Home / Rumah Tangga / Terjerat Gairah Pembantu Cantik / [S2] Apa Yang Mama Sembunyikan?

Share

[S2] Apa Yang Mama Sembunyikan?

last update Last Updated: 2025-01-21 21:10:44

Pagi itu, Nilam turun ke ruang makan dengan langkah gontai. Wajahnya pucat, matanya sedikit sembab karena kurang tidur. Rambutnya diikat asal, menunjukkan betapa ia bahkan tak peduli pada penampilannya pagi itu.

Di meja makan, Bu Mala sang Mama tampak sedang menyiapkan sarapan. Ia mendongak ketika mendengar langkah kaki Nilam di tangga.

“Ya ampun, Nilam. Kok mukanya lesu banget? Pasti semalam kamu begadang gara-gara nonton drakor kan?” tanya Bu Mala dengan nada sedikit marah. Walaupun kemarahannya itu adalah bentuk rasa khawatirnya sebagai orang tua.

Nilam mengambil gelas jus di depannya tanpa berkata apa-apa. "Aku abis mimpi buruk, Ma."

“Mimpi buruk apa?” Bu Mala mendekat, menatap Nilam dengan pandangan khawatir. “kok bisa-bisanya kamu jadi susah tidur abis mimpi itu?"

Pertanyaan itu membuat tubuh Nilam sedikit kaku. Ia menatap Bu Mala sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah meja makan.

“Cuma mimpi random aja sih, Ma. Tapi bikin rada OVT," jawabnya pelan.

“Gak usah terla
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dia Kenapa?

    “Kenapa Mama kayak takut aku tahu lebih banyak?” tanyanya, suaranya pelan namun penuh tuntutan. Bu Mala menarik napas panjang, lalu melepaskan genggaman tangannya. “Bukan soal takut, sayang. Mama cuma gak mau kamu terjebak di masa lalu. Kamu berhak dapat hidup yang lebih baik."Nilam terdiam. Ia tahu Mamanya sedang menyembunyikan sesuatu, tapi ia juga tahu percuma jika ia terus mendesak saat ini."Coba ambil hikmahnya, Nilam. Tuhan jelas punya alasan kenapa ngasih kamu amnesia. Jelas Dia mau kamu melupakan semua kenangan itu."Nilam merasa kecewa mendengar balasan sang Mama. Hatinya berkata jika ada sesuatu yang janggal."Tapi Ma...""Cukup ya Nilam sayang! Mama gak mau bahas itu lagi." Bu Mala menatap putrinya dengan sorot memohon. "Dan jangan ungkit soal masa lalu kamu sebelum amnesia ya! Mama mohon..."Nilam ingin membantah. Ia ingin tau semuanya. Tapi melihat tatapan memohon ibunya, menjadikannya lemah. “Iya Ma,” jawabnya akhirnya, meskipun dengan sangat terpaksa.Bu Mala tersen

    Last Updated : 2025-01-21
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Uring-Uringan

    Suasana ruang rapat terasa tegang kali ini. Tim marketing duduk berjejer di meja panjang, beberapa dari mereka ada yang mengamati laptop masing-masing. Sedangkan Jean, dia duduk di ujung meja, matanya menatap tajam layar proyektor yang menampilkan slide presentasi yang sedang dipaparkan oleh salah satu anggota tim marketing bernama Bobby."Berdasarkan data yang kami peroleh, tren penjualan pada kuartal ini menunjukkan peningkatan sebesar 12% dibanding kuartal sebelumnya,” jelas Bobby dengan nada percaya diri, sembari menunjuk grafik pada layar. Namun, alih-alih puas, Jean mengerutkan keningnya. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja, gestur yang sangat dikenali timnya sebagai tanda bahwa ia tidak puas.“12%?” Jean memotong penjelasan Bobby, suaranya tegas dan terdengar agak dingin. “Kenapa hanya 12%? Padahal strategi yang kalian usulkan bulan lalu menjanjikan peningkatan minimal 20%. Apa ada yang salah di implementasinya?” “Pak, dengan segala hormat,” Bobby memulai, mencoba terdeng

    Last Updated : 2025-01-21
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bapak Kok Gitu?

