Share

Kok Nyalahin Aku?!

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 15:23:04

Suara gebrakan meja yang cukup keras itu membuat mereka bertiga langsung terjingkat.

Nilam dan kedua temannya seketika memasang ekspresi horor ketika melihat Elisha berdiri dengan wajah memerah karena marah.

"Kalian ini! Bukannya mulai bekerja! Malah gosip yang enggak-enggak!" amuk Elisha dengan bersungut-sungut.

"Bu— Bu Elisha." Kedua teman Nilam yang kaget langsung bersembunyi di belakang Nilam. Seolah minta perlindungan.

"Siapa yang mulai duluan?! Pasti kamu kan?!" Elisha mendekati Nilam lalu menarik lengan perempuan itu dan mencengkramnya kuat.

"Lepasin Bu! Ini sakit!" desis Nilam sambil memicing tajam ke arah Elisha. Dia mencoba melindungi dirinya saat Elisha mulai main kasar dengan menahan balik pengelangan tangan wanita 28 tahun di depannya.

"Udah tau ini sakit, tapi kenapa kamu terus cari gara-gara sama aku, hah? Nggak capek kamu ngurusin hidupku?"

Nilam berdecih. "Ibu jangan mutar balikkan fakta ya! Yang kepo sa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kapan Kita Menikah?

    "Gimana Pak?""Ya udah. Kamu kerja aja kayak biasanya. Abis ini aku minta Elisha buat siapin apa yang kamu minta."Jawaban tegas Dikta membuat Nilam bernafas lega. Ia langsung tersenyum lebar sambil mengucapkan terima kasih. Sedangkan Elisha, semakin dongkol saja karena Dikta terus membela Nilam sejak tadi."Pokoknya aku nggak mau bikin sertifikat buat dia. Kalau kamu mau, ya buat aja sendiri!" Elisha melipat kedua tangannya di dada. Ia begitu tegas menolak permintaan Dikta walaupun bosnya itu tidak bicara secara langsung."Kamu kenapa sih tadi uring-uringan terus?" Dikta mendekati Elisha, menyentuh pundaknya, tapi sayang— Elisha langsung menepis tangan pria itu begitu saja."Udah dong, Sha! Jangan kayak anak kecil gini!""Abisnya kamu belain Nilam terus!" ketus Elisha."Dia itu cuma bocah, Sha. Ngapain ngeladenin dia?" Dikta agak frustasi menghadapi Elisha yang super keras kepala. "Lagian, dia itu anaknya temen Mama, ja

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Dipermainkan

    Pria dengan setelan kemeja warna putih dengan celana berwarna hitam tersebut kembali menghampiri Elisha sebelum berucap, "Mungkin kata-kata yang aku ucapkan, terdengar sangat sadis dan akan membuat kamu sakit hati. Tapi kamu harus sadar Elisha— bahwa seorang Pradikta, nggak akan mungkin menikahi seorang janda beranak satu seperti kamu."Hati Elisha berdenyut sakit ketika mendengar ucapan Dikta. Batinnya terasa sesak dan perih dengan fakta yang dilontarkan oleh sang atasan."Jelas dari status aja, kita udah jauh beda. Jadi aku mohon, mending kamu kubur dalam-dalam aja keinginan kamu untuk menjadi istriku. Paham?"Elisha memejamkan matanya. Semakin dibiarkan, Dikta justru semakin melukai perasaannya. "Kamu keterlaluan!""Bukan aku yang keterlaluan, tapi kamu yang gampang banget ditipu," pungkas Dikta sambil menyentuh pipi Elisha yang memerah. " Coba kamu sedikit jual mahal seperti Nilam, pasti rumah tangga kamu akan baik-baik saja.""Tapi s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Di Hotel Berdua

    "Cari hotel aja gimana?"Tuk!"Awww..." Nilam memegangi keningnya yang baru saja jadi korban sentilan Jean. "Sakit kak!" protesnya."Ya lagian, kamu ini. Kirain bakal nolak pas aku godain, malah ngajak check-in!"Nilam menyipitkan matanya sambil berbisik, "Salah sendiri nantangin. Ditantang balik kamu yang panik kan?"Jean menjilat bibirnya sambil berkata, "Ya udah. Kamu mau ke hotel mana?"Nilam menelan ludah. Panik sedikit tapi masih berusaha tenang seolah tidak terjadi apa-apa. "Hotel ya? Emm... Terserah kamu aja.""Oke. Masuk mobil dulu! Nanti aku pikirkan kita mau check-in di hotel mana," gumam Jean sambil menahan diri agar tetap cool. Walaupun dia setengah mati ingin tertawa karena melihat ekspresi panik Nilam di depannya.Gadis itu hanya menurut dan duduk di samping kursi kemudi. Dia sudah seperti anak ABG yang mau diculik Om-om. Ekspresi wajahnya super duper lucu menurut Jean.*"Kita s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Si Polos

