Share

Bab 3

last update Last Updated: 2024-11-24 03:56:06

Dio hanya menatap dingin. “Aku hanya ingin menuruti keinginanmu. Kamu tidak mau hidup susah denganku, 'kan? Maka ikutlah bersama Roy,” kata Dio.

Alyssa menggeleng. “Enggak, Di, aku gak mau. Aku gak kenal sama dia, aku gak mau ikut dia. Aku mau pulang aja.” Alyssa berbalik. Pikirannya hanya ingin pulang. Ia tak mau dijual seperti ini. Benar-benar cara yang sangat hina. Apakah ia serendah itu? Apa mereka pikir Alyssa sama dengan hewan yang bisa dijual secara bebas? Benar-benar biadab sekali mereka.

Namun, Dio yang melihat Alyssa akan kabur pun lantas menahan Alyssa dan berusaha membujuk wanita itu agar Alyssa mau ikut bersama Roy. “Al, aku mohon sama kamu, ikutlah dengan Roy. Aku yakin dia bisa menjamin kehidupan kamu dengan sangat layak.” Dio menatap mata Alyssa, berusaha meyakinkan istrinya.

“Aku gak butuh kehidupan layak kalau caranya kayak gini. Kamu anggap aku apa sih, Di? Kamu pikir aku hewan yang bisa kamu jual seenaknya? Aku ini istri kamu, Di, istri kamu!” Alyssa menangis tersedu-sedu. Pada akhirnya, batinnya tidak sekuat itu menahan kesedihan yang cukup dalam mengingat kelakuan Dio selama beberapa tahun ini.

“Al, dengar aku. Udah saatnya kamu ikut Roy. Dia punya segalanya yang kamu butuhkan, uang, rumah, dan semua fasilitas yang kamu inginkan dia juga punya. Ini kesepakatan terbaik buat kita, ini kesempatan bagus buat kamu.”

Alyssa hanya bisa menggeleng lemah. Tubuhnya bergetar menahan isakan yang terus keluar dari bibirnya. Ia mencoba melepaskan genggaman Dio, tetapi lelaki itu tetap menahannya dengan kuat hingga Alyssa benar-benar tak bisa pergi. Roy yang menyaksikan drama di hadapannya hanya mampu menatap Alyssa dengan tatapan yang sulit diartikan. Tatapan pria itu terkesan dingin dan tajam. Namun, entah apa yang ia pikirkan.

“Jadi kau yang akan melayaniku?” Roy berkata dengan nada rendah, tetapi ada kekuasaan dalam suaranya. “Aku bayar mahal untukmu, jadi aku harap kamu bisa mengerti peranmu, dan lakukan sebaik mungkin.”

Alyssa hanya bisa menggelengkan kepalanya, air mata terus mengalir tanpa bisa ia tahan. Hatinya sudah remuk, hancur tak bersisa. Hanya ada rasa kekecewaan mendalam yang ia rasakan terhadap suaminya.

Alyssa menoleh pada suaminya. Tangannya menggenggam kedua tangan Dio berharap Dio berubah pikiran. “Aku nggak mau, Di. Tolong jangan lakukan ini terhadapku. Aku ini istri kamu, aku bukan barang yang bisa kamu jual seenaknya!” pinta Alyssa memohon. Wanita itu terus terisak-isak di dalam klub tersebut. Untungnya, tempat duduk Roy berada di sudut yang jauh dari keramaian, dan kencangnya suara musik di dalam klub tersebut membuat tangisan Alyssa tak terdengar oleh orang-orang yang ada di dalam klub itu.

Roy menyeringai tipis. “Sayang sekali, kesepakatan ini sudah terjadi. Kamu milikku sekarang.” Roy kembali menoleh pada Dio, lalu menyodorkan sebuah amplop tebal yang tentunya telah diisi dengan uang tunai. “Sesuai perjanjian. Mulai sekarang, aku yang mengatur Alyssa. Dia milikku.”