    Nilam duduk di kantin bersama Rina dan Talita saat jam makan siang tiba. Di depannya ada semangkok mie yamin yang sama sekali belum disentuh. Ia hanya mengaduk-aduknya dengan garpu, pikirannya melayang entah ke mana. "Eh, Mba Nilam," panggil Talita sambil meminum jus jeruknya. "Kamu kenapa sih? Dari tadi diem aja?Pasti mikirin Pak Jean, ya?" tanyanya iseng, dengan nada menggoda. Nilam langsung mendongak, wajahnya berubah merah. "Hah? Nggak, kok!" bantahnya cepat. "Ngapain juga aku mikirin dia?" "Serius? Gak mikirin dia?" "Gaklah. Aku malah lagi sebel sama dia," balas Nilam dengan pipi menggembung. Teringat bagaimana Jean memarahinya perkara dia kurang hati-hati di depan karyawan lainnya beberapa waktu yang lalu. "Sebel? Kenapa?" tanya Talita bingung. "Barusan Nilam kena omel karena gak fokus di tempat kerja," sahut Rina— yang langsung menjawab rasa ingin tau Talita. "Hah? Tumben?" Talita sedikit syok, "gak biasanya banget Pak Jean kayak gitu." Nilam mendengkus, tak berniat me

    Last Updated : 2025-01-22
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Gara-gara Satu Orang

    "Si tengil?" Nilam mengerutkan dahinya. "Siapa yang bapak maksud?""Menurut kamu?"Nilam terdiam, mencoba mencerna ucapan Jean. "Maksud bapak, si Dewa?" tanya perempuan itu dengan polosnya.Wajah Jean semakin kusut. Namun masih bisa dia sembunyikan dengan baik dengan ekspresi datarnya. "Aku tau kamu sedang kasmaran dan ingin menceritakan semua yang kalian lakukan malam minggu kemarin, tapi kamu juga harus kerja yang bener!"Nilam melotot tidak percaya mendengar perintah Jean. "Setengah jam? Pak, ini kan rangkuman hasil rapat. Gimana bisa selesai secepat itu?" protesnya dengan nada sedikit panik.Jean hanya menyilangkan tangan di dada, menatap Nilam dengan tatapan dingin. "Kalau kamu gak banyak ngobrol di kantin, waktumu gak akan terbuang sia-sia. Sekarang buktikan kalau kamu bisa profesional. Aku kasih waktu 30 menit. Kalau gak selesai, konsekuensinya kamu harus lembur." "Lembur?!" Nilam menatap Bosnya dengan pandangan tak percaya. "Pak, itu gak adil. Lagian kan tadi juga masih jam

    Last Updated : 2025-01-22
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Terjebak Berdua

    “Eh?!” seru Nilam. "Kenapa ini?!" Nilam panik karena tiba-tiba lampu mati. Dan parahnya lagi, kejadian ini datang di saat yang tidak tepat.Begitu lampu lift padam sepenuhnya, suasana langsung berubah mencekam. Gelap yang pekat menyelimuti ruang sempit itu, hanya tersisa suara napas Nilam yang mulai tidak teratur. Ia buru-buru merogoh ponselnya dan menyalakan flashlight, cahaya putih redup sedikit membantu menerangi ruangan, tapi justru membuat bayangan-bayangan di dinding lift terasa lebih menakutkan. Sedangkan Jean segera meraba panel lift, menekan beberapa tombol, tetapi tidak ada respons. “Mungkin lstriknya mati,” gumamnya dengan nada datar, meskipun ekspresi wajahnya mulai sedikit serius. Nilam menggigit bibir bawahnya cemas. “Terus gimana dong Pak?" tanyanya dengan suara gemetar, ekspresi wajahnya terlihat seperti ingin menangis.Jean meliriknya sekilas, lalu menghela napas panjang. “Tenang, Nilam. Ada genset di gedung ini. Harusnya sih ini gak akan lama.” Ia lalu merogoh po

    Last Updated : 2025-01-23
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Terjebak pt 02

