Share

[S2] Terjebak Berdua

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-23 20:58:25

“Eh?!” seru Nilam. "Kenapa ini?!" Nilam panik karena tiba-tiba lampu mati. Dan parahnya lagi, kejadian ini datang di saat yang tidak tepat.

Begitu lampu lift padam sepenuhnya, suasana langsung berubah mencekam. Gelap yang pekat menyelimuti ruang sempit itu, hanya tersisa suara napas Nilam yang mulai tidak teratur. Ia buru-buru merogoh ponselnya dan menyalakan flashlight, cahaya putih redup sedikit membantu menerangi ruangan, tapi justru membuat bayangan-bayangan di dinding lift terasa lebih menakutkan.

Sedangkan Jean segera meraba panel lift, menekan beberapa tombol, tetapi tidak ada respons. “Mungkin lstriknya mati,” gumamnya dengan nada datar, meskipun ekspresi wajahnya mulai sedikit serius.

Nilam menggigit bibir bawahnya cemas. “Terus gimana dong Pak?" tanyanya dengan suara gemetar, ekspresi wajahnya terlihat seperti ingin menangis.

Jean meliriknya sekilas, lalu menghela napas panjang. “Tenang, Nilam. Ada genset di gedung ini. Harusnya sih ini gak akan lama.” Ia lalu merogoh po
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Terjebak pt 02

    "Semenakutkan itu ya Pak?"Jean menoleh ke arah sekertarisnya, alisnya berkerut penuh rasa ingin tau."Kata bapak, moment itu bikin bapak trauma. Berarti itu sesuatu yang sangat menakutkan. Ya kan?""Hm. Rasanya duniaku serasa berhenti berputar. Semuanya kacau. Rasa takut, khawatir, sedih, marah, semuanya bercampur jadi satu hari itu."Nilam mendengarkan cerita Jean dengan seksama. Membiark pria itu mengeluarkan uneg-unegnya. Sampai...“Pak Jean...” suara Nilam nyaris berbisik. “siapa orang yang beruntung itu?"Jean menegang sesaat, lalu tersenyum samar. "Hm?""Apa itu istri bapak?"Jean menarik sudut bibirnya. Ia tersenyum penuh makna. "Menurut kamu?"Nilam berdecak. "Itu bisa aja istri bapak, atau cinta pertama bapak, atau anak Pak Jean?" Ia menggaruk bawah dagunya. "Aku gak tau."Jean tersenyum kecil melihat Nilam yang terus berspekulasi. Ia menatap gadis itu dengan lembut, matanya sedikit melembut di balik ekspresi tenangnya.Tiba-tiba, lift kembali bergetar, membuat Nilam terlonj

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 01

    "Mas, besok sore aku pulang agak telat ya. Soalnya ada tamu penting dari kantor. Jadi aku harus nemenin Bos buat jamu dia." Pria bernama Jean itu tak mengatakan apapun. Dia sibuk menatap layar laptopnya dalam diam. Toh dia juga bingung harus menjawab apa. Sebab ini, bukan pertama kalinya Sang istri ijin untuk pulang terlambat. Bahkan, dia tak ingat ini permohonannya yang ke berapa. Elisha yang sibuk mengoleskan Skin Care Routinenya langsung menengok ke arah sang suami yang duduk bersandar di kepala ranjang. Diamnya pria 30 tahun itu tentu saja membuatnya resah. "Mas!" Ia menatap pria itu, "Kok kamu diem aja? Kamu ngasih ijin kan?" tanya perempuan dengan gaun tidur berbahan satin itu sedikit penekanan. Jean hanya mendengus. "Terus aku harus jawab apa? Ngelarang juga mustahil kan? Toh kamu nggak akan pernah nurut." Jawaban ketus suaminya membuat Elisha jengah. Jika sudah seperti ini pasti ujung-ujungnya hanyalah pertengkaran saja. "Ya gimana pun juga, aku kan butuh restu kamu Mas.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 02

