Chapter: Bab 20Alyssa yang takut, lantas membuka kedua matanya dengan cepat, menatap mata Roy dengan takut-takut. Air matanya hampir tumpah, namun sebisa mungkin Alyssa tetap menahan dirinya agar tidak menangis di depan Roy. “Kenapa kau tidak mau meminum obatnya? Aku hanya memintamu minum obat, Alyssa, bukan menyuruhmu melakukan yang lain. Ini juga demi kesembuhanmu, kenapa sepertinya kau sangat sulit diberitahu?” ucap Roy setengah berbisik. “M–maafkan aku.” Hanya itu kalimat yang mampu keluar dari bibir Alyssa, bahkan saat berbicara, Alyssa pun tak berani menatap mata Roy. Alyssa kemudian memalingkan wajahnya menatap ke arah lain. Air matanya sudah hampir keluar, sebab itulah ia tak berani menatap mata Roy. “Aku tidak butuh permintaan maafmu, Alyssa. Aku hanya ingin kau meminum obatmu, itu saja. Bisa, ‘kan?” Alyssa mengangguk tanpa menatap Roy. Roy yang melihatnya lantas mengangkat salah satu tangannya, memegang dagu Alyssa dan mengarahkannya agar menatapnya kembali. Tes! Tanpa Roy s
Last Updated: 2024-12-12
Chapter: bab 19 “Bantu apa?” tanya Alyssa bingung. “Bantu membuatmu melupakan masa lalumu yang menyakitkan itu,” jawab Roy sungguh-sungguh. Alyssa tak menjawab. Wanita itu kembali memalingkan wajahnya menatap hamparan luas pemandangan di luar restoran. Kembali terjadi keheningan di antara mereka. Keduanya sama-sama menatap pemandangan dengan pikiran mereka masing-masing. “Alyssa,” panggil Roy dengan tenang. Alyssa menoleh, menatap wajah yang tampak tak sedatar biasanya. “Apa selama kau bersamaku, aku belum bisa membuatmu nyaman sedikit pun?” tanya Roy sembari menatap dalam mata Alyssa. Alyssa tersenyum kecut. “Aku tidak bisa menjawabnya,” ujar Alyssa memalingkan wajahnya. “Kenapa?” sahut Roy dengan dahi berkerut. “Jawabannya ada di dirimu sendiri.” “Maksudmu?” tanya Roy tak mengerti. Bukannya menjawab, Alyssa malah bangkit dari tempat duduknya dan bersiap pergi. Roy yang melihat Alyssa akan pergi lantas ikut berdiri, lalu memegang pergelangan tangan Alyssa. “Mau ke mana?” tanya R
Last Updated: 2024-12-12
Chapter: Bab 18 Suasana di dalam ruangan terlihat luas nan mewah. Hanya dengan melihatnya sekilas saja sudah tampak jelas jika ruangan itu adalah ruangan eksklusif yang tidak sembarang orang bisa memasukinya. Desain interior yang dirancang dengan material berkualitas tinggi, dinding tampak di marmer serta dihiasi dengan panel kayu dan sedikit tambahan wallpaper premium. Lampu gantung kristal dengan cahaya lembut yang mampu menciptakan atmosfer hangat nan intim, juga tak tertinggal terdapat lukisan seni dan bunga segar yang dapat memberikan sentuhan estetika. Meja makan berbahan kayu yang panjangnya sekitar dua setengah sampai tiga meter, di atasnya sudah dipasang table runner atau yang biasa disebut dengan taplak meja. Tampak aksesoris seperti napkin kain, piring porselen, dan gelas kristal yang sudah tertata rapi di atas meja. Bangku-bangku saling berhadapan tampak sejajar dan rapi. Berbagai hidangan juga telah disajikan di atas meja. Alyssa menoleh pada Roy, “Mau makan sama siapa saja?” tan
Last Updated: 2024-12-09
Chapter: Bab 17“Ck, bisa jalan yang bener gak, sih!” omel Alyssa dengan kesal. Wanita itu benar-benar malu karena tak sengaja menabrak badan Roy, ditambah lagi ia terkejut saat mendengar pertanyaan random dari mulut pria dingin di hadapannya itu. Roy terkekeh. “Makanya kalau jalan yang fokus, lihat ke depan.” “Ini juga tadi udah fokus, kamunya aja yang tiba-tiba berhenti gak bilang-bilang,” sahut Alyssa. Roy yang melihat Alyssa mengomel justru tersenyum. Pandangannya fokus pada bibir Alyssa yang terlihat menggemaskan. Andai ia tak mengendalikan dirinya seperti sekarang, sudah pasti Roy langsung melahap habis bibir wanita di hadapannya itu. Alyssa yang menyadari Roy justru fokus pada bibirnya, seketika wanita itu langsung merinding takut. Ia tak ingin dirinya digarap oleh Roy lagi. Dengan cepat Alyssa berjalan keluar dari kamarnya meninggalkan Roy begitu saja, sedangkan Roy justru terkekeh melihat Alyssa yang sedang menghindarinya. “Bi, makan malamnya kalian makan aja, saya dan Alyssa mau ma
Last Updated: 2024-12-08
