Share

[S2] Selalu Buat Khawatir

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-03 19:48:22

Jean tetap menolak dan memilih untuk menjaga dan merawat Nilam. Nilam tak mau bertengkar lagi jadi ia membiarkan Jean melakukan apa yang ia mau.

"Aku akan jaga kamu di sini. Lagipula Bu Mala sedang keluar kota kan? Jadi kalau bukan aku yang jaga kamu siapa lagi?"

"Tapi Qila..."

"Qila aman sama orang tuaku. Kamu lupa dia nginap di sana selama beberapa minggu karena libur sekolah?"

Nilam tak membantah. Dia memilih pasrah dengan apapun yang Jean inginkan. Sebab Nilam juga tau seberapa keras kepala kekasihnya ini.

Karena perlu perawatan intensif selama tiga hari, jadi selama Nilam masih dirawat, Jean juga absen dari kantor karena memilih untuk merawat Nilam.

Kalau menyangkut hal-hal tentang Nilam, Jean ini tidak mau menghiraukan yang lainnya. Hanya Nilam fokusnya.

Tapi Nilam khawatir kalau Jean malah jadi jatuh sakit karena merawatnya. Jean terlihat kelelahan dan kurang istirahat.

Hari ini tibalah saatnya bagi N
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hal Menyenangkan

    "Ngapain bawa mobil sendiri? Aku kan ikut trip ini juga. Lagi pula, kalau aku bawa mobil siapa yang bakal jaga sekertarisku yang manis ini?" tanyanya, menatap langsung ke arah Nilam.Gadis cantik dengan t-shirt putih di balut sweater rajut pink itu seketika melotot ke arah Jean. Dia hampir saja tantrum ketika sang bos dengan santainya berkata, "Bercanda guys. Ada beberapa pekerjaan yang harus di reschedule karena acara kita ini. Jadi aku butuh Nilam untuk mengatur ulang semuanya."Talita dan Rina ber-oh ria sembari senyum-senyum. Mereka coba mempercayai ucapan Jean meskipun keduanya tau itu cuma alasan. Sedangkan Nilam kembali relaks dan batal trantrum."Ya sudah! Ayo masuk ke Bus! Biar Nilam cepat-cepat data kalian dan kita bisa berangkat!""Siap Bos!" Talita dan Rina membalas dengan kompak titah sang Bos. Keduanya berlari kecil ke dalam Bus sambil menenteng tas ransel berisi barang bawaan mereka.Nilam melihat Jean sekilas sebelum mengi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Siapa Sangka

    Saat alunan musik mulai mengalun, Nilam menutup matanya sebentar, berusaha mengendalikan groginya. Namun, ketika mulai bernyanyi, suara lembutnya langsung memenuhi ruangan, membuat semua orang yang awalnya ribut mendadak diam. Jean yang awalnya hanya iseng juga langsung terpaku, matanya menatap Nilam tanpa berkedip. Ia memang sudah tahu Nilam punya suara yang bagus, tapi mendengarnya bernyanyi secara langsung seperti ini membuatnya terkesima. Rina dan Talita saling berbisik, "Gila, suara Nilam enak banget!" "Fix, kita harus sering-sering suruh dia nyanyi!" Begitu lagu selesai, bus kembali bergemuruh dengan tepuk tangan dan sorakan riuh. "WOY! KENAPA BARU BILANG KALAU SUARAMU SEBAGUS ITU?" teriak Bobby dari belakang. "AH! KALAH KITA NIH SAMA MBA NILAM!" tambah yang lain. Nilam hanya tersenyum malu, berusaha mengembalikan mikrofonnya ke Talita. Namun, Jean dengan cepat menarik tangannya, menyuruhnya duduk kem

