Share

[S2] Kerja Sama

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-27 17:31:04

Memang segala sesuatunya tidak pasti berbanding lurus sesuai dengan kemauan dan keinginan kita,l ayaknya meeting kali ini.

Tak mungkin rapat, materi, diskusi dan eksekusi bejalan dengan mulus, berjalan dengan sempurna karena pasti ada sedikit kekurangannya.

Begitu juga dengan tender sebelumnya yang meskipun puas dengan kemampuan Jean, namun masih ada beberapa hal yang ingin mereka revisi entah di bagian mananya.

Tentu saja revisi sesuai dengan keinginan keduanya yang mana merupakan hasil dari meeting dan keinginan bersama agar mufakat.

Hanya saja ucapan calon investor kali ini bukan hanya menyinggung pihak dari karyawan Jean, tetapi juga sedikit menyinggung perasaan dan harga diri Jean.

Pasalnya Jean juga ikut andil dalam setiap proses pengerjaan untuk Berdiskusi dan menarik calon investor untuk perusahaan mereka.

Kata "biasa saja" ini yang menjadi tanda kutip untuk Jean. Baru kali ini ada orang yang secara terang-terangan mengatakan hal itu di hadapannya.

Secara teknis
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Astuti Cahyani
lanjutannya mana ? kok gak bisa dibuka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Marah-marah terus?

    "Maafkan saya, Mba! Saya tidak sengaja!" ucapnya bergegas berlutut untuk membantu Nilam. Ternyata yang Nilam tabrak adalah rekan kerja laki-lakinya yang baru saja keluar dari ruangan Jean. Terlihat dia khawatir pada keandaan Nilam. "Mba enggak apa-apa, kan?" tanyanya memastikan lalu memberikan uluran tangan. "Mari, saya bantu berdiri, Mba!"Nilam jadi tidak enak karena tadi ia hampir memaki rekan kerjanya. Padahal ini memang salah Nilam yang tidak memperhatikan jalan. Bukannya memaki atau memarahi Nilam, namun korban yang ditabrak Nilam malah membantunya. Nilam pun menerima uluran tangan itu. Tetapi saat pria itu menarik Nilam, dan Nilam yang berusaha untuk bangkit malah terkilir kakinya sehingga kehilangan keseimbangan. Tubuh Nilam terhuyung sembari spontan berteriak, "Ah!"Nilam memejamkan matanya karena tak ingin menyaksikan dirinya untuk jatuh kedua kalinya. Beberapa saat Nilam memejamkan kedua matanya tapi tubuhnya tak merasakan sakit akibat benturan apapun. "Eh, kok engga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Maafkan Aku, Sayang

    Jean tidak ingin masalah menjadi panjang jadi ia langsung memejamkan matanya dannmembungkam bibir Nilam dengan bibirnya. Nilam masih saja meronta ingin melepaskan diri. Nilam tidak mau masalahnya diselesaikan dengan dirinya yang menjadi pelampiasan. Tapi tenaga Nilam tidak cukup besar untuk mendorong Jean agar menyingkir dari atas tubuhnya. Dalam hati Nilam, ia meratapi kesedihannya. "Apa aku harus pasrah di saat aku yang tidak melakukan kesalahan diperlakukan seperti ini?" Jean berusaha untuk selembut mungkin agar Nilam tidak merasa tertindas dan ia melakukan semua itu agar Nilam tenang. Walaupun Nilam juga tidak merasakan adanya paksaan dan kekerasan pada adu mulut itu, tetap saja netranya tak mampu menahan cairan bening yang akhirnya terjun dengan bebas membasahi pipinya. Jean yang wajahnya bersentuhan langsung dengan wajah Nilam merasakan adanya sesuatu yang membuatnya membuka mata. Melihat air mata Nilam, Jean panik dan langsung mundur. Bergegaslah ia turun dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Reward

    Nilam menganggukkan kepalanya sebagai jawaban persetujuan. Dan akhirnya reward untuk para karyawan ialah camping di pegunungan. Karena tujuan sudah ditentukan, Nilam dan Jean langsung berunding mengenai waktu dan segala sesuatu yang dibutuhkan. Setelah cukup lama berunding, akhirnya diskusi telah usai dan tinggal bagian eksekusinya saja. "Oke, kalau begitu kamu segera sampaikan ke yang lainnya! Jangan lupa untuk menyampaikan detailnya juga!" suruh Jean memberi mandat pada Nilam. Dengan anggukan kepala yang bersemangat, Nilam bergegas keluar dari ruangan Jean untuk melaksanakan tugasnya. Jean yang melihat wanitamya senang jadi ikut bahagia. "Aku pastikan kita akan punya banyak waktu untuk berduaan saja saat di sana nanti, Sayang!" Usai melapor ke bagian yang bertugas untuk menyampaikan informasi itu, Nilam bergegas untuk kembali ke ruangannya. Nilam sampai terengah-engah saking buru-burunya. "Gais! Ada berita penting!" Usai berbicara, Nilam mengatur napasnya terlebih da