Chapter: Bab 16Dengan sedikit panik Roy keluar dari kamarnya, berjalan cepat menuruni anakan tangga menuju ke lantai bawah, tepatnya ke dapur tempat para pelayan sedang menyiapkan makan siang untuknya dan Alyssa. “Bi, Alyssa ke mana?” tanya Roy to the point. Bi Ningrum yang mendengar suara majikannya lantas langsung meninggalkan pekerjaannya begitu saja, lalu menghampiri tuannya, sedangkan kerjaannya spontan langsung digantikan oleh pelayan lainnya atas inisiatif dari teman sesama para pelayan di sana. “Maaf, Tuan, Nyonya tadi minta pindah ke kamarnya, jadi saya antarkan Nyonya ke kamar beliau,” jawab Bi Ningrum menunduk. “Oh ….” Roy menggantung kalimatnya. “Oke,” lanjutnya kemudian. Pria itu lantas berbalik, berjalan menaiki tangga sembari memikirkan sesuatu. Bi Ningrum yang melihat tuannya sepertinya sudah puas dengan jawabannya pun lantas kembali masuk ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya. Namun, baru saja Bi Ningrum akan melanjutkan pekerjaannya, tiba-tiba suara Roy kembali terdengar
Last Updated: 2024-12-08
Chapter: Bab 15 Roy berjalan masuk ke dalam toko bunga tersebut. Tercium harum yang sangat wangi dengan aroma bunga yang berbeda-beda dan penuh warna. Penjual bunga yang melihat kedatangan seorang pria dengan setelan mahal nan keren, lantas menghampiri pria tersebut yang tak lain adalah Roy. “Selamat siang, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” tanyanya dengan ramah. “Saya ingin membeli bunga yang istimewa untuk istri saya. Tolong pilihkan bunga yang bisa membuat mood-nya menjadi lebih baik.” “Baik. Apakah ada bunga favorit yang disukai istri Bapak?” “Saya tidak tahu. Pilihkan saja bunga yang spesial dengan warna yang cantik untuknya,” pungkas Roy, masih dengan wajah yang datar. “Baik, Pak. Saya pilihkan dulu bunga-bunganya, nanti Bapak tinggal pilih yang cocok untuk diberikan pada istri Bapak. Mohon menunggu sebentar ya, Pak.” Wanita itu lantas bergegas memilihkan bunga-bunga yang spesial untuk pelanggannya, sedangkan Roy duduk menunggu bunga yang ia pesan sembari memainkan ponselnya. Selang
Last Updated: 2024-12-03
Chapter: Bab 67Rania yang terkejut mendengar suara beling pecah pun lantas menoleh ke arah bosnya dan melihat telapak tangan Reynald yang mengeluarkan darah.Rania lantas bergegas mengambil sapu tangan di tasnya dan berlari ke meja Reynald. Mengelap telapak tangan Reynald yang penuh dengan darah. “Ya ampun, Pak! Kenapa bisa gini?” panik Rania. Namun, Reynald hanya diam membisu dengan tatapan kosongnya. Terlihat jelas mata pria itu yang tenah memancarkan emosi.Rania kemudian berlari mengambil betadine dan kain kasa guna membelitkan luka di tangan Reynald. Dengan pelan dan telaten, Rania mengobati luka itu. Setelah selesai mengobati tangan Reynald, Rania segera membersihkan beling-beling yang berceceran di lantai.Tatapan Reynald masih terpaku pada pikirannya. Pria itu bahkan tak sadar jika Rania sudah mengobati luka di tangannya, dan Rania juga yang membersihkan pecahan-pecahan beling itu.Rania lantas kembali ke mejanya setelah selesai membersihkan pecahan-pecahan gelas kaca itu. Namun, belum sampa
Last Updated: 2023-12-28
Chapter: Bab 66“Udah lama kerja sama Reynald?” tanya Irene seraya berdiri di samping Rania dan merapikan penampilannya.“Lumayan, Mbak!” jawab Rania. Wanita itu terpaksa harus berbohong sebab Rania melihat Irene ini agak sedikit sombong.“Oh.” Hanya itu yang keluar dari mulut Irene.“Mbaknya udah kenal sama Pak Reynald?” tanya Rania yang sengaja memancing Irene.“Ya. Kami sudah kenal cukup lama. Sangat lama, dan sangat kenal,” jawab Irene sombong.“Oh.” Rania mengangguk.“Reynald belum punya pacar, kan?” tanya Irene.“Kalau itu saya tidak tahu, Mbak. Karena itu bukan wewenang saya untuk mengurus hidup orang lain,” ujar Rania yang mampu merubah ekspresi wajah Irene.Wanita itu tampak kesal mendengar jawaban dari mulut Rania. Rania seolah seperti sedang menyindir Irene. Rania kemudian pamit untuk kembali ke ruangan Indira, sedangkan Irene justru mengepalkan tangannya seraya menatap punggung Rania yang semakin menjauh.***Setelah dari toilet Reynald memutuskan untuk kembali ke kantor bersama Rania. Pr
Last Updated: 2023-12-27
