Dan Ronald yang ditampar itu langsung menyentuh pipinya yang terasa panas dan memerah tersebut dan dia sudah kehabisan kesabaran untuk menghadapi Vivian wanita yang keras kepala tersebut. Dan dia pun tersenyum sinis di sudut bibirnya sambil menatap wajah Vivian wanita yang sudah berani menggamparnya. “Kamu kira kamu siapa dasar wanita Kurang ajar kamu,” suru Ronald dengan perasaan yang sangat bercampur aduk, dia Ingin rasanya mencekik wanita yang sudah berada di depannya tersebutDengan amarah yang sangat meluap-luap akhirnya pun Ronlad mengusir Vivian dari tempat tersebut, dia sudah tak sanggup lagi melihat wanita itu berdiri di hadapannya. Wanita egois dan ingin menang sendiri, Ronald selama ini sudah cukup sabar namun kali ini kesabarannya sudah habis.“Enyahlah kamu dari sini jangan kembali lagi di kehidupanku, Aku sudah tak menerimamu lagi aku sudah tidak peduli lagi dengan kamu, dan Ingat jangan pernah kamu temui lagi Lia, Jika sampai kamu ketemu lagi dengan Lia aku akan memb
Dan Arseno pun melangkahkan kakinya secara perlahan-lahan Dan Dia mendekati Sintia yang tengah membelakangi dirinya dan terdengar ada suara rintih tangisan yang keluar dari mulut Sintia membuat Arseno yang mendengarnya merasa Tak Tega pasalnya Sintia menangis dengan terisak-isak dan itu tangisnya membuat hati Arseno rasanya sakit teriris-iris melihat wanita dicintainya Entah mengapa dia menangis sedemikian terisak-isaknya.Dan Arseno mendengar keluh kesah cinta yang selama ini dia rasakan dan dia tuangkan dalam tangisan kecilnya yang menghasilkan butiran air mata yang membasahi bantalnya dan dia mengusap air mata itu dengan punggung tangannya secara kasar.“Sintia.” seru Arseno kepada Sintia.Sintia pun yang membelakangi Arseno dia terkejut dan dia pun segera mengembalikan badannya dan melihat Arseno yang berada di belakangnya yang tengah berdiri di samping ranjangnya Dia sangat begitu terkejut melihat kedatangan Arseno dan segera mengusap air matanya yang masih tersisa di pipinya.“
“ Halo Bagaimana perkembangannya?” tanya Arseno kepada saudaranya yang bernama Arga tersebut, dia adalah orang yang akan mengatasi masalah di kantornya di pihak berwenang.Dan Arga dibalik telepon menjelaskan kepada Arseno jika pengacaranya sudah mendapatkan surat dari pihak berwenang. “Menurut pihak berwenang Secepatnya Dia akan memanggil kepala pimpinan cabang yang melakukan korupsi di kantor cabang milikmu dan secepatnya juga pengacara mu akan melobi Kepolisian supaya masalah ini tak terlalu berlarut-larut.” ujar Arga yang menjelaskan kepada Arseno di balik telepon.Arseno yang tengah berdiri membelakangi Sintia dia pun terdiam mendengarkan penjelasan dari Arga dan dia akan berusaha memberi sanksi kepada kepala pimpinan tersebut karena menyalahgunakan wewenang.Dan Arseno pun setelah selesai mendengarkan penjelasan dari Arga,dia pun ingin menutup teleponnya namun sebelum Arseno menutup teleponnya, Arga bertanya kepada Arsino mengenai kabar dari Cynthia.Sebelum Arseno lekas menjawa
