Share

Bab 04

Author: Olivia Yoyet
last update Last Updated: 2025-03-04 11:15:34

04

Avreen memerhatikan para lelaki yang tengah melakukan lomba renang. Dia turut berseru bersama penonton lainnya, kala Nuriel melesat meninggalkan para peserta lomba.

Avreen yang berada di kursi teras, berdiri dan jalan cepat menyambangi ajudannya, yang baru tiba di tepi kolam. Avreen beradu toss dengan Nuriel, lalu dia berjoget untuk merayakan kemenangan sang pengawal. 

Nuriel bergegas naik dan turut bergoyang. Keduanya tidak peduli diteriaki yang lainnya. Terutama dari lawan Nuriel yang kalah lomba tersebut. 

"Riel, kamu makan apa, sih? Berenangnya cepat banget," tukas Yusuf sembari menggosokkan handuk ke badannya yang basah. 

"Biasa aja, Bang. Nggak ada yang spesial," jawab Nuriel yang telah berpindah duduk di bangku panjang bersama nonanya. 

"Mungkin Nuriel adalah titisan pesut," sela Jauhari sambil memasang tampang serius. 

"Bukan, dia dulunya belut," cakap Chalid, ajudan Panglima. 

"Cecurut," imbuh Aditya. 

"Ikan badut," lontar Hasbi. 

"Anjing laut," papar Jeffrey. 

"Singa laut," imbuh Nanang. 

"Kuda laut," cetus Qadry. 

"Marmut," sahut Chairil. 

"Burung perkutut," jelas Fawwaz. 

"Semut," lontar Ibrahim. 

"Siput," ungkap Syuja.

"Ikan trout," celetuk Robert. 

"Jeruk purut," beber Dimas. 

"Sop buntut," timpal Harun. 

"Lele mangut," jawab Ukky. 

"Enakan bibir diemut," seloroh Wahyudi yang langsung diteriaki teman-temannya. 

"Yud, tolong, ya. Hargai yang jomlo!" desis Gumelar. 

"Makanya, buruan cari calon istri," sahut Wahyudi. 

"Nasibku nggak seberuntung kamu. Susah banget cari perempuan baik yang mau menerimaku apa adanya," keluh Gumelar. 

"Ucapanmu salah. Jangan bilang gitu. Harusnya, yang mencintaimu tanpa batas," ujar Harun. 

"Betul itu. Kalau cinta, pasti dia ikhlas menerima kita, dalam kondisi apa pun," jelas Qadry. 

"Satu lagi, Gum. Jangan terlalu nenggak. Kita nggak ganteng dan belum kaya. Jadi mesti cari yang sepantar," tutur Fawwaz. 

"Sebetulnya, perempuan itu nggak terlalu mementingkan harta," celetuk Avreen yang menyebabkan dirinya dipandangi para lelaki tersebut. "Bagi perempuan, yang penting itu, kenyamanan. Kalau dapat yang kaya, itu bonus," lanjutnya. 

"Nyaman juga butuh modal, Non," ungkap Jauhari. 

"Ya, tapi nggak perlu juga materi berlimpah. Secukupnya aja," kilah Avreen. 

"Non bisa bicara begitu, karena berasal dari keluarga kaya." 

"Loh, yang kaya itu orang tuaku. Papa, Mama, Ayah, Ibu dan yang lainnya. Aku nggak punya apa-apa, Om. Kuliah juga masih ngandelin kiriman uang dari Papa." 

"Bentar." Yusuf memandangi sahabatnya, lalu dia beralih mengamati perempuan bermata sipit di kursi seberang. "Non manggil Ari dengan Om?" tanyanya. 

"Ya," jelas Avreen. "Kenapa, Bang?" desaknya. 

"Umur kami sama. Bahkan Ari paling muda di tim lapis tiga," ungkap Yusuf seraya mengulum senyuman. "Harusnya Non manggil dia Abang juga. Sama kayak Non manggil aku," lanjutnya. 

