Share

Kamu Gak Kesiapan?

last update Last Updated: 2024-10-24 19:34:58

"Kenapa kamu mikir gitu?"

"Aku tau betul posisi anak-anak brokenhome, karena aku juga mengalaminya, kak. Aku bisa merasakan sakitnya Mbak Qila karena harus pisah sama orang tuanya," Nilam makin sesenggukan.

Kisah masa kecilnya dulu sama pahitnya dengan Qila. Tapi bedanya, papanya dulu tidak sebaik Jean, yang masih berusaha mencarinya dan menghubunginya meski pisah rumah. Sedangkan Papanya sendiri, setelah pergi dengan selingkuhannya, papanya justru menghilang tanpa kabar. Dan baru muncul lagi beberapa tahun ke belakang dengan tanpa rasa bersalah pula.

"Lagi-lagi, karena keegoisan orang dewasa, anak-anak harus jadi korban." Nilam benar-benar tak kuasa menahan kesedihannya. "Padahal, disaat seperti ini, pasti dia sangat butuh sosok papanya— tapi karena keadaan, dia nggak bisa ketemu dan merasakan kasih sayang papanya lagi."

Jean berdiri dari duduknya dan pindah tepat di sebelah Nilam. Ia menarik belakang kepala Nilam dengan lembut dan memeluknya. T
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Nurul Huda Noyhuda
kenapa diulanggggggg...
goodnovel comment avatar
Aghnia Putri
gak jelas. susah susah cari koin diulang
goodnovel comment avatar
Aghnia Putri
korupsi koin ya lo
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sentuhan Hangat (21+)

    "Emang kamu nggak kesepian?" tanya Dikta dengan nada seduktif."Sidang putusan cerai ku saja baru besok, masa aku udah ngomongin pasangan? Gimana kata orang-orang coba?" tanya Elisha balik. Ia memutar kepalanya ke belakang agar bisa melihat wajah sang atasan."Kenapa harus memikirkan orang lain? Kan kita yang jalanin?""Sama aja, Pak. Aku masih belum siap denger cacian orang-orang."Dikta menghela nafas panjang. Dia meminta Elisha bangun agar bisa membalik badannya dan berhadapan langsung dengan dirinya."Mungkin psikis kamu emang belum siap sama omongan orang lain, tapi— gimana sama ini?" Dikta menelusuri bibir Elisha dengan menggunakan jari telunjuknya. "Ini..." Lalu turun ke bawah melewati dagu dan leher jenjang sang sekretaris.Elisha memejamkan mata sembari menahan nafas saat jari Dikta mulai melewati perpotongan dadanya hingga ke pusar."Dan ini?" tanya Dikta lagi sambil menghentikan jarinya di tengah-tengah kedua

    Last Updated : 2024-10-25
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Aku Boleh Datang?

    "Besok, aku boleh kan datang ke sidang kamu dan Jean?""Buat apa?""Ya aku ingin menunjukkan pada Jean, jika selingkuhan seorang Elisha bukanlah orang sembarangan."Wanita 28 tahun itu langsung menyikut perut bosnya. Pelan sih, tapi berhasil membuat Dikta mengaduh. "Kan tadi aku udah bilang, kalau kamu nggak usah aneh-aneh! Aku malas ribut ama Jean."Dikta menjatuhkan kembali tubuhnya di atas ranjang. Capek juga mengambil posisi miring dengan sikunya sebagai tumpuan. "Padahal aku udah begitu percaya diri buat muncul di hadapan Jean.""Kapan-kapan pasti ada waktu buat pamer ke Jean dan nunjukin siapa kamu sebenarnya. Tapi— enggak sekarang." Sambil berkata begitu, Elisha mencoba bangun dari posisi tidurnya. "Aku mau ke kamar mandi dulu. Mau bersih-bersih.""Sekarang?""Iya. Badanku rasanya udah lengket banget.""Padahal— aku mau kita lanjut part dua.""Ngaco!" tukas Elisha sambil berlari kabur dari Dikta

    Last Updated : 2024-10-25
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Demi Qila