    "Semenakutkan itu ya Pak?"Jean menoleh ke arah sekertarisnya, alisnya berkerut penuh rasa ingin tau."Kata bapak, moment itu bikin bapak trauma. Berarti itu sesuatu yang sangat menakutkan. Ya kan?""Hm. Rasanya duniaku serasa berhenti berputar. Semuanya kacau. Rasa takut, khawatir, sedih, marah, semuanya bercampur jadi satu hari itu."Nilam mendengarkan cerita Jean dengan seksama. Membiark pria itu mengeluarkan uneg-unegnya. Sampai...“Pak Jean...” suara Nilam nyaris berbisik. “siapa orang yang beruntung itu?"Jean menegang sesaat, lalu tersenyum samar. "Hm?""Apa itu istri bapak?"Jean menarik sudut bibirnya. Ia tersenyum penuh makna. "Menurut kamu?"Nilam berdecak. "Itu bisa aja istri bapak, atau cinta pertama bapak, atau anak Pak Jean?" Ia menggaruk bawah dagunya. "Aku gak tau."Jean tersenyum kecil melihat Nilam yang terus berspekulasi. Ia menatap gadis itu dengan lembut, matanya sedikit melembut di balik ekspresi tenangnya.Tiba-tiba, lift kembali bergetar, membuat Nilam terlonj

    Last Updated : 2025-01-23
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Nilam Sakit

    “Nilam!” Jean refleks menangkap tubuhnya yang lunglai, memeluknya erat sebelum jatuh menyentuh lantai. Napas Nilam terdengar lemah di dada Jean, kepalanya bersandar di bahu pria itu.Jean merasakan jantungnya berdetak kencang, bukan karena panik, tapi karena rasa khawatir yang kini memenuhi pikirannya. “Tolong! Dia pingsan!” serunya ke arah tim penyelamat yang segera masuk ke dalam lift.Seorang petugas medis segera mendekat dengan tandu. “Pak, tenang. Kami akan menangani ini.”Jean mengangguk, meskipun ia enggan melepas genggamannya di tubuh Nilam. Dengan hati-hati, ia meletakkan gadis itu di tandu, matanya tak lepas dari wajah Nilam yang tampak pucat.Saat Nilam dibawa keluar dari lift, Jean mengekor di belakang, langkahnya sedikit tertahan karena rasa cemas yang masih membebani dadanya.Di luar lift, udara segar menyambut mereka. Jean menghela napas panjang, mencoba meredakan ketegangan yang masih terasa di dadanya. Ia berjalan di samping tandu, matanya tak lepas dari Nilam yang ma

    Last Updated : 2025-01-24
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Perasaan Apa ini?

    Jean membantu Nilam untuk bangun. Sedangkan Nilam mencoba untuk duduk meskipun kepalanya masih sedikit pusing."Ayo aku antar pulang!"Nilam menatap bosnya dengan pandangan syok. "Enggak perlu, Pak," tolaknya cepat."Kenapa Nilam?"Perempuan itu menggigit ujung lidahnya. "Saya udah terlalu banyak ngerepotin bapak hari ini. Lagipula bapak kan harus segera pulang, pasti istri dan anak bapak juga khawatir kan?"Jean menatap Nilam dengan ragu. “Terus kamu mau pulang dengan kondisi lemes gini? Yang benar saja, Nilam."Nilam tersenyum tipis, meskipun wajahnya masih terlihat pucat. “Saya bisa pesen taksi kok. Ini saya mau chat Surya, supir taksi langganan saya."Jean menghela napas. Jelas ada keinginan dalam dirinya untuk tetap di sisi Nilam, memastikan gadis itu benar-benar sampai di rumah dengan selamat. Namun ia juga bisa sedikit lega jika memang Surya yang akan menjemput Nilam nantinya.“Kalau gitu, biar aku tunggu sampai Surya datang,” ujarnya akhirnya, setengah memaksa. Nilam tertawa

    Last Updated : 2025-01-25

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 21+

    "Sayang... Sayaaang...""Sayaaang ayo banguuun...""Hnggg?" Tidur Jean hari itu sedikit terganggu karena panggilan lembut Nilam. "Apa Nilam sayang?" Mau tak mau, ia membuka kedua matanya dan membiasakan sinar matahari menyilaukan pandangannya."Sayang, liat deh!" Nilam memegang pipi Jean yang masih sibuk memfokuskan penglihatannya, memaksa pria yang beberapa tahun lebih tua darinya ini untuk menatap langsung ke arahnya."Nilam? Ngapain kamu pake baju gitu?" Rasa kantuk Jean seketika lenyap, matanya bahkan nyaris mendelik saat melihat istrinya hanya memakai bikini.Yup— BIKINI! Warna pink pula. Ada hiasan pita di bagian dada pula. Dan celananya— kalau ditarik sedikit saja sudah ke mana-mana itu aurotnya Nilam."Iih! Kamu gimana sih?" Nilam yang tadinya berdiri di samping ranjang dengan posisi setengah membungkuk supaya bisa melihat wajah suaminya dari dekat langsung mundur. Dia duduk dengan posisi W di atas tempat tidur sambil memasang raut cemberut. "Katanya mau ngajakin renang pagi-p

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Gak Apa Kan?