    "Nih...""Em?!""Aku nyariin ini dari tadi."Gadis cantik itu semakin bingung ketika Jean menyerahkan sebuah brosur ke arahnya. "I- ini apa?""Itu brosur yang aku dapat saat meeting kemarin. Isinya menu baru di hotel ini. Aku tanya ke beberapa teman, katanya makananya enak dan rekomended. Makanya aku ngajak kamu ke sini."Nilam melongo. Ia menatap Jean yang tersenyum tanpa dosa ke arahnya. Bentar-bentar, mereka miss-com lagi kah?"Kamu mau pesen yang mana? Aku udah lapar nih?"Nilam menerima brosur itu dari pria yang masih berdiri di depannya. Sumpah, wajahnya sudah sangat merah. Gerak-gerik nya juga begitu canggung saat menyadari Jean hanya menggodanya."Kurang ajar!" Nilam memukulkan kertas tipis itu ke arah sang pacar. "Jadi daritadi kamu cuma ngerjain aku doang?""Lah? Kamu baru ngeh?""Akhhh! Sialan!" Nilam berdiri sambil berusaha memukul-mukul pelan lengan Jean. "Kurang ajar! Daritadi aku

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Mama Kenapa?

    Qila berdiri di depan pintu kamar Mamanya dengan wajah panik. Jantungnya berdebar, air matanya terus mengalir bersamaan dengan keringat dingin di tubuhnya. Anak mana yang tidak khawatir saat mendengar suara teriakan sang mama. Yang diiringi dengan jatuhnya beberapa barang pecah bela."Mama... Mama kenapa Ma? Mama..." Usia Qila memang masih 8 tahun. Tapi dia cukup peka dengan kondisi sekitarnya, termasuk sang Mama."Mama! Mama kenapa?!" Ia terus mencoba untuk memanggil Elisha agar segera keluar dari kamarnya. Tapi, sang Mama sama sekali tidak menggubris ucapannya."Mbak Qila..."Mendengar suara sang bibi ART, Qila pun langsung menghampiri wanita paruh baya itu dan memeluknya erat."Bi, Qila takut bi... Daritadi Mama teriak-teriak terus." Sambil menangis, Qila menceritakan apa yang sedang terjadi pada sang Bibi."Mbak qila tenang dulu ya!" pinta sang bibi."Apa kita telfon Papa aja ya Bi? Biar Papa ke sini buat ngeliat Mama? Qila beneran takut Bi," saran bocah itu dengan mata berkaca-ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Terpantau Caper

    "Qila, Mama mana Nak?" tanyanya dengan nada cemas."Mama di atas Pa," jawab Qila masih sambil menangis.Setelah mendengar jawaban putrinya, Jean pun naik ke lantai 2 di susul Nilam di belakangnya. Gadis itu sebenarnya tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi pada Elisha. Tapi dia harus ada di sana untuk jaga-jaga kalau seandainya Elisha sok caper di hadapan Jean."Elisha! Elisha!" Jean mengetuk pintu dengan tidak sabaran. Ia juga tidak lupa memanggil nama mantan istrinya beberapa kali supaya Elisha mau keluar. "Elisha! Kamu ngapain di dalam? Ayo keluar Sha! Ini aku, Jean!"Tidak ada jawaban. Suasana di dalam kamar yang hening membuat wajah Jean tampak pasi. Ia menatap Nilam dengan pandangan yang sulit diartikan."Elisha! Buka pintunya, Sha! Kamu kenapa Sha? Ayo cerita sama aku! Jangan diem kayak gini?"Masih hening."Sha! Kalau kamu nggak keluar, aku bakal dobrak pintunya!" ancam Jean. Tapi lagi-lagi janda cantik itu tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kamu Takut Kan?

