Share

Bucin Akut

last update Last Updated: 2024-10-22 19:26:25

"Kenapa? Kamu nggak bisa buktiin siapa yang fitnah kamu kan?"

"Aku akan cari tau orangnya, aku akan buktikan kalau aku emang nggak ngelakuin semua tuduhan itu, Bu."

"Dita—" sela sang HRD. "Aku sama sekali nggak peduli dengan urusan pribadi kamu. Terserah kamu mau pacaran sama siapa pun, aku nggak mau tau. Tetapi, apa yang terjadi hari ini adalah kesalahan fatal yang nggak bisa ditolerir."

Dita menggelengkan kepalanya. Setiap kata yang HRD ucapkan, selalu berhasil membuatnya semakin down dan ketakutan.

"Apa yang kamu lakukan ini sama aja mencoreng nama baik perusahaan."

"Tapi aku nggak salah, Bu."

"Sekarang gini aja— kamu tulis surat pengunduran diri dan keluar dari perusahaan ini tanpa pesangon."

Dita terhentak. Ia langsung maju mendekati meja HRD dan kembali memastikan jika telinganya tidak salah dengar. "Apa?! Aku dipecat?"

"Iya."

Perempuan itu menggeleng tak terima. "Ini nggak adil, Bu. Aku bahkan ng
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Memandang Dari Kejauhan

    "Gue udah pernah nembak dia kok. Cuman, ditolak."Nana mendengkus. "Ya lagian, lo dulu bilang cinta karena iseng doang kan pengen godain dia. Sekarang lo malah kena karma karena omongan sendiri.""Mana gue tau, kalau gue bakal sesuka ini sama dia."Nana mengernyitkan dahinya. Nilam mode bucin agak disgusting untuknya."Pulang aja yuk. Udah 3 jam kita bengong kayak orang bodoh di sini!" ajak Nana tak berapa lama kemudian."Buru-buru banget?""Buru-buru kamu bilang? Pantat gue aja sampai panas."Nilam berdecak. Dia masih ingin di sini mengawasi Jean, tapi Nana malah mengajaknya pulang. "Nanti aja bisa nggak? Satu jam lagi," pinta Nilam sambil menangkupkan kedua tangannya."Enggak bisa Nilam sayaaang. Pacar gue mau datang ke kosan. Jadi gue harus nonton yang cantik buat nyambut dia," tolak Nana sambil berdiri dari duduknya. Bahkan ia sudah memasukkan barang-barangnya ke dalam tas."Ck. Nggak asik lo."

    Last Updated : 2024-10-22
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Cowok Caper

    "Hai Manis, sendirian aja nih?"Nilam langsung menggeser tubuhnya sambil mengamankan tasnya dengan memeluknya erat di depan dada, ketika seorang pria yang tidak dia kenal, tiba-tiba duduk di sebelahnya dengan jarak yang cukup dekat."Lagi nunggu bis ya?" Pria muda yang sepertinya masih kuliah sama seperti Nilam ini, tersenyum genit ke arah sang gadis."Apa sih? Nggak jelas banget!" gumam Nilam dengan alis berkerut."Cantik-cantik gini kok naik bis sih? Apa nggak takut desek-desekan?" tanya pria itu sambil sesekali menginaskan poninya. Membuat Nilam makin ilfeel."Kakak bawa motor nih, mau bareng nggak?"Nilam melongo. "Kalo lo bawa motor, kenapa malah ke sini? Nggak jelas banget!""Soalnya kakak ini nggak tega liat ada perempuan cantik bengong sendirian di halte. Makanya aku berinisiatif buat nawarin kamu tumpangan." Ia menatap Nilam dengan kelopak mata yang terbuka separuh. Niatnya supaya terlihat keren, tapi jatuhnya m

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sakitnya Brokenhome

    "Kak Jean kok bisa muncul di sini?""Tadinya aku nyusul kamu ke cafe seberang, tapi pas aku liat kamu nggak ada, aku jalan aja ke sini. Dan taunya, kamu malah digodain sama cowok gak jelas kayak tadi."Nilam melotot. Gadis mengerutkan keningnya sambil mencerna apa yang Jean katakan. "Bentar— kok Kakak bisa tahu kalau aku ada di cafe itu tadi?"Jean mengacak poni Nilam sambil tersenyum. "Nggak cuma tadi aja, Nilam. Tapi hampir tiap hari aku liat kamu nongkrong di sana ama temen kamu." Jean tersenyum puas saat melihat wajah panik Nilam.Pipi Nilam memerah seketika. Bisa-bisanya Jean tau kalau dia sering memandanginya diam-diam."Kamu emangnya nggak kerja tiap hari nongkrong di sana?""Aku— pengangguran," Nilam menjawab dengan asal."Pantesan."Gadis itu meringis sungkan. Setiap bertemu Jean, ada saja kebohongan yang keluar dari mulutnya. Ia sendiri sampai heran."Pulang yuk!" ajak Jean."Kan haru

    Last Updated : 2024-10-23
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Jangan Sedih!