    Devi menatap Elisha dengan mata berkaca-kaca. Bukan karena kasihan—tapi karena ia bisa merasakan tulusnya penyesalan itu. Rasa bersalah yang tak hanya tertahan di kepala, tapi meresap hingga ke dalam tulang. Elisha mungkin tak lagi bersama Jean, tapi luka yang ditinggalkan masih menggores.“Sha… semua orang pernah buat kesalahan,” ucap Devi lirih. “Yang membedakan kita adalah gimana kita belajar dari situ.”Elisha hanya menunduk. Tangannya kembali meremas ujung selimut. Kali ini, ia tak lagi menahan air mata. Setetes jatuh, menyusul satu lagi. Tapi tak ada isakan, tak ada tangisan keras—hanya keheningan yang menyakitkan.“Aku cuma pengen jadi ibu yang layak buat Qila,” ucap Elisha lirih. “Aku gak bisa balikin waktu, tapi aku pengen punya kesempatan kedua. Meskipun kecil… meskipun aku harus mulai dari nol.”Devi meraih bahunya, menepuk pelan. “Dan kamu akan punya kesempatan itu, Sha. Kamu udah jalanin hukumannya, kamu udah bayar semua. Yang penting sekarang, kamu harus semangat. Kamu j

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari-hari Elisha

    Suara anak-anak menyanyi riang memenuhi aula kecil yang terang oleh cahaya matahari yang menyusup dari jendela. Di tengah kerumunan anak-anak itu, berdiri seorang wanita dengan senyum keibuan—rambutnya dikuncir sederhana, seragam berwarna abu-abu yang dikenakan pun tak bisa menyembunyikan aura keibuannya.Elisha...Mantan istri Jean itu kini tengah menjalani kegiatannya yang seperti biasa. Dan karena hari ini hari senin, ia dapat jadwal mengajar untuk anak-anak panti asuhan sebagai bentuk kontribusi sosialnya“Ayo, kita ulang lagi dari bagian reff-nya ya, pelan-pelan, satu-satu.”Elisha mengangkat tangannya memberi aba-aba. Tangannya menggenggam ukulele kecil, yang ia petik lembut untuk mengiringi anak-anak menyanyi. Suaranya sabar, tidak pernah meninggi, bahkan ketika beberapa anak mulai tak fokus."Bunda, aku lupa nadanyaaa,” rengek salah satu anak.Elisha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, kita ulang bareng-bareng. Kita belajar pelan-pelan ya, sayang.”Anak-anak kembali tertawa, suasan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dihantui Rasa Iri

    "Liat deh, Dikta!"Dikta yang sedang bersantai sambil bermain ponsel, dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang heboh. Di tangan kanannya Bu Sinta membawa sebuah ponsel yang hendak ditunjukkan padanya."Liat ini deh, Nak!" Bu Sinta memberikan hapenya pada Dikta."Apa ini Ma?" tanya pria berambut sedikit panjang itu."Itu acara pernikahan Jean dan Nilam kemarin."Dikta yang tadinya tak begitu tertarik dengan kabar yang akan di sampaikan oleh Mamanya, seketika mengalihkan pandangannya ke arah ponsel pintar tersebut.Di dalamnya ada beberapa foto pernikahan Nilam yang meriah. Dari proses pengikatan janji suci hingga resepsi. Foto-foto itu di posting di akun IG bu Mala. Tentu saja caption yang menyayat hati."Akhirnya Nilam nikah juga ya," ucap Bu Sinta kagum. "Tapi sayang, suaminya itu duda. Musuh kamu pula."Dikta terdiam. Ucapan sang Mama terdengar nyelekit tapi ada benarnya. Yang dimaksud musuh di sini bukanlah musuh di persidangan, tapi rival sesama CEO perusahaan."Padahal Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bulan Madu 21+

