Home / Romansa / Terjerat Cinta Sang Fotografer / Permintaan Yang Absurd

Share

Permintaan Yang Absurd

last update Last Updated: 2025-01-30 22:23:47

FAI

Ini adalah hari keempat belas aku berada di Indonesia. Sejauh ini pekerjaanku lancar. Aku betah di sini. Apalagi rekan-rekan satu team begitu solid. Selain itu ada Cataleya yang sering mengisi waktuku dan menemaniku ke mana-mana. Aku mulai terbiasa dengan kehadirannya. Walau aku sering tidak tahan saat berada bersamanya. Bukan apa-apa. Terlalu dekat dengannya membuatku takut tidak bisa mengendalikan diri. Nggak munafik, Cataleya sangat menarik. Dia begitu menggoda tanpa perlu menjadi penggoda. Aku jamin laki-laki normal manapun tidak akan kebal dari pesonanya.

Pukul setengah tujuh malam aku mengakhiri sesi pemotretan model terakhir hari ini.

Beberapa photo props terlihat tersebar di setiap sudut studio. Aku membiarkannya. Nanti tugas Tyo membereskannya.

Aku akan langsung pulang setelah ini lalu tidur sampai besok. Sebetulnya Devanka mengajak jalan tapi kutolak karena tubuhku lebih butuh untuk diistirahatkan.

Pintu studio terbuka sesaat setelah aku menyimpan kamera ke dalam tas. Alan muncul lalu membawa langkah mendekatiku.

"Sudah mau pulang, Fai?"

"Iya nih. Last session baru kelar."

"Gimana hari ini? Lancar?"

"Lancar sih, tapi tadi ada kendala sedikit. Ada model yang susah banget diarahkan. Udah gitu masih kaku."

"Model yang mana?" Alan mengerutkan dahinya.

"Anindia."

"Oh, dia. Dia memang masih baru jadi masih belum ada pengalaman, sabar ya, Fai," jawab Alan memberitahu.

Aku mengangguk paham. Aku memang sering menangani model baru tapi belum ada yang sebebal tadi sehingga membuatku menghela napas berkali-kali.

"Fai, by the way aku mau ajak kamu ngopi. Kamu bisa?"

"Kapan?" Aku melirik arloji.

"Sekarang. Kamu ada acara malam ini?"

"Nggak sih, tapi pengen langsung pulang. Capek banget," jawabku jujur menolak ajakan Alan lalu memijit-mijit bahu yang pegal. Biasanya Mama yang memijitku setiap kali aku mengeluh capek setelah pulang kerja.

"Oh, okay. Kapan-kapan kalo begitu." Alan tampak sedikit kecewa. "Tapi kalo aku mau ngobrol sebentar bisa kan?" tanyanya lagi.

"Bisa. Ada apa, Lan?" Melihat ekspresi seriusnya aku pikir Alan akan membicarakan masalah pekerjaan.

Alan mengajakku duduk di kursi dekat meja rias yang sering digunakan oleh makeup artist.

"Aku udah lihat foto Leya."

"Foto yang mana?" tanyaku.

"Yang kamu shoot waktu itu."

Aku ingat sekarang. Dua minggu yang lalu aku memotretnya di studio ini. Tapi aku belum menangkap apa maksud Alan mengatakannya. Apa ada yang salah dengan foto tersebut? Atau dia marah karena istri cantiknya aku potret tanpa seizinnya?

"Ya, jadi gimana, Lan?" tanyaku hati-hati.

"Aku suka fotonya. Leya cantik banget. Angle-nya juga tepat. Jadi aku ingin kamu memotret dia lagi."

Alan membuatku lega dengan jawabannya. Aku pikir ada masalah.

"Bisa kan, Fai?" Dia menanyakan kesediaanku.

"Bisa, Lan. Tapi kalo besok udah full. Lusa deh kalo Leya mau. Dia maunya di mana? Studio atau outdoor?” tanyaku agar aku bisa menyipakan konsep terbaik untuknya.

“Indoor.” Alan menjawab.

Indoor nya di studio?”

“Bukan. Jadi begini.” Alan memperbaiki duduk lalu menjatuhkan matanya lekat di wajahku.

Aku balas menatap dan siap mendengar konsep yang akan diutarakannya.