    "Gimana? Udah tenang?" Itulah yang Jean tanyakan pada Elisha, tepat ketika mantan istrinya menyodorkan cangkir teh yang baru saja diminum olehnya.Elisha menganggukkan kepalanya. Dibanding beberapa saat lalu, perempuan itu memang lebih rileks sepertinya. "Makasih ya Mas.""Sebenarnya kamu ini kenapa? Kok bisa kamu marah-marah kayak tadi?" tanya Jean lagi. Ia sempat meletakkan cangkir yang dia terima dari Elisha dan menaruhnya ke atas meja."Kenapa kamu heran, kak? Bu Elisha itu udah sering kok marah-marah nggak jelas kalau di kantor." Nilam tadinya tidak mau terlalu ambil pusing, tapi melihat Elisha bersikap dramatis seperti beberapa waktu yang lalu, dia jadi dongkol setengah mati.Elisha melirik tajam ke arah Nilam. Yang tentu saja dibalas acuh oleh putri tunggal Bu Mala tersebut."Aku cuma sedikit kesal sama diriku sendiri Mas," jawab Elisha lirih. Mimik wajahnya dibuat sesedih mungkin agar orang lain— atau lebih tepatnya Jean, menjadi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Bocah Kemarin Sore

    "Kamu ini masih bocah. Anak kemarin sore. Tau apa soal hati dan perasaan orang lain?""Aku emang masih noob soal percintaan Bu Elisha," balas Nilam dengan nada penekanan. "Tapi aku tau betul gimana cara mempertahankan apa yang aku punya.""Maksud kamu apa ngomong gitu? Kamu pikir aku bakal rebut Mas Jean dari kamu?" sahut Elisha ketus.Nilam melipat kedua tangannya di depan dada. "Iya. Aku emang ngerasa gitu, Bu. Apalagi sejak Dikta nolak ibu.""Sok tau kamu.""Bukan sok tau. Tapi emang tau.""Kamu nguping?""Iya. Maklumin ya bu, kepo soalnya.""Nggak tau malu kamu!" amuk Elisha. Rasanya dia sudah benar-benar muak pada Nilam."Dikira ibu enggak?" Nilam mengangkat dagunya. Ia mendekati Elisha tanpa rasa takut sama sekali. "Sekarang apa niat ibu kayak tadi? Mau caper di depan kak Jean ya?"Elisha sudah mengangkat tangannya. Bersiap untuk menampar gadis itu."Elisha!!!" Tapi sayangnya Jea

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Elisha... Di mana?

    Di sebuah sel sempit dan dingin, seorang wanita duduk termenung. Tubuhnya sedikit lebih kurus dari terakhir kali dunia melihatnya, tetapi matanya tetap menyala—bukan dengan kelembutan, melainkan dengan ambisi yang seperti sebelumnya.Tangan rampingnya mencengkeram kain lusuh yang membalut tubuhnya. Bibirnya bergetar, bukan karena udara yang dingin, tetapi karena emosi yang ia tahan selama ini. Mereka benar-benar berpikir bisa melupakannya begitu saja?Ia menutup matanya, mengingat kembali hari-hari sebelum semuanya berubah. Dulu, hidupnya sempurna. Ia punya segalanya—cinta, kehormatan, kehidupan yang diimpikan banyak orang. Tapi dalam sekejap, semuanya direnggut darinya. Dan kini, dari balik jeruji besi, ia hanya bisa mendengar kabar bahwa seseorang telah menggantikan posisinya. Tangannya mengepal kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Amarah itu masih ada, membara lebih kuat dari sebelumnya. Ia menunduk, rahangnya mengeras.Wanita itu— Elisha.Ia masih duduk diam di sudut selny

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dilamar

    “Kita mau ngapain, Pak?” tanya Nilam dengan suara pelan begitu mereka berdua memasuki kamar Jean. Namun, alih-alih menjawab, Jean justru menyudutkan Nilam ke dinding, membuat gadis itu terjebak di antara tubuh tegapnya dan tembok yang terasa dingin di punggungnya. Tatapan pria itu begitu dalam, menusuk hingga ke lubuk hati. Jarak mereka yang begitu dekat membuat Nilam tak tahu harus berbuat apa. Rasanya ia ingin kabur, tapi kedua kakinya seakan membeku di tempat. “P— Pak?” suara Nilam bergetar, jantungnya berdebar hebat. “Tutup mata kamu dulu!” bisik Jean dengan nada lembut yang menggelitik telinganya. “Tapi…” Jean tersenyum kecil. “Ayolah, Nilam. Aku nggak akan macam-macam, janji.” Melihat tatapan penuh keyakinan itu, Nilam akhirnya menurut. Ia menarik napas dalam, lalu perlahan memejamkan mata. Jean menatap wajah polos di depannya dengan senyum penuh arti. Jari-jarinya terangkat, menyentuh pipi Nilam dengan lembut. Ia bisa merasakan tubuh gadis itu sedikit menegang,

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sst, Ayo Ikut!