    Saat pintu rumahnya terbuka, ia malah dikejutkan oleh sosok yang cukup— cantik. "Kamu ini siapa? Sales ya? Maaf ya, aku lagi nggak pengen beli barang apapun." Perempuan cantik berkulit putih itu meremas tas ransel besar yang ia pegang. "Saya bukan sales Pak. Saya Nilam, ART yang dikirim penyalur ke sini." Jean kaget. ART? Mustahil. Mana ada seorang asisten rumah tangga, berpenampilan cantik begini? Kulitnya putih, wajahnya ayu, rambut hitam lurus, dan bertubuh sintal. Belum lagi dress selutut yang dikenakan oleh perempuan muda itu, seolah sedang memamerkan kaki jenjangnya yang indah. "Kamu bercanda ya? Dibandingkan jadi ART, penampilan kamu lebih cocok buat jadi model tau," cibir Jean tak percaya. "Tapi, saya beneran ART yang dikirim ke sini Pak. Kalau nggak percaya, Bapak bisa telfon langsung ke penyalur kok." Jean menelusuri penampilan perempuan di depannya. "Siapa nama kamu tadi?" "Ni— Nilam Pak." "Ya udah bentar." Jean masuk ke dalam. Mencoba menghubungi nomor penyalur

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 03

    "Rasa kopinya kok beda ya? Ini merk-nya baru?" Nilam kaget. "E— enggak kok Pak. Kopinya sama seperti yang Bapak kasih tadi," terang perempuan cantik itu dengan wajah panik. Ia takut rasa kopi buatannya tidak enak. "Masa sih?" Jean terlihat sangsi. "Emangnya kenapa Pak?" "Soalnya, rasa kopi ini lebih enak dibandingkan sebelumnya. Aromanya juga lebih harum. Makanya aku pikir kopi ini beda merk sama yang sebelumnya." Nilam mengusap dada lega. Dia pikir, Jean tidak suka dengan kopi yang ia buat. "Duh, Bapak bikin saya kaget aja. Kirain tadi kopinya nggak enak." Melihat wajah lega Nilam, membuat senyum kecil Jean terkembang. "Sama. Aku juga kaget karena rasa kopinya lebih enak dibandingin pas buat sendiri." Nilam mengulum senyum. "Makasih Pak." "Ya udah, kamu lanjutin masaknya." "Baik Pak. Saya permisi." Pria dengan bahu kokoh itu melihat Nilam yang berjalan meninggalkan tempat kerjanya. Batinnya menggumam, 'Bahkan, Elisha aja nggak bisa bikin kopi seenak buatannya.' Jean mengge

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 04

    "Keterlaluan istri gue. Masa, tiap diajak berhubungan dia nggak pernah mau. Alesan capek-lah, ngantuk-lah. Banyak bangetlah cara dia buat ngehindar." "Sumpah bro, gue sampai sakit kepala gara-gara sering ditolak. Lo bayangin, seminggu aja nggak gituan udah bikin gua stres. Lah ini, hampir tiga bulan gua nggak bisa nyentuh dia." Itulah keluhan Jean siang ini pada teman baiknya. Saka. Pria yang sudah lama jadi kawannya ini adalah tempat curhat yang paling pas untuk menampung segala uneg-unegnya. "Aneh banget istri lo itu, masa suami minta gitu nggak dikasih? Padahal kan lumrah kalau kita sebagai suami minta dilayani soal ranjang." "Nah kan? Giliran jajan di luar dia marah. Tapi pas suami butuh, dia nggak bisa." Jean terlihat kesal. Wajahnya sudah tidak enak sejak semalam. Yah maklum, itu karena dia gagal menyalurkan hasratnya. "Coba deh lo bicarain baik-baik ke Elisha. Gimana pun juga itu kan kebutuhan kita sebagai suami istri. Ya masa, cuma gara-gara capek kita dianggurin gitu aj