“Aku mau kamu nge shoot Leya di tempat tidur, di apartemen kamu. Jadi nanti konsepnya nude photo. Aku tahu kamu pasti bisa. Aku mempercayakan kamu yang melakukannya karena kamu fotografer profesional yang berpengalaman. Aku harap kamu nggak menolak, Fai. Anggap ini bagian dari kerjasama kita.”

***

Related chapters

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Galau

    Aku sudah cukup sering memotret banyak perempuan tanpa busana. Tanpa satu helai benang pun yang melekat pada tubuh mereka. Semua itu dilakukan demi tujuan komersial karena mereka berprofesi sebagai model. Namun, ketika permintaan serupa datang dari Alan, wajar kalau aku jadi berpikir panjang. Apa maksudnya memintaku memotret istrinya dalam keadaan tanpa busana?Aku menggaruk pelipis bingung. Sementara Alan menunggu jawabanku.“Gimana, Fai?” desaknya menuntut.“Boleh aku tahu apa alasannya?”“Alasan apa?” Alan membalas pertanyaan dengan pertanyaan.“Aku nggak ngerti kenapa kamu minta aku buat nge-shoot Leya tanpa busana?”Sempat terpikir olehku jangan-jangan Alan berpikiran untuk menjual foto-foto istrinya. Tapi kemudian pikiran itu terbantahkan dengan sendirinya. Tidak mungkin Alan yang kaya raya tega menjual istri sendiri.“No reason needed. Aku dan Leya melakukannya hanya untuk koleksi pribadi, nggak lebih. Jadi kamu nggak usah khawatir, aku nggak akan menjual foto-foto itu. Hanya o

    Last Updated : 2025-01-30
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Permintaan Gila Suamiku

    CATALEYASuara pintu dibuka terdengar saat aku bersiap untuk tidur. Alan muncul dengan wajah lelah. Aku mengurungkan niat menarik selimut lalu duduk untuk menyambutnya."Tumben baru pulang jam segini?" tanyaku setelah melihat jam dinding."Sibuk banget hari ini makanya baru pulang." Alan menjawab sembari membuka satu per satu kancing kemejanya. "Kenapa belum tidur?" Alan balik bertanya."Rencana tadi mau tidur," jawabku.Alan menarik langkahnya mendekatiku lalu duduk di pinggir ranjang tepat di dekatku. Dia membawa wajahnya mendekati mukaku. Sejurus kemudian bibirnya menyentuh dahiku, mendaratkan sebuah kecupan singkat.Aku mengusap dada polosnya lalu menaikkan pandangan. Mata kami bertemu di titik yang sama. Alan pasti mengerti jika saat ini tatapanku begitu penuh damba.Lalu dengan perlahan tanganku turun mencari sesuatu. Begitu menemukannya, aku meremas dari balik celana. Tapi tidak ada reaksi apa-apa. Dia bergeming meski aku membangunnya.Aku belum putus asa. Tanganku menyelinap m

    Last Updated : 2025-01-30
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Come On

    FAI Sudah dua hari aku tidak bertemu dengan Cataleya. Aku tidak tahu dia di mana dan kenapa tidak muncul di studio. Aku tidak ingin terlalu memikirkannya. Mungkin dia sibuk.Dua hari ini aku juga disibukkan dengan rutinitas harianku. Sama seperti Cataleya, Alan juga tidak menghubungi. Mungkin dia berubah pikiran lalu membatalkan rencana photoshoot istrinya.Sambil bersiul aku membawa langkah setelah keluar dari lift yang membawaku tepat ke lantai dua puluh. Malam ini rencananya aku akan VC-an sama Mama yang katanya sudah kangen berat padaku.Tiba-tiba sesuatu membuat langkah dan siulanku terhenti. Seseorang sedang berdiri tepat di depan pintu unit apartemenku. Seorang wanita lebih tepatnya.Cataleya!Dia benar-benar datang, padahal aku pikir suaminya membatalkan rencana tersebut secara sepihak.Menggunakan little black dress, Cataleya terlihat begitu anggun. Penampilannya menghipnotisku sehingga aku tidak mampu bergerak kemana-mana. Seluruh atensiku tersedot hanya untuk memerhatikanny

    Last Updated : 2025-01-30
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Tanpa Sehelai Benang Pun