    "Gue sempat kepikiran sesuatu, Na..."Suara Nilam itu membuat Nana yang tadinya melamun, jadi kembali fokus memandangi gadis itu. "Apa? Lo ada niatan buat jujur?"Nilam menggeleng. Rambutnya yang dikuncir belakang tengkuk itu sampai ikut bergoyang ke kanan dan kiri."Enggak. Gue kepikiran ini barusan banget," jelas Nilam."Emang lo mikir apa?""Gue kepikiran, apa tabungan gue cukup buat beli rumah yang kemarin itu, supaya pas kak Jean datang, gue nggak ketahuan bohong," ucapnya dengan wajah yang begitu polos tanpa dosa.Nana melongo. Dia pikir Nilam memikirkan waktu yang tepat untuk jujur sama Jean, taunya malah kepikiran hal random seperti itu."Lo bener-bener ya! Kirain lo mau jujur tadi," gerutu Nana sambil menjitak kepala Nilam hingga si empunya mengaduh pelan. "Bisa-bisanya lo malah mau beli rumah orang demi nggak ketahuan."Nilam yang sedang menggosok kepalanya yang baru saja jadi korban Nana, hanya menden

    Last Updated : 2024-10-26
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Pengen Ketemu Papa

    ["Oke, Papa tutup dulu telfonnya ya! Bye Qila. I love you."] "Love you too Pa." Qila memasang wajah lesu ketika panggilan telfonnya dengan sang Papa berakhir. Ia menatap gurunya lalu mengembalikan benda hitam berbentuk persegi panjang tersebut pada wanita di sebelahnya. "Makasih bu, udah pinjemin Qila hape." Sang guru tersenyum. Ia usap kepala bocah berusia 8 tahun itu sambil berkata, "Sama-sama Qila. Nanti kalau kamu mau pinjem hape ibu buat telfon Papa kamu, bilang aja langsung ya!" Qila mengangguk pelan. "Kamu jangan sedih lagi! Fokus belajarnya ya! Kalau kamu butuh sesuatu, kamu tinggal bilang ke ibu." Qila hanya mengatakan iya dan berterima kasih karena wali kelasnya ini sangat baik padanya. "Bu guru, masuk kelas duluan ya. Kamu tunggu di sini sebentar. Jemputan kamu habis ini datang kok." "Iya Bu." Qila hanya patuh saat sang guru

    Last Updated : 2024-10-26
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Penasaran Parah

    Nilam berdecih. "Sampai rumah aja belom, gimana gue mau ngasih tau lo!"Nana cengengesan. "Iya juga sih."Mereka berdua berjalan ke arah depan. Hari ini Nana memang tidak bawa motor karena pacarnya mau jemput. Sedangkan Nilam, meminta tolong pada Surya untuk menjemputnya.Tapi baru juga di luar gerbang, keduanya melihat kerumunan di area halte yang membuat mereka penasaran."Ada apa ya, Na? Kok kayaknya rame banget?""Enggak tau. Ada kecelakaan mungkin," jawab Nana asal. "Liat ke sana yuk!""Ngapain?""Ya cari tau aja, siapa tau kita kenal ama korban, ya kan?"Nilam sebenarnya malas untuk melihat apa yang terjadi, tapi karena Nana terus menariknya, jadi mau tidak mau, perempuan berambut panjang ini pasrah saja saat di ajak mendekat."Nak, kamu jangan nangis ya! Ayo minum dulu!""Kamu hafal nomor telfon Mama atau Papa kamu?""Rumah kamu di mana? Kok bisa sampai sini?"Nilam dan

    Last Updated : 2024-10-27
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Aku Rindu Mama

    "Qila!"Melihat papanya berlari ke arahnya, tanpa pikir panjang, Qila langsung turun dari duduknya dan melompat ke arah pria berkemrja hitam tersebut."Papa..." Tangis bocah itu kembali meledak. Ia begitu senang bisa bertemu papanya setelah beberapa minggu berpisah. "Papa, Qila kangen..."Jean mendekap erat Qila seperti sesekor Koala yang sedang menggendong bayinya. Gadis 8 tahun itu terlihat begitu mungil saat berada dalam gendongan Papanya. "Qilaaa, Papa juga kangen sama kamu.""Papa kenapa perginya lama? Papa kenapa nggak mau nemuin Qila?" tanya gadis kecil itu sambil menangis di bahu papanya.Jean mengecup pelipis Qila sambil meminta maaf. "Maafin Papa sayang. Maafin Papa."Nilam yang berdiri tak jauh dari kedua orang itu hanya bisa mengulum senyum kecilnya. Jujur ia merasa terharu karena pertemuan ayah dan anak tersebut.*"Aku bersyukur banget, Qila ketemu sama kamu tadi. Coba kalau enggak ada kamu, mungki

