Sampailah mereka di ruangan atas dan Mereka berdiri sejajar sambil melihat sebuah pemandangan yang tak pernah mereka jumpai selama ini, mereka melihat Arseno yang sedang duduk di sofa sambil memangku kepala Sintia yang tengah tertidur.Mulut mereka menganga melihat itu Sedangkan Arseno tak mengetahui keberadaan saudaranya yang tengah memperhatikan mereka berdua.Arseno yang sedang duduk sambil memegang ponselnya yang berada di tangan kanannya, dia tengah fokus terhadap pekerjaannya yang berada di dalam ponselnya tersebut.Dan mereka bertiga pun menggeleng-gelengkan kepalanya sambil terus aja memperhatikan mereka.Setelah beberapa lama Arseno pun tersadar Jika ada yang sudah memperhatikan mereka berdua dan Arseno pun sangat begitu terkejut, ternyata saudaranya sedang berada di dalam rumahnya.Arseno yang melihat itu dia pun hanya bisa menelan ludahnya sendiri dan akhirnya Arseno pun mengangkat kepala Sintia dan mengantinya dengan sebuah bantal yang berada di sofa tersebut.“Wah wah wah
“aNgomong-ngomong Kenapa wanita itu ada di rumahmu? jangan-jangan kalian tinggal satu atap.” tanya salah satu pamannya kepada Arseno.Dan mereka pun yang mendengar itu langsung membulatkan mata mereka dan mulut mereka menganga mereka sangat terkejut mendengar itu. “Oh ya atau jangan-jangan kalian sudah menikah?” lanjut tanya Arga dengan terkejut.Mereka serempak menatap Arseno dengan Tatapan yang sangat penasaran,Sedangkan Arseno kembali menatap mereka secara bergantian.Dan Arga pun mengulangi pertanyaannya kembali Supaya Arseno mau menjawab apa yang ditanyakan olehnya.“Jawab Arseno apa kamu sudah menikah dengannya?” tanya Arga dengan sedikit menggebu-gebu karena sudah merasa penasaran dengan apa yang akan dijawab oleh Arseno.“Menikah Siapa yang sudah menikah?” sahut bu Ratih yang melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga yang terdapat mereka yang tengah duduk mengobrol santai.Mereka pun yang mendengar suara bu Ratih langsung mengalihkan pandangannya ke bu Ratih dan mereka pun b
Arseno tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri dia menggertakkan giginya dia merasa sangat kesal pada dirinya sendiri. “Kenapa aku tak menidurkanmu di dalam kamarmu kenapa aku justru menidurkanmu di sofa sehingga kamu terbangun dan terkejut dan jatuh mengenai vas dan membuatmu sekarang berada di rumah sakit.” lanjutnya dengan kesal pada dirinya sendiri.Selang 2 jam setelahnya perawat laki-laki tersebut Kembali keluar dari ruangan yang berada Sintia di dalamnya dan dia pun melangkahkan kakinya menuju Arseno yang tengah duduk di ruang tunggu sambil matanya terus menatap kamar tersebut.“Selamat malam Bapak keadaan pasien sekarang sudah mulai membaik dan kami akan membawanya untuk ke ruang rawat inap. Silahkan Bapak menuju ruang administrasi dan nanti silahkan datang menemui saya kembali saya berada di ruangan di sebelah kiri.” ujar kepada Arseno sambil tangannya menunjukkan tempat di mana itu adalah ruangannya.Arseno yang mendengar itu dia tak berkata apapun dia langsung melang
Dan Vivian memegang gagang pintu dengan tangan kanannya dan langsung membuka pintu kamar rawat inap sahabatnya tersebut dan ketika Vivian masuk seketika sahabatnya yang bernama Lia dan orang yang sedang mengunjunginya langsung mengalihkan pandangannya seketika menuju Vivian yang tengah berdiri di depan pintu.Dan Vivian yang begitu merasa sangat tidak asing melihat orang laki-laki yang berkunjung ke ruang rawat inap temannya itu ternyata adalah suaminya yang bernama Ronald.Ronald adalah suami dari Vivian tapi selama ini hanya berstatus suami saja, dia tak pernah pulang ke rumahnya, dia sebagai suami hanya sekedar menafkahi lahirnya saja sedangkan batinnya tidak pernah sama sekali. Ronald sesosok suami Yang sepertinya tak memiliki nafsu kepada dirinya.Vivian tak memungkiri jika suaminya yang bernama Ronaldo tersebut mempunyai selingkuhan pasalnya ketika di rumah dia tak pernah bergairah pada dirinya.“ Vivian.” seru Ronaldo dengan terkejut.Vivian yang mendengar itu dia pun tersenyu