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Merasa Diawasi

    Baru beberapa langkah Jean berjalan, dia merasakan atmosfer aneh yang membuatnya merasa tak nyaman. Dia seperti sedang di awasi dari kejauhan. Namun saat ia ingin memastikan, tidak ada siapapun di sekitarnya. Lorong villa itu kosong, kecuali Nilam dan teman-temannya yang berjalan semakin menjauh dari posisinya sekarang ini."Mungkin ini cuma perasaanku saja," putus Jean sebelum pergi meninggalkan lokasi.Sementara Jean berusaha meyakinkan dirinya bahwa itu hanya perasaannya, di balik pintu, sepasang mata tajam mengawasi setiap gerak-geriknya. Dikta— pria itu berdiri diam, wajahnya tertutup bayangan, namun sorot matanya tajam penuh perhitungan. Dikta memperhatikan bagaimana Jean menoleh ke kanan dan kiri, seolah mencoba memastikan apakah ada seseorang yang mengawasinya. Senyum tipis tersungging di wajahnya. “Peka juga dia,” gumamnya pelan. Saat Jean akhirnya pergi, Dikta tetap tak bergerak, hanya matanya yang mengikuti arah langkah musuhnya itu. Perlahan, dia mengalihkan pandanganny

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Si Kepala Batu

    Sorakan kembali menggema, sementara Jean hanya bisa menatap Nilam dengan cemas. Hatinya masih tidak tenang, tapi ia tahu Nilam terlalu keras kepala untuk mundur. Jean hanya bisa berharap ini tidak akan berakhir buruk. Ia tau seberapa keras kepala Nilam, ditambah tantangan dari teman-temannya yang makin membuat adrenalin gadis itu jadi tertantang."Ayo! Ayo! Ayo!"Jean tetap tidak tenang, tapi ia memilih diam dan mengawasi dari jauh.Nilam mengambil sendok pertama. Semua menahan napas. Dengan cepat, ia memasukkan cabe itu ke dalam mulut dan langsung merasakan sensasi terbakar di lidahnya. Panas. Pedasnya langsung menjalar ke seluruh mulut hingga tenggorokannya. "Astaga! Ini gila!" Nilam melambai-lambaikan tangannya di depan wajah, berusaha menghilangkan rasa panas yang semakin menjadi-jadi. Tapi belum selesai dengan yang pertama, Talita sudah mengingatkan, "Satu lagi, Nilam. Ayo, semangat!"Nilam menatap sendok kedua dengan horor. Lidahnya masih kebas, tapi ia tak punya pilihan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sosok Misterius

    Sebuah tangan besar menutup mulutnya dari belakang. Tubuhnya seketika menegang, matanya membelalak dalam kengerian. “Mmpph!” Nilam meronta, berusaha melepaskan diri, tapi genggaman orang itu terlalu kuat. Tangan lain mencengkeram pinggangnya erat, menahannya agar tidak bisa bergerak. Jantungnya berdetak kencang, napasnya memburu. Panik. Takut.Namun sebelum bisa melakukan perlawanan lebih jauh, rasa pusing yang luar biasa menyerang kepalanya. Pandangannya mulai kabur, tenaganya melemah seketika.‘Apa… yang terjadi?’ pikirnya dengan sisa kesadaran. 'Siapa yang...'Kegelapan mulai menyelimuti matanya, tubuhnya limbung, dan akhirnya— Bruk.Nilam jatuh tak sadarkan diri dalam pelukan pria yang tidak lain adalah Dikta. Yah— Dikta.Dikta menahan tubuh Nilam yang lemas dalam pelukannya. Senyum licik terukir di wajahnya saat ia menatap gadis itu yang tak sadarkan diri."Ah, akhirnya... kita bertemu lagi, Nilam," bisiknya pelan, jemarinya menyelip di antara helai rambut gadis itu. "Sudah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bahaya Mengancam

    Jean duduk di depan meja kayu di kamarnya, laptop terbuka di depannya, tapi pikirannya sama sekali tidak fokus pada dokumen yang sedang ia kerjakan. Sesekali, ia menghela napas panjang, matanya melirik ke layar ponsel di samping laptopnya. Jam sudah menunjukkan pukul 01.20 pagi. ‘Apa Nilam sudah tidur?’ pikirnya. Dua jam lalu perempuan itu mengirim pesan akan segera tidur. Tapi entah kenapa dia tidak dapat mempercayai perkataan kekasihnya tersebut. Dia tau betul seperti apa sifat Nilam.Ia menggerakkan kursinya, bersandar ke belakang dengan tangan yang terlipat di dada. Rasa tak nyaman mulai merayapi pikirannya. Sejak kejadian di api unggun tadi, ia masih kesal sekaligus cemas. Ia tahu Nilam keras kepala, tapi gadis itu seharusnya lebih berhati-hati dengan kesehatannya sendiri. Jean akhirnya meraih ponselnya, berniat mengirim pesan singkat. ["Kamu beneran udah tidur?"]Dibiarkannya pesan itu terkirim. Namun, beberapa detik berlalu tanpa ada balasan. Jean menunggu, menatap laya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Penyelidikan