Avreen memandangi pria yang dimaksud, yang balas menatapnya saksama. "Nanti, deh. Sekarang, lidahku lebih pas manggil Om," sanggahnya, sebelum berdiri dan jalan menjauh. 

Para pria itu saling menyiku, sebelum mereka memutar badan sambil tertawa dengan suara pelan. Jauhari mendengkus kuat, lalu dia bangkit dan mengayunkan tungkai menuju ruang ganti. 

***

*Grup Pengawal Lapis Tiga, Empat dan Lima*

Yusuf : Om @Jauhari. Ka mana, euy? 

Harun : Ari ngambek. 

Nanang : Ari pundung. 

Chairil : Ari merajuk. 

Hasbi : Aku bimbang tadi. Antara prihatin, sama pengen ketawa. 

Qadry : Aku, sih, ketawa aja. 

Jeffrey : Nasibmu, @Jauhari. 

Fawwaz : Ari, muncul, dong. 

Gumelar : Ari nggak ada di mess.

Ibrahim : Ke mana dia? 

Aditya : Ari di rumah Pak Sultan. 

Wahyudi : Dari tadi sore nggak ikut pulang? @Aditya.

Aditya : Hu um. Kami tadi mau pulang bareng, tapi Ari dipanggil Pak Sultan ke ruang kerjanya. Aku pulang duluan. 

Ukky : Bang Ari nantinya pulang pakai apa? 

Gumelar : Banyak yang bisa nganterin. 

Qadry : Ari nggak pulang, Gaes. Dia mau nginap di sana. Ini kata Bang Yan. Mereka baru beres rapat sama Bang Varo, Pak Tio, Mas Marley, Mas Prabu dan Panglima. 

Wandi : Ari disidang? @Qadry. 

Qadry : Enggak. Tadi ngebahas jadwal perjalanan ke Australia. 

Yusuf : Oh, iya. Ari diminta ngawal Non Avreen ke sana. Dia mau ngecek beberapa universitas. Persiapan mau kuliah pascasarjana. 

Kirman : Aku baru dengar berita itu. 

Syaiful : Kamu nggak perlu tahu, @Kirman. 

Uday : Ho oh. Apalah kita, nih. Cuma remahan rengginang. 

Dimas : Aku lagi ngemil opak. 

Syuja : Aku punya kacang bawang. 

Robert : Aku lagi di tempat nasi uduk. Ada yang mau nitip? 

Uwais : Aku, @Robert. Pakai ayam bakar dan tahu goreng. 

Aditya : Aku juga mau, @Robert. Samain aja dengan Uwais. 

Yusuf : Aku mau juga, dong. Ayam goreng. Sate usus. Tahu dan tempe. 

Harun : Aku nitip dua porsi, @Robert. Ayam bakarnya tiga. Tahu, dua, dan sambalnya banyak. 

Hisyam : Aku ngeces! 

Sanjaya : Kalian ini, aku jadi pengen juga. 

Lazuardi : Besok aku nitip duit ke Bibi Maggie. Minta bikinin buat malamnya. 

Frank : Asyik! Besok kebetulan aku off. 

Valdi : Anterin ke rumah Pak Jerome, @Frank..

Frank : Okeh. Aku bawain banyak. Supaya para bule itu ikutan makan. 

Robi : Mereka pada doyan masakan khas Indonesia. 

Uwais : Apa aku pindah ke London aja, dan jualan di sana? 

Hisyam : Sini, @Uwais. Aku butuh asisten baru. 

Uwais : Berangkat!

Fauziah : Aku pengen nyoba dinas di Eropa. 

Hisyam : Bicarakan dengan suamimu, @Fauziah. 

Anjani : Suamiku juga pengen balik lagi ke London. Tapi nggak dibolehin Bang W. 

Hisyam : Bang Mardi sudah pas pegang Amerika. Belum ada yang bisa gantiin beliau di sana, @Anjani. 

Syaiful : Aku mau ngajuin diri buat jadi wakil PG dan PBK di Amerika. 

Harun : Yuks, @Syaiful. Kita bisa saling mengunjungi. 