Dio maju untuk mengambil uang yang telah disodorkan oleh Roy. Suami dari Alyssa itu menerima uang dari hasil menjual istrinya dengan tanpa ragu sedikit pun, kemudian pergi tanpa menoleh ke arah Alyssa sama sekali. Detik itu dan saat itu juga dunia Alyssa telah runtuh. Ia tidak bisa lari dari kenyataan bahwa suaminya telah menjualnya.

Roy kemudian berdiri menghampiri Alyssa. “Saat ini kamu telah menjadi milikku, maka bekerjasama lah dengan baik. Duduk di sampingku,” kata Roy. Suaranya terdengar pelan, namun terkesan dingin dan mengintimidasi.

Pria yang telah membeli Alyssa itu kemudian berjalan ke arah sofa kembali, lalu dia duduk seperti semula. Wajahnya serius, namun tenang. Pandangannya fokus pada botol kaca bening di hadapannya yang tengah ia pegang dengan salah satu tangannya. Botol tersebut memiliki label sederhana, menunjukkan bahwa itu adalah minuman keras berkualitas tinggi. Terdapat dua gelas kecil berbentuk bulat di atas meja kaca gelap yang ada di depannya. Tangannya yang lain terlihat dimiringkan, kemudian ia menuangkan cairan berwarna cokelat keemasan tersebut dengan presisi. Cairan itu mengalir perlahan, menghasilkan bunyi khas tetesan minuman yang memenuhi gelas. Uap alkohol tipis-tipis terlihat di sekitar bibir botol. Suasana ruangan remang-remang dengan pencahayaan hangat dari lampu gantung, menciptakan nuansa intim nan santai.

“Minumlah,” tawar Roy pada Alyssa yang sejak tadi hanya diam menahan isakan yang terus keluar dari mulutnya. Tak ada jawaban atau pergerakan apa pun dari Alyssa. Wanita itu tetap diam sembari melihat ke arah lain tanpa mau menatap Roy.

Roy lantas melirik Alyssa. “Aku tak punya waktu untuk drama. Mulai sekarang kamu harus ikuti semua aturanku, atau kamu akan menyesalinya. Paham?” Alyssa menoleh, menatap Roy sejenak, kemudian wanita itu menundukkan pandangan menahan tangis yang ingin keluar kembali.

“Ya, aku paham,” jawab Alyssa pelan, suaranya bahkan nyaris tak terdengar.

Roy tersenyum puas mendengarnya. “Bagus. Mulai besok kamu akan tinggal di rumahku. Aku akan menyiapkan segala keperluanmu, dan tugasmu hanya satu—melayaniku sepenuhnya.”

Deg!

Related chapters

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 4

    Bagai dihantam batu, perasaan Alyssa terluka mendengarnya. Ia seolah seperti wanita murahan yang bisa dengan mudahnya diperintahkan untuk melakukan hal hina seperti itu. Statusnya masih menjadi istri dari pria lain, tetapi kini ia justru disuruh melayani lelaki lain sebab ulah suaminya sendiri. Entah apa salahnya sehingga takdirnya seperti ini. Dalam keadaan saat ini ingin rasanya Alyssa menjerit sekencang-kencangnya untuk meluapkan emosi di dalam dirinya, namun semua itu harus ia tahan demi keamanan dirinya.Selesai dengan acara minumnya, Roy mengajak Alyssa pulang ke rumahnya. Meski sebenarnya enggan, tapi mau tak mau Alyssa harus menuruti apa yang dikatakan oleh Roy, atau nyawanya yang mungkin nanti akan terancam.Di dalam mobil, meski Roy dan Alyssa duduk berdekatan, tapi keduanya sama-sama tak ada yang membuka suara. Keduanya sama-sama memilih diam dengan pikiran mereka masing-masing. Sesampainya di kediaman Roy yang tampak sangat megah nan mewah, rumah dengan cat berwarna putih