    "Kenapa kamu mikir gitu?""Aku tau betul posisi anak-anak brokenhome, karena aku juga mengalaminya, kak. Aku bisa merasakan sakitnya Mbak Qila karena harus pisah sama orang tuanya," Nilam makin sesenggukan. Kisah masa kecilnya dulu sama pahitnya dengan Qila. Tapi bedanya, papanya dulu tidak sebaik Jean, yang masih berusaha mencarinya dan menghubunginya meski pisah rumah. Sedangkan Papanya sendiri, setelah pergi dengan selingkuhannya, papanya justru menghilang tanpa kabar. Dan baru muncul lagi beberapa tahun ke belakang dengan tanpa rasa bersalah pula."Lagi-lagi, karena keegoisan orang dewasa, anak-anak harus jadi korban." Nilam benar-benar tak kuasa menahan kesedihannya. "Padahal, disaat seperti ini, pasti dia sangat butuh sosok papanya— tapi karena keadaan, dia nggak bisa ketemu dan merasakan kasih sayang papanya lagi."Jean berdiri dari duduknya dan pindah tepat di sebelah Nilam. Ia menarik belakang kepala Nilam dengan lembut dan memeluknya. T

    Last Updated : 2024-10-24
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Kamu Gak Kesiapan?

    "Kenapa kamu mikir gitu?""Aku tau betul posisi anak-anak brokenhome, karena aku juga mengalaminya, kak. Aku bisa merasakan sakitnya Mbak Qila karena harus pisah sama orang tuanya," Nilam makin sesenggukan. Kisah masa kecilnya dulu sama pahitnya dengan Qila. Tapi bedanya, papanya dulu tidak sebaik Jean, yang masih berusaha mencarinya dan menghubunginya meski pisah rumah. Sedangkan Papanya sendiri, setelah pergi dengan selingkuhannya, papanya justru menghilang tanpa kabar. Dan baru muncul lagi beberapa tahun ke belakang dengan tanpa rasa bersalah pula."Lagi-lagi, karena keegoisan orang dewasa, anak-anak harus jadi korban." Nilam benar-benar tak kuasa menahan kesedihannya. "Padahal, disaat seperti ini, pasti dia sangat butuh sosok papanya— tapi karena keadaan, dia nggak bisa ketemu dan merasakan kasih sayang papanya lagi."Jean berdiri dari duduknya dan pindah tepat di sebelah Nilam. Ia menarik belakang kepala Nilam dengan lembut dan memeluknya. T

    Last Updated : 2024-10-24
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Sentuhan Hangat (21+)

    "Emang kamu nggak kesepian?" tanya Dikta dengan nada seduktif."Sidang putusan cerai ku saja baru besok, masa aku udah ngomongin pasangan? Gimana kata orang-orang coba?" tanya Elisha balik. Ia memutar kepalanya ke belakang agar bisa melihat wajah sang atasan."Kenapa harus memikirkan orang lain? Kan kita yang jalanin?""Sama aja, Pak. Aku masih belum siap denger cacian orang-orang."Dikta menghela nafas panjang. Dia meminta Elisha bangun agar bisa membalik badannya dan berhadapan langsung dengan dirinya."Mungkin psikis kamu emang belum siap sama omongan orang lain, tapi— gimana sama ini?" Dikta menelusuri bibir Elisha dengan menggunakan jari telunjuknya. "Ini..." Lalu turun ke bawah melewati dagu dan leher jenjang sang sekretaris.Elisha memejamkan mata sembari menahan nafas saat jari Dikta mulai melewati perpotongan dadanya hingga ke pusar."Dan ini?" tanya Dikta lagi sambil menghentikan jarinya di tengah-tengah kedua

    Last Updated : 2024-10-25
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Aku Boleh Datang?