    "Nilam, bangun! Aku mohon..."Lima detik terasa seperti selamanya. Tiba-tiba, tubuh Nilam tersentak. Gadis itu terbatuk keras, air keluar dari mulutnya. Jean langsung membantunya duduk, menepuk punggungnya perlahan. "Nilam! Dengar aku! Kamu bisa lihat aku?" Dengan napas tersengal, mata Nilam terbuka perlahan. Pupilnya bergerak, mencoba untuk fokus. Pandangannya buram, tapi perlahan mulai menangkap sosok Jean di hadapannya. Bibirnya sedikit bergetar sebelum akhirnya ia berbisik lirih, "P- Pak Jean…?" Jean merasa lega, tapi juga marah. Ia menggenggam bahu Nilam dengan erat. "Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu?!" Namun, sebelum Nilam bisa menjawab, tubuhnya kembali melemas. Kelopak matanya menutup lagi. "Nilam!!" Jean mengguncangnya pelan, tapi tidak ada reaksi. Gadis itu kembali pingsan. Jean mendongak, mendengar suara langkah tergesa di luar kamar mandi. Beberapa waktu kemudian, Talita muncul bersama seorang penjaga villa yang tampak panik.***Klinik kec

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Awal Permainan

    "Itulah yang sedang kami dalami." Polisi itu menatap Jean dengan ekspresi serius. "Kami sudah meminta teknisi villa untuk memeriksa apakah ini hanya kerusakan teknis atau sabotase. Jika ini disengaja, maka pelaku bisa saja seseorang yang memahami sistem keamanan di villa ini." Jean bersandar ke kursinya, pikirannya berpacu cepat. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan ini dengan sangat matang. Matanya beralih ke Nilam yang masih terbaring di ranjang. Gadis itu tampak lemah, tapi sorot matanya menyiratkan ketakutan yang mendalam. CCTV mati. Tidak ada saksi. Tidak ada petunjuk. Jean menekan pelipisnya, mencoba meredam emosi yang berkecamuk. Fakta bahwa CCTV di villa mati pada saat kejadian membuatnya semakin curiga. Ini bukan kebetulan. Seseorang sudah merencanakan semua ini. "Apa kalian sudah memeriksa staf villa? Atau tamu lain yang mungkin mencurigakan?" tanya Jean dengan nada mendesak. Polisi yang duduk di depannya menghela napas pelan. "Kami sudah memint

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-05

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 21+

    "Sayang... Sayaaang...""Sayaaang ayo banguuun...""Hnggg?" Tidur Jean hari itu sedikit terganggu karena panggilan lembut Nilam. "Apa Nilam sayang?" Mau tak mau, ia membuka kedua matanya dan membiasakan sinar matahari menyilaukan pandangannya."Sayang, liat deh!" Nilam memegang pipi Jean yang masih sibuk memfokuskan penglihatannya, memaksa pria yang beberapa tahun lebih tua darinya ini untuk menatap langsung ke arahnya."Nilam? Ngapain kamu pake baju gitu?" Rasa kantuk Jean seketika lenyap, matanya bahkan nyaris mendelik saat melihat istrinya hanya memakai bikini.Yup— BIKINI! Warna pink pula. Ada hiasan pita di bagian dada pula. Dan celananya— kalau ditarik sedikit saja sudah ke mana-mana itu aurotnya Nilam."Iih! Kamu gimana sih?" Nilam yang tadinya berdiri di samping ranjang dengan posisi setengah membungkuk supaya bisa melihat wajah suaminya dari dekat langsung mundur. Dia duduk dengan posisi W di atas tempat tidur sambil memasang raut cemberut. "Katanya mau ngajakin renang pagi-p

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Gak Apa Kan?