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 5

    Belum sempat Alyssa menoleh, dengan gerakan yang sangat cepat Roy memindahkan nasi yang telah dikunyah dari mulutnya ke mulut Alyssa menggunakan bibirnya, Alyssa yang terkejut berusaha memberontak, tapi tak bisa karena Roy menahan tengkuknya dengan salah satu tangan pria itu, sedangkan tangan yang lainnya Roy gunakan untuk menekan kedua pipi Alyssa agar wanita itu membuka mulutnya. Setelah makanan itu masuk ke dalam mulut Alyssa, dengan cepat Roy langsung menahan dagu Alyssa agar mulut wanita itu tidak terbuka. “Telan, cepat!” titah Roy dengan halus, namun penuh penekanan bahwa dia tidak mau dibantah.Alyssa menggeleng. Wanita itu ingin memuntahkan makanan di mulutnya, tapi mulutnya tidak bisa ia buka karena ditahan oleh Roy. “Telan, atau aku yang akan memakanmu,” ancam Roy sekali lagi, namun Alyssa tetap menggeleng mencerminkan penolakannya pada Roy.Roy yang kesal lantas kembali mengunyah makanan itu dan memindahkannya ke mulut Alyssa lagi untuk yang ke dua kalinya. Namun, jika yang

    Last Updated : 2024-11-24
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 6

    Di tempat lain, seorang pria berumur 33 tahun dengan mengenakan kemeja kasual yang dibuka beberapa kancing bagian atasnya, pria itu tampak sedang bersantai di salah satu sofa yang ada di sebuah klub malam. Lampu neon berwarna biru dan ungu memantulkan bayangan pria itu, sementara musik EDM berdentum keras dari speaker di sekitarnya. Di meja depannya, terdapat botol-botol minuman keras disertai gelas-gelas kaca yang telah berjejer rapi. Aroma minuman, rokok, dan wangi parfum yang menusuk hidung bercampur menjadi satu memenuhi udara. Pria itu tampak tertawa lepas bersama beberapa teman lelakinya yang juga terlihat sedang menikmati suasana malam. "Malam ini kita bisa habiskan malam panjang kita bersama wanita-wanita yang kita inginkan. Tinggal pilih mau yang mana, mereka akan dengan senang hati melayani kita sepuasnya, hahahaha." Pria itu tertawa sembari mengangkat tangannya untuk kembali menghisap rokok yang ia selipkan pada jari-jarinya. Di lain sofa, beberapa wanita berpakaian min

    Last Updated : 2024-11-25
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 7

    Keesokan paginya saat Roy sampai di ruang makan, matanya tak melihat keberadaan Alyssa sedikit pun. Pria itu lantas bertanya pada kepala pelayannya—Bi Ningrum. “Alyssa belum bangun?” “Tadi sudah saya bangunkan, Tuan, tapi belum ke bawah juga, sepertinya Nyonya ketiduran lagi, atau mungkin Nyonya sedang bersiap-siap,“ jawab Bi Ningrum tak pasti. “Panggil lagi, bilang sudah saya tunggu di ruang makan,” pungkas Roy tegas. “Baik, Tuan.” Bi Ningrum lantas menuju ke kamar Alyssa lagi. Mengetuk pintu itu beberapa kali sampai Alyssa membukakan pintu kamarnya. “Nyonya, sudah ditunggu Tuan di ruang makan,” ungkap Bi Ningrum. Alyssa menjawab dengan anggukan kepalanya. “Sebentar, saya cuci muka dulu.” Belum sempat Bi Ningrum menjawab, Alyssa langsung berlari ke arah kamar mandi, lalu mencuci wajahnya dan menyikat giginya dengan cepat agar pria itu tidak marah. Selesai menyeka wajahnya dengan handuk kecil, Alyssa lantas buru-buru keluar dari kamarnya. Terlihat Bi Ningrum yang masih berdir

    Last Updated : 2024-11-25
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 8