    "Jadi Mba gak mau tidur sama Qila, ya?" Qila menundukkan kepalanya dan tak berani menatap Nilam.Nilam yang memperhatikan dengan seksama dan melihat ada cairan bening yang terbendung di mata Qila pun berhenti untuk menggoda Qila.Tentu saja Nilam hanya bercanda dan ia bersedia mengikuti apa yang diinginkan gadis kecil kesayangannya itu tanpa menggerutu ataupun kesal.Nilam langsung memeluk dan berusaha untuk menghibur Qila agar ia tidak bersedih karena kejahilan Nilam."Mbak cuma bercanda, kok, Qila! Jangan sedih gitu, dong!" Nilam mengusap rambut Qila lembut.Jean yang tahu jika Nilam tak serius dengan apa yang ia lakukan tetap diam dan mengamati dari kejauhan."Dasar, anak ini!" Celetuknya mengatai Nilam.Justru Jean merasa gemas karena tingkah Nilam yang layarnya seorang bocah juga sampai-sampai ia ingin menerkamnya."Sabar, sabar, harus menunggu sampai Qila tidur! Harus bisa menahan sabar," gumam Jean menenangkan dirinya dari hasratnya yang hendak bergejolak.Qila yang tadinya tak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tidur Bareng

    Akhirnya spaghetti Aglio Olio yang dibuat dengan susah payah sudah siap dihidangkan. Keduanya sampai berpeluh keringat layaknya tengah lomba memasak."Wow! Masakan kita keren banget, ya, Mbak! Qila jadi gak sabar buat nikmatinnya!" seru Qila yang bersemangat."Ya udah kalau gitu, sekarang kita hidangkan dulu! Kamu panggil Papa, ya? Biar Mbak yang siapin semuanya ke meja makan," ujar Nilam. "Tapi sebelumnya kita bersihkan diri dulu! Lihat, tuh! Kaya badut!" sambungnya menahan tawa.Qila pun memperhatikan dirinya sendiri dari yang memang dalam keadaan berantakan. Keduanya saling bertatap mata dan tiba-tiba tertawa.Jean yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik mereka begitu gemas dan bahagia karena keakraban yang terjalin di antara keduanya.Sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan melukiskan senyuman di wajahnya, Jean bergumam, "Dasar anak-anak!"Jean pun berlalu meninggalkan mereka berdua yang masih asyik sendiri, menunggu keduanya memanggil dirinya untuk mencicipi hidangan yang su

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Masak Bareng

    SLAAP!Nilam tersentak bangun dari tidurnya. Dadanya naik turun, napasnya memburu. Ia meraba keningnya yang basah oleh keringat dingin. Sekelilingnya masih sunyi, hanya suara detak jam di ruang tamu yang terdengar jelas. Matanya melirik ke arah pintu. Tidak ada siapa-siapa. Tidak ada Elisha. Tidak ada pertengkaran. Hanya dirinya sendiri yang masih duduk di sofa dengan jantung berdegup kencang. "Astaga… mimpi?!" Nilam meremas ujung bajunya, mencoba menenangkan diri. "Kenapa aku mimpi Elisha lagi sih?"Gadis itu menelan ludah, merasa tak nyaman dengan mimpi aneh barusan. Apakah ini pertanda buruk? Atau hanya sekadar mimpi karena ia terlalu khawatir dengan hubungan mereka? "Aduh, kenapa aku jadi kepikiran dia lagi, sih?" gumamnya sambil mengacak-acak rambut sendiri. Ia bersandar ke sofa, mencoba berpikir jernih. Toh, kenyataannya Jean sendiri yang bilang kalau dia sudah cerai. Dan Jean bukan tipe pria yang suka bermain-main dengan kata-katanya. "Lagian, aku juga gak mungkin j