Arseno yang memiliki pendengaran yang sangat tajam Dia mendengar setiap perkataan dan perbincangan diantara mereka berdua dan Arseno tersenyum di sudut bibirnya dia tak menyangka Jika Arga Sudah berani meminta nomor ponsel kepada Nindy , “Tapi aku tidak tidak kaget kan dia adalah laki-laki Playboy jadi pantas saja dia dengan mudahnya minta nomor kepada wanita lain tanpa rasa sungkan dan wanitanya juga begitu, dia nggak tahu siapa Arga langsung saja main memberi nomor ponsel.” ujar Arseno di dalam hatinya.Dan Arseno masih tak menyangka jika Nindy adalah wanita yang sangat bodoh.Dan Arseno pun melanjutkan lagi dia secroll ponselnya untuk melihat grafik penjual barang-barang yang berada di gudang utama sambil terus menguping pembicaraan dua orang wnita tersebut.Dan Sintia teringat jika Arseno yang berada dalam atu ruangannya adalah laki-laki yang memiliki pendengaran yang tajam dan dia pun langsung menutup mulut temannya yang sedang mengoceh bahagia tersebut, “Ssstttsss jangan di la
“Oh Yang benar saja Pak dengan bapak yang katakan, mana mungkin pak Arga itu laki-laki Playboy?” tanya Sinti yang merasa terkejut dengan pernyataan Arseno kepada dirinya.Arseno duduk di tepi ranjang Sintia, dia pun memperbaiki selimut Sintia. “Aku sama Arga bersaudara dari kecil kita selalu bersama aku sudah tahu dia seperti apa, jadi apa yang kukatakan pasti itu akan benar adanya.” jawab Arseno kepada Sintia.Dan Arseno juga menjelaskan kepada Sintia mengapa Arga tak kunjung menikah sampai saat ini. “ dia itu selalu bermain wanita dan dia dengan cepat jatuh cinta dan dengan cepat juga Dia juga bosan.” lanjut Arseno.Saat Arseno menjelaskan kepada Sintia, Sintia yang berada di dekat Arseno dia menatap wajah Arseno, raut wajah yang sangat kuat dengan alis sedikit tebal namun tidak tebal garis mata yang sudah mulai sedikit mengkerut namun masih terlihat tampan,Sintia menatapnya lekat-lekat terdapat sebuah bola mata harapan yang terlihat di mata Sintia namun Sintia tak berani mengungk
“Sudahlah kamu jangan terlalu banyak berpikir ya yang penting kita jalani hubungan kita ini dengan baik untuk kedepannya kita bisa atur, yang penting kamu jadi milikku sekarang dan aku jadi milikmu.” jawab Arseno dengan memeluk Sintia kembali.Sintia merasa sangat bahagia kala dipeluk oleh pelukan yang tak pernah dia dapatkan selama ini, pelukan hangat dari seseorang yang sangat mencintai diri kita dan terdengarlah suara detak jantungnya itu terlihat sangat begitu berdebar sangat cepat dan Sintia mengatakan akan terus menyayangi dan mencintainya.Arseno pun membeli lembut rambut Sintia dan dia mencium kening Sintia dengan ciuman penuh cinta, Arseno tak menyangka jika malam ini dia bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam hatinya, Arseno tak menyangka jika malam ini dirinya memiliki seorang kekasih itu sangat di luar dugaannya ini terjadi sangatlah cepat tak perlu proses yang lama.“Aku akan berusaha menjadi laki-lakimu yang bisa membahagiakanmu seutuhnya dan jika ada diriku yang sa
“Oke siap laksanakan.” jawab pengacara Arseno.Dan pengacara Arseno beserta preman bayarannya yang tak lain adalah bodyguard siap landas ke wilayah tersebut dan mereka dari bandara dijemput sopir sewaan kepercayaan Arseno dan langsung menuju kantor pihak berwenang.Semau dilakukan atas sesuai perintah Arga, karena tak mungkin juga Arseno menangani masalah ini karena dia juga banyak masalah di internal kantornya.Jadi semua diserahkan kepada Arga dan pengacara nya, sedangkan Arseno hanya menerima putusan akhirnya.Sesampai kantor pihak berwenang.Pengacara Arseno yang bernama bapak Heru tersebut sedang mulai mengintrogasi di sebuah ruangan rahasia.Dan mereka pun di introgasi satu persatu, dan memastikan jika mereka yang memakan hak para karyawan banyak maupun sedikit pun harus dihukum.Aldi yang mengetahui sang paman sedang di introgasi dia merasa sedikit khawatir, Aldi pasti paham jika di introgasi pasti sedikit banyak ada sebuah siksaan kekerasan untuk mereka supaya mengakui hal