    “Kau tak ganti baju? Apa mau aku gantikan?” Suara Roy memecah lamunan Alyssa yang sejak tadi bengong dengan rasa keterkejutannya. “Tidak perlu. Aku bisa ganti sendiri,” sahut Alyssa cepat. Wanita itu berbalik berniat mengambil pakaian, namun tiba-tiba ia teringat sesuatu. “Mmm, Roy?” panggil Alyssa ragu. “Yes, Baby?” jawab Roy seraya tersenyum manis, membuat jantung Alyssa seketika berdisko. “Ak—aku ... aku tidak membawa pakaian,” ungkap Alyssa takut-takut membuat Roy terkekeh kecil. Pria itu tiba-tiba merangkulkan salah satu tangannya pada pinggang Alyssa seraya melangkah maju hingga Alyssa spontan terdorong ke belakang. Roy terus melangkah maju sembari tangan satunya merapikan rambut Alyssa. Tubuh Alyssa terdorong ke belakang sampai akhirnya wanita itu terpentok pada sebuah lemari yang tampak besar dan cukup panjang. Roy menunduk, mensejajarkan mukanya dengan wajah Alyssa, menatap bibir tipis nan seksi itu, sedangkan Alyssa, nafas wanita itu sampai tercekat di tenggorokan s

    Last Updated : 2024-11-26
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 9

    Alyssa sontak melotot terkejut saat mendengar lenguhan Roy. Pria itu menggosok-gosok lembut hidungnya pada bahu Alyssa, lalu menghirup aroma tubuh bagian tengkuk Alyssa. Alyssa hanya bisa menahan rasa geli akibat yang dilakukan Roy. “R—roy, bisa tolong agak jauhan?” pinta Alyssa hati-hati. “Tidak bisa, Baby. Aku tak bisa jauh darimu,” balas Roy dengan tenang. Pria itu masih tampak nyaman memeluk tubuh Alyssa. “Al, bolehkah aku minta sekarang?” tanya Roy. Deg! Hati Alyssa semakin panik mendengar permintaan Roy. Sepertinya kali ini ia tak akan selamat. Tanpak Alyssa menggigit bibir bawahnya, sedangkan tangannya memilin-milin ujung baju piyamanya untuk menutupi rasa takutnya. “Aku menginginkanmu, ku mohon,” bisik Roy di telinga Alyssa. “Aku janji akan melakukannya dengan lembut,” ucap Roy bersungguh-sungguh. “T—tapi ... eemmhh.” Alyssa merutuki dirinya di dalam hati karena ia kelepasan mengeluarkan desahannya meski ia sudah berusaha semaksimal mungkin menahan rasa geli akiba

    Last Updated : 2024-11-26
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    BAB 10

    Dengan cepat Roy mengangkat tubuh Alyssa dan membawanya ke atas ranjang. Roy mencoba menyadarkan Alyssa dengan cara menekan dada Alyssa berharap bisa memompa keluar air yang telah memenuhi paru-paru wanitanya. Setelah beberapa kali mencoba dan Alyssa belum tersadar juga, Roy yang sudah diambang keputusasaan dengan rasa panik yang luar biasa, pria itu meneteskan air matanya merasa takut kehilangan Alyssa. “Sayang, tolong bangunlah, Baby. Jangan buat aku panik seperti ini,“ pinta Roy dengan suara serak. “Alyssa, aku mohon jangan tinggalkan aku,” rengek pria itu dengan tangan yang masih terus menekan dada Alyssa. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya usaha Roy membuahkan hasil. Air mengalir keluar dari mulut Alyssa. Roy lantas mengusap pipi Alyssa dengan lembut. “Syukurlah kamu udah sadar, baby.” Baru saja Roy merasa lega, di detik berikutnya rasa panik kembali merasukinya saat tiba-tiba Alyssa kembali memejamkan kedua matanya. “Sayang? Al, kamu jangan bikin aku khawatir lagi, d

    Last Updated : 2024-11-27
  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    BAB 11