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bab 05

    "Nasinya mau berapa banyak Pak?" Nilam memandangi tuannya yang tampak tertegun saat ia bertanya demikian. Dan bagi Jean, itu cukup mengejutkan baginya sebab setelah beberapa waktu terakhir ada seseorang yang mau repot-repot menuangkan nasi untuknya. Yang bahkan, Elisha saja tidak mau melakukan itu untuknya. "Pak? Bapak kenapa? Kok malah ngelamun?" "Eh— enggak. Ini lho, aku—" Jean garuk-garuk kepala seperti orang linglung. "Nasinya mau berapa banyak Pak?" ulang Nilam lagi. "Segini cukup?" tanyanya sambil menunjukkan nasi yang sudah dia tuang ke atas piring. "Udah," jawab Jean singkat. "Lauknya Pak, silahkan ambil sendiri!" Nilam menaruh piring di depan dada Jean. Sementara dia membantu majikannya tersebut untuk membuka tudung saji supaya pria itu dapat mengambil lauknya dengan sepuas hati. "Gimana Pak? Enak nggak?" Perempuan seksi dengan balutan T-shirt dan rok berbentuk A-line bermotif batik itu menatap tuannya penuh harap. Yah, berharap Jean memuji masakan yang telah di

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Gagal 'itu...'

    Jean memandangi istrinya, dia agak ragu untuk mengatakan hal ini. Namun dia memberanikan diri berkata, "Sebenarnya aku..." "Aku apa Mas?" "Kamu mandi aja dulu. Nanti aku kasih tau," balas Jean sambil tersenyum. Elisha menekuk wajahnya. Suaminya ini senang sekali membuatnya penasaran. "Ya udah, aku mandi bentar ya." Sekitar 15 menit kemudian, Elisha sudah keluar dari kamar mandi dengan gaun tidurnya. Wanita itu tersenyum ke arah Jean yang masih terjaga sembari mengeringkan rambutnya. "Kirain, kamu udah tidur." "Kan aku nungguin kamu," jawab Jean sambil menutup laptopnya dan menaruhnya di atas tempat tidur. "Oh iya, kamu tadi mau ngomong apa Mas?" tanya Elisha pada sang suami. Ia tatap pria yang sudah 8 tahun itu dia nikahi melalui cermin di depannya. Meskipun lelah, wanita cantik itu tidak pernah melewatkan rutinitasnya untuk menggunakan skincare. Jean tersenyum. Ia turun dari ranjang dan menghampiri istrinya. Pria tampan tersebut berdiri di belakang Elisha sambil memijat pungg

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kopi Spesial

    Suara baritone Jean membuat Nilam menatap ke arah tuannya ini. "Mau saya buatin Pak?""Kamu nggak capek emangnya?""Enggak kok Pak. Orang cuma sebentar aja kok.""Oke deh. Minta tolong antar ke depan ya. Sekalian mau ngerokok!" titah Jean disertai senyum tipisnya."Baik Pak. Siap."Tanpa basa-basi, gadis berkulit putih ini langsung menyiapkan kopi sesuai dengan apa yang Jean inginkan. Dan tak kurang dari 5 menit, kopi pun siap disajikan."Silahkan di minum Pak kopinya!" Suara lembut Nilam, membuat lamunan Jean buyar. Ia pandangi gadis ayu itu sebelum melemparkan senyum manisnya."Terima kasih ya. Maaf lo, malem-malem gini masih minta tolong dibuatin kopi.""Nggak masalah Pak. Toh ini juga udah tugas saya kan?"Jean menganggukkan kepalanya. Ucapan Nilam ada benarnya. Tapi bukan berarti, dia akan seenaknya memanfaatkan perempuan itu bukan? Karena pasti Nilam juga lelah karena seharian bekerja."Kamu nggak tidur?""Iya Pak ini mau tidur.""Udah ngantuk?"Nilam bingung kenapa ditanya sepe