***

Jauhari membaca semua pesan di grup itu dari atas. Dia tengah enggan berbincang, yang akhirnya menonaktifkan ponsel dan meletakkan benda itu ke meja sebelah kanan kasur. 

Jauhari merebahkan badan, lalu memandangi langit-langit putih nan bersih. Pria berlesung pipi memikirkan berbagai tugas yang tengah menantinya di masa mendatang. 

Lelaki berkaus putih sebenarnya masih belum siap untuk memimpin satu perusahaan. Namun, dia telanjur menyanggupi untuk menjadi direktur EMERALD, yang telah beroperasi sejak bulan lalu. 

Perusahaan milik ketiga puluh pengusaha dari PG, PC dan PCD itu dibentuk Alvaro, Tio serta Wirya, khusus untuk Jauhari. Ketiga komisaris PBK tersebut ingin Jauhari bisa menyamai kemampuan rekan-rekannya dalam berbisnis. 

Selain Jauhari, kesembilan rekannya di pengawal lapis tiga juga telah mendapatkan bagian perusahaan masing-masing. Alvaro dan Wirya ingin para junior andalan bisa sesukses mereka, serta semua pengawal lapis dua yang diberi julukan Power Rangers. 

Panggilan dari luar menyebabkan Jauhari bergegas bangkit. Dia jalan untuk membukakan pintu, lalu terhenyak menyaksikan orang di hadapannya. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Sya
harus semangat Ari demi masa depan
goodnovel comment avatar
~•° Aishiteru °•~
ayooo semangat ari.. kamu pasti bisa mengemban amanat ini.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjerat Daun Muda    Bab 05

    05"Ini, dari Ibu," tutur Avreen sambil mengulurkan tas belanja biru."Makasih," jawab Jauhari. Dia mengambil tas dan mengecek isinya. "Wangi seblak," ungkapnya sembari mengangkat satu wadah makanan plastik dari dalam tas. "Hu um. Kak Mala bikin banyak. Jadinya dibagikan." "Buatan Kak Mala pasti pedas." "Iya, tapi enak. Aku sampai nambah tadi." Jauhari menyunggingkan senyuman yang menjadikan lesung pipinya tercetak dalam. "Sekali lagi, makasih, Non." Avreen mengangguk. Dia mengamati lelaki yang tengah mengecek isi tas. "Om, kata Bang Varo, Om sudah cukup hafal wilayah Australia. Beneran?" "Lumayan. Aku hampir tiap bulan dinas di sana. Kadang sambil ngawal para bos, atau Bang W." "Habis ngecek kampusnya, aku pengen ke Brisbane." "Mau ngapain ke sana?" "Penasaran sama pantainya. Kata Bang Varo, bagus." Jauhari manggut-manggut. "Ya, memang bagus." "Bisa, kan?" "Lihat sikon, Non. Kalau waktunya cukup, kuantarkan ke sana. Kalau nggak, kita ke pantai di sekitar Sydney aja. Bagus

    Last Updated : 2025-03-04
  • Terjerat Daun Muda    Bab 06

    06"Abang tadi ngomong apa sama Non Avreen?" tanya Khairani. "Yang mana?" Jauhari balik bertanya. "Pas nonton tadi. Kalian ngobrol lama." "Oh. Dia nanya gerakan apa yang dipakai hero-nya. Kujelaskan." "Cuma ngomong gitu, tapi, kok, lama banget?" "Enggak, ahh. Sebentar, doang." "Pake nempel lagi." "Mana?" Jauhari mengerutkan dahi. "Kamu ngomongnya aneh. Kenapa?" desaknya. "Beneran deketan tadi. Sama-sama ngeseser mepet." "Jelaslah menggeser, kami kehalang satu kursi kosong." "Aku nggak suka." "Kenapa mesti begitu?" Khairani mendengkus. "Abang masih nggak paham juga." "Maksudnya?" "Kubilang, aku nggak suka. Peka dikit coba!"Jauhari tertegun sesaat, kemudian dia berkata, "Ran, sudah kujelaskan dari dulu, kalau aku cuma anggap kamu sebagai Adik. Aku nggak bisa ngubah hati buatmu." "Kenapa nggak bisa?" "Sulit dijelaskannya. Tapi, pastinya aku lebih nyaman kayak gini." "Aku cinta sama Abang." "I know that, dan terima kasih banyak. Tapi, aku beneran nggak bisa membalas cin