    Roy yang mendengar penjelasan Rendy bagai dihantam batu besar. Ia tak menyangka jika kesedihan Alyssa sedalam itu. “Jadi selama ini dia gak baik-baik aja? Aku kira dia udah melupakan suaminya,” batin Roy yang mengira Alyssa terluka hanya karena dijual oleh suaminya. Usai meletakkan stetoskop ke dalam tas medis, Rendy bangkit ranjang yang ia duduki. “Gua kasih resepnya ke Dita, nanti biar dia yang nebus obatnya dan bawa langsung ke sini,” ucap dokter Rendy sembari berjalan mengitari ranjang. “Gua pulang dulu.” Dokter Rendy menepuk bahu Roy beberapa kali untuk menguatkan Roy. Setelahnya ia kembali ke rumah sakit untuk memeriksa pasien lainnya. Setelah dokter Rendy dan Bi Ningrum sudah benar-benar pergi dari kamarnya, seketika air mata Roy kembali luruh. “Al, kamu sebenarnya kenapa? Apa aku belum bisa bikin kamu bahagia selama di sini? Apa aku kurang perhatian, atau karena aku terlalu sibuk? Maafin aku kalau aku belum bisa bikin kamu bahagia selama ini, tapi tolong lupakan masa lalu m

    Last Updated : 2024-11-27

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 29

    “Tempat memanah? Untuk apa kita ke sini?” tanya Alyssa bingung. Roy menoleh, menatap wajah Alyssa seraya tersenyum lembut. “Untuk apa lagi? Ayo!” pungkas Roy menaikkan dagunya, memberi kode pada Alyssa agar masuk ke lapangan tempat bermain panah. “T--tapi ... aku tidak bisa bermain panah. Aku belum pernah mencobanya,” ucap Alyssa ragu. “Maka aku yang akan mengajarimu sampai kau bisa,” sela Roy. Pria itu terlihat cukup antusias untuk mengajari Alyssa bermain panah, olahraga yang belum pernah Alyssa coba. Keduanya berjalan memasuki lapangan tempat khusus untuk memanah. Roy menerima busur dan anak panah yang diberikan oleh anak buahnya, lalu meletakkan tas kulit berisi beberapa anak panah ke samping tubuhnya. “Aku tidak yakin bisa melakukannya,” ucap Alyssa pesimis. “Tapi aku yakin kau bisa melakukannya,” sela Roy penuh percaya diri. Pria itu lantas berdiri di belakang badan Alyssa, menggenggam kedua tangan Alyssa, lalu menuntunnya untuk memegang busur dan anak panah yang se

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 28

    “Ada yang bisa saya bantu?” tanya sang pemilik toko emas.“Saya ingin menjual gelang emas ini, Pak.” Dio menyodorkan gelang yang ia bawa.Pemilik toko emas lantas mengamati gelang tersebut dengan seksama. “Gelang ini bagus, kenapa dijual, Mas?”“Saya lagi butuh duit, makanya terpaksa harus saya jual ini gelang istri saya,” ujar Dio dengan ekspresi memelas supaya pria di hadapannya percaya dan kasihan kepadanya.“Oh, gitu.” Pria itu mengangguk paham. “Ya sudah, saya cek kadar emasnya dulu ya kalau gitu. Tunggu sebentar.” Pemilik toko emas itu lantas mulai memeriksa gelang yang Dio bawa menggunakan mesin penguji emas dan juga timbangan untuk memastikan kadar dan berat gelang tersebut.Setelah mengecek gelang itu beberapa saat, pria itu kembali menghadap Dio dengan tangannya membawa gelang yang akan dijual Dio tadi. “Gelang ini kadar emasnya 24 karat, dan beratnya 10 gram. Kalau sekarang harga pasarnya sekitar Rp1.533.000 per gram. Jadi totalnya sekitar Rp15.330.000. Bagaimana, mau?”Dio

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 27

    Roy menoleh terkejut, menatap Alyssa dengan lekat, tatapan matanya terlihat jelas ada kesedihan sekaligus emosi secara bersamaan yang tengah pria itu sembunyikan.“Apa yang harus aku lakukan agar kau tidak pergi meninggalkanku?” tanya Roy.Tampaknya Roy mulai bingung harus bagaimana lagi agar ia bisa mengambil hati Alyssa.Alyssa memalingkan wajahnya menatap lain, menghindar dari tatapan Roy. “Aku lebih bahagia hidup sendiri. Aku ingin melupakan semua hal-hal buruk yang pernah terjadi selama hidupku,” ungkap Alyssa.Satu tangan Roy spontan mengepal, menahan emosi yang ingin meledak saat ia mendengar ungkapan sedih Alyssa. Rasanya ia ingin membunuh orang-orang yang telah membuat hati Alyssa hancur.Roy mengangkat tangannya yang lain, merangkul pinggang Alyssa, menariknya sedikit hingga badan keduanya saling bersentuhan. Tarikannya tak terlalu kuat, tetapi cukup untuk menyampaikan rasa takut kehilangan yang tersembunyi di dalam hatinya.Pria itu kemudian menundukkan kepala, wajahnya ia