    "Besok, aku boleh kan datang ke sidang kamu dan Jean?""Buat apa?""Ya aku ingin menunjukkan pada Jean, jika selingkuhan seorang Elisha bukanlah orang sembarangan."Wanita 28 tahun itu langsung menyikut perut bosnya. Pelan sih, tapi berhasil membuat Dikta mengaduh. "Kan tadi aku udah bilang, kalau kamu nggak usah aneh-aneh! Aku malas ribut ama Jean."Dikta menjatuhkan kembali tubuhnya di atas ranjang. Capek juga mengambil posisi miring dengan sikunya sebagai tumpuan. "Padahal aku udah begitu percaya diri buat muncul di hadapan Jean.""Kapan-kapan pasti ada waktu buat pamer ke Jean dan nunjukin siapa kamu sebenarnya. Tapi— enggak sekarang." Sambil berkata begitu, Elisha mencoba bangun dari posisi tidurnya. "Aku mau ke kamar mandi dulu. Mau bersih-bersih.""Sekarang?""Iya. Badanku rasanya udah lengket banget.""Padahal— aku mau kita lanjut part dua.""Ngaco!" tukas Elisha sambil berlari kabur dari Dikta

    Last Updated : 2024-10-25
  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Demi Qila

    "Gue sempat kepikiran sesuatu, Na..."Suara Nilam itu membuat Nana yang tadinya melamun, jadi kembali fokus memandangi gadis itu. "Apa? Lo ada niatan buat jujur?"Nilam menggeleng. Rambutnya yang dikuncir belakang tengkuk itu sampai ikut bergoyang ke kanan dan kiri."Enggak. Gue kepikiran ini barusan banget," jelas Nilam."Emang lo mikir apa?""Gue kepikiran, apa tabungan gue cukup buat beli rumah yang kemarin itu, supaya pas kak Jean datang, gue nggak ketahuan bohong," ucapnya dengan wajah yang begitu polos tanpa dosa.Nana melongo. Dia pikir Nilam memikirkan waktu yang tepat untuk jujur sama Jean, taunya malah kepikiran hal random seperti itu."Lo bener-bener ya! Kirain lo mau jujur tadi," gerutu Nana sambil menjitak kepala Nilam hingga si empunya mengaduh pelan. "Bisa-bisanya lo malah mau beli rumah orang demi nggak ketahuan."Nilam yang sedang menggosok kepalanya yang baru saja jadi korban Nana, hanya menden

    Last Updated : 2024-10-26

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kabar Pernikahan Jean

    Di saat begitu, tiba-tiba saja suara dari televisi kecil yang menggantung di sudut ruangan terdengar lebih jelas. Awalnya hanya sekilas suara pembawa berita yang menyebut nama-nama populer di dunia bisnis, tapi tak lama, gambar wajah Jean dan Nilam terpampang jelas di layar.Devi yang tadinya menunduk menepuk-nepuk punggung balita, refleks mendongak ke arah TV.“Eh, itu bukannya?” gumam Devi.Elisha pun spontan ikut menoleh. Pandangannya langsung tertumbuk pada tayangan berita infotainment yang menampilkan potongan-potongan video pernikahan mewah. Ada kilatan blitz kamera, dekorasi bunga warna peach dan putih, dan tentu saja—sosok Jean yang mengenakan setelan jas putih elegan, berdiri di samping seorang wanita cantik bergaun pengantin berwarna senada.“Jean, pengusaha muda sukses sekaligus duda beranak satu, hari ini resmi menikahi Ayunda Nilam Wijaya anak dari pengusaha properti Wijaya dan ibunya Bu Mala, pemilik franchise minuman terkenal di Indonesia. Pernikahan mereka digelar seca

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari-hari Elisha

    Suara anak-anak menyanyi riang memenuhi aula kecil yang terang oleh cahaya matahari yang menyusup dari jendela. Di tengah kerumunan anak-anak itu, berdiri seorang wanita dengan senyum keibuan—rambutnya dikuncir sederhana, seragam berwarna abu-abu yang dikenakan pun tak bisa menyembunyikan aura keibuannya.Elisha...Mantan istri Jean itu kini tengah menjalani kegiatannya yang seperti biasa. Dan karena hari ini hari senin, ia dapat jadwal mengajar untuk anak-anak panti asuhan sebagai bentuk kontribusi sosialnya“Ayo, kita ulang lagi dari bagian reff-nya ya, pelan-pelan, satu-satu.”Elisha mengangkat tangannya memberi aba-aba. Tangannya menggenggam ukulele kecil, yang ia petik lembut untuk mengiringi anak-anak menyanyi. Suaranya sabar, tidak pernah meninggi, bahkan ketika beberapa anak mulai tak fokus."Bunda, aku lupa nadanyaaa,” rengek salah satu anak.Elisha tertawa kecil. “Nggak apa-apa, kita ulang bareng-bareng. Kita belajar pelan-pelan ya, sayang.”Anak-anak kembali tertawa, suasan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dihantui Rasa Iri