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Spesies Langkah

    Nilam terharu dengan kata-kata yang diucapkan Jean barusan. Spontan ia menyandarkan kepalanya di bahu Jean. Tak lupa tangan kanannya merangkul dengan erat lengan kiri Jean agar ia masih bisa leluass untuk mengemudi. "Apakah kamu tahu? Aku merasa menjadi wanita yang paling beruntung di dunia ini!" Nilam menggosokkan kepalanya ke lengan Jean. Jean penasaran kenapa tiba-tiba Nilam berkata seperti itu sehingga Jean bertanya. "Beruntung? Beruntung kenapa?" Sebelum menjelaskan, Nilam menarik napas panjang terlebih dahulu agar durasi berbicaranya bisa panjang dan lama. Nilam mengatakan jika ia beruntung karena dari sekian banyaknya manusia, wanita dan beberapa spesies atau makhluk spesial yang lainnya, dialah yang berhasil mendapatkan Jean. Jean mengernyit, "Apa maksud kamu spesies dan makhluk spesial? Apakah aku juga menarik perhatian binatang dan iblis serta kawan-kawannya?" Nilam tak bisa menahan tawanya karena respon Jean. Nilam hanya ingin menggoda Jean saja supaya tidak bo

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Efek Keras Kepala

    Tak hanya Jean tapi Nilam juga khawatir dengan jawaban dari dokter. Sebab, jika ia mengalami kondisi yang serius maka ia dipastikan tidak akan bisa ikut acara yang diadakan oleh perusahaan. "Sejujurnya kondisi Mba Nilam ini belum parah. Hanya saja jika kebiasaan ini terus berlanjut, maka ini akan buruk untuk kesehatannya, karena ini bukan pertama kalinya Mba Nilam mengalami kondisi seperti ini," ujar dokter yang mulai menerangkan hasil pemeriksaannya. "Belum parah? bukan pertama kalinya? Maksudnya sebelumnya pernah kejadian hal seperti ini, Dok?" tanya Jean memastikan. Nilam jadi ketar-ketir sendiri karena karena ia tidak pernah membahas hal seperti ini pada Jean karena Nilam pikir Jean tidak menggubris hal-hal seperti ini. Tapi ketika Nilam melihat respon Jean barusan yang begitu antusias bertanya pada dokter membuat Nilam merasa jika setelah ini ia pasti akan mendapatkan ceramah dari Jean. "Mampus deh aku! Beneran mampus!" batinnya cemas. Dokter menjawab pertanyaan Jean d

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-02
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Selalu Buat Khawatir

    Jean tetap menolak dan memilih untuk menjaga dan merawat Nilam. Nilam tak mau bertengkar lagi jadi ia membiarkan Jean melakukan apa yang ia mau. "Aku akan jaga kamu di sini. Lagipula Bu Mala sedang keluar kota kan? Jadi kalau bukan aku yang jaga kamu siapa lagi?""Tapi Qila...""Qila aman sama orang tuaku. Kamu lupa dia nginap di sana selama beberapa minggu karena libur sekolah?"Nilam tak membantah. Dia memilih pasrah dengan apapun yang Jean inginkan. Sebab Nilam juga tau seberapa keras kepala kekasihnya ini.Karena perlu perawatan intensif selama tiga hari, jadi selama Nilam masih dirawat, Jean juga absen dari kantor karena memilih untuk merawat Nilam. Kalau menyangkut hal-hal tentang Nilam, Jean ini tidak mau menghiraukan yang lainnya. Hanya Nilam fokusnya. Tapi Nilam khawatir kalau Jean malah jadi jatuh sakit karena merawatnya. Jean terlihat kelelahan dan kurang istirahat. Hari ini tibalah saatnya bagi N