    Last Updated : 2024-10-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Terpaksa Ikut Perintah Mama

    "Kamu mau balik?" tanya Jean sambil memperhatikan Nilam."Iya. Soalnya aku masih ada urusan." Nilam menjawab singkat."Mau dianter?""Enggak usah!" tolaknya. "Abis ini kamu kan masih harus nganterin Qila pulang."Jean ikut berdiri saat Nilam berpamitan pada Qila. "Makasih ya karena udah bantuin jelasin situasinya ke Qila," bisik pria itu pada Nilam. "Aku sempet bingung tadi mau ngomong apa ke Qila."Wanita itu tersenyum. "Sama-sama kak," ucapnya. "Oh ya, nanti kalau ketemu Bu Elisha, tolong jangan sampai ke pancing emosi ya! Apalagi di depan Qila. Walau pun Bu Elisha emang salah, tapi tolong tahan amarah kamu."Jean menatap gadis di depannya dengan wajah kagum. Disaat begini, Nilam masih sempat mengingatkannya untuk sabar. "Hm. Aku ngerti. Makasih udah ngingetin."Nilam tersenyum malu-malu. Kebiasaan yang sulit dia hilangkan jika sudah di depan Jean. Yah— memangnya siapa yang bisa menahan diri untuk tidak tersipu di hada

    Last Updated : 2024-10-28
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Elisha Panik

    POV ELISHA["Bu! Mbak Qila hilang! Sa- saya udah coba cari di sekitar sekolah tapi nggak ada."]Elisha yang baru keluar dari kamar mandi langsung lemas ketika mendapat kabar jika putrinya menghilang. Mungkin jika Dikta tidak ada di belakangnya, ia sudah ambruk ke lantai saking syoknya."Ada apa Sha?" tanya Dikta pada perempuan yang mulai menangis tersebut."Qi— Qila hilang Pak! Dia nggak ada di sekolah."Dikta melotot kaget. Dia bantu Elisha agar bisa berdiri dengan baik sebelum berkata, "Kamu tenang dulu!""Gimana aku bisa tenang! Qila menghilang dan aku nggak tau dia di mana, bagaimana, terus kalau terjadi sesuatu yang buruk gimana Pak?" tanya Elisha dalam satu tarikan nafas. Raut wajahnya terlihat begitu panik. Bahkan dia menggerakkan tubuhnya tanpa sadar karena terlalu cemas.Dikta menangkap bahu Elisha dan berucap, "Kamu tarik nafas dulu, Sha! Tenang! Kalau kamu panik, situasinya malah makin buruk.""Tapi i

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Honeymoon 21+

    "Sayang... Sayaaang...""Sayaaang ayo banguuun...""Hnggg?" Tidur Jean hari itu sedikit terganggu karena panggilan lembut Nilam. "Apa Nilam sayang?" Mau tak mau, ia membuka kedua matanya dan membiasakan sinar matahari menyilaukan pandangannya."Sayang, liat deh!" Nilam memegang pipi Jean yang masih sibuk memfokuskan penglihatannya, memaksa pria yang beberapa tahun lebih tua darinya ini untuk menatap langsung ke arahnya."Nilam? Ngapain kamu pake baju gitu?" Rasa kantuk Jean seketika lenyap, matanya bahkan nyaris mendelik saat melihat istrinya hanya memakai bikini.Yup— BIKINI! Warna pink pula. Ada hiasan pita di bagian dada pula. Dan celananya— kalau ditarik sedikit saja sudah ke mana-mana itu aurotnya Nilam."Iih! Kamu gimana sih?" Nilam yang tadinya berdiri di samping ranjang dengan posisi setengah membungkuk supaya bisa melihat wajah suaminya dari dekat langsung mundur. Dia duduk dengan posisi W di atas tempat tidur sambil memasang raut cemberut. "Katanya mau ngajakin renang pagi-p

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Gak Apa Kan?