Arseno yang mendengar itu dia pun langsung melangkahkan kakinya untuk duduk di sofa dekat sang mama.Bu Ratih yang melihat wajah Arseno yang nampak sedikit berseri-seri membuat dirinya merasa heran. “Arseno apa yang membuat wajahmu sekarang terlihat lebih bahagia?” tanya bu Ratih sambil menyungging senyum di bibirnya.“Ehmm gak ada ma.” jawab Arseno yang menutupi kenapa dirinya bahagia.Dan saat bu Ratih lagi ingin bertanya masalah intinya yang membuat Arseno bahagia tiba-tiba ponsel Arseno berdering.Dan Arseno pun langsung merogoh ponselnya yang berada di sakunya.Arseno melihat sebuah panggilan suara dari Heru yang tak lain dia adalah pengacara muda langganannya.“Ada apa?” tanya Arseno.Heru pun menjelaskan kepada Arseno harus bertindak seperti apa yang sesuai dengan keinginan Arseno.“Kamu hajar dia sampai dia mengakui, semua beri pelajaran, ingat lakukan itu di hadapan penengak hukum, kalau bisa yang melakukan itu adalah penegak hukum jangan dari kalian, aku tak ingin mengotori
Dan Arseno pun melamar Sintia di hadapan mamanya yang bernama bu Ratih dan bu Ratih yang melihay itu dia tersenyum di sudut bibirnya.Malam ini dia merasa sangat bahagia karena anak semata wayangnya sudah memiliki tambatan hati."Aku harap kalian segera menikah memiliki cucu." seru bu Ratih yang langsung mengulti mereka.Apa yang dikatakan bu Ratih membuat Sintia yang sedang duduk di dekatnya tersipu malu, dia tak menyangka jika calon mertuanya itu benar-benar baik kepada dirinya dan sudah menganggapnya seperti anak sendiri.Dan mereka berdua pun saling bertatapan satu sama lain keduanya saling melempar senyum sebagai tanda bahagia di antara mereka.Mereka pun melanjutkan makan malam di bawah sinar rembulan dan gemerlap lampu kota yang terlihat di seberang danau.Sepoyan angin menerpa wajah mereka dan menimbulkan rasa dingin di kulit,Kebahagiaan menyelimuti mereka di bawah Dinginnya malam.Jam sudah menunjukkan pukul 10. 00 malam dan Arseno pun mengajak untuk segera pulang.Karena
Dan Arseno langsung pergi meninggalkan Tiara seorang diri dan dia pun langsung menutup pintunya rapat rapat dia tak ingin Tiara itu datang lagi ke rumahnya karena dia sudah merepotkan keluarganya selama ini.Dan Tiara pun langsung pergi meninggalkan rumah Arseno dia pun mengendarai mobilnya dan di dalam mobil sambil mengemudi dia menelepon vivian."Kamu ada dimana?" tanya Tiara.Dan Vivian pun menjelaskan kepada Tiara mengenai keberadaannya saat ini dan Tiara pun yang diberitahu oleh Vivian dia pun melajukan kendaraannya menuju tempat Vivian.Dan mereka berdua merencanakan akan pergi ke kantor Arseno dan akan mengambil semua yang ada di sana. Vivian dan Tiara pun setuju namun sebelum mereka mulai rencanakan itu terlebih dahulu Vivian mengirim sebuah pesan kepada Arseno dan itu sebuah pesan ancaman jika Sintia akan di buat tak bernyawa.Vivian pun mau ngirim pesan singkat itu kepada Arseno supaya Arseno merasa sangat khawatir kepada Sintia sehingga dia tidak bisa ke kantor dan itu