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-04

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Terjebak pt 02

    "Semenakutkan itu ya Pak?"Jean menoleh ke arah sekertarisnya, alisnya berkerut penuh rasa ingin tau."Kata bapak, moment itu bikin bapak trauma. Berarti itu sesuatu yang sangat menakutkan. Ya kan?""Hm. Rasanya duniaku serasa berhenti berputar. Semuanya kacau. Rasa takut, khawatir, sedih, marah, semuanya bercampur jadi satu hari itu."Nilam mendengarkan cerita Jean dengan seksama. Membiark pria itu mengeluarkan uneg-unegnya. Sampai...“Pak Jean...” suara Nilam nyaris berbisik. “siapa orang yang beruntung itu?"Jean menegang sesaat, lalu tersenyum samar. "Hm?""Apa itu istri bapak?"Jean menarik sudut bibirnya. Ia tersenyum penuh makna. "Menurut kamu?"Nilam berdecak. "Itu bisa aja istri bapak, atau cinta pertama bapak, atau anak Pak Jean?" Ia menggaruk bawah dagunya. "Aku gak tau."Jean tersenyum kecil melihat Nilam yang terus berspekulasi. Ia menatap gadis itu dengan lembut, matanya sedikit melembut di balik ekspresi tenangnya.Tiba-tiba, lift kembali bergetar, membuat Nilam terlonj

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Terjebak Berdua

    “Eh?!” seru Nilam. "Kenapa ini?!" Nilam panik karena tiba-tiba lampu mati. Dan parahnya lagi, kejadian ini datang di saat yang tidak tepat.Begitu lampu lift padam sepenuhnya, suasana langsung berubah mencekam. Gelap yang pekat menyelimuti ruang sempit itu, hanya tersisa suara napas Nilam yang mulai tidak teratur. Ia buru-buru merogoh ponselnya dan menyalakan flashlight, cahaya putih redup sedikit membantu menerangi ruangan, tapi justru membuat bayangan-bayangan di dinding lift terasa lebih menakutkan. Sedangkan Jean segera meraba panel lift, menekan beberapa tombol, tetapi tidak ada respons. “Mungkin lstriknya mati,” gumamnya dengan nada datar, meskipun ekspresi wajahnya mulai sedikit serius. Nilam menggigit bibir bawahnya cemas. “Terus gimana dong Pak?" tanyanya dengan suara gemetar, ekspresi wajahnya terlihat seperti ingin menangis.Jean meliriknya sekilas, lalu menghela napas panjang. “Tenang, Nilam. Ada genset di gedung ini. Harusnya sih ini gak akan lama.” Ia lalu merogoh po

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Gara-gara Satu Orang

    "Si tengil?" Nilam mengerutkan dahinya. "Siapa yang bapak maksud?""Menurut kamu?"Nilam terdiam, mencoba mencerna ucapan Jean. "Maksud bapak, si Dewa?" tanya perempuan itu dengan polosnya.Wajah Jean semakin kusut. Namun masih bisa dia sembunyikan dengan baik dengan ekspresi datarnya. "Aku tau kamu sedang kasmaran dan ingin menceritakan semua yang kalian lakukan malam minggu kemarin, tapi kamu juga harus kerja yang bener!"Nilam melotot tidak percaya mendengar perintah Jean. "Setengah jam? Pak, ini kan rangkuman hasil rapat. Gimana bisa selesai secepat itu?" protesnya dengan nada sedikit panik.Jean hanya menyilangkan tangan di dada, menatap Nilam dengan tatapan dingin. "Kalau kamu gak banyak ngobrol di kantin, waktumu gak akan terbuang sia-sia. Sekarang buktikan kalau kamu bisa profesional. Aku kasih waktu 30 menit. Kalau gak selesai, konsekuensinya kamu harus lembur." "Lembur?!" Nilam menatap Bosnya dengan pandangan tak percaya. "Pak, itu gak adil. Lagian kan tadi juga masih jam

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bapak Kok Gitu?