Lia pun sudah tak berdaya dia sudah sakit, dia sudah ada tenaga untuk melawan Vivian yang sedang emosi membuat dirinya Hanya bisa pasrah dengan keadaannya saat ini. mMemang pantas jika dirinya diperlakukan seperti itu terhadap Vivian dan memang dasarnya dia sudah salah mencintai suami sahabatnya sendiri. “Maafkan aku Vivian aku tidak bermaksud lain aku tak tidak sengaja melakukan ini kepadamu Maafkan Aku.” ujar Ria sambil memohon kepada Vivian yang terus saja menjambak rambutnya.Ronald yang ada di situ dia berusaha menghentikan Vivian dari tingkahnya yang kurang ajar tersebut. dia bingung harus melakukan apa karena semakin kuat Vivian menarik rambut Lia.“Vivian bisa nggak kamu berhenti kalau kamu tetap seperti ini aku semakin benci melihatmu.” suru Ronald kepada Vivian.Namun Vivian yang mendengar itu dia hanya tersenyum sinis dia tidak peduli dengan apa yang dikatakan dengan Ronald, dia hanya melampiaskan emosinya yang sangat kecewa pada sahabatnya tersebut.Sebenarnya Vivian tak
Dan Ronald yang ditampar itu langsung menyentuh pipinya yang terasa panas dan memerah tersebut dan dia sudah kehabisan kesabaran untuk menghadapi Vivian wanita yang keras kepala tersebut. Dan dia pun tersenyum sinis di sudut bibirnya sambil menatap wajah Vivian wanita yang sudah berani menggamparnya. “Kamu kira kamu siapa dasar wanita Kurang ajar kamu,” suru Ronald dengan perasaan yang sangat bercampur aduk, dia Ingin rasanya mencekik wanita yang sudah berada di depannya tersebutDengan amarah yang sangat meluap-luap akhirnya pun Ronlad mengusir Vivian dari tempat tersebut, dia sudah tak sanggup lagi melihat wanita itu berdiri di hadapannya. Wanita egois dan ingin menang sendiri, Ronald selama ini sudah cukup sabar namun kali ini kesabarannya sudah habis.“Enyahlah kamu dari sini jangan kembali lagi di kehidupanku, Aku sudah tak menerimamu lagi aku sudah tidak peduli lagi dengan kamu, dan Ingat jangan pernah kamu temui lagi Lia, Jika sampai kamu ketemu lagi dengan Lia aku akan memb
Dan Arseno pun melangkahkan kakinya secara perlahan-lahan Dan Dia mendekati Sintia yang tengah membelakangi dirinya dan terdengar ada suara rintih tangisan yang keluar dari mulut Sintia membuat Arseno yang mendengarnya merasa Tak Tega pasalnya Sintia menangis dengan terisak-isak dan itu tangisnya membuat hati Arseno rasanya sakit teriris-iris melihat wanita dicintainya Entah mengapa dia menangis sedemikian terisak-isaknya.Dan Arseno mendengar keluh kesah cinta yang selama ini dia rasakan dan dia tuangkan dalam tangisan kecilnya yang menghasilkan butiran air mata yang membasahi bantalnya dan dia mengusap air mata itu dengan punggung tangannya secara kasar.“Sintia.” seru Arseno kepada Sintia.Sintia pun yang membelakangi Arseno dia terkejut dan dia pun segera mengembalikan badannya dan melihat Arseno yang berada di belakangnya yang tengah berdiri di samping ranjangnya Dia sangat begitu terkejut melihat kedatangan Arseno dan segera mengusap air matanya yang masih tersisa di pipinya.“
“ Halo Bagaimana perkembangannya?” tanya Arseno kepada saudaranya yang bernama Arga tersebut, dia adalah orang yang akan mengatasi masalah di kantornya di pihak berwenang.Dan Arga dibalik telepon menjelaskan kepada Arseno jika pengacaranya sudah mendapatkan surat dari pihak berwenang. “Menurut pihak berwenang Secepatnya Dia akan memanggil kepala pimpinan cabang yang melakukan korupsi di kantor cabang milikmu dan secepatnya juga pengacara mu akan melobi Kepolisian supaya masalah ini tak terlalu berlarut-larut.” ujar Arga yang menjelaskan kepada Arseno di balik telepon.Arseno yang tengah berdiri membelakangi Sintia dia pun terdiam mendengarkan penjelasan dari Arga dan dia akan berusaha memberi sanksi kepada kepala pimpinan tersebut karena menyalahgunakan wewenang.Dan Arseno pun setelah selesai mendengarkan penjelasan dari Arga,dia pun ingin menutup teleponnya namun sebelum Arseno menutup teleponnya, Arga bertanya kepada Arsino mengenai kabar dari Cynthia.Sebelum Arseno lekas menjawa