    Last Updated : 2025-03-21
  • Terjerat Daun Muda    Bab 07

    07Jalinan waktu terus berjalan. Tibalah hari yang ditunggu-tunggu Avreen dan kedua sahabatnya. Mereka begitu antusias untuk memulai perjalanan panjang ke negeri kangguru. Alvaro dan Wirya serta Marley, melepas langsung keberangkatan kelompok pimpinan Nuriel. Ketiganya bersalaman dengan keempat pengawal muda, yang akan menjaga ketiga gadis, selama sebulan ke depan. Wirya mendekap anak buahnya satu per satu. Saat tiba giliran Jauhari, Wirya memeluk asiaten kesayangannya itu lebih lama. Hati Wirya gelisah, karena dia khawatir akan terjadi sesuatu hal yang tidak baik di tempat tujuan. "Dedi, Harzan dan Chatur, akan menemani kalian secara bergantian," ujar Wirya sembari mengurai dekapan. "Jangan lengah, Ri. Kamu andalanku, karena kamu paling senior," lanjutnya. "Ya, Bang," sahut Jauhari. "Jangan sungkan buat nelepon Mas Keven, Mas Bryan, Hansel atau Jourell. Mereka pasti langsung membantumu jika menemukan kendala." "Siap." "Kalau jadi ke Brisbane, hubungi Dilbert dan Kenrich. Merek

    Last Updated : 2025-03-21
  • Terjerat Daun Muda    Bab 08

    08Dedi, ketua pengawal area Australia dan New Zealand, menyambangi kelompok yang baru tiba di depan pintu keluar, terminal kedatangan Bandara Sydney. Dedi memberi hormat yang dibalas keempat pengawal tersebut dengan hal serupa. Mereka bersalaman dan saling mendekap sesaat. Kemudian Dedi berpindah untuk bersalaman dengan ketiga gadis. Dari kejauhan, seorang pria berbadan tegap mendekat dengan cepat. Harzan, ketua regu pengawal Jourell Cyrus, langsung mendekap Jauhari yang dianggapnya sebagai Abang kandung. Harzan adalah Adik Andara, asisten Zulfi. Dia juga merupakan saudara sepupu Khairani, dan Falea, istri Benigno Griffin Janitra. Harzan menjadikan Jauhari sebagai salah satu senior favoritnya. Terutama karena pria berlesung pipi tersebut sangat ramah. "Zan, kamu meluknya kekencangan. Aku kegencet!" protes Jauhari. "Aku beneran kangen sama Abang. Sudah lama kita nggak ketemu," sahut Harzan sembari memgurai dekapan, dan beralih menyalami Avreen serta yang lainnya. "Berapa lama, y

    Last Updated : 2025-03-22
  • Terjerat Daun Muda    Bab 09

    09Selama sehari berikutnya, kelompok pimpinan Nuriel bertandang ke kediaman Keven Kahraman, salah satu anggota tim 3 PG. Keven dan Aruna, istrinya, telah menetap di Sydney semenjak mereka belum menikah. Keven adalah putra angkat Timothy Arvhasatys, seorang pengusaha senior yang merupakan blasteran Indonesia dan New Zealand. Selain Keven, Bryan Chavas juga diangkat anak oleh Timothy. Kedua orang tua Keven dan Bryan adalah sahabat Timothy. Hingga pria tua tersebut memaksa untuk menjadikan kedua pria blasteran itu sebagai anak angkatnya. Timothy hanya memiliki seorang anak laki-laki bernama Hansel. Sebab itulah Timothy membutuhkan anak yang lain untuk membantunya meneruskan bisnis yang sudah dirintisnya sejak muda, di Australia dan New Zealand. Timothy yang menetap di Auckland, New Zealand, juga kerap mengunjungi kedua putra angkatnya, dan keempat cucu yang sangat disayanginya. Dikarenakan Hansel belum menikah, maka Timothy meanggap anak-anak Keven serta Bryan sebagai cucunya. Sela