Chapter: Bab 65Saat ketiga orang itu sedang fokus membicarakan perkembangan bisnis kain di perusahaan Reynald, tiba-tiba seorang wanita misterius datang dan mengetuk pintu ruangan Indira.“Masuk!” seru Indira mempersilakan.Wanita misterius itu pun masuk ke dalam ruangan Indira dengan langkah percaya dirinya bersama dengan seorang office girl yang kebetulan juga berada di depan pintu ruangan Indira. Rania menoleh sesaat untuk melihat orang yang datang tersebut, kemudian kembali fokus pada percakapan antara Reynald dan Indira.Wanita misterius itu tampak berjalan beriringan bersama dengan office girl tersebut, kemudian office girl itu meletakkan kopi yang ia buat di meja yang ada di depan ketiga orang itu, sedangkan Irene berdiri di samping office girl itu.Pembicaraan spontan terhenti saat office girl tersebut mempersilakan para tamu untuk meminum kopi yang telah ia buat. “Silakan diminum, Pak, Bu!” ucap office girl itu dengan ramah.Reynold menoleh menatap depan. Di mana office girl itu berdiri dan
Last Updated: 2023-12-27
Chapter: Bab 64Sesampainya di tempat yang telah ditentukan, Reynald dan Rania segera turun dari mobil. Keduanya berjalan beriringan menuju meja tempat bertemu dengan klien. Baru saja keduanya duduk di bangku yang telah dipesan oleh Reynald, klien itu datang. Reynald dan Rania sontak kembali berdiri dan menyambut klien mereka. “Selamat pagi, Pak Reynald. Bagaimana kabarnya?” sapa klien Reynald.“Baik. Sangat baik. Silakan duduk, Pak.” “Ini sekretaris barunya atau calon Pak Reynald, nih?” tanya klien itu saat bersalaman dengan Rania.Rania yang mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh klien itu pun mencoba menyanggahnya. Takut jika Reynald tersinggung. “Ah, saya–” Belum selesai Rania berbicara, Reynald lebih dulu memotongnya. “Dia sekretaris pribadi saya,” ucap Reynald tersenyum.“Oh, pantes. Hahahaha. Ya ya ya, saya mengerti.” Klien itu spontan tertawa. Mengerti maksud dari ucapan Reynald, sedangkan Rania justru mengerutkan keningnya merasa bingung kenapa orang itu tertawa.****“Udah dari tadi
Last Updated: 2023-12-26
Chapter: Bab 63Tak lama mobil Reynald berhenti di sebuah toko. Reynald segera keluar dari mobilnya, sedangkan Rania yang bingung pun hanya diam membeku di dalam mobil. Reynald yang melihat Rania hanya diam pun memberikan kode lewat gerakan kepalanya agar Rania keluar dari kendaraan itu.“Pilihkan sepatu yang bagus untuk dia,” titah Reynald seraya menunjuk Rania yang masih berada di belakangnya. “Baik, Pak!” patuh pelayan itu.“Ukuran sepatunya nomor berapa, Kak?” tanya pelayan itu pada Rania yang kini menatapnya bingung.“Hah? Saya?” tanya Rania bingung.“Iya, Kak. Ukuran kaki kakak nomor berapa?” “Tiga puluh delapan. Kenapa, Mbak?”“Tidak apa-apa, Kak. Sebentar ya, saya carikan dulu,” ujar pelayan itu yang kemudian mengambil beberapa wedges dan high heels yang bagus dan cocok untuk Rania.Rania hanya diam berdiri menatap bos dan pelayan toko itu dengan bingung. Beberapa saat kemudian pelayan toko itu pun datang dengan membawa beberapa kardus yang isi di dalamnya adalah model sandal dan sepatu yan
Last Updated: 2023-12-25
Chapter: Bab 62“Pagi, Pak!” sapa Rania pada satpam penjaga kantor.“Pagi juga, Bu Rania,” balas satpam tersebut.Rania melangkah masuk ke dalam kantor. Tak lama disusul oleh seorang pria berbadan tegap yang juga baru datang.“Pagi, Pak!” siapa para satpam pada Reynald.“Pagi,” jawab Reynald.Rania yang sedang menatap layar teleponnya sedikit terkejut saat tiba-tiba ada seseorang yang berjalan di sampingnya. Wanita itu sontak menoleh dan melihat siapa orang yang berada di sampingnya. Ternyata orang itu adalah bosnya.“Eh, Bapak,” nyengir Rania. “Pagi, Pak!” sambung wanita itu.“Segera bersiap. Sebentar lagi kita berangkat,” ujar Reynald tanpa menjawab sapaan dari Rania.“Baik, Pak.” Keduanya lantas menuju ke meja kerja mereka masing-masing. Namun, tiba-tiba Reynald memanggil Rania.***Seorang wanita memasuki gedung perusahaan besar dengan langkah anggun bak model ternama papan atas. Kacamata yang bertengger di hidungnya ia naikkan hingga di atas kepala. Semua mata tertuju padanya. Dengan angkuhnya
Last Updated: 2023-12-25