Tiara yang mendengar itu dia pun langsung berlari untuk keluar dari rumah Arseno.Dia sangat merasa kecewa dengan apa yang dikatakan oleh mama angkatnya tersebut dan apa yang diucapkan itu membuat dirinya merasa sakit hati.Pada saat dia pergi keluar dari rumah Arseno suami tiara pun langsung bergegas pergi meninggalkan rumah Arseno menyusul istrinya.Meskipun suami Tiara sudah tak mampu lagi menghadapi watak dan tabiat Tiara namun dia memiliki hati dia masih memahami apa yang telah dipikirkan oleh Tiara.Dan suami Tiara melihat Tiara pergi mengendarai mobilnya dan meninggalkan dirinya seorang diri di halaman rumah Arseno membuat suami Tiara merasa sedikit kecewa namun bagaimana lagi nasi sudah menjadi bubur.Saat suami tiara sedang berdiri menatap kepergian Tiara tiba-tiba muncullah Arseno dari belakang dan itu sangat mengejutkan baginya."Kakak silahkan kalau mau pakai mobilku silahkan kamu bawa." ucap Arseno kepada suami Tiara.Suami Tiara yang mendengar apa yang dikatakan oleh A
Arseno oun menepuk pundak Arga yang tak lain masih saudaranya itu.“Tenang saja siapapun yang bekerja dengan ku akan ku bantai habis-habisan.” jawab Arseno dengan diselingi senyum di sudut bibirnya.Dan Arga pun mendekati Arseno dan berbisik di telinga kanan Arseno. “Jangan di suruh ngelembur dia ya.” ujar Arga.Arseno pun tak menjawab dia hanya tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Arga, Arga seperti tak rela jika terjadi sesuatu kepada Nindy wanita yang dicintainya.Arseno pun beranjak dari duduknya dan berpamitan kepada para rekannya. “Ya sudah ya aku pulang dulu ya?” seru Arseno sambil tangannya meraih tangan Sintia.Dan akhirnya mereka pun pulang dari tempat mereka berkumpul, Arseno langsung menancapkan gasnya untuk segera pulang karena jam sudah hampir larut malam.Sintia yang duduk disamping Arseno dia pun terlelap dengan tenangnya membuat Arseno yang duduk di sampingnya merasa sangat bahagia melihat wanita yang dicintainya begitu sangat manja kepada dirinya.Tak terasa sud
Pukul 7 malam Arseno sudah siap untuk pergi makan malam dengan para rekannya.Arseno memakai kaos berwarna hitam dengan bawahan dengan warna senada.Arseno pun mengetuk pintu kamar sintia.Dan Sintia pun keluar dari kamarnya dengan raut wajahnya yang cantik.Dia memakai sebuah jaket yang berwarna biru muda dengan bawahan celana yang berwarna hitam.“Ayo berangkat.” seru Arseno yang mengajak Sintia untuk berangkat.Sintia pun keluar dengan menenteng tasnya yang berwarna hitam.Mereka pun pergi bersama-sama menuju sebuah restoran dimana mereka mengadakan makan malam bersama.Mereka menghabiskan waktu perjalan sekitar 20 menitan dari rumah Arseno, yah memang rumah Arseno terletak di kawasan central bisnis.Mereka berdua masuk ke dalam restoran dan ternyata semua sudah berkumpul disana.“Kita sambut pasangan serasi kita big boss dan sang asisten.” teriak Nindy dengan wajah yang sangat gembira.Aldi yang sedang duduk dan minum mendengar itu dia pun tersedak. “Haahhhh yang benar?” tanya Al
“Oke jika itu yang kamu mau Nin aku akan atur waktu untuk pertemuan kita secepatnya, tapi aku mohon berubahlah bersikap hangat kepada ku, anggap saja kita mulai dari awal hubungan ini.” jawab Arga.Arga pun meraih tangan Nindy dan menggenggamnya dengan erat namun tetap saja Nindy seperti acuh tqk acuh.Saat Nindy melirikan kedua bola matanya terlihat Arga yang sedang menundukan kepalanya,Arga terlihat seperti dia menahan air matanya yang sepertinya ingin jatuh, melihat itu Nindy merasa hatinya seperti tersentuh. “Ya sudahlah kita mulai lagi dari awal, tapi ingat ya jika kamu ulangi lagi masalah seperti ini aku akan membuatmu jauh lebih menderita dan aku pastikan kamu tak akan bahagia karena menyakiti ku.” seru Nindy yang sedikit dengan bernada ancaman kepada Arga.Arga yang mendengar itu dia pun menganggukan kepalanya sebagai tanda bahwa dia mengerti.Arga pun tersenyum di sudut bibirnya, dia merasa bahagia kini Nindy sudah mulai tak cuek lagi kepada dirinya.Keesokan harinya di kant