    Nilam duduk di kantin bersama Rina dan Talita saat jam makan siang tiba. Di depannya ada semangkok mie yamin yang sama sekali belum disentuh. Ia hanya mengaduk-aduknya dengan garpu, pikirannya melayang entah ke mana. "Eh, Mba Nilam," panggil Talita sambil meminum jus jeruknya. "Kamu kenapa sih? Dari tadi diem aja?Pasti mikirin Pak Jean, ya?" tanyanya iseng, dengan nada menggoda. Nilam langsung mendongak, wajahnya berubah merah. "Hah? Nggak, kok!" bantahnya cepat. "Ngapain juga aku mikirin dia?" "Serius? Gak mikirin dia?" "Gaklah. Aku malah lagi sebel sama dia," balas Nilam dengan pipi menggembung. Teringat bagaimana Jean memarahinya perkara dia kurang hati-hati di depan karyawan lainnya beberapa waktu yang lalu. "Sebel? Kenapa?" tanya Talita bingung. "Barusan Nilam kena omel karena gak fokus di tempat kerja," sahut Rina— yang langsung menjawab rasa ingin tau Talita. "Hah? Tumben?" Talita sedikit syok, "gak biasanya banget Pak Jean kayak gitu." Nilam mendengkus, tak berniat me

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Uring-Uringan

    Suasana ruang rapat terasa tegang kali ini. Tim marketing duduk berjejer di meja panjang, beberapa dari mereka ada yang mengamati laptop masing-masing. Sedangkan Jean, dia duduk di ujung meja, matanya menatap tajam layar proyektor yang menampilkan slide presentasi yang sedang dipaparkan oleh salah satu anggota tim marketing bernama Bobby."Berdasarkan data yang kami peroleh, tren penjualan pada kuartal ini menunjukkan peningkatan sebesar 12% dibanding kuartal sebelumnya,” jelas Bobby dengan nada percaya diri, sembari menunjuk grafik pada layar. Namun, alih-alih puas, Jean mengerutkan keningnya. Ia mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja, gestur yang sangat dikenali timnya sebagai tanda bahwa ia tidak puas.“12%?” Jean memotong penjelasan Bobby, suaranya tegas dan terdengar agak dingin. “Kenapa hanya 12%? Padahal strategi yang kalian usulkan bulan lalu menjanjikan peningkatan minimal 20%. Apa ada yang salah di implementasinya?” “Pak, dengan segala hormat,” Bobby memulai, mencoba terdeng

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dia Kenapa?

    “Kenapa Mama kayak takut aku tahu lebih banyak?” tanyanya, suaranya pelan namun penuh tuntutan. Bu Mala menarik napas panjang, lalu melepaskan genggaman tangannya. “Bukan soal takut, sayang. Mama cuma gak mau kamu terjebak di masa lalu. Kamu berhak dapat hidup yang lebih baik."Nilam terdiam. Ia tahu Mamanya sedang menyembunyikan sesuatu, tapi ia juga tahu percuma jika ia terus mendesak saat ini."Coba ambil hikmahnya, Nilam. Tuhan jelas punya alasan kenapa ngasih kamu amnesia. Jelas Dia mau kamu melupakan semua kenangan itu."Nilam merasa kecewa mendengar balasan sang Mama. Hatinya berkata jika ada sesuatu yang janggal."Tapi Ma...""Cukup ya Nilam sayang! Mama gak mau bahas itu lagi." Bu Mala menatap putrinya dengan sorot memohon. "Dan jangan ungkit soal masa lalu kamu sebelum amnesia ya! Mama mohon..."Nilam ingin membantah. Ia ingin tau semuanya. Tapi melihat tatapan memohon ibunya, menjadikannya lemah. “Iya Ma,” jawabnya akhirnya, meskipun dengan sangat terpaksa.Bu Mala tersen

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Apa Yang Mama Sembunyikan?

