab Arga.Nindy yang duduk di kursi meja kerjanya dia terdiam, dia tak tahu apa yang akan direncanakan oleh Arga kepada dirinya.“jika kamu mau makan malam dengan ku malam ini, aku janji akan pergi dari hidupmu dan tak akan mengganggumu lagi.” lanjut Arga yang memastikan sekali lagi kepada Nindy.Nindy pun mengiyakan apa yang menjadi permintaan Arga kepada dirinya. Dan Nindy pun melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.“Aku nanti malam pulang jam 7, sekarang kamu bisa keluar jangan ganggu aku.” seru Nindy.Dan Arga pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Nindy dengan perasaan dan harga diri yang terjun bebas di hadapan Nindy.Namun Arga rela melakukan itu, karena sekarang dirinya telah sadar jika perasaa
Dan David pun mengantar Syifa ke kamarnya, dengan nafas yang sudah ngos-ngosan David berusaha sekuat tenaga untuk supaya lekas sampai di kamar Syifa yang letaknya di dekat kamarnya.Dan langkah yang sedikit cepat akhirnya David sampai di kamar Syifa dan meletakan tubuh Syifa di atas tempat tidur.Dan David pun menata bantal Syifa supaya lebih nyaman untuk kepalanya.“Sebentar ya aku ambil air putih dulu buat minum obat.” seru David sambil pergi melangkahkan kakinya untuk keluar ke dapur.Syifa yang tengah berbaring dia meringis kesakitan dengan tangan yang masih memegang perutnya.Syifa memejamkan matanya secara erat dan merasakan sensasi perut yang sudah tak bisa dijelaskan lagi rasanya.Dan David pun masuk kamar Syifa dan dia pun mengulurkan obat serta segelas air putih. “Ayo minum dulu.” seru David kepada Syifa.aDengan tangan sangat bergetar Syifa pun meminum obatnya dengan mata yang sendu karena sudah tak memiliki kekuatan.Dan David pun meletakan gelas yang berisi air putih itu
Sintia pun menatap Arseno dengan tatapan sendunya yang terlihat sangat jelas di matanya,Dan Sintia pun memeluk Arseno dengan pelukan yang penuh sandaran karena sudah tak kuat dengan apa yang tengah dirasakannya saat ini.“Sudah ya kamu jangan sedih ada aku disini yang akan membantu semua masalah yang terjadi pada mu sayang, lupakan masa lalumu lihat lah dirimu yang sekarang yang lebih beruntung ketimbang saudara tirimu.” lanjut Arseno yang tak henti-hentinya memberi nasehat kepada Sintia.Dan hari semakin sore Arseno pun mengajak pulang Sintia ke hotel, dan Arseno juga melihat keadaan Sintia yqng jauh lebih baik daripada tadi.Untung saja Arseno adalah laki-laki yang dewasa jadi dia bisa sedikit mengontrol SintiaSekarang Sintia sudah mulai bisa mengontrol emosinya lebih baik lagi.Di sisi lain di kantor cabang yang berada di barat, Syifa, Lidya, David serta Aldi merayakan keberhasilan mereka dalam mengurus kantor cabang yang terlibat korupsi para petingginya.Mereka merayakan kesu