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Jauhi Suamiku

    "Kamu siapa? Ngapain di rumahku?!" bentak wanita itu dengan tatapan tajam. Nilam mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memahami situasi. Wanita yang berdiri di hadapannya tampak anggun dengan balutan pakaian kantoran yang rapi. Rambut panjangnya tersisir sempurna, wajahnya terlihat cantik meski sorot matanya dipenuhi kebencian. "Maaf, tapi siapa ya?" tanya Nilam, masih bingung. Nilam seperti pernah lihat, tapi lupa di mana.Wanita itu mendengus, lalu melipat tangannya di depan dada. "Harusnya aku yang nanya! Kamu siapa? Ngapain di rumahku? Atau jangan-jangan kamu ini maling ya!" Nilam sontak membelalakkan mata. "Apa?! Maling? Aku bukan maling!" "Lalu kamu siapa?!" "Aku pacarnya Jean!" tegas Nilam, tak ingin dituduh yang bukan-bukan. Sejenak, ekspresi wanita itu berubah. Namun, detik berikutnya dia justru terkekeh sinis. "Pacar? Jangan becanda! Aku istrinya!" Deg! Nilam menelan ludah. "Tapi… bukannya kalian sudah cerai?" Elisha—wanita itu—menyipitkan matanya. "C

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Harus Waspada

    Nilam mengangguk, kali ini ekspresinya berubah sedikit lebih serius. "Iya, aku yakin. Aku gak tahu kenapa dia ngikutin aku terus, tapi rasanya aneh aja."Jean menggenggam tangan Nilam erat. "Mulai sekarang, kamu hati-hati, ya. Kalau ada yang aneh, langsung kasih tahu aku. HARUS!" tekan Jean."Aku juga akan minta pihak kepolisian buat cari tau siapa dia. Karena gak mungkin kalian bisa kebetulan bertemu sampai beberapa kali."Nilam mengangguk paham dan patuh pada perintah Jean. Tangannya menggenggam erat lengan pria itu, merasa sedikit lebih tenang dengan kehadirannya. "Aku ngerti, Pak. Aku bakal lebih hati-hati," ujar Nilam dengan suara pelan. Jean masih terlihat tegang. Ia mengusap punggung tangan Nilam dengan ibu jarinya, berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja."Dan satu lagi!" Jean menatap Nilam dengan ekspresi serius. "Jangan mudah terkecoh hanya karena penampilan cowok itu ganteng. Paham?"Nilam mencebikkan bibirnya dan mengangguk. "Kalau itu ak

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Selalu Waspada

    "Hai Nilam."Si empunya nama semakin kebingungan. Terlebih ketika lelaki itu mengetahui siapa namanya."K- kamu siapa ya?" tanya Nilam pada cowok berhoodie hitam, memakai masker, dan celana panjang warna senada. Dari suaranya, memang terdengar tidak asing. Tapi wajahnya— wajah itu tidak pernah ia lihat sebelumnya.Penampilan misterius seperti itu tentu saja membuat Nilam menjadi sedikit was-was sehingga mundur beberapa langkah."Kamu lupa ama aku?""Hn?"Gimana dia bisa tau siapa cowok di depannya, jika penampilan orang itu aja sangat mencurigakan."Aku beneran ga inget."Cowok itu menurunkan maskernya. Membuat wajahnya terlihat jelas sekarang.Tapi— lagi-lagi Nilam hanya bisa menggelengkan kepalanya karena tidak bisa mengingat wajahmu udah di depannya.Bahkan meskipun pemuda itu sudah memperlihatkan wajahnya, tapi Nilam masih belum mengingat apapun."Nilam..."Saat pemuda itu akan mengatakan sesuatu, terdengar suara teriakan Jean dari kejauhan."Kalau gitu aku permisi dulu ya. Semog

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamar Kedap Suara

    "Nanti, di kamar ini, kita bakal produksi baby Je-Ni." Sambil mengecupi pelipis Nilam, Jean mengungkap apa yang dia pikirkan."B-baby Jeni?" Nilam mengerutkan keningnya."Iya, Jean Nilam junior maksudnya."Pipi Nilam kian memanas. Ia hampir meledak karena kata-kata pria itu."Karena sebelah langsung kamarnya Qila, jadi aku sengaja bikin ruangan ini kedap suara. Biar nanti pas kamu jerit keenakan ga kedengeran Qila," goda Jean makin menjadi-jadi.Nilam langsung berbalik. Ia menatap Jean dan langsung menjewer kupingnya sampai duda ganteng itu kesakitan."Jangan mancing-mancing ya!""Mancing gimana? Aku bicara sesuai fakta.""Fakta apanya! Kamu ngomongnya ngaco, Pak!" tukas Nilam dengan nada tegas.Jean meringis. Ia mengusap pipi Nilam lembut, sementara matanya tak pernah lepas dari wajah ayu sang kekasih. "Apa kamu perlu bukti?"Nilam makin syok."Kalau mau bukti, aku bisa kok nunjukin itu sekarang." Jean semakin intens menggoda perempuan itu.Nilam mendelik. Ia dorong wajah Jean hingga

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status