    Devi menatap Elisha dengan mata berkaca-kaca. Bukan karena kasihan—tapi karena ia bisa merasakan tulusnya penyesalan itu. Rasa bersalah yang tak hanya tertahan di kepala, tapi meresap hingga ke dalam tulang. Elisha mungkin tak lagi bersama Jean, tapi luka yang ditinggalkan masih menggores.“Sha… semua orang pernah buat kesalahan,” ucap Devi lirih. “Yang membedakan kita adalah gimana kita belajar dari situ.”Elisha hanya menunduk. Tangannya kembali meremas ujung selimut. Kali ini, ia tak lagi menahan air mata. Setetes jatuh, menyusul satu lagi. Tapi tak ada isakan, tak ada tangisan keras—hanya keheningan yang menyakitkan.“Aku cuma pengen jadi ibu yang layak buat Qila,” ucap Elisha lirih. “Aku gak bisa balikin waktu, tapi aku pengen punya kesempatan kedua. Meskipun kecil… meskipun aku harus mulai dari nol.”Devi meraih bahunya, menepuk pelan. “Dan kamu akan punya kesempatan itu, Sha. Kamu udah jalanin hukumannya, kamu udah bayar semua. Yang penting sekarang, kamu harus semangat. Kamu j

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari-hari Elisha

    Suara anak-anak menyanyi riang memenuhi aula kecil yang terang oleh cahaya matahari yang menyusup dari jendela. Di tengah kerumunan anak-anak itu, berdiri seorang wanita dengan senyum keibuan—rambutnya dikuncir sederhana, seragam berwarna abu-abu yang dikenakan pun tak bisa menyembunyikan aura keibuannya.Elisha...Mantan istri Jean itu kini tengah menjalani kegiatannya yang seperti biasa. Dan karena hari ini hari senin, ia dapat jadwal mengajar untuk anak-anak panti asuhan sebagai bentuk kontribusi sosialnya“Ayo, kita ulang lagi dari bagian reff-nya ya, pelan-pelan, satu-satu.”Elisha mengangkat tangannya memberi aba-aba. Tangannya menggenggam ukulele kecil, yang ia petik lembut untuk mengiringi anak-anak menyanyi. Suaranya sabar, tidak pernah meninggi, bahkan ketika beberapa anak mulai tak fokus."Bunda, aku lupa nadanyaaa,” rengek salah satu anak.Elisha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, kita ulang bareng-bareng. Kita belajar pelan-pelan ya, sayang.”Anak-anak kembali tertawa, suasan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dihantui Rasa Iri

    "Liat deh, Dikta!"Dikta yang sedang bersantai sambil bermain ponsel, dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang heboh. Di tangan kanannya Bu Sinta membawa sebuah ponsel yang hendak ditunjukkan padanya."Liat ini deh, Nak!" Bu Sinta memberikan hapenya pada Dikta."Apa ini Ma?" tanya pria berambut sedikit panjang itu."Itu acara pernikahan Jean dan Nilam kemarin."Dikta yang tadinya tak begitu tertarik dengan kabar yang akan di sampaikan oleh Mamanya, seketika mengalihkan pandangannya ke arah ponsel pintar tersebut.Di dalamnya ada beberapa foto pernikahan Nilam yang meriah. Dari proses pengikatan janji suci hingga resepsi. Foto-foto itu di posting di akun IG bu Mala. Tentu saja caption yang menyayat hati."Akhirnya Nilam nikah juga ya," ucap Bu Sinta kagum. "Tapi sayang, suaminya itu duda. Musuh kamu pula."Dikta terdiam. Ucapan sang Mama terdengar nyelekit tapi ada benarnya. Yang dimaksud musuh di sini bukanlah musuh di persidangan, tapi rival sesama CEO perusahaan."Padahal Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bulan Madu 21+