    Devi menatap Elisha dengan mata berkaca-kaca. Bukan karena kasihan—tapi karena ia bisa merasakan tulusnya penyesalan itu. Rasa bersalah yang tak hanya tertahan di kepala, tapi meresap hingga ke dalam tulang. Elisha mungkin tak lagi bersama Jean, tapi luka yang ditinggalkan masih menggores.“Sha… semua orang pernah buat kesalahan,” ucap Devi lirih. “Yang membedakan kita adalah gimana kita belajar dari situ.”Elisha hanya menunduk. Tangannya kembali meremas ujung selimut. Kali ini, ia tak lagi menahan air mata. Setetes jatuh, menyusul satu lagi. Tapi tak ada isakan, tak ada tangisan keras—hanya keheningan yang menyakitkan.“Aku cuma pengen jadi ibu yang layak buat Qila,” ucap Elisha lirih. “Aku gak bisa balikin waktu, tapi aku pengen punya kesempatan kedua. Meskipun kecil… meskipun aku harus mulai dari nol.”Devi meraih bahunya, menepuk pelan. “Dan kamu akan punya kesempatan itu, Sha. Kamu udah jalanin hukumannya, kamu udah bayar semua. Yang penting sekarang, kamu harus semangat. Kamu j

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari-hari Elisha

    Suara anak-anak menyanyi riang memenuhi aula kecil yang terang oleh cahaya matahari yang menyusup dari jendela. Di tengah kerumunan anak-anak itu, berdiri seorang wanita dengan senyum keibuan—rambutnya dikuncir sederhana, seragam berwarna abu-abu yang dikenakan pun tak bisa menyembunyikan aura keibuannya.Elisha...Mantan istri Jean itu kini tengah menjalani kegiatannya yang seperti biasa. Dan karena hari ini hari senin, ia dapat jadwal mengajar untuk anak-anak panti asuhan sebagai bentuk kontribusi sosialnya“Ayo, kita ulang lagi dari bagian reff-nya ya, pelan-pelan, satu-satu.”Elisha mengangkat tangannya memberi aba-aba. Tangannya menggenggam ukulele kecil, yang ia petik lembut untuk mengiringi anak-anak menyanyi. Suaranya sabar, tidak pernah meninggi, bahkan ketika beberapa anak mulai tak fokus."Bunda, aku lupa nadanyaaa,” rengek salah satu anak.Elisha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, kita ulang bareng-bareng. Kita belajar pelan-pelan ya, sayang.”Anak-anak kembali tertawa, suasan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dihantui Rasa Iri

    "Liat deh, Dikta!"Dikta yang sedang bersantai sambil bermain ponsel, dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang heboh. Di tangan kanannya Bu Sinta membawa sebuah ponsel yang hendak ditunjukkan padanya."Liat ini deh, Nak!" Bu Sinta memberikan hapenya pada Dikta."Apa ini Ma?" tanya pria berambut sedikit panjang itu."Itu acara pernikahan Jean dan Nilam kemarin."Dikta yang tadinya tak begitu tertarik dengan kabar yang akan di sampaikan oleh Mamanya, seketika mengalihkan pandangannya ke arah ponsel pintar tersebut.Di dalamnya ada beberapa foto pernikahan Nilam yang meriah. Dari proses pengikatan janji suci hingga resepsi. Foto-foto itu di posting di akun IG bu Mala. Tentu saja caption yang menyayat hati."Akhirnya Nilam nikah juga ya," ucap Bu Sinta kagum. "Tapi sayang, suaminya itu duda. Musuh kamu pula."Dikta terdiam. Ucapan sang Mama terdengar nyelekit tapi ada benarnya. Yang dimaksud musuh di sini bukanlah musuh di persidangan, tapi rival sesama CEO perusahaan."Padahal Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bulan Madu 21+