    Cataleya membingkai senyum lalu mulai bergerak melepaskan gaun hitam yang membungkus tubuhnya. Dengan sekali tarikan pelan gaun tersebut menumpuk di kakinya.Aku masih mampu bertahan saat melihat Cataleya tampil hanya menggunakan bra dan celana dalam yang juga berwarna hitam.Lalu dengan perlahan tangan lembut nan gemulai itu kembali bergerak. Cataleya menggerakkannya ke belakang punggung untuk membuka kait bra. Tapi dia tidak berhasil karena sesaat kemudian meminta bantuanku."Fai, bantuin dong, tolong bukain, kayaknya ada yang nyangkut."Cataleya melangkah menghampiriku lalu memutar tubuhnya membelakangiku.Awalnya ragu, tapi kemudian aku melakukannya. Aku mengumpulkan rambut panjang Cataleya menjadi satu lalu menyampirkan ke depan dadanya. Setelahnya aku mulai melepas pengait bra hingga bagian kiri dan kanan saling terpisah."Done, Leya.""Thanks, Fai," jawabnya pelan sembari menyingkirkan sepotong bra yang tadi membalut dadanya.Tanpa kuduga Cataleya memutar tubuhnya menghadap p

    Last Updated : 2025-01-30
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Bercinta

    FAI“Aku numpang ke kamar mandi ya?” ucapnya meminta izin.“Silakan, Leya,” jawabku lalu beranjak dari sisi pintu agar Cataleya bisa lewat.Aku membereskan kamera yang Cataleya letakkan di tempat tidur. Aku harap setelah ini dia segera pergi agar aku juga bisa beristirahat dan menenangkan diri. Keberadaannya di sekitarku adalah bahaya besar. Aku khawatir tidak mampu mengendalikan diri lalu melanggar aturan yang telah kubuat untuk diri sendiri.Sambil menunggunya keluar dari kamar mandi, aku memijit-mijit pundak yang terasa pegal. Tidak hanya karena lelah, namun juga karena posisi tidur yang salah.“Fai …” Suara lembut itu terdengar bersamaan dengan sentuhan yang sama lembutnya di bahuku. Telapak tangannya menempel di punggung tanganku.Aku menoleh dan mendapati Cataleya di dekatku.“Capek ya?” tanyanya.“Cuma pegal dikit,” jawabku sembari menyingkirkan tangan dari bahu yang otomatis membuat tangan Cataleya juga terangkat.“Aku pijitin ya?”“Nggak, nggak usah.” Aku buru-buru berdiri. “

    Last Updated : 2025-01-31
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Lepas Perawan

    CATALEYACahaya matahari yang menerobos masuk melalui gorden jendela yang tidak sepenuhnya tertutup membangunkanku pagi ini.Kelopak mataku perlahan terbuka bersama rasa asing yang terasa di sela-sela paha.Bukan hanya perasaanku yang asing, namun tempatku berada saat ini juga tidak familier denganku.Di mana ini?Ini bukanlah kamarku. Kamarku tidak begini. Dinding kamarku dilapisi wallpaper bermotif floral. Sedangkan dinding kamar ini berwarna putih bersih tanpa ada hiasan atau ukiran apapun.Pertanyaan di kepalaku bertambah ketika aku bergerak dan mendapati ada seorang laki-laki berbaring di sebelahku. Aku tidak tahu wajahnya karena dia memunggungiku.Dia bukan Alan, tapi dia ...Napasku terasa berat setelah menyadari siapa laki-laki yang sedang lelap memunggungiku.Tato berbentuk huruf F yang terukir di punggung kanannya sudah sangat menjelaskan siapa dia.Perlahan potongan adegan demi adegan yang terjadi kemarin malam bermunculan di benakku, yang menghadirkan berbagai rasa di hat

    Last Updated : 2025-01-31
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Sama-Sama Yang Pertama

    FAISaat terbangun pagi ini aku cukup kaget menyaksikan ada wanita di sebelahku. Tapi melihat Cataleya berurai air mata jauh mengalahkan keterkejutanku. Perasaan bersalah hadir begitu saja di hatiku. Dia pasti menangis menyesali perbuatan yang kami lakukan semalam. Inilah yang aku khawatirkan karena penyesalan datangnya selalu belakangan.Belum habis rasa kagetku, satu pikiran lain datang mengganggu. Tentang Cataleya yang kudapatkan dalam keadaan masih suci. Bagaimana mungkin dia masih virgin? Sulit untuk memercayai wanita yang sudah menikah selama setengah tahun keadaannya sama seperti gadis. Apa suaminya tidak pernah menyentuhnya? Tapi kenapa? Apa yang salah? Bagaimana mungkin Alan mampu menahan diri memiliki istri secantik, se-sexy dan seindah Cataleya?"Leya, maaf, aku nggak tahu kalau kamu masih virgin." Aku mengulurkan jari menghapus air mata di pipinya.Dia menangkup jariku dengan telapak tangannya yang halus. Seulas senyum menghiasi bibirnya."Kamu nggak salah, Fai. Kamu nggak