    "Kayaknya, ga usah nunggu lama, aku bakal hamil deh, Yang." Jean yang sudah dilanda rasa kantuk itu seketika membuka lagi kelopak matanya, karena mendengar ucapan Nilam barusan. "Kenapa?" Ia melirik ke arah sang istri yang sedang membalut tubuhnya menggunakan bedcover hingga sebatas leher. "Gimana enggak, kamu jago banget nembaknya. Rahimku berasa penuh gara-gara kamu keluar beberapa kali tadi." Jean seketika jadi salting. Ucapan Nilam yang terdengar Nilam itu benar-benar membuatnya salah tingkah. Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk perut Nilam. "Ya bagus dong, supaya Qila gak terlalu lama menunggu punya adiknya." Nilam meringis kecil. Ia sedikit kegelian saat Jean mengusap pelan perutnya yang rata. "Aku juga seneng banget kalau punya anak dari ibu se gemesin dan secantik kamu," lanjut Jean sambil mengecup pipi Nilam. "Kamu maunya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Nilam kemudian. Sejujurnya dia memang sudah sangat mengantuk, ditambah aktivitas panas keduanya beberapa waktu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Malam Indah (21+)

    "Capeknya..." Kasur yang empuk adalah tempat yang paling Nilam impikan sejak beberapa jam yang lalu. Punggungnya benar-benar sudah pegel karena terus berdiri di acara resepsi. Kakinya juga. Kalau bukan Tuhan yang nyiptain, kakinya udah patah sih kayaknya. "Ganti baju dulu, Nilam sayang. Kamu juga belum bersih-bersih." Jean yang mengikuti gadis itu di belakangnya, mulai melepaskan jas pengantinnya. FYI, mereka emang langsung nyewa satu kamar hotel yang berada di gedung yang sama dengan acara resepsi karena permintaan Nilam. Maklum, kaum mager seperti Nilam ga bakal sanggup kalau setelah resepsi harus pulang dulu ke rumah atau apartemen. Apalagi jaraknya hampir 2 jam dari sini. "Mager sayang. Maunya langsung tidur." "Emang kamu ga sumpek pake gaun gitu?" Nilam membuka matanya. Ia melihat ke arah Jean yang sedang menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. "Ya sumpek sih. Tapi beneran mager banget ini." Jean menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum maklum sambil menarik kedua pergelanga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Terbaik

    Setelah Nana dan Reno pamit, Jean menoleh pada Nilam yang dari tadi terus tersenyum sambil menyambut para tamu. Tapi ia tahu, senyuman itu mulai terasa dipaksakan. “Sayang, kamu kelihatan capek.” Nilam sempat menggeleng kecil, masih ramah melambai ke tamu lain. “Nggak kok. Aku gak apa-apa.” Jean tersenyum tipis, lalu mengisyaratkan pada salah satu panitia untuk membawakan segelas air putih. Tak lama, air itu datang bersamaan dengan dua kursi yang langsung diletakkan agak ke sisi, masih dekat pelaminan tapi sedikit lebih tenang. “Duduk dulu, ya!” bisik Jean seraya menggandeng tangan istrinya. Nilam sempat ragu, tapi akhirnya menurut. Sepatunya yang berhak tinggi sudah terasa menyiksa dari tadi. Ia duduk pelan-pelan sambil menarik napas dalam. “Thanks, sayang,” ucapnya tulus. Jean ikut duduk di sebelahnya, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya erat. “Hari ini milik kita berdua. Tapi aku gak mau kamu maksain diri demi kelihatan kuat. Nikmati aja, ya?” Nilam tersenyum lembut.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Pernikahan Jean dan Nilam

    Hari H pun tiba. Suasana pernikahan Nilam dan Jean dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Rangkaian bunga yang indah dan dekorasi yang bersinar menambah nuansa romantis di ruang pernikahan. Kedua pasangan itu berdiri di panggung resepsi dengan senyuman yang tak terus terkembang di wajah masing-masing, sama-sama siap untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka. "Kamu cantik banget." Nilam tersenyum malu, entah sudah berapa kali Jean mengatakan itu padanya hari ini. Dan yeah, gadis itu memang terlihat sangat cantik sekaligus anggun. Gaun pengantin warna putihnya begitu pas di tubuh ramping Nilam, rambutnya sengaja di sanggul ala modern. "Kamu juga keren banget," balas Nilam sambil memandang ke arah suaminya. Yah, beberapa saat yang lalu mereka telah mengikat janji suci pernikahan dengan di saksikan para tamu undangan. Manik gelap Nilam menatap lekat ke arah Jean yang begitu gagah dengan setelan jas warna putih, dasi hitam, dan sepatu fantofel. Terlihat sederh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status