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hal Menyenangkan

    "Ngapain bawa mobil sendiri? Aku kan ikut trip ini juga. Lagi pula, kalau aku bawa mobil siapa yang bakal jaga sekertarisku yang manis ini?" tanyanya, menatap langsung ke arah Nilam.Gadis cantik dengan t-shirt putih di balut sweater rajut pink itu seketika melotot ke arah Jean. Dia hampir saja tantrum ketika sang bos dengan santainya berkata, "Bercanda guys. Ada beberapa pekerjaan yang harus di reschedule karena acara kita ini. Jadi aku butuh Nilam untuk mengatur ulang semuanya."Talita dan Rina ber-oh ria sembari senyum-senyum. Mereka coba mempercayai ucapan Jean meskipun keduanya tau itu cuma alasan. Sedangkan Nilam kembali relaks dan batal trantrum."Ya sudah! Ayo masuk ke Bus! Biar Nilam cepat-cepat data kalian dan kita bisa berangkat!""Siap Bos!" Talita dan Rina membalas dengan kompak titah sang Bos. Keduanya berlari kecil ke dalam Bus sambil menenteng tas ransel berisi barang bawaan mereka.Nilam melihat Jean sekilas sebelum mengi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Siapa Sangka

    Saat alunan musik mulai mengalun, Nilam menutup matanya sebentar, berusaha mengendalikan groginya. Namun, ketika mulai bernyanyi, suara lembutnya langsung memenuhi ruangan, membuat semua orang yang awalnya ribut mendadak diam. Jean yang awalnya hanya iseng juga langsung terpaku, matanya menatap Nilam tanpa berkedip. Ia memang sudah tahu Nilam punya suara yang bagus, tapi mendengarnya bernyanyi secara langsung seperti ini membuatnya terkesima. Rina dan Talita saling berbisik, "Gila, suara Nilam enak banget!" "Fix, kita harus sering-sering suruh dia nyanyi!" Begitu lagu selesai, bus kembali bergemuruh dengan tepuk tangan dan sorakan riuh. "WOY! KENAPA BARU BILANG KALAU SUARAMU SEBAGUS ITU?" teriak Bobby dari belakang. "AH! KALAH KITA NIH SAMA MBA NILAM!" tambah yang lain. Nilam hanya tersenyum malu, berusaha mengembalikan mikrofonnya ke Talita. Namun, Jean dengan cepat menarik tangannya, menyuruhnya duduk kem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jauhi Suamiku

    "Kamu siapa? Ngapain di rumahku?!" bentak wanita itu dengan tatapan tajam. Nilam mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memahami situasi. Wanita yang berdiri di hadapannya tampak anggun dengan balutan pakaian kantoran yang rapi. Rambut panjangnya tersisir sempurna, wajahnya terlihat cantik meski sorot matanya dipenuhi kebencian. "Maaf, tapi siapa ya?" tanya Nilam, masih bingung. Nilam seperti pernah lihat, tapi lupa di mana.Wanita itu mendengus, lalu melipat tangannya di depan dada. "Harusnya aku yang nanya! Kamu siapa? Ngapain di rumahku? Atau jangan-jangan kamu ini maling ya!" Nilam sontak membelalakkan mata. "Apa?! Maling? Aku bukan maling!" "Lalu kamu siapa?!" "Aku pacarnya Jean!" tegas Nilam, tak ingin dituduh yang bukan-bukan. Sejenak, ekspresi wanita itu berubah. Namun, detik berikutnya dia justru terkekeh sinis. "Pacar? Jangan becanda! Aku istrinya!" Deg! Nilam menelan ludah. "Tapi… bukannya kalian sudah cerai?" Elisha—wanita itu—menyipitkan matanya. "C

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Harus Waspada

    Nilam mengangguk, kali ini ekspresinya berubah sedikit lebih serius. "Iya, aku yakin. Aku gak tahu kenapa dia ngikutin aku terus, tapi rasanya aneh aja."Jean menggenggam tangan Nilam erat. "Mulai sekarang, kamu hati-hati, ya. Kalau ada yang aneh, langsung kasih tahu aku. HARUS!" tekan Jean."Aku juga akan minta pihak kepolisian buat cari tau siapa dia. Karena gak mungkin kalian bisa kebetulan bertemu sampai beberapa kali."Nilam mengangguk paham dan patuh pada perintah Jean. Tangannya menggenggam erat lengan pria itu, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadirannya. "Aku ngerti, Pak. Aku bakal lebih hati-hati," ujar Nilam dengan suara pelan. Jean masih terlihat tegang. Ia mengusap punggung tangan Nilam dengan ibu jarinya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja."Dan satu lagi!" Jean menatap Nilam dengan ekspresi serius. "Jangan mudah terkecoh hanya karena penampilan cowok itu ganteng. Paham?"Nilam mencebikkan bibirnya dan mengangguk. "Kalau itu ak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Selalu Waspada