    Last Updated : 2025-02-01
  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Bercinta Di Kamar Mandi

    FAI"Sebentar ya."Aku beranjak setelah Cataleya berada di bathtub yang dirancang untuk dua orang dewasa.Aku masuk ke kamar lalu kembali dengan beberapa batang lilin aromaterapi di tangan. Aku menyalakannya. Sesaat kemudian aroma lavender memenuhi segenap area kamar mandi.Aku kemudian masuk ke dalam bathtub dan memosisikan diri di belakang si cantik.“Wangi banget, Fai…”“Kamu suka?” tanyaku sambil memeluk tubuhnya dari belakang.”Suka,” sahutku Cataleya lirih. Kurasakan ada getaran dalam suaranya.Cataleya menyandarkan punggungnya ke dadaku yang langsung kusambut dengan kecupan mesra di pundaknya."Leya ...," panggilku pelan.“Iya, Fai.” Cataleya menoleh melalui bahunya. Suara lembut Cataleya terdengar sangat manja di telingaku.Aku menjawab dengan sunggingan senyum. Aku hanya ingin melihat raut jelitanya. Sementara dia menunggu apa yang ingin aku katakan."Fai?" Dia menggoyangkan tanganku agar aku menjawab pertanyaannya."Nggak apa-apa, aku cuma mau ngeliat wajah kamu."Cataleya t

    Last Updated : 2025-02-01

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Perasaan Yang Berbalas

    FAI“Kenapa lo baru bilang sekarang? Kenapa setelah berbulan-bulan lo baru ngasih tau ke gue, Dev?”Kalimat bernada penyesalan itu meluncur dari mulutku setelah Devanka menceritakan dengan detail dari A sampai Z mengenai Cataleya tanpa ada yang terlewatkan. Cerita-cerita itu membuatku ingin membenturkan kepala ke dinding. Terlebih ketika membayangkan perasaannya saat datang ke rumahku dan mendapati aku bersama wanita lain yang kuakui sebagai kekasih.“Bukannya gue nggak mau cerita, tapi Leya ngelarang gue. Dia mohon-mohon biar gue jaga rahasia ini dengan baik,” jawab Devanka membela diri.“Lo kan bisa aja bilang iya ke dia tapi lo spill ke gue,” ucapku gemas. Devanka begitu patuh pada Cataleya sampai-sampai melupakan aku, sahabatnya sendiri yang jelas-jelas lebih membutuhkan informasi itu.“Gimana gue mau jujur ke lo, Fai. Gue nggak mau ngerusak momen indah lo dengan Rasti. Apalagi Leya juga ngelarang gue. Waktu dia baru pulang dari DC da

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Mengungkap Kebenaran

    FAIDevanka dan Karen sudah menunggu saat kami tiba di Los Angeles International Airport. Aku mengenalkan kekasihku pada keduanya.Devanka hampir tak berkedip menatap Rasti sampai aku terpaksa menginjak kakinya."Gitu banget ngeliatnya. Cewek gue woi!"Rasti tertawa sedangkan Devanka tersenyum canggung lalu memandang ke arah Karen. Karen menatapnya horor. Aku yakin nanti Devanka akan disidang. Membayangkannya aku tertawa geli di dalam hati.Dari bandara kami menuju hotel. Devanka sudah memesan dua buah kamar untuk kami.Setibanya di kamar aku dan Rasti langsung beristirahat. Lima jam di peswat lumayan melelahkan.Sambil menonton televisi aku dan Rasti berbaring berdua. Rasti berbaring di atas lenganku sementara tangan dan kakinya melingkari tubuhku.Rasti mulai lagi dengan kelakuannya di pesawat tadi mengendus-endus leherku. Tidak hanya mengendus, lidahnya juga menjilat daun telingaku. Lalu dengan nakal tangannya membelai keperkasaanku. Meski dilakukan dari balik celana namun tak urun

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Rencana Yang Tidak Akan Pernah Terwujud