    Last Updated : 2025-03-22
  • Terjerat Daun Muda    Bab 10

    10"Minggir!" desis Avreen sambil mendelik tajam pada pria berjaket hijau. "Judesnya," ledek Ernest. "Kamu cemberut gitu, tambah imut," godanya. Ernest terbeliak ketika Avreen mencengkeram pergelangan tangannya, dan memelintir hingga badan Ernest terpaksa berputar mengikuti gerakan cepat Avreen. "Kamu tambah jelek kalau meringis gitu," cibir Avreen, sebelum menancapkan kuku jemari kirinya ke tangan Ernest yang spontan memekik. "Suaramu kayak ba-nci!" celanya sembari menambah kekuatan cekalan. "Non, tahan," pinta Jauhari sambil berusaha melepaskan tangan Ernest dari cengkeraman sang nona. "Jangan dicegah! Ini bentuk balas dendamku setelah menjadi bahan taruhannya!" geram Avreen yang mengejutkan orang-orang di sekitar. "Aku tahu, tapi, bukan di sini tempatnya buat nyiksa dia." Jauhari memegangi tangan kanan Avreen sambil menggeleng dua kali. "Tantang saja dia nanti, buat duel sama Non," lanjutnya. "Aku nggak mau bertarung dengan perempuan!" jerit Ernest. "Oh, kalau begitu, kamu

    Last Updated : 2025-03-23
  • Terjerat Daun Muda    Bb 11

    11Hari berganti menjadi minggu. Rencana Avreen untuk berkunjung ke Brisbane, akhirnya dibatalkan. Sebab musim dingin saat itu tengah mencapai puncaknya. Berbeda dengan wilayah Eropa dan Amerika, musim dingin di Australia berlangsung dari awal Juni hingga akhir Agustus. Kendatipun kecewa, tetapi Avreen akhirnya menerima pembatalan itu. Sebagai ganti ke Brisbane, Jourell mengusulkan agar Avreen berkunjung ke Port Stephens. Kota itu adalah pelabuhan dan destinasi wisata di pantai timur New South Wales. Port Stephens dikelilingi 26 pantai dan teluk. Pelabuhan tersebut berada di dalam kawasan taman laut Port Stephens-Great Lakes. Port Stephens memiliki banyak kota-kota, termasuk Nelson Bay dan Raymond Terrace sebagai kota-kota yang lebih besar, serta beberapa desa kecil di sepanjang teluk. Kota-kota itu telah berkembang menjadi lebih menarik seiring dengan pertumbuhan pariwisata, yang berkembang pesat di sana. Untuk mencapai Kota Port Stephens, pengunjung bisa melakukan perjalanan da

    Last Updated : 2025-03-23
  • Terjerat Daun Muda    Bab 12 - Basai

    12Jauhari mendengarkan penuturan pemilik kafe itu dengan saksama. Dia beradu pandang dengan Harzan, kemudian mereka berbisik-bisik. "Non, kita terpaksa nyari penginapan di sini," ujar Jauhari setelah berbincang dengan Harzan. "Kenapa, Bang?" tanya Avreen. "Kata pemilik kafe, akan ada badai salju di sekitar sini. Waktunya maksimal satu jam dari sekarang. Kita nggak akan sempat kembali ke Sydney, karena mungkin saja badainya meluas." "Hmm, ya. Kita mau nginap di mana?" "Harzan lagi nyari." Jauhari menunjuk rekannya yang tengah sibuk mencari hotel terdekat, melalui aplikasi di ponselnya. "Kita bagi tugas. Non, Tyas dan Viviane, ke toko sebelah. Beli roti atau apa pun yang bisa dimakan. Aku mau ke toko ujung, beli minuman dan lainnya," ungkap Jauhari yang dibalas anggukan sang nona. Tidak berselang lama, kelompok itu telah berada di beberapa toko lain. Nuriel dan Chalid berlari menuju satu-satunya toko souvenir yang masih buka, untuk membeli kaus dan celana panjang model apa pun y