    Pagi itu, Nilam turun ke ruang makan dengan langkah gontai. Wajahnya pucat, matanya sedikit sembab karena kurang tidur. Rambutnya diikat asal, menunjukkan betapa ia bahkan tak peduli pada penampilannya pagi itu. Di meja makan, Bu Mala sang Mama tampak sedang menyiapkan sarapan. Ia mendongak ketika mendengar langkah kaki Nilam di tangga. “Ya ampun, Nilam. Kok mukanya lesu banget? Pasti semalam kamu begadang gara-gara nonton drakor kan?” tanya Bu Mala dengan nada sedikit marah. Walaupun kemarahannya itu adalah bentuk rasa khawatirnya sebagai orang tua.Nilam mengambil gelas jus di depannya tanpa berkata apa-apa. "Aku abis mimpi buruk, Ma."“Mimpi buruk apa?” Bu Mala mendekat, menatap Nilam dengan pandangan khawatir. “kok bisa-bisanya kamu jadi susah tidur abis mimpi itu?"Pertanyaan itu membuat tubuh Nilam sedikit kaku. Ia menatap Bu Mala sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke arah meja makan. “Cuma mimpi random aja sih, Ma. Tapi bikin rada OVT," jawabnya pelan.“Gak usah terla

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Itu Milikku

    "I love you."Nilam tercekat. Ia berdiri mematung, tak bergerak kecuali matanya yang berkedip beberapa kali, serta mulutnya yang sedikit terbuka itu. "P- Pak Jean? Ke- kenapa tiba-tiba bapak—""Kenapa? Aku sedang berbicara apa adanya, Nilam. Aku mencintaimu."Nilam nyaris menjatuhkan dokumen yang dia pegang. Dia tak punya ekspetasi mengenai pernyataan cinta yang mendadak terlontar dari bibir sang Bos. "T- tapi Pak. Ini...""Kamu kaget?"Nilam mengangguk. "Jelas dong Pak. Saya gak nyangka bapak bakal bilang seperti itu ke saya."Jean beranjak dari duduknya, menghampiri perempuan itu dan menarik berkas yang ada di tangan Nilam. "Aku sudah lama ingin menyampaikan perasaan ini padamu. Tapi aku berani mengatakannya sekarang."Nilam menelan ludah. Jarak Jean yang begitu dekat serta kalimat yang pria itu ucapkan nyaris membuat Nilam hangover. "Apa itu alasan bapak baik banget ke saya selama ini?" tanya Nilam pelan."Hm.""Tapi kenapa Pak?" Ia memandangi Jean dengan wajah terharu. "Kenapa bap

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kencan Dengan Dewa

    "Kamu kenapa? Kok dari tadi diem aja?"Nilam tersentak dan buru-buru tersenyum. "Eh, gak apa-apa, kok.""Kamu masih mikirin masalah sama Pak Jean tadi?" tebak Dewa sambil menurunkan standar motor.Nilam menggeleng cepat, tapi raut wajahnya sulit menyembunyikan kegelisahan. "Sedikit sih. Tapi gak usah dibahas deh!"Dewa memiringkan kepala, seolah tak yakin dengan jawaban Nilam. Namun, ia memutuskan untuk tidak memaksa. "Oke. Tapi kalau kamu ada apa-apa, bilang ya. Jangan pendam sendiri."Nilam mengangguk pelan, berusaha tersenyum. "Iya, aku tau kok. Ayo masuk, aku udah laper."Dewa mengangguk, ia mengikuti Nilam di belakangnya. Keduanya melangkah masuk ke restoran bernuansa modern dengan aroma khas makanan Western yang menggugah selera.Beberapa saat setelah keduanya duduk, seorang pelayan berbaju gelap menyambut mereka dan menyodorkan buku menu pada masing-masing.Dewa membuka buku menu sambil melirik Nilam. "Jadi, kamu mau pesan apa? Steak? Pasta? Atau kamu pengen yang lain?" tanyany

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status