    FAIAku sedang memasukkan pakaian yang terdiri dari beberapa helai baju dan celana ke dalam tas. Dan tentu saja aku juga membawa kamera.Devanka mengabari hari ini dia akan tiba di LA setelah penerbangan panjang dari Indonesia. Devanka meminta beretemu denganku seperti kebiasaan kami selama ini.Bedanya, kali ini kami akan double date. Devanka with his long time girlfriend sedangkan aku dengan Rasti.Pintu kamar terbuka saat aku sedang berkemas-kemas. Mama masuk lalu melangkah mendekatiku.“Fai, kamu jadi berangkat?” Mama bertanya setelah duduk di pinggir tempat tidur. Sepasang matanya tidak lepas mengawasi setiap pergerakanku.“Jadi dong, Ma. Devanka udah nyampe di LA pagi tadi,” jawabku.“Sama Rasti?”“Iya, Ma.”Mama dan Papa sudah tahu aku berpacaran dengan Rasti. Mereka setuju atas hubungan kami. Apalagi Mama Papa dan keluarga Rasti sudah saling mengenal satu sama lain. Malah saat berkumpul bersama mereka berangan-angan jika suatu hari nanti aku dan Rasti akan berjodoh dan menikah

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Terkekang

    CATALEYAUcapan Devanka membuatku termangu. Setelah sekian lama tidak bertemu sekalinya berjumpa dia malah menawarkan hal yang mustahil untuk aku lakukan."Aku nggak main-main, Leya. Aku mengajak kamu pergi kalau kamu mau." Devanka menatapku sungguh-sungguh.Aku percaya kalau dia memang tidak main-main. Sayangnya aku tentu saja tidak bisa ikut dengannya."Jangan gila, Dev. Jangan bicara hal yang nggak mungkin aku lakukan," ucapku menjawab perkataannya. Memang untuk apa aku ikut dengan lelaki ini?"Oh, okay kalau menurutmu nggak mungkin ikut denganku. Tapi kalau sekadar berkirim pesan menurutku bukan hal yang mustahil."Hati-hati di jalan."Devanka tersenyum mendengar kata-kataku. "Bukan pesan untuk aku, Leya, tapi untuk Fai. Jangan pura-pura nggak ngerti.""Kita sudah selesai membahas ini sejak lama, Dev," jawabku malas.Aku melihat gerakan Devanka menghela napas sedangkan matanya menyebar ke sekeliling, entah mencari apa."Kamu sendiri?" tanyanya kemudian.Aku menggelengkan kepala. T

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Aku Bersedia Tidur Dengan Laki-laki Lain

    CATALEYAAku buru-buru mengembalikan foto Papa ke dalam dompet saat mendengar pintu kamar dibuka.Alan muncul dari luar dan bertanya padaku, "Sudah siap, Sayang?"Aku memberi jawaban anggukan kepala. Hari ini kami berencana mengunjungi dokter kandungan.Setelah pertengkaran dengan Devanka, aku mencoba berdamai dengan keadaan. Menerima kenyataan bahwa mungkin takdir hidupku adalah bersama Alan, bukan Fai."Ayo, Sayang!" Alan mengulurkan tangan untuk membantuku bangun dari duduk.Aku tidak suka panggilan lebay itu. Berjuta kali Alan bilang sayang tidak akan berefek apa-apa padaku. Berbeda dengan Fai. Dia tidak pernah menyebutku sayang, tapi damage-nya sampai ke tulang.Aku bangkit dari tempatku merenung sejak tadi lalu saat melalui kaca melirik sekilas untuk mencari tahu bentuk tubuhku. Perutku sudah cukup besar tapi karena aku juga menggunakan gaun-gaun longgar ukurannya jadi tidak terlalu kentara."Udah bisa dilihat jenis kelaminnya kan ya bulan ini?" tanya Alan begitu kami berada d

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Khas Kaum Hawa

    CATALEYAIngatan tentang Devanka dan kata-kata terakhirnya melekat di benakku bahkan hingga berbulan-bulan lamanya.“Kamu mikir nggak sih kalau Fai juga memiliki perasaan yang sama dengan kamu? Both of you love each other. He has a type, Cataleya. Dia nggak mungkin nyari cewek yang mirip sama kamu kalau nggak punya perasaan apa-apa.”Aku tidak tahu apa itu benar atau hanya sekadar kebetulan. Atau mungkin kata-kata Devanka yang hanya ingin menghiburku.Apa pun itu, semua sudah terlambat. Fai sudah memilih. Dia sudah menjatuhkan pilihannya. Dan mirisnya perempuan pilihannya adalah orang yang berpotensi besar sebagai saudara tiriku. Jika benar Fai mencintaiku seharusnya dia mengungkapkan padaku. Bukannya mencari perempuan lain yang mirip denganku.Ah, sudahlah. Sudah sangat terlambat untuk menyesalinya.Mengeluarkan dompet, aku membuka lagi pas foto usang itu. Pria yang pernah menjadi suami mendiang Mama, yang katanya adalah ayahku.Foto yang kulihat berwarna hitam putih dan sudah sanga