    "Hai Nilam."Si empunya nama semakin kebingungan. Terlebih ketika lelaki itu mengetahui siapa namanya."K- kamu siapa ya?" tanya Nilam pada cowok berhoodie hitam, memakai masker, dan celana panjang warna senada. Dari suaranya, memang terdengar tidak asing. Tapi wajahnya— wajah itu tidak pernah ia lihat sebelumnya.Penampilan misterius seperti itu tentu saja membuat Nilam menjadi sedikit was-was sehingga mundur beberapa langkah."Kamu lupa ama aku?""Hn?"Gimana dia bisa tau siapa cowok di depannya, jika penampilan orang itu aja sangat mencurigakan."Aku beneran ga inget."Cowok itu menurunkan maskernya. Membuat wajahnya terlihat jelas sekarang.Tapi— lagi-lagi Nilam hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak bisa mengingat wajahmu udah di depannya.Bahkan meskipun pemuda itu sudah memperlihatkan wajahnya, tapi Nilam masih belum mengingat apapun."Nilam..."Saat pemuda itu akan mengatakan sesuatu, terdengar suara teriakan Jean dari kejauhan."Kalau gitu aku permisi dulu ya. Semog

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamar Kedap Suara

    "Nanti, di kamar ini, kita bakal produksi baby Je-Ni." Sambil mengecupi pelipis Nilam, Jean mengungkap apa yang dia pikirkan."B-baby Jeni?" Nilam mengerutkan keningnya."Iya, Jean Nilam junior maksudnya."Pipi Nilam kian memanas. Ia hampir meledak karena kata-kata pria itu."Karena sebelah langsung kamarnya Qila, jadi aku sengaja bikin ruangan ini kedap suara. Biar nanti pas kamu jerit keenakan ga kedengeran Qila," goda Jean makin menjadi-jadi.Nilam langsung berbalik. Ia menatap Jean dan langsung menjewer kupingnya sampai duda ganteng itu kesakitan."Jangan mancing-mancing ya!""Mancing gimana? Aku bicara sesuai fakta.""Fakta apanya! Kamu ngomongnya ngaco, Pak!" tukas Nilam dengan nada tegas.Jean meringis. Ia mengusap pipi Nilam lembut, sementara matanya tak pernah lepas dari wajah ayu sang kekasih. "Apa kamu perlu bukti?"Nilam makin syok."Kalau mau bukti, aku bisa kok nunjukin itu sekarang." Jean semakin intens menggoda perempuan itu.Nilam mendelik. Ia dorong wajah Jean hingga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hadiah Buat Kamu

    Hari ini, Nilam benar-benar tak tahu akan dibawa ke mana oleh Jean. Pria itu hanya mengatakan bahwa ia ingin menunjukkan sesuatu yang istimewa. Dari raut wajahnya, Jean tampak begitu bersemangat, seakan-akan telah menunggu momen ini sejak lama. Mobil mereka akhirnya berhenti di depan sebuah gedung pencakar langit di pusat kota. Bangunan apartemen mewah itu menjulang tinggi, mencerminkan kemegahan dan eksklusivitas. Fasade bangunan yang berlapis kaca tampak berkilauan, memantulkan sinar matahari pagi yang cerah. "Selamat datang," ucap Jean dengan senyum penuh arti. Nilam menatapnya dengan bingung sekaligus penasaran. "Kita ke sini ngapain, Pak?" Jean tak langsung menjawab. Ia justru menggandeng tangan Nilam, membawanya masuk ke dalam lobi yang sangat luas dan elegan. Lantai marmernya mengilap, langit-langit tinggi dengan lampu kristal yang menggantung menambah kesan mewah. Resepsionis menyambut mereka dengan ramah, sementara beberapa penghuni yang terlihat lewat berpakaian rapi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Saling Mengenang