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Terjerat Daun Muda    Bab 67

    67Jalinan waktu terus bergulir. Tibalah hari yang dinantikan semua umat muslim di seluruh penjuru dunia. Begitu pula di Sydney. Beberapa tempat yang mengadakan salat Ied, dipenuhi banyak orang. Hal serupa juga dilakukan Ishwar dan keluarganya. Mereka telah berada di kantor KBRI di pusat kota, untuk menunaikan salat Iedul Fitri. Taylor dan Kurt yang mengantarkan keempat orang tersebut, menunggu di depan gedung utama. Seusai pelaksanaan salat, keduanya diajak Ishwar untuk ikut bersantap di area dalam. Sementara di kantor polisi, Jauhari telah selesai salat Duha. Meskipun tidak bisa ikut dengan keluarganya untuk salat Ied, Jauhari cukup puas bisa terus hidup dan merayakan hari raya. Seusai salat, Jauhari yang ditemani Loko, beranjak keluar. Langkah mereka terhenti di dekat tangga, ketika berjumpa dengan kelompok Rupert yang semuanya menggunaksn baju koko biru muda."Kalian dapat baju itu, dari mana?" tanya Loko. "Kami dikasih Yusuf, sebelum dia berangkat kemarin," jelas Rupert. "P

  • Terjerat Daun Muda    Bab 66

    66Jauhari memaksakan senyuman saat menyambangi Avreen dan rombongan pimpinan Yanuar, yang berpamitan padanya serta tim caravan. Sesuai janji, Hisyam dan Aditya tidak ikut dalam rombongan itu. Mereka hendak menunggu keluarga Jauhari tiba tiga hari mendatang. Kemudian mereka akan mudik ke Indonesia di hari terakhir puasa, bersama Yusuf. Jauhari meminta Avreen untuk berhenti menangis, saat gadis tersebut berpamitan padanya. Jauhari hanya membelai rambut Avreen dan tidak berani mendekapnya, karena tengah dipandangi banyak orang. Belasan menit terlewati, Jauhari masih termangu di kursi teras depan ruang tunggu. Dia diizinkan Harper untuk melepas keberangkatan bus, yang membawa rombongan tim Indonesia menuju bandara. Hisyam merangkul pundak sahabatnya dari kiri. Dia memahami jika Jauhari pasti ingin ikut mudik seperti yang lainnya. Meskipun keluarga Jauhari akan datang, tetap saja dia masih merindukan bisa berkumpul dengan kerabat, seperti tahun-tahun sebelumnya. Loko dan Taylor yang b

  • Terjerat Daun Muda    Bab 65

    65*Grup Mega Proyek* Yanuar : @Sebastian, selamat jadi calon Papa. Bryan : Rinjani hamil? Yanuar : Ya, @Mas Bryan. Bryan : Ikut senang aku. Keven : Sudah berapa bulan hamilnya? Hansel : Dari perutnya, kutebak, 6 minggu. Keven : Memangnya kamu lihat perut Rinjani? @Hansel. Hansel : @Mas Keven, aku yang bawa Rinjani ke rumah sakit, karena Tian lagi di Ontario. Keven : Aku lupa kalau kamu lagi ngamen di Kanada. Hansel : Astaga! Kenapa kakakku jadi pikun? Alvaro : Pasti ketularan Sipitih. Mereka, kan, dinas bareng bulan lalu. Wirya : Jangan dekat-dekat sama Yanuar. Zulfi : Hu um. Nanti katepaan pelupa.Brayden : Apa itu, katepaan? Zulfi : Ketularan, @Mas Brayden. Zein : Ketempelan. Hendri : Sawan. Martin : Kesurupan. Lithfan : Muncul aja pasukan pengejar hantu, bahasannya berubah jadi horor. Lainufar : @Mas Sebastian, selamat! Zainal : Aku kasih tahu Triska, langsung jerit-jerit dia. Arya : Dahayu, nangis. Baskara : Renata juga sama. Dante : Edelweiss sesenggukan h