    "Kayaknya, ga usah nunggu lama, aku bakal hamil deh, Yang." Jean yang sudah dilanda rasa kantuk itu seketika membuka lagi kelopak matanya, karena mendengar ucapan Nilam barusan. "Kenapa?" Ia melirik ke arah sang istri yang sedang membalut tubuhnya menggunakan bedcover hingga sebatas leher. "Gimana enggak, kamu jago banget nembaknya. Rahimku berasa penuh gara-gara kamu keluar beberapa kali tadi." Jean seketika jadi salting. Ucapan Nilam yang terdengar Nilam itu benar-benar membuatnya salah tingkah. Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk perut Nilam. "Ya bagus dong, supaya Qila gak terlalu lama menunggu punya adiknya." Nilam meringis kecil. Ia sedikit kegelian saat Jean mengusap pelan perutnya yang rata. "Aku juga seneng banget kalau punya anak dari ibu se gemesin dan secantik kamu," lanjut Jean sambil mengecup pipi Nilam. "Kamu maunya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Nilam kemudian. Sejujurnya dia memang sudah sangat mengantuk, ditambah aktivitas panas keduanya beberapa waktu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Malam Indah (21+)

    "Capeknya..." Kasur yang empuk adalah tempat yang paling Nilam impikan sejak beberapa jam yang lalu. Punggungnya benar-benar sudah pegel karena terus berdiri di acara resepsi. Kakinya juga. Kalau bukan Tuhan yang nyiptain, kakinya udah patah sih kayaknya. "Ganti baju dulu, Nilam sayang. Kamu juga belum bersih-bersih." Jean yang mengikuti gadis itu di belakangnya, mulai melepaskan jas pengantinnya. FYI, mereka emang langsung nyewa satu kamar hotel yang berada di gedung yang sama dengan acara resepsi karena permintaan Nilam. Maklum, kaum mager seperti Nilam ga bakal sanggup kalau setelah resepsi harus pulang dulu ke rumah atau apartemen. Apalagi jaraknya hampir 2 jam dari sini. "Mager sayang. Maunya langsung tidur." "Emang kamu ga sumpek pake gaun gitu?" Nilam membuka matanya. Ia melihat ke arah Jean yang sedang menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. "Ya sumpek sih. Tapi beneran mager banget ini." Jean menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum maklum sambil menarik kedua pergelanga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Terbaik

    Setelah Nana dan Reno pamit, Jean menoleh pada Nilam yang dari tadi terus tersenyum sambil menyambut para tamu. Tapi ia tahu, senyuman itu mulai terasa dipaksakan. “Sayang, kamu kelihatan capek.” Nilam sempat menggeleng kecil, masih ramah melambai ke tamu lain. “Nggak kok. Aku gak apa-apa.” Jean tersenyum tipis, lalu mengisyaratkan pada salah satu panitia untuk membawakan segelas air putih. Tak lama, air itu datang bersamaan dengan dua kursi yang langsung diletakkan agak ke sisi, masih dekat pelaminan tapi sedikit lebih tenang. “Duduk dulu, ya!” bisik Jean seraya menggandeng tangan istrinya. Nilam sempat ragu, tapi akhirnya menurut. Sepatunya yang berhak tinggi sudah terasa menyiksa dari tadi. Ia duduk pelan-pelan sambil menarik napas dalam. “Thanks, sayang,” ucapnya tulus. Jean ikut duduk di sebelahnya, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya erat. “Hari ini milik kita berdua. Tapi aku gak mau kamu maksain diri demi kelihatan kuat. Nikmati aja, ya?” Nilam tersenyum lembut.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Pernikahan Jean dan Nilam

    Hari H pun tiba. Suasana pernikahan Nilam dan Jean dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Rangkaian bunga yang indah dan dekorasi yang bersinar menambah nuansa romantis di ruang pernikahan. Kedua pasangan itu berdiri di panggung resepsi dengan senyuman yang tak terus terkembang di wajah masing-masing, sama-sama siap untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka. "Kamu cantik banget." Nilam tersenyum malu, entah sudah berapa kali Jean mengatakan itu padanya hari ini. Dan yeah, gadis itu memang terlihat sangat cantik sekaligus anggun. Gaun pengantin warna putihnya begitu pas di tubuh ramping Nilam, rambutnya sengaja di sanggul ala modern. "Kamu juga keren banget," balas Nilam sambil memandang ke arah suaminya. Yah, beberapa saat yang lalu mereka telah mengikat janji suci pernikahan dengan di saksikan para tamu undangan. Manik gelap Nilam menatap lekat ke arah Jean yang begitu gagah dengan setelan jas warna putih, dasi hitam, dan sepatu fantofel. Terlihat sederh

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status