    Nilam sudah siap sejak pagi, dia duduk di ruang tamu dengan kaki bersilang, mengenakan gaun selutut krem dengan motif bunga yang membuatnya terlihat santai namun tetap rapi. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai, membuat wajahnya terlihat lebih lembut. Pandangannya sesekali mengarah ke layar ponsel, namun ia menahan diri untuk tidak menghubungi Jean.Sesuai janji pria itu semalam, mereka akan pergi ke suatu tempat—meski Jean tak menyebutkan di mana. Nilam sebenarnya penasaran, tapi di sisi lain ia juga menikmati sensasi kejutan yang pria itu siapkan.Suara langkah kaki terdengar mendekat. Ibunya, Bu Mala, muncul dari arah dapur dengan secangkir teh di tangan. Wanita paruh baya itu mengenakan daster batik favoritnya, rambutnya disanggul seadanya. Ia lalu duduk di sebelah Nilam dengan santai.“Masih belum datang ya si Jean?” tanyanya, menyesap teh melati yang aromanya begitu khas. “Belum, Ma. Kayaknya masih di jalan.” “Coba chat aja?” Nilam menggeleng. “Nggak deh. Takutnya dia l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Calon Istriku

    "Memang ada yang berani masuk ke sini tanpa ketuk pintu dulu?" Ia semakin mendekat, nyaris membuat bibir mereka bersentuhan.Nilam menelan ludah. Dalam jarak seperti ini, ia dapat merasakan helaan nafas sang kekasih.Hanya ada dirinya dan Jean dalam ruangan ini, terperangkap dalam jarak yang begitu dekat hingga ia bisa merasakan hembusan napas pria itu. Jean masih menatapnya dalam, matanya seperti ingin menelusuri setiap inci ekspresi di wajahnya. Bibirnya melengkung dalam senyum samar, penuh godaan."Kamu kalau diem gini jadi makin gemesin," bisiknya lembut, suara rendahnya bergetar di udara di antara mereka.Jantung Nilam berdetak begitu kencang, ia bisa merasakannya hingga ke ujung jari. "Pak Jean..." desis Nilam lirih, tapi tubuhnya tetap diam di tempat. Jean tersenyum semakin lebar, seolah membaca gelagat bahwa gadis di hadapannya tidak benar-benar ingin menjauh. "Apa sayang?""Posisi kita terlalu de—"Tanpa memberikan kesempatan bagi Nilam untuk menyelesaikan ucapannya, Jean

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada Yang Aneh

    Setelah seminggu penuh istirahat di rumah, akhirnya hari ini Nilam kembali ke kantor. Meski tubuhnya sudah lebih segar, perasaannya masih sedikit berat. Ada rasa cemas yang belum sepenuhnya hilang. Lebih tepatnya perasaan bersalah pada teman-temannya karena acara kantor mereka jadi gagal.Saat melangkah masuk ke gedung kantor, Nilam menghela napas dalam-dalam. Rasanya seperti sudah lama sekali ia tidak berada di sini. Ia hanya khawatir dengan reaksi teman-temannya nanti.Namun, baru beberapa langkah memasuki lobi, suara familiar langsung menyambutnya."Mba Nilam!"Gadis itu melihat Talita dan Rina yang sedang berlari ke arahnya. Talita terlihat begitu antusias, sementara Rina—meskipun ekspresinya tidak seheboh Talita—jelas-jelas tampak lega melihat Nilam. "Kamu udah sehat, Mba?" Talita langsung memeluk Nilam erat, nyaris membuatnya kehilangan keseimbangan. "Aku khawatir banget sama kamu Mba.""Kalau aku udah masuk kerja, berarti aku udah sehat," balas Nilam yang tak kuasa menahan s

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Awal Permainan

    "Itulah yang sedang kami dalami." Polisi itu menatap Jean dengan ekspresi serius. "Kami sudah meminta teknisi villa untuk memeriksa apakah ini hanya kerusakan teknis atau sabotase. Jika ini disengaja, maka pelaku bisa saja seseorang yang memahami sistem keamanan di villa ini." Jean bersandar ke kursinya, pikirannya berpacu cepat. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan ini dengan sangat matang. Matanya beralih ke Nilam yang masih terbaring di ranjang. Gadis itu tampak lemah, tapi sorot matanya menyiratkan ketakutan yang mendalam. CCTV mati. Tidak ada saksi. Tidak ada petunjuk. Jean menekan pelipisnya, mencoba meredam emosi yang berkecamuk. Fakta bahwa CCTV di villa mati pada saat kejadian membuatnya semakin curiga. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan semua ini. "Apa kalian sudah memeriksa staf villa? Atau tamu lain yang mungkin mencurigakan?" tanya Jean dengan nada mendesak. Polisi yang duduk di depannya menghela napas pelan. "Kami sudah memint

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status