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 26

    Bola melambung jauh, meski tidak sempurna, Roy tetap bertepuk tangan kecil untuk mensupport Alyssa agar tidak mudah menyerah, “Keren, itu sudah cukup bagus untuk pemula, kau hanya tinggal terus latihan ritme.” Roy berbicara dengan suara excited, seolah ia benar-benar sangat menikmati apa yang ia lakukan saat ini, sedangkan Alyssa yang melihat reaksi excited di diri Roy membuat senyumnya seketika terbit di wajahnya. Wanita itu tampak tersenyum malu-malu namun sedikit puas dengan apa yang telah dia lakukan.Alyssa kembali mengulangi gerakan yang diajarkan Roy hingga beberapa kali, sesekali Roy membenarkan posisi Alyssa jika ada yang kurang tepat, tak lupa pria itu sedikit menyisipkan humor agar Alyssa tidak tegang saat mereka sedang mengulang latihan, “Kalau bolanya ke kolam, anggap saja kita mau main golf sambil berenang,” ucapnya. Mereka tertawa bersama sembari tetap melanjutkan latihan. Sesi latihan yang awalnya cukup tegang bagi Alyssa, berubah menjadi momen yang penuh kehangatan da

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 25

    Alyssa yang semakin kesal lantas berdecak seraya menoleh kembali ke arah samping, “Aku sudah punya suami, Roy!” cetus Alyssa. “Gak pantes kalau ada laki-laki lain yang manggil saya seperti itu. Saya bukan wanita murahan,” lanjut Alyssa dengan tatapan menusuk.“Berarti kalau udah single boleh dong, aku panggil kamu sayang?” Pria itu tersenyum lebar. Senyum yang sejak tadi ia sembunyikan, pada akhirnya terlepas juga dari tempatnya hingga memperlihatkan ketampanannya yang hakiki. Alyssa hanya berdecak kesal dan tak menggubris ucapan pria di sampingnya. “Ini topinya, Nyonya.” Seorang wanita yang Alyssa duga sebagai maid atau pelayan di sana memberikan sebuah topi lebar pada Alyssa guna melindungi wajahnya dari sinar matahari. Alyssa lantas menerimanya dengan senang hati seraya menyertakan senyuman yang ia tampilkan di wajahnya.Kebetulan Alyssa tidak membawa topi karena Roy tadi tidak menyiapkannya sekalian, dan lagi Roy juga tidak mengatakan mereka akan berolahraga apa, jadi maklum saja

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 24

    Dio terlihat sangat frustasi dengan keadaannya saat ini yang mendesaknya untuk mendapatkan uang hari ini juga karena esok Dio sudah harus memberikannya pada debt kolektor yang akan datang ke rumahnya lagi. Dengan wajah kusut Dio berjalan tergesa-gesa dari ruang televisi menuju ke kamarnya, pria itu mendorong pintu dengan kasar hingga terdengar suara yang berderit. Pandangannya langsung tertuju pada lemari pakaian yang tak begitu besar di sudut ruangan. Tanpa membuang waktu, Dio menghampirinya dan menarik pintu lemari dengan cepat. Pintu kayu itu terbuka lebar, menampakkan tumpukan-tumpukan pakaian yang sebagian masih tersusun dengan rapi, namun sebagiannya lagi sudah terlihat berantakan Pria itu kemudian mengobrak-abrik isi lemari dengan gelisah. Tangannya menyibak tumpukan baju milik istrinya satu per satu, melemparnya ke lantai tanpa peduli akan kekacauan yang ia ciptakan. Suara gesekan hanger dan pakaian yang jatuh berserakan memenuhi ruangan. Laci kecil di bagian tengah lemari