  • Terjerat Daun Muda    Bab 64

    64Rupert dan rekan-rekannya tiba di kantor polisi menjelang jam 6 sore. Mereka berhenti di ruang tunggu dan ikut duduk bersama kelompok Jauhari, yang tengah menantikan waktu berbuka puasa. Rupert menerangkan putusan hakim yang sesuai dengan perjanjian mereka. Yakni, tim Rupert dijatuhi hukuman 1 tahun 3 bulan penjara, potong masa tahanan. Dengan begitu, tim Rupert bisa mendampingi Jauhari di penjara umum. Saat terdengar azan magrib dari ponsel banyak orang, Rupert dan teman-temannya ikut bersantap. Bahkan, mereka menambah porsi dan menyebabkan yang lainnya bingung. "Kamu makannya banyak sekali, Rupert," cakap Yìchèn. "Aku tidak makan siang tadi, dan hanya minum. Jadi aku sangat lapar," terang Rupert di sela-sela mengunyah. "Kenapa tidak makan siang?" "Aku mencoba ikut puasa, dan ternyata sangat berat." Yìchèn berdecih. "Aku sudah ikut puasa dari hari pertama. Tapi tidak seperti kamu yang kalap makan." "Kamu puasa full? Maksudku, dari subuh?" "Ya. Tiap mereka sahur, aku juga

  • Terjerat Daun Muda    Bab 63

    63Selama tiga hari berikutnya, Avreen tidak datang mengunjungi Jauhari. Gadis bermata sipit itu masih kesal, karena pria tersebut meragukan kekuatannya untuk bertahan setia. Sore itu, Avreen didatangi Yoga, Haryono, Yusuf dan Nanang. Mereka mengajak sang gadis berjalan-jalan, dengan alasan hendak membeli oleh-oleh buat keluarga dan kerabat di Indonesia. Avreen tidak bisa menolak dan menerima ajakan itu. Sebab dia juga hendak berbelanja. Aisyah, Tyas dan Viviane menumpang di mobil MPV yang dikemudikan Yusuf. Sedangkan Mizan dan Shahid menumpang di mobil operasional PBK yang disopiri Nanang. Puluhan menit berlalu, mereka telah selesai berbelanja, dan sedang menunggu waktu berbuka puasa, di salah satu restoran western di pusat perbelanjaan. "Bang, kapan kita akan berangkat?" tanya Avreen. "Maksimal 5 hari lagi. Nunggu rombongan Yanuar datang," jawab Yoga. "Apa orang tua Bang Ari juga ikut datang?" "Kayaknya nggak. Mereka baru berangkat dua hari sebelum lebaran." "Berarti aku ngg

  • Terjerat Daun Muda    Bab 62

    62Stanford mendengkus, sesaat setelah mendapatkan laporan dari Servaas yang baru tiba di kediaman Candy, pacar terbaru Baylon. Servaas sebenarnya ingin ikut Stanford, tetapi mantan ketua pengawal Baylon itu memintanya untuk bertahan dan menjadi informan buat tim Stanford. Kendatipun kecewa pada Baylon, tetapi Stanford dan teman-temannya tetap memantau kegiatan Baylon, alias menjaganya dari jauh. Setelah menutup sambungan telepon, Stanford beralih menelepon seseorang. Mereka berjanji temu, dan dia segera berangkat agar bisa tiba di tempat perjanjian itu tepat waktu. Puluhan menit terlewati, Stanford memasuki ruang VIP sebuah restoran di pusat kota. Dia terkejut melihat Owen dan Anzac juga berada di sana, bersama Allambee serta Rogan. Stanford yang datang bersama sepupunya, Hildo, menyalami semua orang, sebelum mereka duduk di dua kursi kosong. "Menurut laporan kerabatku, kemungkinan yang mengintai tadi adalah mantan anak buah Brecht," cakap Allambee memulai perbincangan. "Siapa