    "Liat deh, Dikta!"Dikta yang sedang bersantai sambil bermain ponsel, dikejutkan dengan kedatangan ibunya yang heboh. Di tangan kanannya Bu Sinta membawa sebuah ponsel yang hendak ditunjukkan padanya."Liat ini deh, Nak!" Bu Sinta memberikan hapenya pada Dikta."Apa ini Ma?" tanya pria berambut sedikit panjang itu."Itu acara pernikahan Jean dan Nilam kemarin."Dikta yang tadinya tak begitu tertarik dengan kabar yang akan di sampaikan oleh Mamanya, seketika mengalihkan pandangannya ke arah ponsel pintar tersebut.Di dalamnya ada beberapa foto pernikahan Nilam yang meriah. Dari proses pengikatan janji suci hingga resepsi. Foto-foto itu di posting di akun IG bu Mala. Tentu saja caption yang menyayat hati."Akhirnya Nilam nikah juga ya," ucap Bu Sinta kagum. "Tapi sayang, suaminya itu duda. Musuh kamu pula."Dikta terdiam. Ucapan sang Mama terdengar nyelekit tapi ada benarnya. Yang dimaksud musuh di sini bukanlah musuh di persidangan, tapi rival sesama CEO perusahaan."Padahal Nilam masi

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bulan Madu 21+

    "Kayaknya, ga usah nunggu lama, aku bakal hamil deh, Yang." Jean yang sudah dilanda rasa kantuk itu seketika membuka lagi kelopak matanya, karena mendengar ucapan Nilam barusan. "Kenapa?" Ia melirik ke arah sang istri yang sedang membalut tubuhnya menggunakan bedcover hingga sebatas leher. "Gimana enggak, kamu jago banget nembaknya. Rahimku berasa penuh gara-gara kamu keluar beberapa kali tadi." Jean seketika jadi salting. Ucapan Nilam yang terdengar Nilam itu benar-benar membuatnya salah tingkah. Ia memiringkan tubuhnya dan memeluk perut Nilam. "Ya bagus dong, supaya Qila gak terlalu lama menunggu punya adiknya." Nilam meringis kecil. Ia sedikit kegelian saat Jean mengusap pelan perutnya yang rata. "Aku juga seneng banget kalau punya anak dari ibu se gemesin dan secantik kamu," lanjut Jean sambil mengecup pipi Nilam. "Kamu maunya anak laki-laki atau perempuan?" tanya Nilam kemudian. Sejujurnya dia memang sudah sangat mengantuk, ditambah aktivitas panas keduanya beberapa waktu

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Malam Indah (21+)

    "Capeknya..." Kasur yang empuk adalah tempat yang paling Nilam impikan sejak beberapa jam yang lalu. Punggungnya benar-benar sudah pegel karena terus berdiri di acara resepsi. Kakinya juga. Kalau bukan Tuhan yang nyiptain, kakinya udah patah sih kayaknya. "Ganti baju dulu, Nilam sayang. Kamu juga belum bersih-bersih." Jean yang mengikuti gadis itu di belakangnya, mulai melepaskan jas pengantinnya. FYI, mereka emang langsung nyewa satu kamar hotel yang berada di gedung yang sama dengan acara resepsi karena permintaan Nilam. Maklum, kaum mager seperti Nilam ga bakal sanggup kalau setelah resepsi harus pulang dulu ke rumah atau apartemen. Apalagi jaraknya hampir 2 jam dari sini. "Mager sayang. Maunya langsung tidur." "Emang kamu ga sumpek pake gaun gitu?" Nilam membuka matanya. Ia melihat ke arah Jean yang sedang menyingsingkan lengan kemeja panjangnya. "Ya sumpek sih. Tapi beneran mager banget ini." Jean menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum maklum sambil menarik kedua pergelanga