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 23

    Di lain tempat, Alyssa yang sudah selesai selesai mengenakan pakaian yang disiapkan oleh Roy tadi, lantas keluar dari kamar mandi. Terlihat Roy yang tengah duduk di pinggir ranjang dengan posisi menghadap ke arah kamar mandi. Alyssa yang melihatnya lantas menatap ke arah lain seolah dirinya tak peduli dengan keberadaan Roy.Ia berjalan ke arah meja rias, lalu mendudukkan dirinya di atas kursi, sedangkan Roy bangkit dari ranjang dan berjalan menghampiri Alyssa yang sedang bersiap memoles wajahnya.Roy berdiri tepat di belakang Alyssa, meletakkan kedua telapak tangannya pada pinggang Alyssa dengan membungkukkan badannya. “Aku ganti baju dulu, nanti aku ke sini lagi,” ucap Roy sebelum dirinya mengecup pucuk kepala Alyssa dengan lembut.Alyssa terlihat tak menggubris sikap Roy sama sekali, namun saat Roy telah menjauh dari kamarnya, seketika pipi Alyssa tampak memerah. Ia tahu dirinya sangat membenci orang-orang di sekelilingnya termasuk Roy, tapi perlakuan Roy yang selalu mampu membuatny

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 22

    Keadaan yang genting membuat Dio terpaksa harus membuka pintu rumahnya dan menghadapi rentenir itu seorang diri.“Ada apa ya, Pak?” tanya Dio pura-pura tidak tahu.“Ada apa ada apa, bayar hutangmu, nih!” sahut rentenir itu dengan nada tinggi seraya menunjukkan sebuah kertas perjanjian saat Dio meminjam uang.“Maaf, Pak, saya belum punya uang. Tolong kasih saya waktu.”Debt kolektor yang geram dengan jawaban Dio lantas menyela dengan cepat, disertai nada tinggi meluapkan emosinya, "Waktu? Sudah berapa kali kami kasih waktu buat kamu? Janjimu bulan lalu gimana? Bohong terus! Keluar sekarang juga, atau kami masuk secara kasar."“Saya nggak bohong, Pak. Saya memang belum punya uang, saya saat ini lagi susah. Saya juga lagi cari pinjaman lain untuk bayar hutang-hutang ke kalian. Tolong kasih saya waktu satu minggu lagi.”Salah satu dari debt kolektor itu spontan tertawa kecil dengan nada mengejek saat mendengar ucapan Dio. “Cari pinjaman? Kamu pikir kami bodoh? Kami udah sering denger alas

  • Terjerat Cinta Terlarang Tuan Mafia    Bab 21

    Terjadi keheningan beberapa saat. Roy yang masih setia memandangi wajah Alyssa sambil senyum-senyum tidak jelas seperti orang gila, sedangkan Alyssa fokus menonton televisi tanpa menggubris kelakuan Roy.Beberapa menit kemudian seseorang mengetuk pintu kamar Alyssa, “Permisi, Tuan.” Bi Ningrum menunduk hormat sebelum akhirnya ia masuk ke dalam sembari membawa dua wadah popcorn camilan untuk teman menonton Alyssa dan Roy.“Ini popcornnya, Tuan, Nyonya.” Bi Ningrum meletakkan popcorn itu di atas nakas.“Makasih, Bi,” ujar Alyssa tersenyum tipis.“Sama-sama, Nyonya,” balas Bi Ningrum dengan senyum ramahnya.Setelah melihat Bi Ningrum akan keluar, Alyssa lantas melirik sinis ke arah Roy. “Sudah dibikinin, tapi gak ngucapin terima kasih,” tegur Alyssa ngedumel.Roy mengangkat sebelah alisnya. “Mereka di sini untuk kerja, melakukan apa yang aku perintahkan, dan aku membayar mereka tidak sedikit,” balas Roy cuek. Alyssa hanya menanggapinya dengan merotasikan kedua bola matanya, merasa malas

DMCA.com Protection Status