  • Terjerat Daun Muda    Bab 61

    61Hari berganti. Kelompok Jauhari kembali melaksanakan persidangan. Meskipun lelah jiwa dan raga, tetapi mereka tetap mengikuti persidangan hingga tuntas. Lembayung senja sudah hampir mendekati garis cakrawala, ketika konvoi banyak kendaraan itu tiba di tempat parkir kantor polisi pusat. Semua penumpang turun sambil membawa barang masing-masing. Mereka berhenti di ruang tamu, lalu mempersiapkan segala sesuatunya untuk berbuka puasa. Para penjaga diantarkan ransum masing-masing, sesuai instruksi dari Yoga. Hal itu dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih atas kerjasama yang baik, antara tim PBK dan petugas jaga, selama 8 bulan terakhir. Puluhan menit terlewati, Yoga dan yang lainnya kembali ke caravan untuk menunaikan salat Magrib secara bergantian. Kemudian, Haryono, Riaz, Nawang dan Nanang mengantarkan tim Avreen ke apartemen, sekaligus untuk menginap di sana. Menjelang waktu isya, Yoga dan semua anak buahnya berpindah ke ruangan di ujung kanan bangunan utama. Yoga berhasil memb

  • Terjerat Daun Muda    Bab 60

    60Matahari baru naik sepenggalah, ketika Jauhari dan teman-temannya diantarkan petugas jaga ke ruang kerja Gilbert. Kelima pria yang sama-sama menggunakan kaus krem, terkejut melihat banyak orang di ruangan kepala polisi. Termasuk Elfman dan dua koleganya. Tidak berselang lama, tim Rupert muncul. Mereka duduk berdampingan di bangku panjang yang baru dipindahkan dari depan, supaya semua orang di ruangan itu bisa duduk. Gilbert menerangkan hasil keputusan pihak kejaksaan, yang akan kembali memindahkan beberapa tahanan ke lapas mereka. Namun, hanya Jauhari dan Rupert yang akan dijemput kembali, sedangkan yang lainnya tetap di kantor polisi.Hal itu tentu saja diprotes Cayden dan tim kuasa hukum tim PBK. Harzan juga menyampaikan keberatan, karena dia khawatir dengan keselamatan Jauhari. "Izinkan satu orang lagi menempati sel di sana. Apalagi tim kami sedang berpuasa. Akan terasa sangat berat menjalani ibadah bila hanya sendirian," ungkap Cayden. Gilbert mengalihkan pandangan pada ke

  • Terjerat Daun Muda    Bab 59

    59Kloter 7 tiba sore itu waktu setempat. Mereka dijemput Chatur dengan menggunakan bus kecil, yang dipinjam dari hotel Arvasathya Grup, beserta sopirnya. Sepanjang jalan menuju kantor polisi pusat, Chatur menerangkan situasi teraktual. Yoga dan Haryono bergantian bertanya, sedangkan para junior tetap diam mendengarkan dengan serius. Setibanya di tempat tujuan, mereka disambut tim Yusuf. Seusai melepas rindu, mereka memasuki ruang tamu lapas1 untuk bertemu regu Jauhari. Puluhan orang tersebut berbincang dengan suara pelan. Sebab telah masuk bulan Ramadhan dan hampir semuanya berpuasa, tidak ada hidangan yang disuguhkan. "Suf, apa sudah dibagi, siapa saja yang bertugas mulai besok?" tanya Yoga."Ya, Bang," jawab Yusuf sambil membuka buku catatannya. "Caravan satu, ditempati Riaz, Ruben, Gumilang, Faidhan, Eijaz dan Abizar. Caravan dua, Jafan, Angga, Nadeem, Girish, Raffan, dan Zidni," lanjutnya. "Hari berikutnya, senior di caravan satu digantikan Samuel dan Bunji. Caravan dua, Dedi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status