    "Kayaknya, ga usah nunggu lama, aku bakal hamil deh, Yang." Jean yang sudah dilanda rasa kantuk itu seketika membuka lagi kelopak matanya, karena mendengar ucapan Nilam barusan. "Kenapa?" Ia melirik ke arah sang istri yang sedang membalut tubuhnya menggunakan bedcover hingga sebatas leher. "Gimana enggak, kamu jago banget nembaknya. Rahimku berasa penuh gara-gara kamu keluar beberapa kali tadi." Jean seketika jadi salting. Ucapan Nilam yang terdengar Nilam itu benar-benar membuatnya salah tingkah. Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk perut Nilam. "Ya bagus dong, supaya Qila gak terlalu lama menunggu punya adiknya." Nilam meringis kecil. Ia sedikit kegelian saat Jean mengusap pelan perutnya yang rata. "Aku juga seneng banget kalau punya anak dari ibu se gemesin dan secantik kamu," lanjut Jean sambil mengecup pipi Nilam. "Kamu maunya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Nilam kemudian. Sejujurnya dia memang sudah sangat mengantuk, ditambah aktivitas panas keduanya beberapa waktu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Malam Indah (21+)

    "Capeknya..." Kasur yang empuk adalah tempat yang paling Nilam impikan sejak beberapa jam yang lalu. Punggungnya benar-benar sudah pegel karena terus berdiri di acara resepsi. Kakinya juga. Kalau bukan Tuhan yang nyiptain, kakinya udah patah sih kayaknya. "Ganti baju dulu, Nilam sayang. Kamu juga belum bersih-bersih." Jean yang mengikuti gadis itu di belakangnya, mulai melepaskan jas pengantinnya. FYI, mereka emang langsung nyewa satu kamar hotel yang berada di gedung yang sama dengan acara resepsi karena permintaan Nilam. Maklum, kaum mager seperti Nilam ga bakal sanggup kalau setelah resepsi harus pulang dulu ke rumah atau apartemen. Apalagi jaraknya hampir 2 jam dari sini. "Mager sayang. Maunya langsung tidur." "Emang kamu ga sumpek pake gaun gitu?" Nilam membuka matanya. Ia melihat ke arah Jean yang sedang menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. "Ya sumpek sih. Tapi beneran mager banget ini." Jean menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum maklum sambil menarik kedua pergelanga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Terbaik

    Setelah Nana dan Reno pamit, Jean menoleh pada Nilam yang dari tadi terus tersenyum sambil menyambut para tamu. Tapi ia tahu, senyuman itu mulai terasa dipaksakan. “Sayang, kamu kelihatan capek.” Nilam sempat menggeleng kecil, masih ramah melambai ke tamu lain. “Nggak kok. Aku gak apa-apa.” Jean tersenyum tipis, lalu mengisyaratkan pada salah satu panitia untuk membawakan segelas air putih. Tak lama, air itu datang bersamaan dengan dua kursi yang langsung diletakkan agak ke sisi, masih dekat pelaminan tapi sedikit lebih tenang. “Duduk dulu, ya!” bisik Jean seraya menggandeng tangan istrinya. Nilam sempat ragu, tapi akhirnya menurut. Sepatunya yang berhak tinggi sudah terasa menyiksa dari tadi. Ia duduk pelan-pelan sambil menarik napas dalam. “Thanks, sayang,” ucapnya tulus. Jean ikut duduk di sebelahnya, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya erat. “Hari ini milik kita berdua. Tapi aku gak mau kamu maksain diri demi kelihatan kuat. Nikmati aja, ya?” Nilam tersenyum lembut.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Pernikahan Jean dan Nilam

    Hari H pun tiba. Suasana pernikahan Nilam dan Jean dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Rangkaian bunga yang indah dan dekorasi yang bersinar menambah nuansa romantis di ruang pernikahan. Kedua pasangan itu berdiri di panggung resepsi dengan senyuman yang tak terus terkembang di wajah masing-masing, sama-sama siap untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka. "Kamu cantik banget." Nilam tersenyum malu, entah sudah berapa kali Jean mengatakan itu padanya hari ini. Dan yeah, gadis itu memang terlihat sangat cantik sekaligus anggun. Gaun pengantin warna putihnya begitu pas di tubuh ramping Nilam, rambutnya sengaja di sanggul ala modern. "Kamu juga keren banget," balas Nilam sambil memandang ke arah suaminya. Yah, beberapa saat yang lalu mereka telah mengikat janji suci pernikahan dengan di saksikan para tamu undangan. Manik gelap Nilam menatap lekat ke arah Jean yang begitu gagah dengan setelan jas warna putih, dasi hitam, dan sepatu fantofel. Terlihat sederh

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status