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Terbaik

    Setelah Nana dan Reno pamit, Jean menoleh pada Nilam yang dari tadi terus tersenyum sambil menyambut para tamu. Tapi ia tahu, senyuman itu mulai terasa dipaksakan. “Sayang, kamu kelihatan capek.” Nilam sempat menggeleng kecil, masih ramah melambai ke tamu lain. “Nggak kok. Aku gak apa-apa.” Jean tersenyum tipis, lalu mengisyaratkan pada salah satu panitia untuk membawakan segelas air putih. Tak lama, air itu datang bersamaan dengan dua kursi yang langsung diletakkan agak ke sisi, masih dekat pelaminan tapi sedikit lebih tenang. “Duduk dulu, ya!” bisik Jean seraya menggandeng tangan istrinya. Nilam sempat ragu, tapi akhirnya menurut. Sepatunya yang berhak tinggi sudah terasa menyiksa dari tadi. Ia duduk pelan-pelan sambil menarik napas dalam. “Thanks, sayang,” ucapnya tulus. Jean ikut duduk di sebelahnya, lalu meraih tangannya dan menggenggamnya erat. “Hari ini milik kita berdua. Tapi aku gak mau kamu maksain diri demi kelihatan kuat. Nikmati aja, ya?” Nilam tersenyum lembut.

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Pernikahan Jean dan Nilam

    Hari H pun tiba. Suasana pernikahan Nilam dan Jean dipenuhi dengan kebahagiaan dan kehangatan keluarga. Rangkaian bunga yang indah dan dekorasi yang bersinar menambah nuansa romantis di ruang pernikahan. Kedua pasangan itu berdiri di panggung resepsi dengan senyuman yang tak terus terkembang di wajah masing-masing, sama-sama siap untuk memulai babak baru dalam kehidupan mereka. "Kamu cantik banget." Nilam tersenyum malu, entah sudah berapa kali Jean mengatakan itu padanya hari ini. Dan yeah, gadis itu memang terlihat sangat cantik sekaligus anggun. Gaun pengantin warna putihnya begitu pas di tubuh ramping Nilam, rambutnya sengaja di sanggul ala modern. "Kamu juga keren banget," balas Nilam sambil memandang ke arah suaminya. Yah, beberapa saat yang lalu mereka telah mengikat janji suci pernikahan dengan di saksikan para tamu undangan. Manik gelap Nilam menatap lekat ke arah Jean yang begitu gagah dengan setelan jas warna putih, dasi hitam, dan sepatu fantofel. Terlihat sederh

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mendekati Hari H

    Malam itu, sekitar pukul sembilan. Kamar Nilam terlihat rapi, dengan lampu tidur yang menyala temaram di sudut ruangan. Ia duduk di atas kasur, bersandar pada tumpukan bantal sambil memeluk guling. Rambutnya diikat seadanya, dan wajahnya hanya dipoles skincare malam tanpa riasan. Di pangkuannya, ponsel menyala dengan wajah Jean terpampang di layar—video call yang akhirnya tersambung setelah seharian saling sibuk.“Hai sayang…” sapa Jean, tersenyum kecil dari balik layar. Ia terlihat sedang duduk di ruang kerjanya, dengan kaos polo abu-abu kesayangannya dan rambut sedikit berantakan.Nilam mengerucutkan bibir, memeluk guling lebih erat. “Kamu lama banget angkatnyaaaa…”“Sorry, sayang. Tadi aku baru selesai meeting sama vendor catering,” jawab Jean sambil menyender ke kursi. “Tapi sekarang kamu udah dapet aku seutuhnya, nih.”Nilam mendesah pelan, lalu matanya memandang Jean dengan tatapan manja. “Aku kangen banget… tahu gak?”"Kita kan gak ketemu baru hari ini.""Tapi bagiku ini udah l

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Fokus Ke Diri Sendiri Dulu

    Suasana di dalam mobil terasa hening. Hanya suara mesin yang mengisi kekosongan di antara mereka. Lampu-lampu jalan menari pelan di kaca jendela, seolah mengiringi perasaan gundah yang masih menyelimuti hati Nilam. Tangan Jean memegang kemudi, sementara tatapannya sesekali mencuri-curi pandang ke arah Nilam yang duduk diam, memeluk tas di pangkuannya.“Masih kepikiran Talita?” tanya Jean akhirnya, dengan suara pelan.Nilam hanya mengangguk pelan tanpa menoleh.Jean menarik napas sejenak, lalu tersenyum tipis. “Sayang… aku ngerti kamu khawatir. Tapi jangan terlalu OVT ya! Talita kan udah ngabarin, dan sejauh ini infonya sama seperti yang bu Ratih bilang. Jadi, kita harus percaya sama dia.”Nilam mengatupkan bibirnya erat. Ada bagian dalam dirinya yang ingin percaya sepenuhnya. Tapi ada di sisi lain perasaannya mengatakan jika ada sesuatu yang tidak beres.“Aku ngerasa... ada sesuatu yang masih mengganjal," bisiknya akhirnya. “Perasaanku gak enak aja.”Jean mengalihkan tangan kirinya da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status