“katakan apa permintaanmu.” jawab Nindy dengan wajah yang juteknya tersebut yang tak bisa dibohongi lagi.Arga pun menghembuskan nafasnya dalam-dalam dan dia melangkahkan kakinya satu langkah kedepan untuk lebih dekat dengan Nindy. “Aku ingin malam ini kita makan malam berdua,” jawab Arga.Nindy yang duduk di kursi meja kerjanya dia terdiam, dia tak tahu apa yang akan direncanakan oleh Arga kepada dirinya.“jika kamu mau makan malam dengan ku malam ini, aku janji akan pergi dari hidupmu dan tak akan mengganggumu lagi.” lanjut Arga yang memastikan sekali lagi kepada Nindy.Nindy pun mengiyakan apa yang menjadi permintaan Arga kepada dirinya. Dan Nindy pun melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.“Aku nanti malam pulang jam 7, sekarang kamu bisa keluar jangan ganggu aku.” seru Nindy.Dan Arga pun melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Nindy dengan perasaan dan harga diri yang terjun bebas di hadapan Nindy.Namun Arga rela melakukan itu, karena sekarang dirinya telah sadar jika perasaa
Dan David pun mengantar Syifa ke kamarnya, dengan nafas yang sudah ngos-ngosan David berusaha sekuat tenaga untuk supaya lekas sampai di kamar Syifa yang letaknya di dekat kamarnya.Dan langkah yang sedikit cepat akhirnya David sampai di kamar Syifa dan meletakan tubuh Syifa di atas tempat tidur.Dan David pun menata bantal Syifa supaya lebih nyaman untuk kepalanya.“Sebentar ya aku ambil air putih dulu buat minum obat.” seru David sambil pergi melangkahkan kakinya untuk keluar ke dapur.Syifa yang tengah berbaring dia meringis kesakitan dengan tangan yang masih memegang perutnya.Syifa memejamkan matanya secara erat dan merasakan sensasi perut yang sudah tak bisa dijelaskan lagi rasanya.Dan David pun masuk kamar Syifa dan dia pun mengulurkan obat serta segelas air putih. “Ayo minum dulu.” seru David kepada Syifa.aDengan tangan sangat bergetar Syifa pun meminum obatnya dengan mata yang sendu karena sudah tak memiliki kekuatan.Dan David pun meletakan gelas yang berisi air putih itu
Sintia pun menatap Arseno dengan tatapan sendunya yang terlihat sangat jelas di matanya,Dan Sintia pun memeluk Arseno dengan pelukan yang penuh sandaran karena sudah tak kuat dengan apa yang tengah dirasakannya saat ini.“Sudah ya kamu jangan sedih ada aku disini yang akan membantu semua masalah yang terjadi pada mu sayang, lupakan masa lalumu lihat lah dirimu yang sekarang yang lebih beruntung ketimbang saudara tirimu.” lanjut Arseno yang tak henti-hentinya memberi nasehat kepada Sintia.Dan hari semakin sore Arseno pun mengajak pulang Sintia ke hotel, dan Arseno juga melihat keadaan Sintia yqng jauh lebih baik daripada tadi.Untung saja Arseno adalah laki-laki yang dewasa jadi dia bisa sedikit mengontrol SintiaSekarang Sintia sudah mulai bisa mengontrol emosinya lebih baik lagi.Di sisi lain di kantor cabang yang berada di barat, Syifa, Lidya, David serta Aldi merayakan keberhasilan mereka dalam mengurus kantor cabang yang terlibat korupsi para petingginya.Mereka merayakan kesu