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Mission Failed

    CATALEYAAku tiba hari Rabu waktu Indonesia yang artinya telat satu hari dari yang kurencanakan. Devanka meneleponku dan bertanya apa aku sudah tiba. Aku memintanya datang menjemput ke bandara.Dan di sinilah aku sekarang. Duduk berdua dengannya di salah satu tempat makan yang ada di sana.“Kok lesu? Surprise-nya gagal?”Aku mengembuskan napas berat mendengar tebakan Devanka yang sepenuhnya benar. Bukan aku yang memberi Fai kejutan tapi malah diriku yang mendapat kejutan.“Jadi beneran mission failed?” ujar Devanka lagi menyaksikanku membisu tidak memberi respon apa-apa.“Dev, Fai udah punya pacar di sana.” Aku memberitahu dengan suara dan tubuh yang sama lunglainya.Devanka menyipit menatapku. “Gimana?”“Your best friend has a girlfriend. Kedatanganku ke sana hanya sia-sia,” ucapku makin lemah.“Fai punya pacar? Masa sih? Kamu salah lihat kali. Dia memang dekat dengan banyak cewek. Atau mungkin yang kamu kira pacarnya adalah salah satu modelnya,” sanggah Devanka tidak percaya.“Aku n

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Yang Di Hati Cuma Satu

    FAIRasti tidak berkata apapun dalam perjalanan pulang setelah dari airport. Dia duduk membeku di sebelahku dengan tangan terlipat di depan dada. Padahal biasanya Rasti adalah orang paling ceria yang pernah kukenal. Dia seperti tidak pernah kehabisan topik pembicaraan untuk dibahas.Serupa dengannya, aku juga memilih untuk menutup mulutku lalu memusatkan konsentrasi menyetir.Mobil yang kukendarai baru menghabiskan setengah perjalanan ketika pada akhirnya Rasti berbicara.“Fai …”Aku menggerakkan kepala memandang padanya.“Cataleya itu sebenarnya siapa?”“Maksud kamu gimana, Ras?”Aku tidak mengerti apa maksud dan tujuan Rasti menanyakannya. Bukankah aku dan dia sudah sama-sama tahu siapa Cataleya? Bahkan Rasti berinteraksi cukup intens dengan Cataleya.Rasti mengembuskan napasnya. Matanya menyorotku dengan tajam.“Kamu bilang dia istri dari pemilik agensi yang bekerjasama dengan kamu, tapi kenapa kalian bisa sedekat itu?”“Dekat gimana?”“Kamu menyuruh dia tidur di kamarmu, Fai, seda

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Pelukan Terakhir

    CATALEYASiang ini Rasti merealisasikan keinginannya. Dia mengajakku ke rumah orang tuanya. Kami pergi bertiga.Sepanjang perjalanan Rasti bercerita banyak mengenai hidupnya. Tentang orang tuanya, tentang pekerjaannya dan kegiatannya sehari-hari. Dia gadis yang sangat beruntung. Selain memiliki orang tua yang masih lengkap, harta benda yang berlimpah, pewaris tunggal perusahaan dan seluruh aset orang tuanya, dia juga memiliki lelaki yang mencintainya."Welcome to my house, Cataleya.”Mataku berpendar menatap rumah megah dengan pilar-pilar tinggi dan jendela besar membingkainya. Berbeda dengan rumah Fai yang bernuansa vintage, rumah Rasti bernuansa Amerika modern.Kami lalu turun dari mobil. Aku rasa Rasti sudah memberitahu perihal kedatangan kami pada keluarganya. Seorang perempuan yang kurasa seumuran dengan mertuaku menyambut kami."Mommy, ini Cataleya. Dia adalah partner kerja Fai waktu di Indonesia. Leya, ini ibu aku." Rasti mengenalkan kami berdua.Mamanya Rasti yang belakangan k

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status